Anda di halaman 1dari 15

Secara sederhana, pengertian dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua

elektroda, yaknianoda dan katoda. Kata dioda adalah sebuah kata majemuk yang berarti
dua elektroda, dimana di berarti dua dan oda yang berarti elektroda. Jadi dioda adalah
dua lapisan elektroda N (katoda) dan lapisan P (anoda), dimana N berarti negatif dan P
adalah positif.
Dioda merupakan komponen yang paling sederhana pada keluarga semikonduktor. Bentuk
dioda ini sejenis vacuum tube yang memiliki dua buah elektroda yang terbuat dari bahan
semikonduktor.

Fungsi Dioda
Fungsi dioda ini memang unik, yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Fungsi
dioda paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah
(disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi
panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada
transmisi cairan dimana katup akan terbuka jika ada air yang mengalir dari belakang katup
menuju ke depan, sedangkan katup akan menutup oleh air yang mengalir dari depan
menuju ke belakang.
Fungsi dioda yang lainnya adalah sebagai penyearah sinyal tegangan AC menjadi sinyal
DC. Untuk dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang Anda bisa
menggunakan sebuah dioda. Namun jika ingin menjadi penyearah gelombang penuh, Anda
harus menggunakan 4 buah dioda yang dirangkai seperti jembatan atau dengan
menggunakan 2 buah dioda dengan trafo yang memiliki center tap (CT).

Simbol Dioda

Simbol dioda merupakan anak panah yang di depannya terdapat sebuah garis melintang.
Dari simbol ini, seharusnya sudah mewakili cara kerja dioda itu sendiri. Pada ujung depan
anak panah disebut sebagai Katoda (N = Negatif) dan di belakang anak panah disebut
dengan Anoda (P = Positif)
Demikianlah ulasan singkat yang bisa kami sajikan mengenai Pengertian Dan Fungsi
Dioda. Semoga bermanfaat.

http://rangkaianelektronika.info/pengertian-dan-fungsi-dioda/
Fungsi Dioda sangat berpengaruh penting didalam rangkaian elektronika. Karena dioda adalah
komponen semikonduktor yang terdiri dari penyambung P-N. Dioda merupakan gabungan dari dua kata
elektroda, yaitu anoda dan katoda. Sifat lain dari dioda adalah menghantarkan arus pada tegangan maju
dan menghambat arus pada aliran tegangan balik. Selain itu, masih banyak lagi fungsi dioda lainnya,
sebagai berikut :

Sebagai penyearah untuk komponen dioda bridge.

Sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener.

Sebagai pengaman atau sekering.

Sebagai pemangkas atau pembuang level sinyal yang ada di atas atau bawah tegangan tertentu

pada rangkaian clipper.


Sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada rangkaian clamper.
Sebagai pengganda tegangan.
Sebagai indikator untuk rangkaian LED (Light Emiting Diode).
Dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian power amplifier.
Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo.
Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada komponen dioda varactor.

Secara keseluruhan dioda dapat kita contohkan sebagai katup, dimana katup tersebut akan terbuka pada
saat air mengalir dari belakang menuju ke depan. Sedangkan katup akan menutup apabila ada dorongan
aliran air dari depan katub. Simbol dioda digambarkan dengan anak panah yang diujungnya terdapat
garis yang melintang. Cara kerja dioda dapat kita lihat dari simbolnya. Karena pada pangkal anak panah
disebut sebagai anoda (P) dan pada ujung anak panah dapat disebut sebagai katoda (N)

http://komponenelektronika.biz/fungsi-dioda.html
Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan karakteristik serta
spesifikasinya, seperti dioda penyearah(rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (PhotoDioda)dan Dioda Varactor.

1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)


Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi sebagai penyearah
tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum
dioda ini disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

Gambar 1. dioda penyearah

2. DIODA ZENER
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda ini dikenal
juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener
berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen elektronika kerabat dioda
yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping
yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika

pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada angka
puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya.
Fungsi dari komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.

