Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI


Negara Demokrasi: Sejarah dan Ciri Pemerintahan Demokrasi

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Negara Hukum dan Demokrasi
Dosen Pengampu : Fajlurrahman Jurdi S.H., M.H.

Disusun Oleh:

Ayumi Annastya James B021211006

Dzulfahira B021211019

Gregorius Eka Januario CAB (T202310061)

Muhammad Audy Putra Pratama Ilhamsyah B021211060

Sity Fatimashari Abdillah B021211095

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN

1
2023

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
KATA PENGATAR...............................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Maksud dan Tujuan...................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Sejarah Demokrasi.........................................................................................5
2.2 Definisi Demokrasi.........................................................................................7
2.3 Prinsip Demokrasi........................................................................................11
2.4 Unsur-Unsur Demokrasi...............................................................................16
2.5 Ciri Pemerintahan Demokratis.....................................................................18
BAB III..................................................................................................................24
KESIMPULAN......................................................................................................24
3.1 Kesimpulan...................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

iii
KATA PENGATAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Negara Demokrasi:
Sejarah dan Ciri Pemerintahan Demokrasi" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Negara Hukum dan
Demokrasi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan serta sumber
informasi kewenangan pemerintah dalam merancang dan menyusun peraturan.
Demokrasi, sebagai salah satu bentuk pemerintahan yang paling dikenal di
dunia, telah menjadi landasan bagi banyak negara dalam mengatur tatanan sosial,
politik, dan ekonomi mereka. Melalui makalah ini, kami berusaha untuk
menjelajahi akar sejarah demokrasi dan menyelidiki berbagai elemen yang
membedakan sistem pemerintahan demokrasi dari bentuk-bentuk pemerintahan
lainnya.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat
bagi para pembaca tentang konsep dasar demokrasi, peran penting sejarah dalam
pembentukan negara demokrasi, serta ciri-ciri yang menjadikan demokrasi
sebagai sistem yang unik dan kompleks. Semoga makalah ini memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana demokrasi telah membentuk
masyarakat kita dan bagaimana kita dapat memahami peran pentingnya dalam
dunia modern.
Terakhir, kami ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan ini dan
berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pemahaman
Anda tentang negara demokrasi. Kami berharap Anda menikmati membaca
makalah ini sebanyak kami menikmati menulisnya.

Surabaya, 21 September 2023

Penulis

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bentuk pemerintahan yang digunakan oleh banyak negara di dunia
adalah bentuk pemerintahan demokrasi. Secara sederhana demokrasi adalah tata
pemerintahan yang mengizinkan rakyatnya memilih langsung perwakilan mereka.
Demokrasi dapat diartikan juga sebagai bentuk pemerintahan di mana semua warga
negaranya memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta baik
secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum.
Tujuan dari pendidikan demokrasi adalah meningkatkan pemahaman dan
kesadaran atas nilai-nilai demokrasi untuk menjadikan warga negara tidak lagi
sebagai ignore people. Pendidikan seharusnya membawa mereka menjadi makhluk
yang independen dan memiliki bargaining position terhadap penguasa. Pendidikan
demokrasi pada hakekatnya membimbing peserta didik agar
semakin dewasa dalam berdemokrasi dengan cara mensosialisasikan nilai-nilai
demokrasi, agar perilakunya mencerminkan kehidupan yang demokratis. Dalam
pendidikan demokrasi ada dua hal yang harus ditekankan, demokrasi sebagai konsep
dan demokrasi sebagai praksis. Sebagai konsep berbicara mengenai arti, makna dan
sikap perilaku yang tergolong demokratis, sedang sebagai praksis sesungguhnya
demokrasi sudah menjadi sistem. Sebagai suatu sistem kinerja demokrasi terikat
suatu peraturan main tertentu, apabila dalam sistem itu ada orang yang tidak
mentaati aturan main yang telah disepakati bersama, maka aktiviatas itu akan
merusak demokrasi dan menjadi anti demokrasi.
Demokrasi menjadi pilihan sistem pemerintahan terbaik karena dapat
mengakomodasi beragamnya kepentingan dan aspirasi masyarakat. Selain itu,
demokrasi juga dapat berperan sebagai wadah pengikat kesepakatan nasional yang
harus dihormati dan dijaga oleh seluruh masyarakat. Walaupun nyatanya saat ini
Indonesia masih kerap menghadapi tantangan dari pemahaman, sikap dan tindakan
sebagian pihak yang tidak menghormati atau bahkan mengingkari kesepakatan. Ia
pun mengimbau agar seluruh elemen masyarakat dapat memajukan kembali dialog,
membangun dan menjaga kesepakatan, sekaligus mengimplementasikan
pelaksanaan demokrasi dengan damai.
Indonesia adalah salah satu negara yang menganut bentuk pemerintahan yang
demokratis. Oleh karena itu segala unsur dalam pemerintahan dan politik harus
berpegang kepada konsep negara demokratis. Mulai dari penerapan hukum yang
mengatur, sampai asas yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan roda
pemerintahan. Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan dan tujuan
agar kita bisa memahami lebih dalam tentang apa itu demokrasi, sehingga dengan
pemahaman tersebut kita bisa memberikan kontribusi dalam penerapannya di
Indonesia.

5
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menyajikan argumen dan
penjelasan mengenai topik “Negara Demokrasi”, dan untuk menunjukkan argumen
dan pendapat dari para penyusun makalah mengenai topik tersebut. Tujuan lain dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Negara
Hukum dan Demokrasi.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya demokrasi ?
2. Apa definisi dari demokrasi ?
3. Apa saja prinsip demokrasi ?
4. Apa saja unsur-unsur demokrasi ?
5. Bagaimana ciri pemerintahan yang demokratis ?

6
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Demokrasi

Sekitar 500 tahun sebelum Masehi, sejarah demokrasi dicatat karena ada
sekelompok kecil manusia di Yunani dan Romawi yang mulai mengernbangkan sistem
pemerintahan yang memberikan kesempaian cukup besar bagi publik untuk ikut serta
dalam merancang keputusan. Perkembangan yang paling penting bagi sejarah
demokrasi, dalam berbagai literatur, telah terjadi di Eropa. Istilah demokrasi berasal dari
yunani kuno, democratia. Plato yang memiliki nama asli Aristocles (427-347 SM)
sering disebut sebagai orang pertama yang memperkenalkan istilah democratia, Demos
berarti rakyat, kratos berarti pemerintahan. Demokrasi menurut Plato saat itu adalah
adanya sistem pemerintahan yang dikelola oleh para filosof. Hanya para fllosoflah yang
mampu melahirkan gagasan dan mengetahui bagaimana memilih antara yang baik dan
yang buruk untuk masyarakat. Belakangan diketahui sebetulnya yang diinginkan oleh
Plato adalah sebuah aristokrasi. Di Yunani dan Romawi pada 500 tahun SM itulah
pertama kali dilahirkan Suatu sistem pemerintahan yang memberi partisipasi rakyat
melalui sejumlah besar warga negara. Sistem pemerintahan yang demikian merupakan
perkembangan dari model sebelumnya yang didominasi oleh sistem kerajaan,
kediktatoran, aristokrasi atau oligarki. Tetapi harus dipahami, Yunani Kuno bukanlah
sebuah negara dalam pengertian kita yang modern saat ini, yaitu suatu tempat di mana
semua orang Yunani hidup dalam sebuah negara dengan suatu pemerintahan. Yunani
Kuno masa itu adalah sebuah tempat berkumpul ratusan kota yang merdeka, yang
dikelilingi oleh daerah pedalaman, negara Yunani saat itu adalah gambaran tentang
sebuah negara-kota atau polis. Sebuah negara-kota tentu saja sangat berbeda dengan ciri
khas negara-negara modern saat ini yang kita sebut sebagai negara bangsa, negara
nasional, seperti Amerika, Perancis, Jepang, ataupun Indonesia.1

