Anda di halaman 1dari 19

DEMOKRASI INDONESIA

Dosen Pengampu : Bagus Ramadi, M.H

Disusun Oleh :

1. Ela Carmelia Mukti Sambas : 0304212027


2. Siti Julaika : 0304212033
3. Nur Hasanah : 0304212072
4. Liyundzira Fikroh Gani : 0304211010
5. Maya Farhanna Napitupulu : 0304211016
6. Nurasiah Anggini : 0304212044

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022 / 2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................1
C. TUJUAN PENELITIAN.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. PENGERTIAN DEMOKRASI...............................................................................2
B. MANFAAT DEMOKRASI.....................................................................................4
C. PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA .................................................................6
D. NILAI-NILAI PANCASILA...................................................................................9

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12


A. KESIMPULAN.......................................................................................................12
B. SARAN....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

"Demokrasi" adalah sebuah kata yang begitu sering diucapkan.


Namun, semakin banyak ia dibahas makin terasa betapa sulit mencari umpama
tentang negara yang memenuhi tatanan demokrasi secara sempurna. Di
Indonesia, pencarian terhadap sosok demokrasi pun terus digelar, baik pada aras
praktik sistem politik maupun kajian akademik. Dalam aras akademik, sejumlah
makalah dikupas habis-habisan dalam berbagai seminar. Sementara itu, sejumlah
buku, artikel pidato para pakar dan politisi, telah pula diterbitkan dalam jurnal
ilmiah, koran dan majalah dan lain sebagainya.

Tetapi, berbeda dengan di negara-negara berkembang lainnya,


semaraknya perbincangan tentang sistem demokrasi di Indonesia bukan karena
bangsa atau pemerintahan di negeri ini tidakmengenal sistem demokrasi. Justru
sebaliknya, bangsa Indonesia pada aras implementasi sistem politik telah banyak
memahami varian-varian demokrasi di dunia. Beberapa di antaranya bahkan telah
diujicobakan di negeri ini: demokrasi liberal, demokrasi parlementer, dan
demokrasi Pancasila. Namun berbagai varian demokrasi ini gagal memberikan
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang benar-benar berbasis pada nilai-
nilai dan kaidah demokrasi dalam arti yang sebenar-benarnya.

B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian demokrasi?
2.Apa saja manfaat demokrasi?
3.Apa saja prinsip demokrasi?
4.Bagaimana nilai-nilai Pancasila dalam demokrasi?

C. Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui pengertian demokrasi
2.Untuk mengetahui manfaat demokrasi
3.Untuk mengetahui prinsip-prinsip demokrasi
4.Untuk mengetahui nilai-nilai Pancasila dalam demokrasi
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Demokrasi

Secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari Kata "demokrasi"
berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti
pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal
sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. 1

Jadi secara etimologi demos-cratein atau demos-cratos (demo krasi) adalah keadaan negara
di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi
berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan
oleh rakyat dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat." Konsep demokrasi menjadi sebuah kata
kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini
disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.2

Istilah demokrasi, pertama kali dipakai di Yunani kuno, khususnya di kota Athena, untuk
menunjukkan sistem pemerintahan yang ber laku di sana. Kota-kota di daerah Yunani pada
waktu itu kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu banyak sehingga mudah dikumpulkan oleh
pemerintah dalam suatu rapat untuk bermusyawarah. Dalam rapat itu diambil keputusan
bersama mengenai garis-garis besar kebijaksanaan pemerintah yang akan dilaksanakan dan
segala permasalahan menge nai kemasyarakatan.3

Adapun secara terminologi, demokrasi menurut para ahli yaitu :

a. Sidney Hook berpendapat demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-


keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasar kan
pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat biasa;
b. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl menyatakan demo krasi sebagai suatu sistem
pemerintahan di mana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan

1
Nadrilun, mengenal lebih dekat demokrasi di Indonesia, (Jakarta timur : PT balai pustaka) hlmn 7
2
K.H.Saidurrahman,Arifinsyah,Pendidikan Kewarganegaraan,(Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP,2018),hlm 67.
3
Wahyu Widodo,Budi Anwari,Maryanto,Pendidikan Kewarganegaraan,(Yogyakarta:CV.ANDI OFFSET,2015),hlm96-
97.
mereka di wilayah publik oleh warganegara, yang bertindak secara tidak langsung
melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih:
c. Jo seph A. Schmeter, mengatakan bahwa demokrasi merupakan suatu perencanaan
institusional untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat;
d. Henry B. Mayo menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan su atu sistem
yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atasdasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang diawasi secara efektif oleh raky dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesa maan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebas an politik.
e. Affan Gaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentu yaitu pemaknaan secara
normatif (demokrasi normatif) dan empiri (demokrasi empirik). Demokrasi normatif
adalah demorasi yang secan ideal hendak dilakukan oleh sebuah negara. Adapun
demokrasi empiri adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia politik praktis.
f. Dalam The Advancced Learner's Dictionary of Current English (Hornby, dkk., 2000)
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah:
"(1) Country with principles of government in which all adult citizen share through their
elected representatives;
(2) Cwountry with government which encounrages and allows rigts of citizenship such
as freedom of speech, religion, opinion, and association, the assertion of rule of law,
majority rule, accompanied by respect for the rightsof minorities;
(3) society in whicht there is treatment ofeach other by citizens as equals". Dari kutipan
pengertian tersebut, tampak bahwa demokrasi merujuk pada konsep kehidupan negara
atau masyarakat tempat warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang dipilih. Istilah demokrasi pertama kali dipakal di Yunani Kuno,
khususnya di kota Athena, untuk menunjukkan sistem pemerintahan yang berlaku di
sana. Kota-kota di daerah Yunani pada waktu itu kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu
banyak sehingga mudah dikumpulkan oleh pemerintah dalam suatu rapat untuk
bermusyawarah. Dalam rapat tersebut, diambil keputusan bersama mengenai garis-garis
besar kebijaksanaan pemerintah yang akan dilaksanakan dan segala permasalahan
kemasyarakatan.4

4
Heri Herdiawanto,Fokky Fuad,Jumanta,Kewarganegaraan & Masyarakat Madani,(Jakarta:PRENADAMEDIA
GROUP,2019),hlm35.
2. Manfaat Demokrasi

Negara kesatuan republik Indonesia lebih menerapkan ciri ciri Negara demokrasi dan
menempatkan kedaulatan rak dengan sebenar benarnya. Demokrasi diindonesia dilaksanakan
dengan sistem perwakilan5. Sejak masa reformasi, kebebasan untuk berorganisasi dan
berserikat mengalami perkembangan yang sangat pesat. Selain itu prasyarat adanya pendidikan
kewarganegaraan juga telah disekolah sekolah mulai dari sekolah dasar sampai dengan
perguruan tinggi. 6

Kebebasan dalam berserikat dan berpendapat merupakan bagian dari pelaksanaan budaya
demokarsi diindonesia. Akibatnya masyarakat mendapatkan berbagai macam informasi dan
berita yang terkadang bertentangan dengan hati nurani. Oleh karena itu kita harus memahami
bahwa setiap Negara memiliki budaya demokrasi yang berbeda beda. Budaya demokrasi suatu
Negara selalu dihubungkan dengan budaya politik masyarakat.

Hal ini membuat demokrasi menjadi landasan bahwa kepemimpinan terkuat disebuah
Negara adalah masyarakat. Oleh karena itu demokrasi sendiri memiliki manfaat manfaat7,yaitu:

1. kesamaan hak dimasyarakat


Demokrasi memiliki tujuan untuk menyetarakan semua lapisan msyarakat tanpa
harus melihat status social, ras, agama maupun suku dan budaya. Seluruh warga Negara
dibebaskan untuk memilliki hak yang sama selagi berada dalam batasnya, sebagai
contohnya hak dalam memilih yang mulai diberlakukan pada tahun 1955, seluruh warga
Indonesia diberi keleluasaan sebagai masyarakat dalam pemilihan pemimpin.