Gambar 2. dioda zener

Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain dan beban akan dibatasi
oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda tidak menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir
ke rangkaian lain dan beban. Jika input tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi
brekadown dan arus akan mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.
3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang merupakan
piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan pada keluarga Optoelectronic.
Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-).Ada tiga kategori
umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida
Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang

berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau
kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya
dibedakan atas jenis warna
TABEL LED DAN TEGANGANYA

Warna

Tegangan Maju

Merah

1.8 volt

Orange

2.0 volt

Kuning

2.1 volt

Hijau

2.2 volt

Gambar 3. dioda LED


Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat mengeluarkan cahaya, maka
pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan
ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga menghasilkan warna sebagai berikut:
* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) merah dan inframerah
* Gallium Aluminium Phosphide hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
* Silicon Carbide (SiC) biru
* Diamond (C) ultraviolet
* Silicon (Si) biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) biru

LED biru dan putih


LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium nitrida. LED ini ditemukan oleh Shuji
Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir diNichia Corporation di Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau
yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang melewatinya. Dalam
keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk
bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah
nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut.
Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch
Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu
melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah
dalam bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (LuxMeter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah
rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam
penggunaan alarm.

Gambar 4. dioda foto.


5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas yang berubahubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda
varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya.
Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat
penerima radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio).

Gambar 5. dioda varactor


6. DIODA SCHOTTKY (SCR)
DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi sebagai
pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan
tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan
campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.

Gambar 6. dioda schottky.


Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada kaki yang pendek,
sedangkan katoda pada kaki yang panjang.

Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung
pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A.
Fleming (1849-1945) pada tahun 1904.
Struktur dan skema dari dioda dapat dilihat pada gambar di atas.

Pada dioda, plate diletakkan dalam posisi mengelilingi katoda sedangkan heater
disisipkan di dalam katoda. Elektron pada katoda yang dipanaskan oleh heater akan
bergerak dari katoda menuju plate.
Untuk dapat memahami bagaimana cara kerja dioda pada rangkaian Elektronik kita
dapat meninjau 3 situasi sebagai berikut ini yaitu :
1. Dioda diberi tegangan nol
2. Dioda diberi tegangan negative
3. Dioda diberi tegangan positive

Dioda Diberi Tegangan Nol


Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik elektron
dari katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya mampu
melompat sampai pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan membentuk
muatan ruang (Space Charge). Tidak mampunya elektron melompat menuju katoda
disebabkan karena energi yang diberikan pada elektron melalui pemanasan oleh heater
belum cukup untuk menggerakkan elektron menjangkau plate.

Dioda Diberi Tegangan Negative

Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada plate akan
menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga elektron tersebut
tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong kembali ke katoda,
sehingga tidak akan ada arus yang mengalir.

Dioda Diberi Tegangan Positive


Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate akan
menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi thermionic,
pada situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus listrik yang akan
mengalir tergantung daripada besarnya tegangan positif yang dikenakan pada plate.
Semakin besar tegangan plate akan semakin besar pula arus listrik yang akan mengalir.
Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapat mengalirkan arus listrik pada
situasi tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus
listrik (rectifier). Pada kenyataannya memang dioda banyak digunakan sebagai
penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC pada rangkaian Elektronik.
2. Karakteristik Dioda
Hampir semua peralatan Elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah
digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau
tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak
menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian

Elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada


beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (HalfWave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong
(Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage
Multiplier). Di bawah ini merupakan gambar yang melambangkan dioda penyearah.
Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti
anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada
arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
3. Macam Macam Dioda
A. Dioda Umum
B. Dioda khusus
A. Dioda Umum
Yang dimaksud dioda umum adalah dioda yang dipergunakan dalam rangkaian
rangkaian sederhana dan biasanya berfungsi sebagai perata atau pembatas arus listrik.
Dioda umum ini dalam operasinya dapat bekerja bila diberi arus bolak balikatau searah
Arus listrik yang melewati dioda sebagian akan dilewatkan baik tegangan positifnya
maupun tegangan negatifnya tergantung cara pemasangannya.
Yang termasuk dioda umum :
-

