Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MEKATRONIKA

APLIKASI BERBAGAI JENIS SENSOR PADA SISTEM


MEKATRONIK
(SENSOR GARIS)

OLEH:

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019
I. Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa dapat memahami rangkaian mikrokontroler untuk menghidupkan

dan mematikan LED, dan interface saklar (Switch Push Buttom).

2. Mahasiswa dapat memahami program Arduino untuk menghidupkan dan

mematikan LED dengan menggunakan interface Saklar (Push Button).

3. Mahasiswa dapat memahami instruksi tunda

4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja sensor garis dengan

pengaplikasian dari photodioda.

II. Teori Dasar

II.1. LED

LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada

saat mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda) dapat

memancarkan cahaya karena menggunakan dopping galium, arsenic dan

phosporus. Jenis doping yang berbeda dapat menghasilkan cahaya dengan warna

yang berbeda. LED (Light Emitting Dioda) merupakan salah satu jenis dioda,

sehingga hanya akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED akan

memancarkan cahaya apabila diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi

forward bias. Berbeda dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan

arus pada LED dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka LED akan rusak,

sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebagai pembatas arus.
Simbol dan bentuk fisik dari LED (Light Emitting Dioda) dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 2.1 Simbol dan bentuk fisik LED

Dari gambar di atas dapat kita ketahui bahwa LED memiliki kaki 2 buah

seperti dengan dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Pada gambar di atas kaki

anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki anoda pada saat masih baru,

kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada

gambar di atas. Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat menyala

adalah dengan memberikan tegangan bias maju yaitu dengan memberikan

tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda. Konsep

pembatas arus pada dioda adalah dengan memasangkan resistor secara seri pada

salah satu kaki LED (Light Emitting Dioda). Rangkaian dasar untuk menyalakan

LED (Light Emitting Dioda) membutuhkan sumber tegangan LED dan resistor

sebagai pembatas arus.


Gambar 2.2 Rangkaian Dasar LED

Basarnya arus maksimum pada LED adalah 20 mA, sehingga nilai resistor

harus ditentukan. Dimana besarnya nilai resisitor berebanding lurus dengan

besarnya tegangan sumber yang digunakan. Secara matematis besarnya nilai

resistor pembatas arus LED dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut:

V s−2volt
R= 0.02Ampere

Dimana:

R = Resistor pembatas arus (Ohm)

Vs = Tegangan sumber yang digunakan untuk mensupply


tegangan ke LED (volt)
2 volt = Tegangan LED (volt)

0,02 A = Arus maksimal LED (20 mA)

II.2. Push Button


Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau

penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Suatu sisitem saklar

tekan push button tertidiri dari saklar tekan start, stop reset dan saklar tekan untuk

emergency. Push button memiliki kontak NC (normally close) dan (normally

open).

Prinsip kerja push button adalah apabila dalam keadaan normal tidak

ditekan maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan

berfungsi sebagai stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai

start( menjalankan) biasanya dugunakan pada sistem pengontrolan motor-motor

induksi untuk menjalankan mematikan motor pada industri-industri. Push Button

dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:

a. Tipe Normally Open (NO)

Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila

ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka

kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan

mengalir.

b. Tipe Normally Close (NC)

Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila

ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari

kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus

c. Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan

maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan

maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan

tertutup.

Gambar 2.3 Push Button tipe NO (Normally Open)

II.3. Photodioda

Photodioda merupakan komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan

semikonduktor yang berfungsi mengubah cahaya menjadi arus listrik. Bentuk dari

komponen photodioda tak jauh berbeda jika dibandingkan dengan LED biasa.

Photodioda juga merupakan suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah

kalau cahaya yang jatuh pada dioda berubah-ubah intensitasnya. Dalam gelap nilai

tahanannya sangat besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir. Semakin

kuat cahaya yang jatuh pada dioda maka makin kecil nilai tahanannya, sehingga

arus yang mengalir semakin besar. Jika photodioda persambungan p-n

bertegangan balik disinari, maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan

fluks cahaya yang dikenakan pada persambungan tersebut.

Photodioda berfungsi sebagai sensor cahaya. Cara pemasangannya berbeda

dengan LED yaitu terbalik. Photodioda bekerja pada reverse bias.