2. Memenuhi kebutuhan kebutuhan warga negara


Sebagai warga negara adalah suatu hal yang wajar untuk menuntun kepada
pemerintah dalam memfasilitasi keinginan yang berkaitan dengan negara seperti
contohnya pemerintah memberi fasilitas untuk membangun jalan atau tempat tempat
umum. Pemerintahan yg bersifat demokratis lebih cenderung untuk memenuhi
kebutuhan warga negaranya.

3. Memberi kebebasan berpendapat


5
Sukiran, SH, M.Kn . 2017. Peran Hukum Dalam Membangun Demokrasi. Jurnal Warta Edisi : 54. Vol,3. No 2
6
Srijanti dkk.2011. pendidikan kewarganegaraan di PT mengembangkan etika berwarga negara. Jakarta : Salemba
empat.
7
Airlangga ,Shandi Patria. 2019. Hakikat Penguasa Dalam Negara Hukum Demokratis. Vol .3 No. 1
Indonesia menggunakan metode diskusi untuk memecahkan sebuah masalah yang
mana masalah tersebut tidak dapat dituntaskan secara personal. Dengan cara berpendapat
melalui diskusi, jalan menuju pemecahan masalah akan banyak diterima karena hasil dari
sebuah diskusi bertujuan untuk menyelesaikan masalah. Maka dengan diskusi, sistem
demokrasi sangat dijunjung tinggi dengan membebaskan seseorang untuk berpendapat
dengan cara bagaimana masalah itu dapat diselesaikan. Diskusi terbuka adalah salah satu
upaya untuk memberi kebebasan pendapat. Sikap toleransi dan kebijaksanaan dalam
menerima pemikiran pemikiran baru dari orang lain juga dapat tumbuh dari sistem diskusi
yang menganut demokratis. 8

4. Terjaminnya hak hak dasar

Didalam undang undang no. 39 tahun 1999 mengenai Hak Asasi Manusia, HAM
menegaskan tentang hak hak dasar yaitu,

a. Hak untuk hidup


b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c. Hak mengembangkan diri
d. Hak memperoleh keadilan
e. Hak atas kebebasan pribadi
f. Hak atas rasa aman
g. Hak atas kesejahteraan
h. Hak turut serta dalam pemerintahan
i. Hak wanita dan hak anak
Hak hak tersebut akan terjamin oleh negara yang menganut sistem demokrasi.
Hak hak tersebut memungkinkan terwujudnya keputusan keputusan kolektif yang lebih
baik.

5. Mengupgrade social life

Dengan adanya sistem demokrasi dalam suatu kelompok tentunya akan memiliki
peluang untuk memperbaiki kehidupan sosial yang lebih baik dan maju. Dilakukannya
peniadaan kebijakan kebijakan yang telah lawas atau lama yang tidak sesuai dengan kehidupan
sosial sekarang secara rutin.

8
Prakoso, Ardhani ,dkk. 2020. Pendidikan Pancasila Berbasis Pendekatan Nilai Nilai. Hal,103
6. Membangun masyarakat yang memiliki jiwa kerja sama

Dizaman sekarang ini manusia lebih memilih untuk menyendiri atau memiliki circle
sendiri dimana mereka hanya bertaut pada satu kelompok kecil dan tidak begitu berinteraksi
dengan kelompok lain. Jika sebuah kelompok menganut sistem demokrasi hal seperti ini tidak
akan terjadi. Kelompok kelompok yang memiliki perbedaan pendapat dengan kelompok lain
akan menimbulkan suatu perpecahan dan tidak ada rasa menghargai. Demokrasi memberi jalan
untuk kebersamaan dan penerimaan pendapat seperti toleransi. Hal yang di toleransi tidak
hanya tentang agama, toleransi dalam memberi saran dan perdapat juga harus dilakukan.9