Eropa menjadi tempat berseminya gagasan-gagasan pencerahan dalam suatu


masa yang disebut sebagai renaissance, pasca suatu masa kegelapan zaman pertengahan
yang disebut sebagai the dark middle age ketika penguasa dan koleganya, termasuk
agamawan berkomplot menegakkan kekuasaan tirani. Di sini mulai lahir pemikiran-
pemikiran yang mempertanyakan dan memberikan penjelasan tentang kebebasan
manusia berikut hak-haknya dalam bernegara. Pada masa ini muncul intelektual-
intelektual yang mulai memikirkan posisi publik dalam kaitannya dengan pemerintahan,
posisi rakyat semesta dalam kaitannya dengan negara. Ada nama-nama besar seperti
Nicollo Machiavelli, Jean Bodin, Thomas Hobbes, John Locke, Baroride-Montesquleu,
Jean Jacques Rousseau dan lain-lain. Para tokoh tersebut dicatat menjadi pemikir dan
penggerak yang melakukan kajian atas relasi rakyat dan negara.2
Lama demokrasi terkubur tapi ia kembali mendapatkan nafasnya bersama
lahirnya zaman baru di Eropa. Reinesance sebuah penemuan kembali, kelahiran yang
baru, penggalian kembali warisan Yunani. Pada masa inilah sejumlah karya filsuf
yunani kuno untuk pertama kali mendapat perhatian serius di benua Eropa. Demikian
pula demokrasi Yunani menjadi ilham bagi sekian filsuf dan pemikir. Bertitik tolak
1
Sunarso, Membedah Demokrasi, Edisi Pertama (Yogyakarta: UNY Press, 2015), hlm. 3.
2
Sunarso, Op. Cit., hlm. 6.

7
pada warisan Yunani dan pergumulan mereka dengan realitas zaman di mana mereka
hidup demokrasi berkembang lebih lanjut. Kita mengenal nama-nama besar seperti John
Locke, Rossoe dan Montesqeu.3
Pemikiran tentang demokrasi dan penerapannya semakin menemukan bentuknya
yang makin sempurna di negara-negara Eropa pada akhir abad 19 sampai awal abad 20.
Namun di sisi lain kita tidak boleh lupa bahwa Eropa di tempat lain di tanah koloni dan
jajahan justru menunjukkan wajah yang berbeda. Perkembangan demokrasi di Eropa
sekali-kali tak ingin dibaginya kepada tanah jajahan. Meski berusaha sekuat tenaga
memonopoli pencapaiannya dalam hal demokrasi nyatanya pemikiran tentang
demokrasi bocor juga. Pada kasus Indonesia kita akan melihat bahwa kebocoran itu
terutama sekali dimotori oleh sekolompok mahasiswa Indonesia yang dengan susah
payah dan luar biasa mendapat akses untuk melanjutkan pendidikan di Eropa.4
Kekalahan Jepang pada perang dunia II dimanfaatkan Indonesia untuk
memproklamirkan kemerdekaannya. Sebuah negara baru telah lahir dan demokrasi yang
lama diidamkan mendapat jalannya. Indonesia lalu bergumul dengan percobaan-
percobaan, hubungan dialektis yang komplek antara ide demokrasi, kondisi real bahkan
kenyataan kembali Belanda yang masih berhasrat untuk menggenggam bekas negeri
jajahannya. Menarik dan barangkali juga merupakan sebuah keberuntungan bahwa sejak
awal kelahirannya Indonesia membuka diri terhadap demokrasi. Tidak ada penolakan
tajam dari para founding father padahal mereka berasal dari latar belakang yang sangat
beragam.5

2.2 Definisi Demokrasi

Istilah dernokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos yang berarti rakyat dan
kratos berarti pemerintahan. Secara sederhana demokrasi berarti pernerintahan oleh
rakyat. Demokrasi telah dikenal sejak abad 5 sebelum masehi, awalnya sebagai reaksi
terhadap pengalaman buruk yang diakibatkan oleh monarki dan kediktatoran di
Yunani. Definisi demokrasi menurut kamus adalah pemerintahan oleh rakyat,
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau
oleh wakil-wakil yang mereka pilih dalam sistem pemilihan yang bebas. Demokrasi
adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.6

Jelas terlihat dari uraian singkat tentang perdebatan penting mengenai demokrasi
sebagaimana dipertanyakan pada bagian awal bab ini tentang arti pemerintahan oleh
rakyat yang mengandung begitu banyak elemen kompleks yang sulit dijawab. Sungguh,
jawaban penuh atas pertanyaan mengenai apakah pengertian demokrasi dewasa ini
membutuhkan suatu teori tentang masyarakat kontemporer yang didukung oleh
pertimbangan normatif substansial mengenai tipe-tipe pemerintahan rakyat yang
diinginkan, yang tidak dapat dilakukan di sini. Sebagai gantinya, saya akan

3
Simon Petrus L. Tjahjadi, Petualanangan Intelektual, (Yogyakarta: Kanisius, 2014), hlm. 271-277.
4
Werthreim W.F, Masyarakat Indonesia dalam Transisi: Studi Perubahan Sosial, terjemahan Misbah
Zulfa Ellisabet, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), hlm. 51-52.
5
Dhani Kurniawan, Demokrasi Indonesia Dalam Lintas Sejarah yang Nyata dan Seharusnya, (Bandung:
Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 97-98.
6
Sunarso, Op. Cit., hlm. 10.

8
mengilustrasikan lingkup perdebatan ini dengan menguraikan dua konsep demokrasi
yang relevan: satu- nya agak sempit, yang lain sangat komprehensif. Dari ma- sing-
masing sisi, kedua konsep ini membantu memperluas ruang perdebatan tentang
demokrasi.7

Modern political democracy is a system of governance in which rul- ers are held
accountable for their actions in the public realm by citi- zens, acting indirectly through
the competition and cooperation of their elected representatives. A regime or system of
governance is an ensemble of patterns that determines the methods of access to the
principal public offices; the characteristics of the actors admitted to or excluded from
such access; the strategies that actors may use to gain access; and the rules that are
followed in the making of publicly binding decisions. To work properly, the ensemble
must be institutionalized—that is to say, the various pat- terns must be habitually
known, practiced, and accepted by most, if not all, actors. Increasingly, the preferred
mechanism of institutionalization is a written body of laws undergirded by a written
constitution, though many enduring political norms can have an informal, prudential, or
tra- ditional basis.For the sake of economy and comparison, these forms, characteris-
tics, and rules are usually bundled together and given a generic label. Democratic is one;
others are autocratic, authoritarian, despotic, dic- tatorial, tyrannical, totalitarian,
absolutist, traditional, monarchic, oli- garchic, plutocratic, aristocratic, and sultanistic.
Each of these regime forms may in turn be broken down into subtypes. Like all regimes,
democracies depend upon the presence of rulers, persons who occupy specialized
authority roles and can give legitimate commands to others. What distinguishes
democratic rulers from non- democratic ones are the norms that condition how the
former come to power and the practices that hold them accountable for their actions. 8