Gambar 2.4 Photodioda

Photodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah silicon (

Si) atau galium arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe.

Material ini menyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencakup:

2500 Å – 11000 Å untuk silicon, 8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs. Ketika sebuah

photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut

membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan

tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian dari

kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui sebuah

semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa.cara tersebut

didalam sebuah photodiode digunakan untuk mengumpulkan photon

menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di

bagian-bagian elektroda.

Photodioda terdiri dari sebuah lapisan tipis semikonduktor bertipe-N yang

memiliki kebanyakan elektron. Selain itu itu juga terdapat sebuah lapisan tebal
semikonduktor bertipe-P yang memiliki kebanyakan hole. Lapisan tipis

semikonduktor tipe-N sebagai Katoda, lapisan semikonduktor tebal tipe-P sebagai

Anoda.

Pada saat photodioda terkena sinar cahaya, foton yang merupakan partikel terkecil

pada cahaya akan menembus lapisan tipis semikonduktor bertipe-N, lalu

memasuki lapisan semikonduktor tebal bertipe-P. Foton tersebut kemudian akan

bertabrakan dengan elektron yang terikat sehingga terpisah dari intinya, dan

menyebabkan terjadinya hole. Elektron yang terpisah akibat tabrakan tadi berada

di dekat P-N junction, dan akan menyeberangi persimpangan menuju ke wilayah

semikonduktor yang bertipe-N. Hal tersebut membuat elektron bertambah di sisi

semikonduktor N, dan hole akan bertambah di sisi semikonduktor P.

Pemisahan muatan positif dan negatif yang terjadi mengakibatkan terjadinya beda

potensial pada P-N Junction. Saat beban atau kabel dihubungkan ke Katoda

(semikonduktor N) dan Anoda (semikonduktor P), maka akan timbul aliran arus

listrik akibat elektron yang mengalir melalui beban atau kabel tersebut dari

Katoda menuju ke Anoda.

III. Alat dan Bahan

1. Komputer/Laptop : 1 unit

2. Kabel jamper : Secukupnya

3. Kabel konektor Mikrokontroler Arduino : 1 buah

4. Photodioda
5. Trainer

IV. Gambar Rangkaian

4.1. Skematik Percobaan LED

Gambar 4.1 Skematik Percobaan LED

4.2. Skematik Percobaan Push Button

Gambar 4.2 ​Skematik Percobaan Push Button


V. Langkah Kerja

1. Percobaan LED

1. Memasang kabel jamper pada konektor 5v dan konektor G kemudian

meghubungkan pada pin 5v dan pin G pada board Arduino.

2. Measang kabel jumper pada konektor J3 pin 1 s/d 8 pada Pin 28, 30, 32, 34,

36, 38, 40 dan pin 42 Digital Output board mikrokontroler Arduino Mega

2560. Perhatikan gambar 4.1.

4. Kemudian buka software Arduino dan mengeketikan program berikut ini:

void setup()

pinMode(28,OUTPUT);

pinMode(30,OUTPUT);

pinMode(32,OUTPUT);

pinMode(34,OUTPUT);

pinMode(36,OUTPUT);
 pinMode(38,OUTPUT);

pinMode(40,OUTPUT);

pinMode(42,OUTPUT);

void loop(){

digitalWrite(28,0);

digitalWrite(30,1);
digitalWrite(32,0);

digitalWrite(34,1);

digitalWrite(36,0);

digitalWrite(38,1);

digitalWrite(40,0);

digitalWrite(42,1);

delay(1000);

digitalWrite(28,1);

digitalWrite(30,0);

digitalWrite(32,1);

digitalWrite(34,0);

digitalWrite(36,1);

digitalWrite(38,0);

digitalWrite(40,1);

digitalWrite(42,0);

delay(1000); }

5. Setelah itu memaasang kabel USB Konektor Board Mikrokontroler Arduino

Mega 2560

6. Kemudian pilih ​Tools ​ ​Board ​ ​Kemudian pilih jenis ​Board

Mikrokontroler Arduino Mega 2560


7. Setelah itu pilih ​Tools​ ​ ​Serial Port​ ​ ​ kemudian pilih port sesuai yang kita

gunakan pada port computer/laptop kita

8. Setelah itu ​Verify​ Program yang sudah diketik, tunggu sampai proses

compiling s​ elesai.