3. Prinsip Demokrasi Pancasila

Setiap bangsa memerlukan nilai-nilai, norma-norma yang diyakininya mampu berfungsi


sebagai rujukan untuk memperjuangkan cita-citanya. Setiap bangsa memerlukan pengetahuan
tentang apa yang baik dan apa yang buruk, serta apa yang benar dan apa yang salah. Setiap
bangsa memerlukan kepercayaan yang diperlukan dalam memotivasi kebersamaan dalam
menjamin kelangsungan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia, jawabannya adalah Pancasila, baik
sebagai pandangan hidup maupun sebagai dasar negara telah terbukti memenuhi tuntutan
kodrat bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.

Sebagai struktur koginitif, Pancasila berisi pengetahuan tentang norma-norma mendasar


untuk mengukur dan menentukan keabsahan bentuk penyelenggaraan negara serta kebijakan
penting yang diambil dalam proses pemerintahan. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan
Pancasila, karena didalamnya terkandung cita-cita, nilai dan keyakinan yang ingin diwujudkan
serta memberikan orientasi tentang dunia seisinya, memberikan arahan bagi kehidupan yang
berjuang melawan berbagai bentuk penderitaan.

Pancasila berfungsi baik dalam menggambarkan tujuan NKRI maupun dalam proses
pencapaian tujuan NKRI. Hal ini berarti tujuan negara yang dirumuskan sebagai “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”, mutlak harus sesuai dengan
semangat dan nilai-nilai Pancasila. Secara historis fungsi dan peran Pancasila, mengalami
9
Wilujeng, Sri Rahayu.2014. MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN BERBANGSA MELALUI BUDAYA
DEMOKRASI. HUMANIKA Vol. 19 No. 1.
tahapan-tahapan dan setiap tahapan masing-masing mencerminkan lingkup permasalahan yang
berbeda, sehingga menuntut visi yang khas pula. (Soeryanto Poespowardoyo,1991)

Tahapan pertama, Pancasila sebagai ideologi pemersatu, dan telah menunjukan


kekuatannya dalam dua dasawarsa sejak permulaan kehidupan serta penyelenggaraan negara
RI, Pancasila merupakan filsafat politik. Rakyat Indonesia telah dibangun dengan kesadaran
yang kuat sebagai bangsa yang memilki identitas dan hidup bersatu dalam jiwa nasionalisme
dan patriotisme.

Namun dalam tahapan tersebut, terlihat adanya kelemahan persepsi maka dalam periode
ini kemiskinan yang cukup parah tidak mendapat perhatian yang sewajarnya, dan kurang dalam
penanggulanganya. Sehingga memberi kesempatan pada fihak-fihak lain yang mencari
keutungan kelompoknya, seperti munculnya pemberontakanpemberontakan.

Tahapan kedua, Pancasila sebagai ideologi pembangunan, namun bukan berarti


menegasikan tahap sebelumnya, sehingga pada tahap ke dua ini, rasa persatuan tetap harus
dilestarikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada tahap ini timbul kesadaran bahwa
ekonomi perlu ditangani dengan sebaik-baiknya, mengisi kemerdekaan berarti membangun
bangsa, dan membangun bangsa berarti memerangi kemiskinan. Dan langkah tersebut
memerlukan stabilitas politik sebagai prasaratnya, maka keamanan menjadi tolok ukur untuk
memberi peluang pembenahan ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Dan kesemuanya itu
menuntut adanya legitimasi kekuasaan yang memberikan kewenangan yang pasti bagi
pemerintah untuk mengambil langkah serta kebijakan dalam mewujudkan cita-cita yang telah
disepakati bersama.

Namun pada tahapan ini, kurang adanya kepekaan sosial, sehingga masalahmasalah
sosial tidak dilihat secara realistis dan kurang dibahas secara kritis, dan sematamata secara
ideologis. Pancasila menjadi alat pragmatism untuk semata-mata membuat legitimasi diri.