(Demokrasi politik modern adalah sistem pemerintahan di mana para penguasa


dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka di ranah publik oleh warga negara,
yang bertindak secara tidak langsung melalui persaingan dan kerja sama dari wakil-
wakil mereka yang terpilih. Rezim atau sistem pemerintahan adalah kumpulan pola
yang menentukan metode akses terhadap jabatan-jabatan publik utama; karakteristik
pelaku yang diperbolehkan atau dikecualikan dari akses tersebut; strategi yang mungkin
digunakan para aktor untuk mendapatkan akses; dan aturan-aturan yang diikuti dalam
pengambilan keputusan yang mengikat publik. Agar dapat berfungsi dengan baik,
ansambel tersebut harus dilembagakan—artinya, berbagai pola harus diketahui,
dipraktikkan, dan diterima oleh sebagian besar, jika tidak semua, aktor. Semakin banyak
mekanisme pelembagaan yang lebih disukai adalah kumpulan undang-undang tertulis
yang didukung oleh konstitusi tertulis, meskipun banyak norma-norma politik yang
bertahan lama dapat mempunyai dasar yang informal, hati-hati, atau tradisional. Demi
kepentingan ekonomi dan perbandingan, bentuk-bentuk ini, mempunyai ciri-ciri tics,
dan aturan biasanya digabungkan dan diberi label umum. Demokratis adalah satu hal;
yang lain bersifat otokratis, otoriter, despotik, diktatorial, tirani, totaliter, absolutis,
tradisional, monarki, oligarki, plutokratis, aristokrat, dan sultanistik. Masing-masing
bentuk rezim ini pada gilirannya dapat dipecah menjadi subtipe. Seperti semua rezim,
demokrasi bergantung pada kehadiran penguasa, orang-orang yang mempunyai peran
7
Tadjuddin Noer Effendi, Demokrasi dan Demokratisasi, Terj. I Made Krisna (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), hlm. 13-14.
8
Lezek Komakowski dkk, Journal of Democracy, The Unfinished Revolution, 1991

9
otoritas khusus dan dapat memberikan perintah yang sah kepada orang lain. Yang
membedakan penguasa demokratis dengan penguasa non-demokratis adalah norma-
norma yang menentukan bagaimana penguasa demokratis memperoleh kekuasaan dan
praktik-praktik yang membuat mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka.

2.3 Prinsip Demokrasi


1) Demokrasi sebagai sistem politik saat ini dianut di banyak negara di dunia.
Negara-negara yang menganut demokrasi memiliki prinsip-prinsip yang berbeda
dengfan sistem yang lain. Dalam uraiannya, Henry Bertram Mayo dalam
Budiarjo (2008:118) menjelaskan secara tegas bahwa prinsip-prinsip demokrasi
yang akan mewujudkan suatu sistem politik yang demokratis adalah sebagai
berikut:
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah.
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
Keenam prinsip ini menjadi hal yang harus dimplementasikan agar kualitas
demokrasi di setiap negara berjalan sesuai dengan harapan publik9.
2) Deklarasi Warsawa yang turut ditandatangani oleh tiga menteri luar negeri dari
tiga negara ASEAN yaitu Indonesia, Filipina, dan Thailand dalam Ministerial
Conference Toward a Community of Democracies di Warsawa, Polandia tanggal
27 Juni tahun 2000 menegaskan prinsip-prinsip demokrasi yang mencakup 19
aspek:
1. Kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah, melalui
pelaksanaan tugas yang tepat dan warga negara sipil memilih wakil-wakil
mereka secara teratur melalui pemilu yang bebas dan adil dengan hak pilih
yang universal dan sama, terbuka untuk semua pihak, dilakukan secara
rahasia, dipantau oleh otoritas emilu yang independen, dan bebas dari
penipuan dan intimidasi10.
2. Hak setiap orang untukmendapatkan akses yang sama ke layanan publik dan
untuk mengambil bagian dalam urusan publik secara langsung atau melalui
wakil-wakil yang dipilih dengan bebas.
3. Hak setiap orang atas perlindungan hukum yang sama tapa diskriminasi ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik atau lainnya, asal
nasional atau sosial, kekayaan, kelahiran atau status lainnya.

9
Agus Dedi, Implementasi Prinsip-Prinsip Demokrasi di Indonesia, Jurnal Moderat, Volume 7 Nomor 1,
(2021): hlm. 1-9.
10
Eka Kasih, Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Demokrasi Dalam Sistem Politik Di Indonesia Guna
Mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Jurnal Lemhannas RI, Volume 6 Nomor 2,
(2018): hlm. 49-68.

10
4. Hak setiap orang atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, termasuk
bertukar dan menerima ide dan informasi melalui media apapun tapa batas.
5. Hak setiap orang atas kebebasan berpikir, hati nurani, dan agama.
6. Hak setiap orang untuk mendapatkan akses yang sama atas pendidikan.
7. Hak pers untuk mengumpulkan, melaporkan, dan menyebarluaskan
informasi, berita, dan opini, tunduk hanya pada pembatasan yang diperlukan
dalam masyarakat demokratis dan ditentukan oleh hukum dan praktik-
praktik internasional yang berkembang di bidang ini.
8. Hak setiap orang untuk menghormati kehidupan pribadi keluarga, rumah,
dan cara-cara berkomunikasi, termasuk komunikasi elektronik, bebas dari
campur tangan sewenang-wenang atau melanggar hukum.
9. Hak setiap orang atas kebebasan berkumpul secara damai dan berserikat,
termasuk untuk membentuk atau bergabung dengan partai politik mereka
sendiri, kelompok-kelompok sipil, serikat buruh atau organisasi lainnya
dengan jaminan hukum yang diperlukan untuk memungkinkan mereka
beroperasi secara bebas atas dasar perlakuan yang sama di hadapan hukum.
10. Hak kelompok minoritas atau kelompok yang kurang beruntung untuk
perlindungan hukum yang sama dan kebebasan untuk menikmati budaya
mereka sendiri, untuk menganut dan menjalankan agama mereka sendiri, dan
menggunakan bahasa mereka sendiri.
11. Hak setiap orang untuk bebas dari penangkapan sewenang-wenang atau
penahanan; untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan kejam, tidak
manusiawi atau merendahkan atau hukuman lainnya, dan untuk menerima
proses hukum, termasuk untuk dianggap tidak bersalah sampai terbukti
bersalah di pengadilan hukum.
12. Bahwa hak-hak tersebut, yang penting untuk partisipasi penuh dan efektif
dalam suatu masyarakat demokratis, harus ditegakkan oleh peradilan yang
kompeten, independen dan tidak memihak, dan terbuka untuk umum,
didirikan dan dilindungi oleh hukum.
13. Bahwa pemimpin terpilih menjunjung tinggi hukum dan fungsi secara ketat
sesuai dengan konstitusi negara yang bersangkutan dan prosedur yang
ditetapkan oleh hukum.
14. Hak orang-orang yang terpilih untuk membentuk pemerintahan, memangku
jabatan, dan memenuhi masa jabatan sebagaimana ditetapkan secara hukum.
15. Kewajiban pemerintah yang dipilih untuk menahan diri dari tindakan ekstra
konstitusional, untuk memungkinkan penyelenggaraan pemilihan umum
secara berkala dan menghormati hasilnya, dan melepaskan kekuasaan
tersebut ketika mandat berakhir secara hukum.
16. Bahwa institusi pemerintah harus transparan, partisipatif, dan sepenuhnya
bertanggung jawab kepada warga negara dan mengambil langkah-langkah
untuk memerangi korupsi karena korupsi merusak demokrasi.
17. Bahwa legislatif akan terpilih secara transparan dan bertanggung jawab
kepada rakyat.
18. Bahwa kontrol sipil demokratis atas militer harus dibentuk dan dilestarikan.
19. Bahwa semua hak asasi manusia, baik sipil, budaya, ekonomi, politik,
maupun sosial, akan dipromosikan dan dilindungi sebagaimana diatur dalam
Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia serta instrumen hak asasi
manusia lainnya yang relevan.