Dioda
Dioda
Dioda
Dioda
Dioda

Silikon
Germanium
Rectifier
Selenium
Kuprok

B. Dioda khusus
Dioda jenis khusus bekerja bukan hanya sebagai perata/pembatas arus namun
pemakaiannya sangat bervariasi, beberapa aplikasinya adalah sensor, stabilizer,
penyearah terkendali dan lain sebagainya.
Yang termasuk dioda khusus :
- Dioda Zener
- Dioda LED
-Dioda Photosel/Photo Dioda
- Dioda Thyristor/SCR
- Dioda DIAC
- Dioda TRIAC
- Dioda Kapasitansi

4. Penjelasan Macam Dioda


- Dioda Standar
Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon mempunyai
tegangan maju 0.6V sedangkan dioda germanium 0.3V. Dioda jenis ini mempunyai
beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi. Batasan batasan itu seperti batasan
tegangan reverse, frekuensi, arus, dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun
0.025V setiap kenaikan 1 derajat dari suhu normal.
Sesuai karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi sebagai berikut:
Penyearah sinyal AC
Pemotong level
Sensor suhu
Penurun tegangan
Pengaman polaritas terbalik pada dc input
Contoh dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan 1N4148 (500mA).
- Dioda Rectifier
Rectifier berfungsi sebagai penyearah Arus ( AC ke DC ). Biasanya Rectifier lebih dikenal
sebagai Dioda karena penyearah arus ialah fungsi dasar dari dioda, tetapi lebih spesifik
lagi merupakan fungsi dari rectifier.
- Dioda Kiprok
kiprok berfungsi untuk regulator tegangan yang biasa digunkan pada kendaraan
bermotor.
Maka jika arus 12 volt maka arus akan tetap stabil menjadi 12 volt meskipun arus naik.
Namun memiliki ampere yang berbeda-beda. sebenarnya tidak ada bedanya dengan
Rectifier namun kiprok adalah gabungan komponen tambahan sebagai penyetabil
tegangan. Sehingga bila tunggangan tak dilengkapi aki, bohlam lampu pada sepeda
motor tidak cepat putus.
- Dioda Selenium
disebut dioda selenium karena banyak terbuat dari selenium. Dioda ini memiliki
keandalan yang tinggi & mampu dialiri tegangan arus listrik yang cukup tinggi.
Biasanya dipergunakan sebagai perata dalam rangkaian power supply. Dioda selenium
dirancang memiliki 4 kaki; 2 kaki diantaranya merupakan bagian inputnya tegangan
arus AC & 2 kaki lainnya sebagai output yang diberi tanda (+) & (-) yang menghasilkan
arus DC.
- Dioda Zener
dioda zener adalah diode yang berfungsi sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda
zener juga dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk
keamanan rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang kecil maka pada penggunaan
dioda zener sebagai penstabil tegangan untuk arus besar diperlukan sebuah buffer
arus. Dioda zener dibias mundur (reverse).

- LED (light emiting diode)