Tahapan ketiga, Pancasila sebagai ideologi terbuka (tanpa menghilangkan tahapan


sebelumnya), tahapan ini memberikan orientasi kedepan mengharuskan bangsa Indonesia selalu
menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapi. Pengaruh negatif globalisasi bisa diatasi
dengan tetap mempertahankan identitas dalam ikatan persatuan nasional yang dinamis.
Terbuka, bukan berarti merubah nilai-nilai dasar Pancasila, melainkan mengeksplisitkan
wawasannya secara konkrit sehingga mampu memecahkan permasalahan. Perubahan hanya
dimungkinkan pada tataran nilai instrumental dan nilai operasional.Mengingat nilai-nilai
tersebut masih bersifat umum, abstrak maka agar lebih mudah dilaksanakan langkah pertama
adalah konkritisasi nilai-nilai diatas, dengan mengacu pada 3 pendekatan, yakni:

a. Pendekatan teleologis, yakni pendekatan yang diarahkan pada apa tujuan kehidupan
berbangsa, bernegara ini, artinya tujuan yang kita sepakati (tercermin dalam Pembukaan UUD
1945) haruslah tidak bertentangan atau sejalan dan mencerminkan norm-norm sebagai hasil
konkritisasi dari nilai-nilai yang dimaksud diatas.

b. Pendekatan etis, yakni pendekatan yang diarahkan pada ukuran baik-buruk, apa yang
dianggap baik dan yang dianggap buruk menurut nilai-nilai yang dimaksud diatas.
(pembangunan untuk manusia, bukan manusia untuk pembangunan).

c. Pendekatan integratif yakni bagaimana seharusnya kita bersikap sebagai bagian dari
sistem bangsa maupun negara, apakah lebih mengutamakan kepentingan negara dan bangsa
atau kepentingan pribadi. Menempatkan manusia tidak secara individualistis melainkan dalam
konteks strukturnya, manusia adalah pribadi, namun juga merupakan relasi.

Dalam rangka menggunakan ketiga pendekatan tersebut, senantiasa berpijak pada kondisi
obyektif yakni bentuk wilayah (kepulauan) dan kondisi bangsa Indonesia (hiterogen). Dengan
demikian pada saat kita menentukan tujuan berbangsa dan bernegara ini harus sejalan dengan
prinsip-prinsip negara kepulauan dan heterogenitas yang ada. Demikian juga saat kita
menentukan ukuran benar-salah atau baik-buruk mengacu pada kondisi obyektif masyarakat
Indonesia (humanis religius). Selanjutnya bagaimana hubungan antara warga-negara dengan
warga negara atau warga negara dengan negara, tentunya merujuk pada konsep Bhineka
Tunggal Ika yang beralaskan konsep kebangsaan kita. (kesatuan wilayah, kesatuan nasib,
kesatuan tujuan). Kesemuanya itu baru akan efektif jika didukung oleh aturan yang jelas dan
sangsi yang tegas. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila perlu memberikan ruang untuk
terciptanya dinamisasi kehidupan masyarakat,demokratisasi,dan fungsionalisasi atau
refungsionalisasi lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat.10

Di negara Indonesia, prinsip-prinsip demokrasi telah disusun sesuai nilai-nilai yang hidup dan
tumbuh dalam masyarakat. Dalam pelaksanaannya demokrasi dalam dimensi Pancasila
memiliki prinsip-prinsip, yakni;

a) Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia

10
Tjarsono,Idjang. 2013. Demokrasi Pancasila Dan Bhineka Tunggal Ika Solusi Heterogenitas
Transnasional,Jurnal Transnasional, Vol. 4, No. 2,
Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia dimaksudkan bahwa hak dan kewajiban yang dimiliki
oleh rakyat Indonesia sama dan sejajar. Persamaan hak dan kewajiban tersebut tidak hanya
dalam bidang politik saja melainkan bidang hukum, ekonomi dan sosial.