11
3) Menurut Nurcholis Madid dalam Erwin Muhammad (2011), yang menjadi
pandangan hidup demokrasi haruslah didasari atas 7 (tujuh) norma sebagai
berikut 11:
1) Kesadaran atas pluralisme
Masyarakat sudah dapat memandang secara positif kemajemukan dan
keberagaman dalam masyarakat, serta telah mampu mengelaborasikan ke
dalam sikap tindak secara kreatif.
2) Musyawarah
Korelasi prinsip ini jalah kedewasaan untuk menerima bentuk-bentuk
kompromi dengan bersikap dewasa dalam mengemukakan pendapat,
mendengarkan pendapat orang lain, menerima perbedaan pendapat, dan
kemungkinan mengambil pendapat yang lebih baik.
3) Pemufakatan yang jujur dan sehat
Prinsip masyarakat demokrasi dituntut untuk menguasai dan menjalankan
seni permusyawaratan yang jujur dan sehat itu guna mencapai permufakatan
yang juga jujur dan sehat, bukan permufakatan yang dicapai melalui
intrikintrik yang curang, tidak sehat atau yang sifatnya melalui konspirasi.
4) Kerjasama
Prinsip keriasama antar warga dalam masyarakat dan sika saling
mempercayai itikad baik masing-masing, kemudian jalinan
dukungmendukung secara fungsional antar berbagai unsur kelembagaan
kemasyarakatan yang ada, merupakan segi penunjang efisiensi untuk
demokrasi.
5) Pemenuhan segi-segi ekonomi
Untuk mendukung hadirnya situasi demokrasi dalam masyarakat sangat perl
memperhatikan pemenuhan segi-segi ekonomina terutama pemenuhan
terhadap keperluan pokok, yaitu pangan, sandang dan papan. Pemenuhan
kebutuhan ekonomi harus pula mempertimbangkan aspek keharmonisan dan
keteraturan sosial (seperti masalah mengapa kita makan nasi, bersandangkan
sarung, kopiah, kebaya, serta berpapankan rumah joglo yang dalam
pemenuhannya tidak lepas dari perencanaan sosial budaya).
6) Pertimbangan Moral
Pandangan hidup demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara
berdemokrasi haruslah sejalan dengan tujuan. Bahkan sesungguhnya klaim
atas suatu tujuan yang baik haruslah diabsahkan ole kebaikan cara yang
ditempuh untuk meraihnya.
7) Sistem pendidikan yang menunjang
Pendidikan demokrasi selama ini pada umumnya masih terbatas pada usaha
indoktrinisasi dan penyuapan konsep-konsep secara verbalistik Terjadinya
diskrepansi (jurang pemisah) antara das sein dan das sollen dalam konteks
ini ialah akibat dari kuatnya budaya "menggurui" dalam masyarakat kita,
sehingga verbalisme yang dihasilkannya juga menghasilkan kepuasan

11
Mamantung, Y. Y., Rachman, I., & Sumampow, Penerapan Prinsip Demokrasi Dalam Pengelolaan
APBDES di Desa Tabang Kecamatan Rainis. GOVERNANCE, Volume 1 Nomor 2, (2021).

12
tersendiri dan membuat yang bersangkutan merasa telah berbuat sesuatu
dalam penegakan demokrasi hanya karena telah berbicara tapa perilaku.

4) Prinsip-prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah


terakomodasi dalam konstitusi negara kesatuan republik Indonesia. Prinsip-
prinsip demokrasi,dapat dilihat dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal
sebagai “soko guru demokrasi” menurutnya prinsip-prinsip demokrasi yaitu12 :
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari perintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas,adil dan jujur;
7. Persamaan didepan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah serta konstitusional;
10. Pluralisme sosial,ekonomi,dan politik;
11. Nilai nilai toleransi, Pragmatisme, Kerjasama dan Mufakat.
5) The principles of democracy13:
1. Democracy is a universally recognised ideal as well as a goal, which is
based on common values shared by peoples throughout the world
community irrespective of cultural, political, social and economic
differences. It is thus a basic right of citizenship to be exercised under
conditions of freedom, equality, transparency and responsibility, with
due respect for the plurality of views, and in the interest of the polity.
2. Democracy is both an ideal to be pursued and a mode of government to
be applied according to modalities which reflect the diversity of
experiences and cultural particularities without derogating from
internationally recognised principles, norms and standards. It is thus a
constantly perfected and always perfectible state or condition whose
progress will depend upon a variety of political, social, economic and
cultural factors.
3. As an ideal, democracy aims essentially to preserve and promote the
dignity and fundamental rights of the individual, to achieve social
justice, foster the economic and social development of the community,
strengthen the cohesion of society and enhance national tranquillity, as
well as to create a climate that is favourable for international peace. As a
form of government, democracy is the best way of achieving these
objectives; it is also the only political system that has the capacity for
self-correction.
4. The achievement of democracy presupposes a genuine partnership
between men and women in the conduct of the affairs of society in which

12
Humaira, A. Konsep Negara Demokrasi, (2021).
13
Cherif B., David B., Justice M. Fathima., Abd-El Kader., Awad., Hieronim K., Victor M., Cyril R.,
Juwono S., Alain T., Luis V., et al. Democracy: Its Principles and Achievement. IV, (1998).

13
they work in equality and complementarity, drawing mutual enrichment
from their differences.
5. A state of democracy ensures that the processes by which power is
acceded to, wielded and alternates allow for free political competition
and are the product of open, free and non-discriminatory participation by
the people, exercised in accordance with the rule of law, in both letter
and spirit.
6. Democracy is inseparable from the rights set forth in the international
instruments recalled in the preamble. These rights must therefore be
applied effectively and their proper exercise must be matched with
individual and collective responsibilities.
7. Democracy is founded on the primacy of the law and the exercise
ofhuman rights. In a democratic State, no one is above the law and all are
equal before the law.
8. Peace and economic, social and cultural development are both conditions
for and fruits of democracy. There is thus interdependence between
peace, development, respect for and observance of the rule of law and
human rights.

(Prinsip-prinsip demokrasi : (1) Demokrasi adalah cita-cita dan tujuan


yang diakui secara universal, yang didasarkan pada nilai-nilai umum yang dianut
oleh masyarakat di seluruh komunitas dunia tanpa memandang perbedaan
budaya, politik, sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, merupakan hak dasar
kewarganegaraan yang harus dilaksanakan dalam kondisi kebebasan, kesetaraan,
transparansi dan tanggung jawab, dengan menghormati pluralitas pandangan,
dan demi kepentingan negara, (2) Demokrasi merupakan cita-cita yang harus
dicapai sekaligus cara pemerintahan yang diterapkan berdasarkan modalitas
yang mencerminkan keragaman pengalaman dan kekhasan budaya tanpa
mengabaikan prinsip, norma, dan standar yang diakui secara internasional. Oleh
karena itu, negara ini merupakan negara atau kondisi yang terus-menerus
disempurnakan dan selalu sempurna, yang kemajuannya akan bergantung pada
berbagai faktor politik, sosial, ekonomi, dan budaya, (3) Sebagai suatu cita-cita,
demokrasi pada hakikatnya bertujuan untuk melestarikan dan memajukan harkat
dan martabat serta hak-hak asasi individu, mencapai keadilan sosial, mendorong
pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat, memperkokoh kohesi masyarakat
dan meningkatkan ketenteraman nasional, serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Menciptakan iklim yang mendukung perdamaian internasional.
Sebagai suatu bentuk pemerintahan, demokrasi adalah cara terbaik untuk
mencapai tujuan-tujuan ini; ia juga merupakan satu-satunya sistem politik yang
mempunyai kapasitas untuk melakukan koreksi diri, (4) Pencapaian demokrasi
mensyaratkan adanya kemitraan yang sejati antara laki-laki dan perempuan
dalam menjalankan urusan-urusan masyarakat di mana mereka bekerja dalam
kesetaraan dan saling melengkapi, sehingga saling memperkaya dari perbedaan-
perbedaan mereka, (5) Negara demokrasi menjamin bahwa proses dimana
kekuasaan diakses, digunakan dan bergantian memungkinkan persaingan politik
yang bebas dan merupakan hasil dari partisipasi masyarakat yang terbuka, bebas
dan tidak diskriminatif, dan dilaksanakan sesuai dengan supremasi hukum. , baik
secara tertulis maupun dalam roh, (6) Demokrasi tidak dapat dipisahkan dari

