Anda di halaman 1dari 19

PERAN PANCASILA DALAM MEMPERTAHANKAN

STABILITAS DEMOKRASI DI INDONESIA


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila
Dosen Pengampu : Dr. Komarudin Kholil M.Ag

Disusun Oleh:
M Abdan Masykur 1232030154 (1.D)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah saya ucapkan, sebagai rasa syukur terhadap sang pencipta
yang telah memberikan begitu banyak kenikmatan. Diantaranya nikmat iman,
nikmat islam, dan nikmat kesehatan. Yang dengan nikmat tersebut saya bisa
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Pancasila dalam Menjaga Kontestasi
Demokrasi di Indonesia” pada mata kuliah Pancasila. Tidak lupa sholawat dan
salam saya ucapkan, Allohumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad. Semoga tetap
tercurahkan kepada nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wasallam juga kepada
keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in dan itba’ut tabi’in, dan semoga sampai
pula kepada kita selaku umatnya.

Ucapan terimakasih saya kepada Dr. Komarudin Kholil M.Ag sebagai dosen
pengampu pada mata kuliah Pancasila ini, yang telah memberikan kesempatan serta
memberikan motivasi dan arahan pada pembuatan makalah ini. Adapun tujuan
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester pada mata
kuliah Pancasila.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya untuk saya


pribadi dan untuk para pembaca sekalian. Perlu saya sadari, bahwa pada penulisan
makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Baik dari segi kaidah
penulisan maupun penuyusunan materi yang saya sampaikan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.

Bandung, 26 oktober 2023

M Abdan Masykur

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan masalah ...............................................................................2
C. Tujuan penulisan .................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian demokrasi ..........................................................................3
B. Sejarah demokrasi yang terjadi di indonesia .....................................6
C. Demokrasi Pancasila ............................................................................9
D. Pancasila dalam menjaga kestabilan demokrasi di Indonesia ...........11

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan ...........................................................................................14
B. Saran .....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila berperan penting pada kerukunan dan kedamaian negeri
ini. Karena Pancasila merupakan aturan atau undang-undang yang berlaku
untuk setiap warga negara Republik Indonesia, dalam menjalani kehidupan
bernegara. Kemudian Pancasila juga memiliki peran penting dalam menjaga
kestabilan demokrasi di Indonesia dari berbagai kontestasi. Sebagai mana
dalam perjalanan sejarah mengatakan. Kejadian reformasi pada tahun 1998,
ketika Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Indonesia, setelah masa
bakti 1993–1998, mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Indonesia
menggelar unjuk rasa secara besar-besaran. Mereka menuntut pemilu
kembali diadakan dan tindakan efektif pemerintah untuk mengatasi krisis
orde baru.
Dari waktu ke waktu mahasiswa terus berdatangan memenuhi
gedung wakil rakyat bahkan sampai naik ke atas atap gedung. Ribuan
mahasiswa menginap dan bertahan di gedung tersebut dengan risiko
apapun. Tuntutan mereka satu: Soeharto harus turun dari jabatan presiden!.
Gedung DPR/MPR telah disita oleh rakyat. Akhirnya pada 21 Mei 1998,
Seoharto mengundurkan diri sebagai presiden. Wakilnya, B.J Habbibie,
langsung dilantik menjadi presiden RI yang ketiga. Akhir sebuah
kediktatoran yang kejam dan congkak berakhir secara dramatis. Di jalan-
jalan dan di gedung DPR, rakyat meluapkan kegembiraan dengan berbagai
ekspresi. Sebuah fase baru dimulai, perjalanan transisi sebuah bangsa
menuju demokrasi.
Maka dari itu, penting sekali untuk kita mengetahui peran Pancasila
dalam menjaga kestabilan demokrasi di Indonesia dari berbagai kontestasi.
Apalagi kita selaku mahasiswa yang akan menjadi generasi penerus bangsa
ini demi menjaga keutuhan demokrasi yang berlandaskan kepada Pancasila
dan UUD 1945. Dengan disusunnya makalah ini semoga menambahkan