b) Keseimbangan antara hak dan kewajiban

Prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban memberikan pengertian bahwa warga negara
dalam menerima hak yang dimilikinya namun juga harus diseimbangkan dengan kewajiban
yang dimiliki.

c) Pelaksanaan kebebasan

Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, dan orang lain Demokrasi Pancasila memberikan kebebasan kepada setiap individu
namun dengan batasan yang bertanggung jawab.

d) Mewujudkan rasa keadilan sosial

Keadilan sosial melingkupi sila dalam Pancasila terutama sila kelima. Maka dari itu prinsip
dalam demokrasi Pancasila ingin mewujudkan rasa keadilan sosial dalam setiap masyarakat.

e) Pengambilan keputusan dengan musyawarah

Landasan gotong royong dan kebersamaan merupakan dasar dari pengambilan keputusan
dengan musyawarah. Dalam pengambilan keputusan ini mengilhami rasa keadilan bagi semua.
Dimana tidak hanya mementingkan kaum mayoritas saja, namun juga dapat memperhatikan
kaum minoritas.

f) Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan

Prinsip persatuan nasional terilhami dari sila ketiga dari Pancasila. Rasa kekeluargaan dalam
Negara Republik Indonesia, memunculkan persatuan nasional dalam setiap masyarakat.
Persatuan nasional juga sangat penting dalam pertahanan negara agar negara dapat kuat saat
ada gangguan baik dari dalam maupun dari luar.

g) Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Tujuan dan cita-cita nasional Negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia. Diungkapkan bahwa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan
kemudian membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dari tujuan dan cita-cita Negara Indonesia
tersebut terlihat Indonesia tidak hanya menciptakan kebaikan bagi masyarakat Indonesia namun
juga ingin mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia.11

4. Nilai-Nilai Pancasila Dalam Demokrasi

Philosophische Grondslag Penetapan Pancasila sebagai dasar negara memberikan pengertian


bahwa negara Republik Indonesia adalah negara Pancasila. Soekarno menyebut Pancasila
sebagaiphilosopische grondslag atau pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu:

a. Pancasila diharapkan senantiasa menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani


keseharian hidup manusia Indonesia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun
berbangsa.

b. Pancasila diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu kewajiban bahwa dalam
segala tatanan kenegaraan entah itu dalam hukum, politik, ekonomi maupun sosial masyarakat
harus berdasarkan dan bertujuan pada Pancasila.

Pancasila dalam kedudukannya sebagai kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki dan diyakıni
kebenarannya oleh bangsa Indonesia, telah dirumuskan dalam alinea keempat pembukaan
Undang Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi
utama sebagai dasar negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila
menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia.Pancasila dalam
kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber hukum dasar nasional,
menjadikan Pancasila sebagai ukuran dalam menilai hukum yang berlaku di negara Indonesia.
Hukum yang dibuat dan berlaku di negara Indonesia harus mencerminkan kesadaran dan rasa
keadilan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Hukum di Indonesia harus menjamin dan merupakan perwujudan serta tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam rumusan Pancasila sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan interpretasinya dalam tubuh UUD 1945
tersebut.Pancasila dalam posisinya sebagai sumber semua sumber hukum, atau sebagai sumber
11
Monitasari, Restu Gusti, dkk. 2021. Demokrasi Dalam Dimensi Nilai Nilai Pancasila Berdasarkan Paradigma
Philosophische grondslag. Jurnal ilmu hukum. Vol, 1. No, 2.
hukum dasar nasional, berada di atas konstitusi, artinya Pancasila berada di atas UUD 1945.
Jika UUD 1945 merupakan konstitusi negara, maka Pancasila adalah Kaidah Pokok Negara
yang Fundamental (staats fundamental norm). Kaidah pokok yang fundamental itu mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tidak berubah bagi negara tersebut. Pancasila tidak
dapat diubah dan ditiadakan, karena Ia merupakan kaidah pokok yang fundamental. Bung
Karno menyebut Pancasila itu sebagai philosofische grondslagfundamen filsafat), pikiran
sedalam-dalamnya, untuk kemudian di atasnya didirikan bangunan “Indonesia merdeka yang
kekal dan abadi”.