14
hak-hak yang tercantum dalam instrumen internasional yang disebutkan dalam
pembukaan. Oleh karena itu, hak-hak ini harus diterapkan secara efektif dan
pelaksanaannya harus diimbangi dengan tanggung jawab individu dan kolektif,
(7) Demokrasi didasarkan pada keutamaan hukum dan pelaksanaan hak asasi
manusia. Dalam negara demokrasi, tidak ada seorangpun yang kebal hukum dan
semua orang mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum, (8)
Perdamaian dan pembangunan ekonomi, sosial dan budaya merupakan kondisi
dan buah dari demokrasi. Dengan demikian terdapat saling ketergantungan
antara perdamaian, pembangunan, penghormatan dan kepatuhan terhadap
supremasi hukum dan hak asasi manusia.

2.4 Unsur-Unsur Demokrasi


Demokrasi memberikan pemahaman, bahwa dari sebuah kekuasaan dari rakyat.
Dengan pemahaman seperti itu, rakyat akan melahirkan sebuah aturan yang
menguntungkan dan melindungi hak-haknya. Agar itu bisa terlaksana, diperlukan
sebuah peraturan bersama yang mendukung dan menjadi dasar pijakan dalam kehidupan
bernegara untuk menjamin dan melindungi hak-hak rakyat. Peraturan seperti itu biasa
disebut Konstitusi. Dalam konteks Indonesia Konstitusi yang menjadi pegangan adalah
UUD 1945, jika dicermati, UUD 1945 mengatur kedaulatan rakyat dua kali, pertama
pada pembukaan alinea keempat, "maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang berkedaulatan Rakyat
"Kedua, pada pasal layat (2) UUD 1945 hasil perubahan berbunyi, Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar". Dengan demikian,
UUD 1945 secara tegas mendasar pada pemerintahan demokrasi karena berasaskan
kedaulatan rakyat. Asas kedaulatan rakyat yang dikenal sebagai asas demokrasi, dikenal
dalam konstitusi banyak Negara. Meskipun demikian, setiap Negara mempunyai sistem
atau mekanisme tersendiri untuk melaksanakan asas tersebut. Sebuah negara yang
sistem pemerintahan negara menganut sistem pemerintahan presidensil14.
Prinsip demokrasi mengandung arti dijunjung tingginya hak setiap orang untuk
berpendapat, untuk memiliki ideologi tertentu, dan untuk memiliki identitas tertentu
serta menghargai setiap pendapat yang keluar dari pikiran setiap orang.1Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Prinsip
semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-
fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata
tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan
absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi
manusia.Kebebasanberpendapat atau mengemukakan pendapat merupakan hak untuk
setiap WNI yang dijamin oleh UUD 1945, bahkan hak kebebasan berpendapat
menempati kedudukan yang paling tinggi dalam aas-asas demokrasi dan liberalisasi,
hanya saja hak tersebut tetap ada koridor atau batasan hukumnya15.
1. Pemilihan Umum, pemilu merupakan mekanisme demokrasi untuk
14
Cora Elly Noviati, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan, Jurnal Konstitusi, Volume 10, Nomor 2,
(Jember: Tiara Wacana, 2013)

15
Muten Nuna, Kebebasan Hak Sosial - Politik dan Partisipasi Warga Negara Dalam Sistem Demokrasi
Di Indonesia, Jurnal Ius Constituendum, Volume 4 Nomor 2, (Gorontalo, Tiara Wacana 2019)

15
memutuskan pergantian pemerintah dimana rakyat dapat menyalurkan
aspirasi politiknya secara langsung, umum, bebas, dan rahasia. Pemilu harus
dilaksanakan secara teratur serta kompetisi yang terbuka dan sederajat
diantara partai-partai politik.
2. Partai politik,selain sebagai struktur kelembagaan politik yang anggotanya
bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan dan kedudukan politik, partai
politik adalah sebuah wadah bagi penampungan aspirasi rakyat, peran
tersebut merupakan impelementasi nilai-nilai demokrasi, yaitu keterlibatan
masyarakat untuk melakukan control terhadap penyelenggaraannegara,
melalui partai politik itulah segala aspirasi rakyat yang beberaneka ragam
dapar disalurkan secara teratur

Unsur penting demokrasi yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan


demokrasi adalah pemilihan umum dan partai politik, Tegaknya demokrasi sebagai
sebuah tatanan kehidupan kenegaraan dan pemerintahan, sangatlah bergantung kepada
keberadaan dan peran yang dijalankan oleh unsur-unsur penopang tegaknya demokrasi.
Beberapa unsur-unsur penting penopang tegaknya demokrasi, antara lain:
1. Negara Hukum
Negara Hukum, secara garis besar adalah sebuah negara dengan gabungan
kedua konsep Rechtsstaat atau The Rule of Law. Konsep Rechtsstaat
mempunyai ciri-ciri yakni: pertama, adanya perlindungan terhadap Hak
Asasi Manusia (HAM), kedua, Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan
pada lembaga negara untuk menjamin perlindungan HAM, ketiga,
pemerintah berdasarkan peraturan, dan keempat, adanya peradilan
administrasi. Sedangkan The Rule of Law dicirikan oleh adanya: supremasi
aturan-aturan hukum, kesamaan kedudukan di depan hukum (equality before
the law), dan jaminan perlindungan hukum.
2. Masyarakat Madani
Masyarakat Madani atau disebut juga dengan Civil Society adalah
masyarakat dengan ciri-cirinya yang terbuka, egaliter, bebas dari dominasi,
dan tekanan negara. Masyarakat madani merupakan elemen yang sangat
signifikan dalam membangun demokrasi.Beberapa unsur pokok yang harus
dimiliki oleh Masyarakat Madani yakni wilayah publik yang bebas (free
public sphere) , toleransi, kemajemukan (pluralism), dan keadilan sosial
(sosial justice).
3. Aliansi Kelompok Strategis
Aliansi Kelompok Strategis merupakan komponen dalam mendukung
tegaknya demokrasi di Indonesia, adanya aliansi kelompok strategis ini
terdiri dari partai politik, kelompok gerakan, dan kelompok penekan sebagai
kelompok kepentingan termasuk didalamnya pers yang bebas dan
bertanggung jawab16.
Dari ketiga jenis kelompok ini sangat sangat besar peranannya terhadap
keberlangsungan dan proses demokratisasi di Indonesia. sepanjang organisasi-organisasi
16
A.Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan (civil education) Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan
Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2020)

16
ini memerankan dirinya secara kritis, independen, dan konstitusional dalam
menyuarakan misi organisasi atas kepentingannya dalam membangun sistem
berdemokrasi. Dalam hal ini, agar tegaknya berdemokrasi, keberadaan kaum
cendikiawan baik, dari kalangan civitas akademika kampus dan kalangan pers
keberadaan bebas. Karena kelompok ini merupakan kelompok penekan yang signifikan
untuk mewujudkan sistem demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
akuntabel17.

