Anda di halaman 1dari 8

PERAN MAHASISWA DALAM DEMOKRASI

Desma Ayu May Shella

ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan tentang Peran Mahasiswa sebagai Agen Pengontrol dan
Agen Perubahan dalam Demokrasi di Indonesia. Demokrasi digambarkan
sebagai pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Mahasiswa harus
bergerak sebagai aspirasi rakyat disaat rakyat tidak bisa mengeluarkan
aspirasinya.

KATA KUNCI : Demokrasi, Mahasiswa, Peran

ABSTRACT
This article describes the Role Of Students As Agents Of Control and Agen Of
Change in Democracy In Indonesia. Democracy is described as a goverment of
the people, by the people, and for the people. Students must act as the
aspirations of the people when the people do not express their aspirations.

KEYWORDS : Democracy, Students, Role

PENDAHULUAN
Istilah "Demokrasi" berasal dari kata Yunani Kuno, demos (rakyat)
dan kratos (pemerintahan). Secara sederhana, demokrasi berarti kekuasaan
politik yang berada di tangan rakyat dan bukan sekelompok orang sehingga
demokrasi merupakan wujud kepemilikan rakyat. Pada Era Modern, oleh
Abraham Lincoln dalam bicaranya di Gettysburg pada tahun 1863,
digambarkan sebagai “pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang memiliki empat elemen kunci ,
yaitu pemilu yang bebas dan adil, partisipasi aktif warga negara dalam politik
dan ruang publik, perlindungan terhadap hak asasi manusia, serta hukum
sebagai panglima (supremasi hukum).
Dalam sejarah panjang Pemerintahan Indonesia selalu mengalami
pasang surut dalam tatanan demokrasi mulai dari Pemerintahan Orde Lama,
Orde Baru, Dan Kini Orde Reformasi. Dalam perubahan tatanan demokrasi di
Indonesia selalu diwarnai dengan derap perjuangan pelajar dan mahasiswa.
Pemuda, pelajar, dan mahasiswa secara naluri selalu menjadi agen pengontrol
(agent of control) dan agen perubahan (agent of change) demokrasi yang
mewarnai percaturan politik di Indonesia karena pentingnya peran mahasiswa
dalam mengontrol demokrasi di Indonesia, tidak mengherankan jika Pemerintah
Orde Baru berupaya menekan pergerakan mahasiswa yang selalu mengkritisi
pemerintah melalui berbagai usaha yang pada intinya membatasi pergerakan
mahasiswa dalam bidang politik dan memposisikan pelajar dan mahasiswa
duduk manis dalam organisasi intrakampus dengan peraturan yang dibuat oleh
pemerintah. Namun hal itu hanya bertahan dalam Era Orde Baru hingga Tahun
1998. Pada bulan Mei Tahun 1998, mahasiswa kembali turun ke jalan
menduduki gedung DPR menggulingkan rezim Orde Baru dan menggulirkan
Orde Reformasi. Sejak Orde Reformasi mahasiswa kembali bebas
mengekspresikan dirinya sebagai agen pengontron (agent of control) dan agen
perubahan (agent of change) tatanan demokrasi hingga dihasilkan tatanan
politik Indonesia pasca reformasi yang lebih demokratis yang diakui oleh dunia
internasional.
Pemuda secara umum didefinisikan sebagai mahasiswa atau kaum
terpelajar yang memiliki potensi besar dalam proses perubahan. Mahasiswa
adalah sosok yang suka berkreasi, idealis dan memiliki keberanian serta
menjadi inspirator dengan gagasan dan tuntutannya. Namun, format kehidupan
mahasiswa saat ini sedikit banyak telah terpengaruh oleh sistem kehidupan
yang berlaku sekarang, yaitu sistem demokrasi kapitalis.

TINJAUAN TEORI
Bukti Negara Demokrasi dalam Pembukaan UUD 1945 :
Pembukaan UUD 1945 menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara
demokrasi yang berbunyi "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia."(alinea keempat Pembukaan UUD 1945).
Selain Pembukaan UUD 1945, bukti normatif juga terdapat dalam
Batang Tubuh. Berikut pasal-pasal yang menyebutkan Indonesia adalah negara
demokrasi :
1. Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi "Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar."
2. Pasal 28 yang berbunyi "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang."
Bukti normatif juga terdapat dalam konstitusi Republik Indonesia
Serikat (RIS) dan UUDS 1945, sebagai berikut :
1. Konstitusi RIS Pasal 1
- Ayat (1) berbunyi "Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan
berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan berbentuk
federasi"
- Ayat (2) berbunyi "Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat
dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat dan
Senat"
2. Dalam UUDS 1950 Pasal 1
- Ayat (1) berbunyi "Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah
suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan"
- Ayat (2) berbunyi "Kedaulatan Republik Indonesia adalah ditangan rakyat
dan dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan
rakyat"
Sementara itu, bukti empirik yang menunjukkan Indonesia adalah negara
demokrasi dapat dilihat pada masa pemerintahan yang pernah berjalan di
Indonesia antara lain Masa Revolusi, Parlementer, Demokrasi Terpimpin, Orde
Baru, Dan Reformasi.