1
wawasan untuk kita semua, agar lebih mengetahui esensi dari peran
Pancasila demi kemajuan negeri kita tercinta ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, lahirlah beberapa rumusan


masalah, diantaranya:

1. Apa yang disebut demokrasi?


2. Bagaimana Sejarah demokrasi yang terjadi di Indonesia?
3. Apa yang dimaksud demokrasi pancasila?
4. Bagaimana Pancasila mampu menjaga kestabilan demokrasi di
Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari demokrasi.
2. Untuk mengetahui Sejarah demokrasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui demokrasi Pancasila.
4. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila mampu menjaga kestabilan
demokrasi di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”.
Demos bermakna rakyat atau khalayak, sementara Kratos bermakna
pemerintahaan. Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang mengijinkan
dan memberikan hak, kebebasan kepada warga negaranya untuk
berpendapat serta turut serta dalam pengambilan keputusan di
pemerintahan.
Demokrasi dilakukan agar kebutuhan masyarakat umum dapat
terpenuhi. Pengambilan kebijakan negara demokrasi tergantung pada
keinginan dan aspirasi rakyat secara umum

Dengan menentukan kebijakan sesuai dengan keinginan


masyarakat, dalam suatu negara demokrasi akan tercipta kepuasan rakyat.
Sebuah Negara sendiri dikatakan telah menerapkan sistem demokrasi, jika
telah memenuhi ciri-ciri berikut ini:

1. Memiliki Perwakilan Rakyat


Indonesia memiliki lembaga legislatif bernama Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) yang telah dipilih melalui pemilihan
umum. Sehingga urusan negara, kekuasaan dan kedaulatan rakyat
kemudian diwakilkan melalui anggota DPR ini.
2. Keputusan Berlandaskan Aspirasi dan Kepentingan Warga Negara
Seluruh Keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah
berlandaskan kepada aspirasi dan kepentingan warga negaranya, dan
bukan semata-mata kepentingan pribadi atau kelompok belaka. Hal
ini sekaligus mencegah praktek korupsi yang merajalela.
3. Menerapkan Ciri Konstitusional
Hal ini berkaitan dengan kehendak, kepentingan atau
kekuasaan rakyat. Dimana hal tersebut juga tercantum dalam

3
penetapan hukum atau undang-undang. Hukum yang tercipta pun
harus diterapkan dengan seadil-adilnya.
4. Menyelenggarakan Pemilihan Umum
Pesta rakyat harus digelar secara berkala hingga kemudian
terpilih perwakilan atau pemimpin untuk menjalankan roda
pemerintahan.
5. Terdapat Sistem Kepartaian
Partai adalah sarana atau media untuk melaksanakan sistem
demokrasi. Dengan adanya partai, rakyat juga dapat dipilih sebagai
wakil rakyat yang berfungsi menjadi penerus aspirasi. Tujuannya
tentu saja agar pemerintah dapat mewujudkan keinginan rakyat.
Sekaligus wakil rakyat dapat mengontrol kerja pemerintahan. Jika
terjadi penyimpangan, wakil rakyat kemudian dapat mengambil
tindakan hukum.

Demokrasi juga memiliki tujuan. Secara umum, tujuan demokrasi


adalah menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur
dengan konsep mengedepankan keadilan, kejujuran dan keterbukaan.
Pada konsepnya, tujuan demokrasi dalam kehidupan bernegara juga
meliputi kebebasan berpendapat dan kedaulatan rakyat. Untuk lebih
jelasnya, berikut beberapa tujuan demokrasi secara umum beserta
penjelasannya:
1. Kebebasan Berpendapat
Tujuan demokrasi adalah memberi kebebasan dalam
berpendapat dan berekspresi. Negara yang menganut sistem
pemerintahan demokrasi, dimana rakyatnya memiliki kebebasan
untuk memberikan pendapat dan menyuarakan aspirasi dan ekspresi
mereka. Hal ini menjadi hal yang fundamental bagi negara
demokrasi. Penjaminan hak dasar ini juga dilakukan dengan terbuka
sebagai cara mengungkap dan mengatasi adanya masalah sosial yang
belum terwujud.