Negara Pancasila adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan, dan dikembangkan
dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hakhak azasi semua warga
bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak
sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin
selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin bagi
seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).

Berdasarkan pasal 1 ayat 2 UUD NRI tahun 1945 Indonesia merupakan Negara demokrasi.
Konsepsi demokrasi ini menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan masyarakat sipil,
militer, hingga politisi. Pasca reformasi 1998, demokrasi bukanlah hal yang ambigu karena
kran ini telah terbuka seluas-luasnya untuk mengakses informasi oleh rakyat atas jalannya
pemerintahan. Penerapan demokrasi di Indonesia tidak bisa dipungkiri telah menghasilkan
kemajuan yang cukup berarti dari aspek prosedural, seperti: pemilu legislatif, pemilihan kepala
daerah, hingga presiden dan wakil presiden. Aspek prosedural pemilihan wakil pemerintahan
yang diterapkan oleh Indonesia berjalan lancar, transparan, demokratis, dan tidak menimbulkan
kisruh di kalangan masyarakat. Demokrasi pun akhirnya mampu melepaskan belenggu
komunikasi yang mengikat rakyat terhadap pemerintah pada Orde Baru, yakni: kebebasan
berpendapat (freedom of exploration), kebebasan berserikat (freedom of assembly), dan
kebebasan pers (freedom of press).Dalam konteks yang lebih khusus, demokrasi Indonesia
diwujudkan dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila. Hal ini kemudian memunculkan konsepsi
baru yakni demokrasi dalam dimensi nilai-nilai Pancasila. Demokrasi yang berlandaskan
Pancasila adalah demokrasi yang berdasar pada asas kekeluargaan dan gotong royong yang
ditujukan bagi kesejahteraan rakyat. Di dalamnya mengandung unsur kesadaran beragama,
kebenaran, kecintaan, kasih sayang, berbudi pekerti, berkesinambungan, dan berkepribadian
Indonesia. Dardji Darmodiharjo menjelaskan bahwa demokrasi dalam nilai-nilai Pancasila
adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD
1945,bahwa pengertian demokrasi dalam dimensi Pancasila dapat dibedakan atas: Pertama,
Aspek material (segi substansi/isi), demokrasi harus dijiwai dan diintegrasikan oleh silasila
lainnya. Karena itulah, pengertian demokrasi tidak hanya merupakan demokrasi politik, tetapi
juga demokrasi ekonomi dan sosial. Kedua, Aspek formal, demokrasi merupakan bentuk atau
cara pengambilan keputusan (demokrasi politik) yang dicerminkan oleh sila keempat, yakni
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan”.Secara keseluruhan, demokrasi dalam dimensi Pancasila diharapkan mampu
menjembatani segala kepentingan mengarah kepada kepentingan masyarakat, bukan kelompok
tertentu. Dengan demikian, Pancasila merupakan sikap batin bangsa Indonesia yang
meletakkan tindakan pada nilai-nilai Pancasila.