2.5 Ciri Pemerintahan Demokratis


1) Dasar lahirnya pedoman ciri pemerintahan yang demokratis
Jika kita tarik dari sejarah lahirnya pemerintahan demokratis, dari sejak awal
198p-an konsep ‘good governance’ (GG) atau tata pemerintahan yang baik telah
memasuki diskursus-diskursus pembangunan dan khususnya agenda-agenda riset dan
aktifitas lainnya yang ditandai oleh donor. Sering dikemukakan bahwa tata
pemerintahan yang baik merupakan prakondisi yang diperlukan bagi pembangunan
yang berhasil. Ide tata pemerintahan yang baik ini merupakan sebuah ortodoksi baru
setelah para donor barat, khususnya Banl Dunia pertama kali memperkenalkan GG
sebagai solusi untuk problem pembangunan di Afroka pada akhir 1980-an. Donor
memasukkan GG sebagai syarat politik dari bantuan pembangunan sejak awal 1980-an
khususnya melalui program penyesuaian struktural. Dengan adanya persyaratan politik
semacam itu, negara-negara peminjam harus mereformasi tata pemerintahan mereka.
Menurut Leftwich (2000: 109-115), pada empat faktor utama yang
mempengaruhi antusiasme terhadap konsep dan pengembangan GG. Yang pertama
adalah pengalaman program penyesuaian struktural pada 1980-an. Program ini
merupakan paket ekonomi dan langkah institusional yang disponsori oleh IMF, Bank
Dunia dan donor bilateral lainnya. Elemen utama dari program penyesuaian struktural
adalah pasar yang kompetitif, terbuka dan bebas yang diawasi secara minimal oleh
negara. Yang kedua adalah dominasi politik neo-liberalisme di barat. Ide GG yang
berkembang di dalam IMF dan Bank Dunia juga merefleksikan munculnya pandangan
neo-liberal di dalamteori ekonomi dan politik sejak akhir 1970-an di negara-negara
barat, khususnya AS dan Inggris. Faktor ketiga yang mendorong ketertarikan terhadap
promosi GG adalah karena ambruknya rezim-rezim komunis di Eropa Timur. Nasib
komunisme memberikan penegasan kepada teori neo-liberal bahwa sistem kolektif non-
demokratis tak akan mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan tak mampu untuk menghasilkan perubahan yang bermakna. Faktor yang terakhir,
gerakan-gerakan pro-demokrasi di negara-negara berkembang telah memicu bangkitnya
minat terhadap pembentukan tata pemerintahan yang demokratis. Gerakan tersebut
memberikan basis legitimasi bagi kebijakan pemberian bantuan pembangunan dari
negara-negara barat kepada negara-negara berkembang dan dapat dikatakan bahwa
kebijakan ini sejalan dengan tuntutan rakyat di negara-negara berkembang untuk
menciptakan GG18.

17
Ubaedillah&Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan
Masyarakat Madani, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Bekerjasama dengan PT. Prenada Media Group,
2015)

17
2) Bentuk nyata ciri pemerintahan yang demokratis
Ciri-ciri suatu pemerintahan yang demokratis adalah sebagai berikut:
a. Adanya keterlibatan Warga Negara Indonesia (WNI) dalam pengambilan
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan)
b. Adanya persamaan hak bagi selurih warga negara dalam segala bidang
c. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara
d. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat19
Konsep demokrasi dapat diartikan sebagai atau mengandung makna suatu sistem
politik dimana rakyat memegang kekuasaan tertinggi, bukan kekuasaan oleh raja atau
kaum bangsawan. Meskipun konsep demokrasi telah lama diperdebatkan namun tetap
menjadi primadona bagi negara-negara untuk menganut dan mempraktekkannya. Tidak
terkecuali di negara kita Indonesia, maka kita juga menganutnya dan
mempraktekkannya meskipun bagi sebagian kalangan belum dilakukan sesuai dnegan
konsep dasar dari demokrasi itu. Akan tetapi yang perlu dicamkan adalah, bahwa
pelaksanaan konsep demokrasi itu terus mengalami proses perkembangan dan adaptasi
dari praktek yang prosedural menuju kepada yang substantif sifatnya. Dengan kata lain,
tidak lagi mementingkan kuantitas dari proses demokrasi itu, yakni dengan adanya
berbagai proses pemilihan yang dilakukan namun sudah mementingkan kualitas dari
proses demokrasi itu, yakni adanya keinginan untuk menghasilkan suatu pemilihan
yang jujur dan adil serta bebas dari tekanan atau paksaan dari siapapun20.
Lebih lanjut, berdasarkan International Conference Of fists, Bangkok, tahun 1965
setidaknya negara demokrasi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Supremacy of Law (Hukum di atas segala hal)
b. Equality Before the Law ( Persamaan di hadapan hukum).
c. Constitutional Guarantee of Human Rights (Jaminan Konstitusional terhadap
HAM)
d. Impartial Tribune (Peradilan yang tidak memihak)
e. Civic Education (Pendidikan kewarganegaraan)
3) Hak asasi manusia sebagai patokan utama
Hal yang paling menandakan suatu pemerintah bisa dikatakan
pemerintahan yang demokratis adalah terpenuhinya Hak Asasi Manusia warga
18
Suharko. “Masyarakat Sipil, Modal Sosial dan Tata Pemerintahan yang Demokratis.” Jurnal
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 08, no. 3 (2005) : 264-265
19
Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani, logcit., 122.
20
Minuddin Ilmar, Membangun Negara Hukum Indonesia, Cetakan 1 (Makassar, Phinatama Media,
2014), 118-119

18
negaranya. Hak asasi manusia adalah jaminan hukum universal yang melindungi
kebebasan dasar dan martabat kemanusiaan setiap individu. Hak-hak ini
menegaskan bahwa setiap manusia berhak atas perlakuan dan kesempatan yang
sama, tanpa memandang gender, ekonomi status, etnis, dll. Hak asasi manusia
dapat bersifat sipil, budaya, sosial, ekonomi atau politik.Hak asasi manusia
bersifat universal, setara dan saling bergantung. Mereka melindungi individu
dan kelompok, mewajibkan negara dan seluruh lembaganya dan tidak dapat
dikesampingkan atau dihilangkan. Hak asasi manusia dan kebebasan mendasar
disebutkan dalam Universal. Deklarasi Hak Asasi Manusia dan dalam berbagai
perjanjian internasional dan regional seperti serta konstitusi nasional. Instrumen-
instrumen ini mewajibkan pemerintah untuk melakukan perlindungan warga
negara dari pelanggaran hak asasi manusia dan juga membatasi kemampuan
pemerintah untuk mengganggu hak-hak individu.
Sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia dan ditegaskan
kembali dalam Bab Empat Deklarasi Hak Asasi Manusia. Konstitusi Uganda 21, hak-hak
warga negara meliputi:
a. Kesetaraan dan kebebasan dari diskriminasi
b. Perlindungan hak untuk hidup
c. Perlindungan kebebasan pribadi
d. Penghormatan terhadap martabat manusia dan perlindungan dari perlakuan tidak
manusiawi
e. Perlindungan dari perbudakan, penghambaan dan kerja paksa
f. Perlindungan dari perampasan properti
g. Hak atas privasi seseorang dan properti lainnya
h. Perlindungan kebebasan hati nurani, berekspresi, bergerak, beragama,
i. Perakitan dan asosiasi
j. Hak atas pendidikan
k. Hak-hak perempuan
l. Hak-hak anak
m. Hak-hak penyandang disabilitas
n. Perlindungan terhadap kelompok minoritas
o. Hak atas kebudayaan
p. Hak dan aktivitas sipil
q. Hak atas lingkungan yang bersih dan sehat
21
Konstitusi Republik Uganda, 1995