Dioda jenis ini mempunyai lapisan fosfor yang bisa memancarkan cahaya saat diberi
polaritas pada kedua kutubnya. LED mempunyai batasan arus maksimal yang mengalir
melaluinya. Diatas nilai tersebut dipastikan umur led tidak lama. Jenis led ditentukan
oleh cahaya yang dipancarkan. Seperti led merah, hijau, biru, kuning, oranye, infra
merah dan laser diode. Selain sebagai indikator beberapa LED mempunyai fungsi
khusus seperti LED inframerah yang dipakai untuk transmisi pada sistem remote control
dan opto sensor juga laser diode yang dipakai untuk optical pick-up pada sistem CD.
Dioda jenis ini dibias maju (forward).
- Dioda photo / photodiode
Dioda photo merupakan jenis komponen peka cahaya. Dioda ini akan menghantar jika
ada cahaya yang mauk dengan intensitas tertentu. aplikasi dioda photo banyak pada
sistem sensor cahaya (optical). Contoh:pada optocoupler dan optical pick-up pada
sistem CD. Dioda photo dibias maju (forward).
- Thyristor - SCR, TRIAC dan DIAC
Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti pintu'. Dinamakan demikian
barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang dapat dibuka
dan ditutup untuk melewatkan arus listrik. Ada beberapa komponen yang termasuk
thyristor antara lain PUT (programmable uni-junction transistor), UJT (uni-junction
transistor ), GTO (gate turn off switch), photo SCR dan sebagainya. Namun pada
kesempatan ini, yang akan kemukakan adalah komponen-komponen thyristor yang
dikenal dengan sebutan SCR (silicon controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca
dapat menyimak lebih jelas bagaimana prinsip kerja serta aplikasinya.
Struktur Thyristor
Ciri-ciri utama dari sebuah thyristor adalah komponen yang terbuat dari bahan
semiconductor silicon. Walaupun bahannya sama, tetapi struktur P-N junction yang
dimilikinya lebih kompleks dibanding transistor bipolar atau MOS. Komponen thyristor
lebih digunakan sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai penguat arus atau tegangan
seperti halnya transistor.
Struktur dasar thyristor adalah struktur 4 layer PNPN seperti yang ditunjukkan pada
gambar-1a. Jika dipilah, struktur ini dapat dilihat sebagai dua buah struktur junction PNP
dan NPN yang tersambung di tengah seperti pada gambar-1b. Ini tidak lain adalah dua
buah transistor PNP dan NPN yang tersambung pada masing-masing kolektor dan base.
Jika divisualisasikan sebagai transistor Q1 dan Q2, maka struktur thyristor ini dapat
diperlihatkan seperti pada gambar-2 yang berikut ini.
Ib, yaitu arus kolektor adalah penguatan dari arus base.Terlihat di sini kolektor
transistor Q1 tersambung pada base transistor Q2 dan sebaliknya kolektor transistor Q2
tersambung pada base transistor Q1. Rangkaian transistor yang demikian menunjukkan
adanya loop penguatan arus di bagian tengah. Dimana diketahui bahwa Ic =
Jika misalnya ada arus sebesar Ib yang mengalir pada base transistor Q2, maka akan
ada arus Ic yang mengalir pada kolektor Q2. Arus kolektor ini merupakan arus base Ib

pada transistor Q1, sehingga akan muncul penguatan pada pada arus kolektor
transistor Q1. Arus kolektor transistor Q1 tdak lain adalah arus base bagi transistor Q2.
Demikian seterusnya sehingga makin lama sambungan PN dari thyristor ini di bagian
tengah akan mengecil dan hilang. Tertinggal hanyalah lapisan P dan N dibagian luar.
Jika keadaan ini tercapai, maka struktur yang demikian todak lain adalah struktur dioda
PN (anoda-katoda) yang sudah dikenal. Pada saat yang demikian, disebut bahwa
thyristor dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan arus dari anoda menuju katoda
seperti layaknya sebuah dioda.