4
2. Menciptakan Keamanan dan Ketertiban
Secara umum, demokrasi bertujuan menciptakan keamanan,
ketertiban dan ketentraman di lingkungan masyarakat. Demokrasi
akan menjamin hak-hak setiap warga negara dan mengedepankan
musyawarah untuk memecahkan solusi bersama agar terjalin
keamanan bersama di lingkungan masyarakat.

3. Mendorong Masyarakat Aktif dalam Pemerintahan


Demokrasi mengedepankan kedaulatan rakyat, sehingga rakyat
akan dilibatkan dalam setiap proses pemerintahan, mulai dari
pemilihan umum secara langsung hingga memberi aspirasi terkait
kebijakan publik. Rakyat yang didorong aktif terlibat dalam bidang
politik guna memajukan kinerja pemerintahan negara tersebut.
Adanya peran rakyat dalam pemerintahan juga akan membuat setiap
warga negara lebih bertanggung jawab terhadap peran yang
dimilikinya sebagai seorang warga negara yang wajib menjaga
keutuhan negara.

4. Membatasi Kekuasaan Pemerintahan


Kekuasaan tertinggi dalam negara yang menganut sistem
pemerintahan demokrasi, ada di tangan rakyat. Artinya rakyat
berhak memberi aspirasi dan kritik pada pemerintahan. Sistem
pemerintahan demokrasi juga bertujuan membatasi kekuasaan
pemerintahan, agar tidak menimbulkan kekuasaan absolut atau
diktator. Dengan demokrasi diharapkan akan menciptakan
pemerintah yang bertanggung jawab, dimana Pemerintahan hanya
berfungsi sebagai wakil rakyat yang ditugasi untuk merangkum
semua kebutuhan rakyat. Rakyat dapat menilai dan menuntut
apabila ada ketidaksesuaian antara kebutuhan dengan kebijakan
yang dirumuskan. Rakyat dapat mengajukan tuntutan apabila

5
pemerintah melakukan penyelewengan terhadap kebijakan yang
telah dibuat.

5. Mencegah Perselisihan
Dalam suatu negara demokrasi, setiap masalah atau konflik
yang terjadi, akan diselesaikan dengan musyawarah. Sehingga
diharapkan dengan menganut sistem demokrasi bisa mencegah
adanya perselisihan antar kelompok dan dapat menyelesaikan segala
masalah secara damai.

B. Sejarah demokrasi yang terjadi di Indonesia


Sejarah demokrasi di Indonesia mengalami dinamika yang cukup
kompleks dan menjalani perkembangan yang sangat dinamis. Berikut
adalah beberapa fase perkembangan demokrasi di Indonesia :
1. Demokrasi Parlementer ( 1950-1959)
Demokrasi Parlementer atau disebut juga demokrasi liberal
merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
sistem pemerintahan yang digunakan oleh Indonesia pada kurun
waktu tahun 1950-1959. Pada masa ini Indonesia menggunakan
UUD 1950 Sementara dan sistem pemerintahan Parlementer.
Artinya Kabinet bertanggungjawab kepada parlemen (DPR) bukan
kepada Presiden. Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri,
sementara itu Presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara saja.
Pada zaman Demokrasi Liberal (Parlementer) ini, kabinet-
kabinet yang mengelola pemerintahan sehari-hari tidak berumur
panjang, karena di tengah jalan dijatuhkan oleh Mosi Tidak Percaya
partai-partai politik yang ada di Parlemen (DPR). Kabinet-kabinet
tersebut adalah kabinet Natsir, kabinet Sukiman, kabinet wilopo,
kabinet Ali Sastromidjojo II, dan kabinet Djuanda.