METODE
Artikel ini dibuat menggunakan metode kuantitatif deskriptif melalui analisa
dan pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung
dalam proses penulisan.

PEMBAHASAN
Demokrasi adalah suatu pemerintahan dimana rakyat memegang suatu
peranan yang sangat menentukan. Ada dua tahap demokrasi, yaitu demokrasi
langsung dan demokrasi tidak langsung. Konteks demokrasi langsung rakyat
ikut secara langsung dalam menentukan pemerintahan. Demokrasi ini terjadi
pada tipe-tipe Negara kota waktu zaman Yunani kuno, yakni ketika rakyat
berkumpul pada tempat tertentu untuk membicarakan berbagai masalah
kewarganegaraan. Pada masa modern ini cara demikian tentu tidak mungkin
lagi karena selain negaranya semakin luas dan warganya semakin banyak,
urusan-urusan kenegaraan juga semakin kompleks. Sistem demokrasi sekarang
ini rakyat tidak lagi ikut dalam urusan pemerintahan secara langsung melainkan
melalui wakil-wakilnya yang ditentukan melalui pemilihan umum. Inilah yang
disebut demokrasi tidak langsung. Adapun ciri khas demokrasi adalah sebagai
berikut:
1. Adanya undang-undang yang demokratis;
2. Adanya rule of law, bukan rule of power;
3. Partai politik lebih dari satu;
4. Pers yang bebas;
5. Pemilu yang bebas.
Sementara itu pokok-pokok dalam pelaksanaan demokrasi adalah
sebagai berikut:
1. Kedaulatan tertinggi di tangan rakyat;
2. Adanya pemerintahan perwakilan;
3. Pelaksanaan hak-hak sosial dan politik;
4. Kekuasan pemerintah yang terbatas dan diawasi;
5. Penghargaan dan perlindungan hak asasi manusia (HAM);
6. Tegaknya hukum bersamaan dengan tegaknya keadilan.
Demokrasi di Perguruan Tinggi dapat diartikan sebagai pelaksanaan
seluruh kegiatan perkuliahan yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.
Mekanisme berdemokrasi dalam politik tidak sepenuhnya sesuai dengan
mekanisme dalam kepemimpinan lembaga pendidikan namun secara substantif,
sekolah demokratis adalah membawa semangat demokrasi tersebut dalam
perencanaan, pengelolaan dan evaluasi penyelenggaraan perkuliahan sesuai
dengan nilai-nilai demokrasi.
Beberapa nilai yang terdapat dalam demokrasi, yaitu:
1. Menyelesaikan persoalan secara melembaga;
2. Menjamin terselenggaaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah;
3. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur;
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimum;
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman;
6. Menjamin tegaknya hukum dan keadilan.
Nilai-nilai demokrasi dipercaya akan membawa kehidupan berbangsa
dan bernegara dalam semangat dibandingkan dengan ideologi non demokrasi.
Keuntungan pelaksanaan demokrasi sebagai berikut:
1. Demokrasi menolong mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh kaum
otokrat;
2. Demokrasi menjamin bagi warga negaranya dengan sejumlah HAM yang
tidak diberikan oleh sistem-sistem yang tidak demokratis;
3. Demokrasi menjamin kebebasan yang lebih luas bagi warga negaranya;
4. Demokrasi membantu rakyat untuk melindungi kepentingan dasarnya;
5. Pemerintahan yang demokratis dapat memberikan kesempatan sebesar-
besarnya untuk menjalankan tanggung jawab moral;
6. Demokrasi membantu perkembangan manusia lebih total;
7. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat membantu perkembangan
kadar persamaan politik yang relatif tinggi;
8. Negara-negara demokrasi perwakilan modern tidak berperang satu sama
lain;
9. Negara-negara demokratis yang konsekuen terhadap kedemokratisannya
cenderung lebih makmur daripada Negara-negara dengan pemerintahan
yang tidak demokratis.
Jika mulai rezim Orde Lama hingga Orde Baru Indonesia telah
memakai label demokrasi, Indonesia sedari dulu telah memakai sistem
demokrasi, namun hanya memakai sistem demokrasi sebagai sekadar label
(nama) tidak dengan aktualisasi tindakannya. Seperti yang kita ketahui dari
zaman Orde Lama hingga Orde Baru tipe kepemimpinan pada rezim itu begitu
kental “rasa” otoritarianisme, dengan begitu maraknya pembungkaman aktivis-
aktivis pemuda dan mahasiswa dibatasinya ruang kebebasan berpendapat dan
terlebih kebebasan pers yang sangat dibatasi ruang geraknya pada rezim itu.
Memasuki era Reformasi, Indonesia perlahan mulai melakukan
aktualisasi sistem demokrasi terbukti dengan pers yang mulai bebas ruang
geraknya, kebebasan berpendapat (lisan dan tulisan) yang telah dijamin oleh
Undang-Undang seperti pada Pasal 28 UUD 1945. Namun seiring berjalannya
waktu kepincangan sistem demokrasi Indonesia kian hari kian nampak.
Kepincangan sistem demokrasi Indonesia bisa kita lihat dengan
maraknya peristiwa pembungkaman nalar-nalar kritis pemuda, mahasiswa, dan
masyarakat pada umumnya, money politik yang kian hari semakin tak
terbendung penerapannya dalam kontestasi-kontestasi politik sangat sulit untuk
dihilangkan. Jika banyak ahli atau pun tokoh nasional yang mengatakan kita
hidup dalam negara yang menganut sistem demokrasi, tapi nyatanya tidak
seperti demokrasi.