Bagaimana kalau pada thyristor ini kita beri beban lampu dc dan diberi suplai tegangan
dari nol sampai tegangan tertentu seperti pada gambar 3. Apa yang terjadi pada lampu
ketika tegangan dinaikkan dari nol. Ya betul, tentu saja lampu akan tetap padam karena
lapisan N-P yang ada ditengah akan mendapatkan reverse-bias (teori dioda). Pada saat
ini disebut thyristor dalam keadaan OFF karena tidak ada arus yang bisa mengalir atau
sangat kecil sekali. Arus tidak dapat mengalir sampai pada suatu tegangan reverse-bias
tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan hilang. Tegangan ini disebut
tegangan breakdown dan pada saat itu arus mulai dapat mengalir melewati thyristor
sebagaimana dioda umumnya. Pada thyristor tegangan ini disebut tegangan breakover
Vbo.
SCR
Telah dibahas, bahwa untuk membuat thyristor menjadi ON adalah dengan memberi
arus trigger lapisan P yang dekat dengan katoda. Yaitu dengan membuat kaki gate pada
thyristor PNPN seperti pada gambar-4a. Karena letaknya yang dekat dengan katoda,
bisa juga pin gate ini disebut pin gate katoda (cathode gate). Beginilah SCR dibuat dan
simbol SCR digambarkan seperti gambar-4b. SCR dalam banyak literatur disebut
Thyristor saja.
Melalui kaki (pin) gate tersebut memungkinkan komponen ini di trigger menjadi ON,
yaitu dengan memberi arus gate. Ternyata dengan memberi arus gate Ig yang semakin
besar dapat menurunkan tegangan breakover (Vbo) sebuah SCR. Dimana tegangan ini
adalah tegangan minimum yang diperlukan SCR untuk menjadi ON. Sampai pada suatu
besar arus gate tertentu, ternyata akan sangat mudah membuat SCR menjadi ON.
Bahkan dengan tegangan forward yang kecil sekalipun. Misalnya 1 volt saja atau lebih
kecil lagi. Kurva tegangan dan arus dari sebuah SCR adalah seperti yang ada pada
gambar-5 yang berikut ini.

Pada gambar tertera tegangan breakover Vbo, yang jika tegangan forward SCR
mencapai titik ini, maka SCR akan ON. Lebih penting lagi adalah arus Ig yang dapat
menyebabkan tegangan Vbo turun menjadi lebih kecil. Pada gambar ditunjukkan
beberapa arus Ig dan korelasinya terhadap tegangan breakover. Pada datasheet SCR,
arus trigger gate ini sering ditulis dengan notasi IGT (gate trigger current). Pada gambar
ada ditunjukkan juga arus Ih yaitu arus holding yang mempertahankan SCR tetap ON.
Jadi agar SCR tetap ON maka arus forward dari anoda menuju katoda harus berada di
atas parameter ini.

Sejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi ON. Pada
kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya akan ON, walaupun
tegangan gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-satunya cara untuk membuat SCR
menjadi OFF adalah dengan membuat arus anoda-katoda turun dibawah arus Ih
(holding current). Pada gambar-5 kurva I-V SCR, jika arus forward berada dibawah titik
Ih, maka SCR kembali pada keadaan OFF. Berapa besar arus holding ini, umumnya ada
di dalam datasheet SCR.
Cara membuat SCR menjadi OFF tersebut adalah sama saja dengan menurunkan
tegangan anoda-katoda ke titik nol. Karena inilah SCR atau thyristor pada umumnya
tidak cocok digunakan untuk aplikasi DC. Komponen ini lebih banyak digunakan untuk
aplikasi-aplikasi tegangan AC, dimana SCR bisa OFF pada saat gelombang tegangan AC
berada di titik nol.
Ada satu parameter penting lain dari SCR, yaitu VGT. Parameter ini adalah tegangan
trigger pada gate yang menyebabkab SCR ON. Kalau dilihat dari model thyristor pada
gambar-2, tegangan ini adalah tegangan Vbe pada transistor Q2. VGT seperti halnya
Vbe, besarnya kira-kira 0.7 volt. Seperti contoh rangkaian gambar-8 berikut ini sebuah
SCR diketahui memiliki IGT = 10 mA dan VGT = 0.7 volt. Maka dapat dihitung tegangan
Vin yang diperlukan agar SCR ini ON adalah sebesar :
Vin = Vr + VGT
Vin = IGT(R) + VGT = 4.9 volt
Gambar-8 : Rangkaian SCR
TRIAC
Boleh dikatakan SCR adalah thyristor yang uni-directional, karena ketika ON hanya bisa
melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Struktur TRIAC
sebenarnya adalah sama dengan dua buah SCR yang arahnya bolak-balik dan kedua
gate-nya disatukan. Simbol TRIAC ditunjukkan pada gambar-6. TRIAC biasa juga disebut
thyristor bi-directional.
Gambar-6 : Simbol TRIAC
TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik, sehingga dapat melewatkan
arus dua arah. Kurva karakteristik dari TRIAC adalah seperti pada gambar-7 berikut ini.
Gambar-7 : Karakteristik kurva I-V TRIAC
Pada datasheet akan lebih detail diberikan besar parameter-parameter seperti Vbo dan
-Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya. Umumnya besar parameter ini
simetris antara yang plus dan yang minus. Dalam perhitungan desain, bisa dianggap
parameter ini simetris sehingga lebih mudah di hitung.
DIAC
Kalau dilihat strukturnya seperti gambar-8a, DIAC bukanlah termasuk keluarga thyristor,
namun prisip kerjanya membuat ia digolongkan sebagai thyristor. DIAC dibuat dengan
struktur PNP mirip seperti transistor. Lapisan N pada transistor dibuat sangat tipis
sehingga elektron dengan mudah dapat menyeberang menembus lapisan ini.
Sedangkan pada DIAC, lapisan N di buat cukup tebal sehingga elektron cukup sukar
untuk menembusnya. Struktur DIAC yang demikian dapat juga dipandang sebagai dua
buah dioda PN dan NP, sehingga dalam beberapa literatur DIAC digolongkan sebagai