6
2. Demokraasi Terpimpin (1959-1965)
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem politik yang
pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada era pemerintahan
Presiden Soekarno. Konsep demokrasi terpimpin didasarkan pada
ideologi politik Soekarno yang dikenal sebagai “Pancasila” yang
merupakan dasar negara Indonesia.

Dalam demokrasi terpimpin, kekuasaan politik terpusat pada


satu pemimpin atau kelompok kecil yang disebut “Dwi Tunggal”
yang terdiri dari Presiden dan Wakil Presiden. Pemimpin atau
kelompok tersebut dianggap sebagai orang yang paling memahami
kebutuhan dan aspirasi rakyat, dan mereka bertindak sebagai
mediator atau penengah antara rakyat dan pemerintah. Demokrasi
terpimpin mengklaim menggabungkan nilai-nilai demokrasi
dengan nilai-nilai sosialisme. Dalam prakteknya, demokrasi
terpimpin memberikan kekuasaan yang signifikan kepada
pemimpin dan partai politik yang dominan, dengan tujuan mencapai
tujuan sosial dan ekonomi yang dianggap penting bagi masyarakat.
3. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru (1966-1998)
Ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik
Indonesia. Era pemerintahan pada masa Soeharto dikenal sebagai
Orde Baru dengan konsep Demokrasi Pancasila. Visi utama
pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek
kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan visi tersebut, Orde Baru
memberikan harapan bagi rakyat Indonesia. Terutama yang
berkaitan dengan perubahan-perubahan politik. Perubahan politik
dari yang bersifat otoriter pada masa demokrasi terpimpin di bawah
Presiden Soekarno menjadi lebih demokratis pada Orde Baru.
Rakyat percaya terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah
pimpinan Presiden Soeharto atas dasar beberapa hal, yaitu: Soeharto

7
sebagai tokoh utama Orde Baru dipandang sebagai sosok pemimpin
yang mampu mengeluarkan bangsa Indonesia dari keterpurukan.
Soeharto berhasil membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI)
yang menjadi musuh Indonesia pada masa ini. Soeharto berhasil
menciptakan stabilitas keamanan Indonesia pasca pemberontakan
PKI dalam waktu relatif singkat. Tetapi harapan rakyat tersebut
tidak sepenuhnya terwujud. Karena sebenarnya tidak ada perubahan
subtantif dari kehidupan politik Indonesia. Antara Orde Baru dan
Orde lama sebenarnya sama-sama otoriter. Dalam perjalanan politik
pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden merupakan pusat dari
seluruh proses politik di Indonesia. Lembaga kepresidenan adalah
pengontrol utama lembaga negara lain yang bersifat suprastruktur
(DPR, MPR, DPA, BPK, dan MA) maupun infrastruktur (LSM,
Partai Politik dan sebagainya). Soeharto mempunyai sejumlah
legalitas yang tidak dimiliki oleh siapa pun seperti Pengemban
Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan dan Panglima
Tertinggi ABRI. Berdasarkan kondisi tersebut, pelaksanaan
demokrasi Pancasila masih jauh dari harapan. Pelaksanaan nilai-
nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya dijadikan alat
politik penguasa. Kenyataan yang terjadi, pelaksanaan Demokrasi
Pancasila sama dengan kediktatoran.
4. Demokrasi pasca reformasi (1998- sekarang)
Soeharto terpilih kembali sebagai Presiden pada Sidang
Umum MPR pada Maret 1998. Tetapi penyimpangan-
penyimpangan pada masa pemerintahan Orde Baru membawa
Indonesia pada krisis multidimensi, diawali krisis moneter yang
tidak kunjung reda. Krisis moneter membawa akibat terjadinya
krisis politik, di mana tingkat kepercayaan rakyat terhadap
pemerintah begitu kecil. Kerusuhan-kerusuhan terjadi hampir di
setiap daerah di Indonesia. Akibatnya pemerintahan orde baru di
bawah pimpinan Presiden Soeharto terperosok ke dalam kondisi