Sebagai agen of change, mahasiswa diharapkan mampu mengubah
dan mendekonstruksi berbagai keburukan yang dapat menghambat
perkembangan demokrasi seperti money politik disaat kontestasi politik dihelat.
Mahasiswa diharapkan mampu merekonstruksi stigma yang ada dalam
masyarakat juga diri pribadi bahwa money politic adalah suatu perilaku tercela
yang tidak boleh ditumbuh-kembangkan. Mahasiswa harus mampu membuat
stigma baru yang mengarah pada progresivitas arah demokrasi, hal tersebut bisa
dilakukan antara lain dengan cara merubah stigma terdahulu “ada uang, ada
suara” dengan stigma “pemilih cermat” bahwa masyarakat harus memilih
pemimpin berdasarkan track-record, prestasi dan visi-misi dari calon pemimpin
bukan dari seberapa besar uang yang didapat. Implementasi stigma tersebut
dapat dilakukan dengan cara memberi masyarakat pemahaman literasi terhadap
demokrasi seperti menjelaskan secara langsung kepada masyarakat.
Sebagai agen of control, mahasiswa diharapkan mampu mengontrol
berbagai kebijakan pemerintah bisa dengan berbagai cara, diantaranya dengan
memberikan masukan seperti saran maupun kritikan melalui tulisan di media
massa, dan juga bisa lewat aksi demonstrasi.
Implementasi nlai-nilai demokrasi dapat juga diterapkan di dalam
kelas maupun diluar kelas seperti :
1. Berdiskusi dengan mahasiswa lain saat proses perkuliahan di dalam kelas;
2. Memberikan masukan atau pendapat kepada mahasiswa lain saat diskusi di
dalam kelas;
3. Menerima saran atau kritikan dari mahasiswa lain saat diskusi di dalam
kelas;
4. Mengambil keputusan dengan musyawarah terhadap hal-hal yang
menyangkut kegiatan akademik di luar perkuliahan;
5. Berdiskusi dengan mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelompok di luar
perkuliahan.
Contoh Peristiwa yang dilakukan Mahasiswa dalam Demokrasi :
1. Di Yogyakarta, Senin (23/9/2019), ratusan mahasiswa dan masyarakat yang
menamakan diri Aliansi Rakyat Bergerak melakukan aksi damai bertajuk
Gejayan Memanggil
Menurut koordinator aksi, Nailendra, salah satu aspirasi gerakan
Gejayan Memanggil adalah menyatakan mosi tidak percaya kepada DPR
dan elite politik. Aliansi menggugat RKUHP yang dianggap mengebiri
demokrasi. "RKUHP membungkam demokrasi dan hak asasi manusia.
Salah satunya, melalui pasal yang mengatur soal 'makar'. Pasal soal makar
jelas berisiko menjadi pasal karet yang akan memberangus demokrasi," tulis
Aliansi Rakyat Bergerak dalam keterangan pers yang diterima Tirto. Dalam
rilis pers tersebut, mereka merinci sejumlah pasal karet dalam RKUHP yang
bisa digunakan untuk memberangus kebebasan berekspresi dan berpendapat
bagi seluruh masyarakat sipil. Pasal-pasal dalam RKUHP juga dinilai
mengkriminalisasi pelbagai bentuk perlakuan masyarakat atas nama zina,
hukum yang berlaku di masyarakat (living law)—yang berpotensi menjadi
pasal karet, bahkan mengkriminalisasi gelandangan dengan pidana denda
satu juta rupiah. "Pasal tersebut jelas bertentangan dengan Pasal 34 ayat (1)
UUD 1945, di mana fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara,"
imbuh mereka.
Isu lain yang juga disuarakan adalah pelemahan KPK, pembakaran
hutan dan tambang, RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada rakyat,
problematika RUU Pertanahan, dan tak ketinggalan RUU Penghapusan
Kekerasan Seksual yang belum ditetapkan.
2. Sementara itu di Jakarta, massa mahasiswa dari pelbagai universitas
mengadakan demonstrasi di depan Gedung DPR RI. Massa gabungan itu
datang dari Universitas Indonesia, UIN Jakarta, Universitas Atma Jaya,
Universitas Kristen Indonesia, Universitas Muhammadiyah Jakarta,
Universitas Al-Azhar, dan beberapa universitas lain. Tuntutan para
mahasiswa Jakarta relatif sama dengan Aliansi Rakyat Bergerak Yogykarta,
yakni menolak rencana pengesahan RKUHP, UU KPK hasil revisi, dan
rancangan serta revisi UU lainnya lantaran dinilai mencederai demokrasi.
3. Demonstrasi mahasiswa di Bandung digelar di depan Gedung DPRD Jawa
Barat. Angga Firmansyah, salah seorang koordinator aksi dari Universitas
Sangga Buana YPKP Bandung menjelaskan bahwa mahasiswa menuntut
Presiden Joko Widodo membatalkan sejumlah RUU bermasalah. Jika
pemerintah dan DPR tak memenuhi tuntutan mahasiswa, maka mahasiswa
Bandung akan mengadakan demonstrasi lebih besar lagi.
4. Unjuk rasa mahasiswa menolak UU Cipta Kerja di dekat Monas, Jakarta,
Selasa (20/10/2020) siang diwarnai aksi membakar ban. Lebih dari 1.000
orang yang terdiri dari kelompok mahasiswa dan buruh menggelar unjuk
rasa dan pawai di Jakarta, Selasa (20/10/2020), menolak Undang-Undang
Cipta Kerja. Mereka menuntut agar pemerintah membatalkan Omnibus Law
dan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti UU alias perpu. Unjuk
rasa ini digelar bertepatan satu tahun masa pemerintahan Presiden Joko
Widodo-Ma'ruf Amin. Sekitar 10.000 aparat polisi dan TNI telah diturunkan
untuk mengamankan unjuk rasa di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