dioda.
Gambar-8 : Struktur dan simbol DIAC
Sukar dilewati oleh arus dua arah, DIAC memang dimaksudkan untuk tujuan ini. Hanya
dengan tegangan breakdown tertentu barulah DIAC dapat menghantarkan arus. Arus
yang dihantarkan tentu saja bisa bolak-balik dari anoda menuju katoda dan sebaliknya.
Kurva karakteristik DIAC sama seperti TRIAC, tetapi yang hanya perlu diketahui adalah
berapa tegangan breakdown-nya.
Simbol dari DIAC adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar-8b. DIAC umumnya
dipakai sebagai pemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif tinggi.
Contohnya adalah aplikasi dimmer lampu yang berikut pada gambar-9.
4. Fungsi Dioda
1. Penyearah, contoh : dioda bridge
2. Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener
3. Pengaman /sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal yang
ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc kepada suatu
sinyal ac
6. Pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, yaitu LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda varactor
5. Aplikasi Penggunaan
Dioda banyak diaplikasikan pada rangkaian penyearah arus (rectifier) power suplai atau
konverter AC ke DC. Di pasar banyak ditemukan dioda seperti 1N4001, 1N4007 dan
lain-lain. Masing-masing tipe berbeda tergantung dari arus maksimum dan juga
tegangan breakdown-nya. Zener banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan
(voltage regulator). Zener yang ada dipasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung
dari tegangan breakdown-nya. Di dalam datasheet biasanya spesifikasi ini disebut Vz
(zener voltage) lengkap dengan toleransinya, dan juga kemampuan dissipasi daya.

LED sering dipakai sebagai indikator yang masing-masing warna bisa memiliki arti yang
berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga bisa berarti lain. LED dalam bentuk
susunan (array) bisa menjadi display yang besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7
segment atau ada juga yang 14 segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan
angka numerik dan alphabet.
Contoh circuit sederhana dari diode
- Rangkaian penyearah arus listrik dari AC ke DC

Rangkaian regulator tegangan

Implementasi diode sebagai pelipat ganda frekuensi..


misal frekuensi input 50 Hz maka output menjadi 100 Hz
- Diode sebagai pencampur sinyal
-

Implementasi LED

Diode sebagai saklar (Switch)

DaftarPusataka
- http://www.electroniclab.com/
- http://onesus.blogspot.com/2010/08/jenis-jenis-dioda-dan-implementasinya.html
- http://abisabrina.wordpress.com/2010/07/14/komponen-dasar-elektronika-dioda/
- http://www.inverterplus.com/2010/06/macam-macam-dioda.html

http://www.nunutjoe.com/2010/11/download-makalah-dioda.html#.U0CkEqiSz5M

Anda mungkin juga menyukai