8
yang diliputi berbagai tekanan politik baik dari luar maupun dalam
negeri. Dari dunia internasional, terutama Amerika Serikat, secara
terbuka meminta Soeharto mundur dari jabatannya sebagai
Presiden. Dari dalam negeri, timbul gerakan massa yang dimotori
oleh mahasiswa turun ke jalan menuntut Soeharto lengser dari
jabatannya. Baca juga: Bukti Normatif dan Empirik Indonesia
Negara Demokrasi Lengsernya Soeharto Tekanan massa mencapai
puncaknya ketika sekitar 15.000 mahasiswa mengambil alih
Gedung DPR/MPR. Akibatnya proses politik nasional praktis
lumpuh. Soeharto ingin menyelamatkan kursi kepresidenan dengan
menawarkan berbagai langkah. Seperti perombakan (reshuffle)
kabinet dan membentuk Dewan Reformasi. Tetapi pada akhirnya
Presiden Soeharto tidak punya pilihan lain kecuali mundur dari
jabatannya. Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 di Istana Merdeka
menyatakan berhenti sebagai Presiden. Dengan menggunakan UUD
1945 pasal 8, Soeharto segera mengatur agar Wakil Presiden
Habibie disumpah sebagai penggantinya di hadapan Mahkamah
Agung. Karena DPR tidak dapat berfungsi akibat mahasiswa
mengambil alih gedung DPR. Kepemimpinan Indonesia segera
beralih dari Soeharto ke BJ Habibie. Hal ini merupakan jalan baru
demi terbukanya proses demokratisasi di Indonesia. Kendati
diliputi kontroversi tentang status hukumnya, pemerintahan
Presiden BJ Habibie mampu bertahan selama satu tahun
kepeminpinan.

C. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah sebuah konsep demokrasi yang
memiliki landasan nilai dalam Pancasila, yaitu dasar negara Indonesia.
Konsep demokrasi pancasila merujuk pada sistem politik yang diterapkan
di Indonesia, di mana demokrasi dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip dan
nilai-nilai Pancasila.

9
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila,
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Demokrasi Pancasila mengacu pada
prinsip-prinsip demokrasi yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Pancasila
tersebut. Dalam konteks Demokrasi Pancasila, kedaulatan rakyat adalah
prinsip utama yang dijunjung tinggi. Prinsip ini menegaskan bahwa
kekuasaan politik berada di tangan rakyat, dan rakyat memiliki hak untuk
memilih pemimpin mereka melalui proses pemilihan umum yang
demokratis. Berikut Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila:
1. Dasar Nilai Pancasila
Demokrasi Pancasila didasarkan pada nilai-nilai Pancasila,
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-nilai ini
menjadi pedoman dalam menjalankan sistem politik dan
mempengaruhi kebijakan publik.
2. Kedaulatan Rakyat
Demokrasi Pancasila mengutamakan kedaulatan rakyat
sebagai prinsip utama. Kekuasaan politik berada di tangan rakyat
dan diwujudkan melalui pemilihan umum yang demokratis. Rakyat
memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka dan berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan politik.
3. Keberagaman dan Toleransi
Ciri khas Demokrasi Pancasila adalah pengakuan terhadap
keberagaman sosial, budaya, dan agama di Indonesia. Demokrasi
Pancasila mendorong adanya kerukunan, toleransi, dan menghargai
perbedaan dalam masyarakat. Hal ini tercermin dalam prinsip
persatuan Indonesia dalam Pancasila.