KESIMPULAN
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang memiliki empat elemen
kunci , yaitu pemilu yang bebas dan adil, partisipasi aktif warga negara dalam
politik dan ruang publik, perlindungan terhadap hak asasi manusia, serta hukum
sebagai panglima (supremasi hukum).
Pemuda secara umum didefinisikan sebagai mahasiswa atau kaum
terpelajar yang memiliki potensi besar dalam proses perubahan. Mahasiswa
adalah sosok yang suka berkreasi, idealis dan memiliki keberanian serta
menjadi inspirator dengan gagasan dan tuntutannya.
Sebagai agen of change, Mahasiswa diharapkan mampu
merekonstruksi stigma yang ada dalam masyarakat juga diri pribadi bahwa
money politic adalah suatu perilaku tercela yang tidak boleh ditumbuh-
kembangkan.
Sebagai agen of control, mahasiswa diharapkan mampu mengontrol
berbagai kebijakan pemerintah bisa dengan berbagai cara, diantaranya dengan
memberikan masukan seperti saran maupun kritikan melalui tulisan di media
massa, dan juga bisa lewat aksi demonstrasi tetapi dengan tidak merusak
fasilitas umum dan mengganggu jalan raya.
PUSTAKA
Muliadi(2021)“Peran Mahasiswa Terhadap Penegakan Demokrasi di Indonesia”
https://sultademo.co
https://journals.ums.ac.id
https://www-detik-com.cnd.ampproject.org
https://amp-tirto-id.cnd.ampproject.org
https://www-bbc-com.cnd.amproject.org

Anda mungkin juga menyukai