19
r. Hak akses terhadap informasi
s. Hak atas perlakuan yang adil dan adil dalam pengambilan keputusan
administrative

Human rights combine the two sides of positive and negative freedom. The
protection of negative freedom blocks certain actions which interfere with another
person’s rights. The protection of positive freedom, on the other hand, guarantees the
right to undertake actions as long as those do not interfere with another person’s rights.
The fundamental freedoms, such as freedom of conscience, freedom of expression or
freedom of speech, freedom of information, freedom of the press, freedom of assembly
and freedom of association, are crucial for any democracy. It is on the basis of these
freedoms that people can be active citizens who get involved in political matters and are
able to express their concerns and promote their interests. (Hak asasi manusia
menggabungkan dua sisi kebebasan positif dan negatif. Perlindungan kebebasan negatif
menghalangi tindakan tertentu yang mengganggu tindakan lain hak seseorang.
Sebaliknya, perlindungan terhadap kebebasan positif memberikan jaminan hak untuk
melakukan tindakan sepanjang tindakan tersebut tidak mengganggu tindakan orang lain.
Hak kebebasan mendasar, seperti kebebasan hati nurani, kebebasan berekspresi atau
kebebasan berpendapat, kebebasan informasi, kebebasan pers, kebebasan berkumpul
dan kebebasan berserikat, sangat penting bagi demokrasi mana pun. Itu ada di
kebebasan ini, orang dapat menjadi warga negara aktif yang terlibat di dalamnya
masalah politik dan mampu mengungkapkan keprihatinan mereka dan mempromosikan
kepentingan mereka.)22
4) Good governance dan akuntabilitas
Tata kelola pemerintahan secara sederhana, adalah proses pengambilan keputusan
dan proses yang melaluinya keputusan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan 23. Karena
keputusan yang diambil bisa saja baik atau buruknya, analisis proses yang kita gunakan
untuk mengambil keputusan adalah hal yang penting di pemerintahan. Hal ini juga
mengharuskan kita memahami siapa saja aktor-aktor dalam pemerintahan. Aktor-aktor
ini mencakup pemerintah dan, tergantung pada tingkat pemerintahan di bawah diskusi,
aktor lain seperti: LSM, partai politik, militer, polisi,organisasi petani, pemimpin
agama, media, perusahaan multinasional, pelobi dan banyak lainnya. Semua aktor
lainnya, selain pemerintah dan pemerintah militer disebut masyarakat sipil. Oleh karena
itu, tata kelola yang baik adalah tata kelola yang menganut karakteristik berikut ini:
a. Bersifat partisipatif dengan membiarkan massa menjadi bagian dalam
pengambilan keputusan

22
Ughanda Office of the Konrad-Adenauer-Stiftung, Concepts and Principles of Democratic Governance
and Accuntability, (Kampala, Konrad-Adenauer-Stifung, 2011), 22-23
23
UNESCAP, What is Good Governance?
http://www.unescap.org/pdd/prs/ProjectActivities/Ongoing/gg/governance.asp.

20
b. Berorientasi pada konsensus karena lebih mencari konsensus luas dalam
masyarakat daripada membiarkan pandangan minoritas mengesampingkan
semua pandangan lainnya;
c. Hal ini bertanggung jawab sejak kepemimpinan di tingkat pemerintah pusat atau
daerah serta di ranah privat dan publik, mereka harus bertanggung jawab kepada
masyarakat luas;
d. Transparan dalam hal keputusan diambil dan ditegakkan dengan cara yang
sesuai, mematuhi peraturan dan ketentuan komunitas tertentu;
e. Pendekatan ini responsif karena institusi dan proses berupaya melayani seluruh
pemangku kepentingan dalam jangka waktu yang wajar;
f. Efektif dan efisien jika proses dan institusi membuahkan hasil yang memenuhi
kebutuhan masyarakat sambil memanfaatkan sumber daya sebaik-baiknya yang
mereka miliki, yaitu penggunaan sumber daya secara berkelanjutan dan
perlindungan terhadap lingkungan;
g. Bersifat adil dan inklusif karena semua anggota merasa mempunyai kepentingan
dalam apa yang sedang dilakukan dan tidak merasa dikucilkan dari arus utama
masyarakat; dan
h. Menaati supremasi hukum untuk keadilan dan ketidakberpihakan.
Karena alasan inilah demokrasi dan pemerintahan yang baik sering digunakan
bergantian ketika yang satu tampak memuji kebaikan yang lain.
Government accountability requires that public officials, elected or unelected, have
an obligation to explain their decisions and actions to the citizens. Government
accountability can be achieved through a number of mechanisms. These can be political,
legal or administrative mechanisms designed to fight corruption and to ensure that
public officials remain answerable and accessible to the people they serve. Government
accountability can be achieved through the following ways: (a) Conducting free and fair
elections. Fixed terms of office and elections for elected officials to account for their
performance and provide opportunities for their political opponents to give the citizens
alternative policy choices. (b) If voters are not satisfied with the performance of a
political leader, they may vote him/her out of office when their term expires. (c)
Political accountability of public officials is determined by whether the officials occupy
an elected versus appointed position, how often they are subjected to re-election and the
number of terms they can serve in a political office. (d) The legal accountability
mechanisms include instruments like the constitution, legal acts, decrees, rules and
regulations that prescribe actions that such public officials can and cannot take and how
citizens may take action against those officials whose conduct is considered
unsatisfactory.
Akuntabilitas pemerintah mengharuskan pejabat publik, baik yang dipilih maupun
tidak,mempunyai kewajiban untuk menjelaskan keputusan dan tindakannya kepada
warga negara. Pemerintah akuntabilitas dapat dicapai melalui sejumlah mekanisme. Ini
bisa jadi mekanisme politik, hukum atau administratif yang dirancang untuk memerangi
korupsi dan memastikan bahwa pejabat publik tetap bertanggung jawab dan dapat

21
diakses oleh masyarakatnya. Akuntabilitas pemerintah dapat dicapai melalui cara-cara
berikut:
a. Menyelenggarakan pemilu yang bebas dan adil. Masa jabatan dan pemilihan
yang tetap pejabat terpilih untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya dan
memberikan kesempatan bagi lawan politik mereka untuk memberikan pilihan
kebijakan alternatif kepada warga negara.
b. Jika pemilih tidak puas dengan kinerja seorang pemimpin politik, mereka akan
merasa puas dapat memilihnya keluar dari jabatannya ketika masa jabatannya
berakhir.
c. Akuntabilitas politik pejabat publik ditentukan oleh apakah pejabat menduduki
posisi yang dipilih versus ditunjuk, seberapa sering mereka menduduki posisi
tersebut dapat dipilih kembali dan jumlah masa jabatan yang dapat mereka jalani
dalam kantor politik.
d. Mekanisme akuntabilitas hukum mencakup instrumen seperti konstitusi,
perbuatan hukum, keputusan, peraturan dan ketentuan yang menentukan
tindakan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh pejabat publik tersebut
dan bagaimana warga negara dapat mengambil tindakan tersebut jika tindakan
pejabat dianggap tidak memuaskan24.