Nilai-nilai tersebut yaitu nilai : Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai
Kerakyatan (Kedaulatan) dan nilai Keadilan Sosial. Dalam kehidupan berdemokrasi di
Indonesia tak lepas dari kelima nilainilai Pancasila diatas. Mulai dari nilai Ketuhanan, nilai
Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai Kerakyatan dan nilai Keadilan Sosial. Nilai-nilai ini
terdapat di masing-masing Sila Pancasila. Sila Pertama Ketuhanan yang Maha Esa, Sila kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Sila ketiga Persaturan Indonesia, Sila keempat Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan Sila kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima Sila tersebut saling mengikat dan
berhubungan. Di negara Indonesia, prinsip-prinsip demokrasi telah disusun sesuai nilai-nilai
yang hidup dan tumbuh dalam masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dimensi demokrasi militer ada Jahja A. Muhaimin dan Arie Sujito yang sudah
terpublish jurnalnya di JSP. Kesimpulan dari para akademisi yang memandang dari dimensi
demokrasi militer adalah dengan semakin demokratisnya suatu negara, maka fungsi militer
akan semakin terkhususkan yakni ke fungsi pertahanan dan keamanan sedangkan dalam
birokrasi dan Pembuat public policy akan dikuasai oleh sipil sebagai elemen utama dalam
adanya sistem demokrasi.
Dalam demokrasi di bidang sistem politik, ada Eric Hiariej, Pratikno, Janianton
Damanik, Kurniawan Kunto Yuliarso dan Muhammad Faishal yang memiliki kacamata
analisa demorkasi sebagai sistem politik negara. Kesimoulan dari pandagan mereka ialah
demorkasi sebagai sebuah sistem negara menawarkan hal yang baru dan menarik buat
bangsa Indonesia, tetapi jangan lupa bahwa demokrasi pun memiliki beberapa kelemahan.
Oleh karena itu harus ada kajian mendalam terkait demokrasi sehingga akan muncul
nantinya suatu sistem politik yang berasaskan demokrasi tetapi bercita rasa Indonesia
sehingga kita tidak lagi terkungkung dalam demokrasi liberal seperti saat ini.

B. Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil
manfaat tentang pentingnya identitas nasional bagi bangsa dan Negara Indonesia dan
diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga kehidupan
berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan baik.
Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus mempunyai kewajiban untuk
membangkitkan kembali arwah yang dimiliki Negara kita agar dapat bertahan ke depannya.
Selain itu kita perlu menanamkan rasa cinta tanah air dengan menaati, menghormati dan
patuh pada peraturan peraturan yang ada, Serta dapat mengamalkan nilai nilai yang tertera
dalam pancasila yang menjadi landasan rakyat Indonesia bermasyarakat supaya aman
nyaman dan damai.
DAFTAR PUSTAKA

Surya,lukma. 2007.Pendidikan kewarganegaraan menumbuhkan nasionalis dan patritisme.


Bandung. Setia Purna Inves

Wilujeng, Sri Rahayu.2014. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Berbangsa Melalui Budaya


Demokrasi. Vol. 19 No. 1.

Sukiran, SH, M.Kn . 2017. Peran Hukum Dalam Membangun Demokrasi. Jurnal Warta. Vol,3.
No,2

Airlangga ,Shandi Patria. 2019. Hakikat Penguasa Dalam Negara Hukum Demokratis. Vol .3
No. 1

Prakoso, Ardhani ,dkk. 2020. Pendidikan Pancasila Berbasis Pendekatan Nilai Nilai.
Yogyakarta : Penerbit Bintang Pustaka Madani

Saidurrahman, arifinsyah. 2018. Pendidikan Kewarganegaraan NKRI Harga Mati. Jakarta :


Prenadamedia group (divisi kencana).

Hardiawanto Heri, Waasitatmadja Fokky Fuad, Hamdayama Jurnanta. 2019. Kewarganegaraan


dan Masyarakat Madani. Jakarta : Prenadamedia Group (Divisi Kencana).

Widodo Wahyu, Anwari Budi, Maryanto. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta :


CV. ANDI OFFSET.

Tjarsono,Idjang. 2013. Demokrasi Pancasila Dan Bhineka Tunggal Ika Solusi Heterogenitas
Transnasional,Jurnal Transnasional, Vol. 4, No. 2,

Monitasari, Restu Gusti, dkk. 2021. Demokrasi Dalam Dimensi Nilai Nilai Pancasila
Berdasarkan Paradigma Philosophische grondslag. Jurnal ilmu hukum. Vol, 1. No, 2.

Anda mungkin juga menyukai