10
4. Gotong Royong
Konsep gotong royong atau kerja sama dalam masyarakat
juga menjadi ciri Demokrasi Pancasila. Masyarakat Indonesia
didorong untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, baik
dalam pembangunan maupun dalam menjaga keharmonisan sosial.
Gotong royong menjadi landasan dalam membangun solidaritas dan
persatuan.
5. Perlindungan Hak Asasi Manusia
Demokrasi Pancasila menempatkan pentingnya
perlindungan hak asasi manusia. Setiap warga negara memiliki hak-
hak dasar yang harus dihormati dan dilindungi, termasuk hak atas
kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, hak untuk
berorganisasi, dan hak untuk beragama.
6. Partisipasi Publik
Demokrasi Pancasila mendorong partisipasi aktif
masyarakat dalam proses politik dan pengambilan keputusan.
Masyarakat diharapkan ikut serta dalam konsultasi publik,
musyawarah, dan diskusi yang berkaitan dengan kebijakan publik.
Partisipasi publik ini penting dalam membangun masyarakat yang
responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat.

7. Sistem Ketatanegaraan
Penerapan Demokrasi Pancasila melibatkan sistem
ketatanegaraan yang menjunjung tinggi prinsip pembagian
kekuasaan antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sistem
ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan kekuasaan dan
menghindari konsentrasi kekuasaan yang berlebihan.
D. Pancasila dalam Menjaga Kestabilan Demokrasi Di Indonesia
Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia.
Pancasila berperan penting dalam menjaga stabilitas demokrasi di
Indonesia. Melihat keadaan di Indonesia yang sebentar lagi akan

11
menghadapi Pemilu pada awal tahun 2024 nanti, maka diperlukan nilai-
nilai Pancasila untuk menertibkan dan mengatur pelaksanaan kontestasi
demokrasi atau sering disebut “Pesta Demokrasi” yang terkadang banyak
sekali pelanggaran dan penyelewengan terhadap demokrasi itu sendiri.
Setidaknya saya bagi menjadi beberapa poin penting mengenai
peran Pancasila dalam menjaga stabilitas demokrasi di Indonesia:
1. Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia
Pancasila adalah sumber hukum tertinggi di Indonesia.
Pancasila juga menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila mengajarkan nilai-nilai demokrasi, seperti
musyawarah dan mufakat, toleransi, dan kebebasan berpendapat.
Dengan adanya nilai Pancasila ini akan memberi peran terhadap
seluruh orang untuk bebas berpendapat dan adanya kesepakatan
sehingga tidak ada keputusan yang sebelah pihak.
2. Pancasila sebagai pemersatu bangsa
Pancasila adalah pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku, agama, ras dan golongan. Pancasila mengajarkan
nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Nilai-nilai tersebut sangat
penting untuk menjaga stabilitas demokrasi, karena demokrasi
memerlukan solidaritas dan persatuan nasional.
3. Pancasila adalah asas penyelenggaraan pemerintahan
Pancasila adalah asas penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia. Pemerintahan yang berdasarkan Pancasila akan menjaga
nilai-nilai demokrasi. Pancasila sebagai acuan dalam menilai
kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah harus sejalan dengan
nilai-nilai Pancasila. Kebijakan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai
Pancasila dapat mengancam stabilitas demokrasi.
4. Pancasila menjadi dasar penyelesaian konflik
Pancasila mengajarkan nilai-nilai pertimbangan, konsensus dan
toleransi. Nilai-nilai ini penting dalam menyelesaikan konflik.
Misalnya, dalam menyelesaikan konflik antar kelompok agama