9. Jika tidak ada yang error akan muncul tulisan pada bagian bawah sudut kiri

Done Compiling yang menandakan bahwa program siap diupload ke board

Arduino

10. Langkah selanjutnya ​Upload​ program ke board Arduino Mega 2560 dengan

mengklik ​Upload.​ Tunggu sampai proses upload selesai.

11. Mengamati Output pada LED.

12. Mengaktifkan LED sesuai dengan nomor stambuk (29) dalam bentuk biner

00011101.

2. Percobaan Push Button

1. Memasang kabel jumper pada konektor 5v dan konektor G kemudian

dihubungkan pada pin 5v dan pin G pada board Arduino.

2. Memasang kabel jamper pada konektor J3 pin 1 s/d 8 kemudian

dihubungkan ke pin 28, 30, 32, 34, 3 6, 38, 40 dan pin 42 board Arduino.
3. Memasang kabel jamper pada konektor J6 pin 1 s/d 8 kemudian

dihubungkan ke pin 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan pin 9 pada board arduino.

Perhatikan gambar 4.2

5. Membuka software Arduino kemudian mengeketikkan program berikut ini:

byte tombol;

void setup()

pinMode(2,INPUT);digitalWrite(2,HIGH);

pinMode(3,INPUT);digitalWrite(3,HIGH);

pinMode(4,INPUT);digitalWrite(4,HIGH);

pinMode(5,INPUT);digitalWrite(5,HIGH);

pinMode(6,INPUT);digitalWrite(6,HIGH);

pinMode(7,INPUT);digitalWrite(7,HIGH);

pinMode(8,INPUT);digitalWrite(8,HIGH);

pinMode(9,INPUT);digitalWrite(9,HIGH);

pinMode(28,OUTPUT);

pinMode(30,OUTPUT);

pinMode(34,OUTPUT);

pinMode(36,OUTPUT);

pinMode(38,OUTPUT);

pinMode(40,OUTPUT);

pinMode(42,OUTPUT);

void loop(){
tombol=digitalRead(2);

if(tombol==0)digitalWrite(28,1);

else digitalWrite(28,0);

tombol=digitalRead(3);

if(tombol==0)digitalWrite(30,1);

else digitalWrite(30,0);

tombol=digitalRead(4);

if(tombol==0)digitalWrite(32,1);

else digitalWrite(32,0);

tombol=digitalRead(5);

if(tombol==0)digitalWrite(34,1);

else digitalWrite(34,0);

tombol=digitalRead(6);

if(tombol==0)digitalWrite(36,1);

else digitalWrite(36,0);

tombol=digitalRead(7);

if(tombol==0)digitalWrite(38,1);

else digitalWrite(38,0);

tombol=digitalRead(8);

if(tombol==0)digitalWrite(40,1);

else digitalWrite(40,0);

tombol=digitalRead(9);

if(tombol==0)digitalWrite(42,1);

else digitalWrite(42,0);
}

6. Setelah itu memasang kabel USB Konektor Board Mikrokontroler Arduino

Mega 2560

7. Kemudian pilih ​Tools ​ ​Board ​ Kemudian pilih jenis ​Board

Mikrokontroler Arduino Mega 2560

8. Setelah itu pilih ​Tools​ ​ ​ ​Serial Port​ ​ ​ kemudian pilih port sesuai yang

digunakan pada port computer/laptop

9. Setelah itu ​Verify​ Program yang sudah diketik, tunggu sampai proses

compiling s​ elesai.

10. Jika tidak ada yang error akan muncul tulisan pada bagian bawah sudut kiri

Done Compiling yang menandakan bahwa program siap di upload ke board

Arduino

11. Langkah selanjutnya ​Upload​ program ke board Arduino Mega 2560 dengan

klik ​Upload​ tunggu sampai proses upload selesai.

12. Jika berhasil kemudian mengamati perubahan pada LED saat push button
ditekan.

Anda mungkin juga menyukai