24
Ughanda Office of the Konrad-Adenauer-Stiftung, Concepts and Principles of Democratic Governance
and Accuntability, (Kampala, Konrad-Adenauer-Stifung, 2011), 24-25

22
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Pelaksanaan demokrasi telah melahirkan bentuk-bentuk dan metode pada negara


yang menganutnya, termasuk Indonesia sebagai negara penganut bentuk negara
demokrasi. Demokrasi sendiri melahirkan pemilihan umum yang menjadi salah satu
bentuk atau cara menentukan pemimpin secara adil. Dilihat dari prinsip, unsur dan ciri
demokrasi yang telah dibahas, penerapan konsep demokrasi di Indonesia sudah sangat
baik dan cukup sesuai. Hanya saja yang menjadi hal yang perlu diperhatikan yaitu
praktik KKN dalam pemerintahan kita, yang masih menghalangi penerapan demokrasi
di berbagai kasus.

Demokrasi menjadi pilihan sistem pemerintahan terbaik karena dapat


mengakomodasi beragamnya kepentingan dan aspirasi masyarakat. Selain itu,
demokrasi juga dapat berperan sebagai wadah pengikat kesepakatan nasional yang harus
dihormati dan dijaga oleh seluruh masyarakat. Walaupun nyatanya saat ini Indonesia
masih kerap menghadapi tantangan dari pemahaman, sikap dan tindakan sebagian
pihak yang tidak menghormati atau bahkan mengingkari kesepakatan. Penting agar
seluruh elemen masyarakat dapat memajukan kembali dialog, membangun dan menjaga
kesepakatan, sekaligus mengimplementasikan pelaksanaan demokrasi dengan damai.

Demokrasi telah dijadikan dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan.


Kemajemukan politik dan munculnya pusat-pusat kekuasaan baru di luar Negara
berimbas bagi Indonesia, telah menjadi ciri kepolitikan Indonesia mutakhir. Bila di
masa lalu sentralisasi kekuasaan sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan,
sekarang tidak lagi. Fenomena strong state sekarang digantikan oleh strong society, dan
negara yang dahulu diwarnai oleh strong leader pun dewasa ini telah digeser oleh Weak
leader. Indonesia harus secara terus menerus membangun budaya demokrasi melalui
pendidikan politik yang baik dan sosialisasi nilai-nilai demokrasi ke tengah-tengah
masyarakat, juga harus menmbangun suatu demokrasi yang paling workable diterapkan
di Indonesia. Artinya, demokrasi yang dapat befungsi dengan baik, yang menjamin
stabilitas politik terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa, memungkinkan
pemerintah mampu menjalankan fungsinya secara maksimal untuk memberikan
pelayanan dan perlindungan yang maksimal kepadamasyarakat, dan mengayomi rakyat.

Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, adat dan budaya yang


memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Indonesia
adalah negara yang berdiri dengan perbedaan. Dari kondisi sosial setiap daerah yang
berbeda, kondisi ekonomi yang tidak merata, adat dan budaya yang sangat beragam. Hal
tersebut membuat penerapan demokrasi menjadi rumit, tentang bagaimana menjamin
hak dan keadilan dari semua kelompok masyarakat bisa ditegakkan secara merata,
dengan tidak menempatkan kelompok masyarakat lain di posisi terbelakang.
Menyangkut hal ini, peran pemerintah daerah juga sangat besar dalam menjaga hak
demokrasi setiap warga masyarakatnya. Penerapan dan penjagaan menjalankan

23
pemerintahan yang demokratis bukan hanya tugas pemerintah pusat, tetapi juga
pemerintah daerah. Kita sebagai Warga Negara Indonesia, juga harus menjaga dan
mempertahankan hak demokratis kita agar terciptanya keseimbangan dan menjaga
kekuasaan negara yang semena-mena terhadap rakyatnya. Karena sejatinya, di negara
kita ini rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi.

Indonesia adalah salah satu negara yang menganut bentuk pemerintahan yang
demokratis. Oleh karena itu segala unsur dalam pemerintahan dan politik harus
berpegang kepada konsep negara demokratis. Mulai dari penerapan hukum yang
mengatur, sampai asas yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan roda
pemerintahan. Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan dan tujuan agar
kita bisa memahami lebih dalam tentang apa itu demokrasi, sehingga dengan
pemahaman tersebut kita bisa memberikan kontribusi dalam penerapannya di Indonesia.

24
DAFTAR PUSTAKA

Sunarso, Membedah Demokrasi, Edisi Pertama (Yogyakarta: UNY Press, 2015),


hlm. 3.

Sunarso, Op. Cit., hlm. 6.

Simon Petrus L. Tjahjadi, Petualanangan Intelektual, (Yogyakarta: Kanisius,


2014), hlm. 271-277.

Werthreim W.F, Masyarakat Indonesia dalam Transisi: Studi Perubahan Sosial,


terjemahan Misbah Zulfa Ellisabet, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), hlm. 51-52.

Dhani Kurniawan, Demokrasi Indonesia Dalam Lintas Sejarah yang Nyata dan
Seharusnya, (Bandung: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 97-98.

Sunarso, Op. Cit., hlm. 10.

Tadjuddin Noer Effendi, Demokrasi dan Demokratisasi, Terj. I Made Krisna


(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 13-14.

Lezek Komakowski dkk, Journal of Democracy, The Unfinished Revolution,


1991

Agus Dedi, Implementasi Prinsip-Prinsip Demokrasi di Indonesia, Jurnal


Moderat, Volume 7 Nomor 1, (2021): hlm. 1-9

Eka Kasih, Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Demokrasi Dalam Sistem Politik Di


Indonesia Guna Mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Jurnal
Lemhannas RI, Volume 6 Nomor 2, (2018): hlm. 49-68.

Mamantung, Y. Y., Rachman, I., & Sumampow, Penerapan Prinsip Demokrasi


Dalam Pengelolaan APBDES di Desa Tabang Kecamatan Rainis. GOVERNANCE,
Volume 1 Nomor 2, (2021).

Humaira, A. Konsep Negara Demokrasi, (2021).

Cherif B., David B., Justice M. Fathima., Abd-El Kader., Awad., Hieronim K.,
Victor M., Cyril R., Juwono S., Alain T., Luis V., et al. Democracy: Its Principles and
Achievement. IV, (1998).

Cora Elly Noviati, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan, Jurnal Konstitusi,


Volume 10, Nomor 2, (Jember: Tiara Wacana, 2013)

25
Muten Nuna, Kebebasan Hak Sosial - Politik dan Partisipasi Warga Negara
Dalam Sistem Demokrasi Di Indonesia, Jurnal Ius Constituendum, Volume 4 Nomor 2,
(Gorontalo, Tiara Wacana 2019)

A.Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan (civil education) Demokrasi, Hak


Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah,
2020)

Ubaedillah&Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, Demokrasi,


HAM, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Bekerjasama dengan
PT. Prenada Media Group, 2015)

Suharko. “Masyarakat Sipil, Modal Sosial dan Tata Pemerintahan yang


Demokratis.” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 08, no. 3 (2005) : 264-265

Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani, logcit.,


122.

Minuddin Ilmar, Membangun Negara Hukum Indonesia, Cetakan 1 (Makassar,


Phinatama Media, 2014), 118-119

Konstitusi Republik Uganda,

Ughanda Office of the Konrad-Adenauer-Stiftung, Concepts and Principles of


Democratic Governance and Accuntability, (Kampala, Konrad-Adenauer-Stifung,
2011), 22-23

UNESCAP, What is Good Governance?


http://www.unescap.org/pdd/prs/ProjectActivities/Ongoing/gg/governance.asp.

Ughanda Office of the Konrad-Adenauer-Stiftung, Concepts and Principles of


Democratic Governance and Accuntability, (Kampala, Konrad-Adenauer-
Stifung, 2011), 24-25

26

Anda mungkin juga menyukai