12
yang berbeda, Pancasila dapat menjadi landasan untuk mencari
solusi yang adil dan dapat diterima oleh semua pihak.
5. Pancasila adalah dasar perlindungan hak asasi manusia.
Pancasila mengajarkan nilai-nilai kebebasan berpendapat dan
persamaan hak. Nilai-nilai ini penting untuk melindungi hak asasi
manusia. Misalnya, dengan melindungi kebebasan berekspresi,
Pancasila dapat menjadi landasan untuk melindungi hak warga
negara untuk menyampaikan pendapat tanpa diskriminasi.
6. Pancasila menjadi dasar untuk menjaga supremasi hukum
Pancasila mengajarkan nilai-nilai keadilan dan kepastian hukum.
Nilai-nilai tersebut penting untuk menjaga supremasi hukum.
Misalnya, dengan menjunjung tinggi supremasi hukum, Pancasila
dapat menjadi landasan penerapan hukum yang adil dan tidak
diskriminatif.
Pancasila berperan penting dalam menjaga stabilitas demokrasi
di Indonesia. Pancasila merupakan aset berharga bagi Indonesia. Oleh
karena itu, penting untuk terus menjaga dan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat saya simpulkan
menjadi beberapa poin, diantaranya sebagai berikut:
1. Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang mengijinkan dan
memberikan hak, kebebasan kepada warga negaranya untuk
berpendapat serta turut serta dalam pengambilan keputusan di
pemerintahan.
2. Sejarah demokrasi di Indonesia mengalami banyak
perkembangan dimulai dari awal kemerdekaannya sampai
sekarang dengan perkembangan yang sangat kompleks. Ada
beberapa masa periode, diantaranya:
a. Masa demokrasi parlementer (1950-1959)
b. Masa demokrasi terpimpin ( 1959-1965)
c. Masa demokrasi Pancasila orde baru (1966-1998)
d. Masa demokrasi pasca reformasi (1998-sekarang)
3. Demokrasi Pancasila adalah sebuah konsep demokrasi yang
memiliki landasan nilai dalam Pancasila, yaitu dasar negara
Indonesia. Konsep demokrasi pancasila merujuk pada sistem
politik yang diterapkan di Indonesia, di mana demokrasi
dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Pancasila.
4. Peran Pancasila mampu menjaga atau mempertahankan
kestabilan dan keutuhan demokrasi di Indonesia. Contoh
besarnya, penerapan demokrasi pada pemilihan presiden di
Indonesia ini di lakukan secara demokrasi artinya, rakyat yang
diberi wewenang untuk memilih siapa yang berhak menjadi
pemimpin mereka. Namun, dalam pelaksanaanya seringkali
terjadi kecurangan dan penyimpangan demokrasi ini hanya
dimenangkan oleh sebelah pihak, sehingga peran Pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara disini sangat di butuhkan.

14
Seperti, Pancasila adalah sumber hukum tertinggi di Indonesia.
Pancasila juga menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pancasila mengajarkan nilai-nilai demokrasi,
seperti musyawarah dan mufakat, toleransi, dan kebebasan
berpendapat. Dengan adanya nilai Pancasila ini akan memberi
peran terhadap seluruh orang untuk bebas berpendapat dan
adanya kesepakatan sehingga tidak ada keputusan yang sebelah
pihak.
B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini, semoga bermanfaat untuk para
pembaca umumnya untuk pemerintah dan seluruh masyarakat di Indonesia
ini, agar memahami dengan benar terhadap Pancasila dan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya, serta mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Terkhusus dalam acara pesta demokrasi yang akan datang, yaitu
Pemilu 2024 nanti. Supaya nilai-nilai demokrasi yang sebenarnya tetap
terjaga dengan adanya peran dali Pancasila beserta nilai yang terkandung di
dalamnya. Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan ejaan, kurang jelasnya
pemaparan materi, semoga para pembaca tidak puas dengan makalah yang
saya tulis ini dan mencari informasi dan pengetahuan di sumber yang lain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aris yusuf, mochammad. Pengertian Demokrasi: Sejarah, Ciri, Tujuan,


Macam, dan Prinsip. diakses pada 3 November, 2023 dari :
https://www.gramedia.com/literasi/demokrasi/
Kusumaningrum, arin. (2019). Masa demokrasi parlementer. Kota
penerbit : Kalimantan barat. Penerbit : PT. Maraga Borneo Tarigas.
Dwi, anugrah. (2023). Demokrasi : Pengertian dan Sejarahnya di
Indonesia. Diakses pada 3 November 2023, dari :
https://fisip.umsu.ac.id/2023/07/26/demokrasi-di-indonesia-pengertian-dan-
sejarahnya/

16

Anda mungkin juga menyukai