Anda di halaman 1dari 11

DEMOKRASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Civic Education


Dosen Pengampu: Tatang Hidayat. Drs., M.Pd.I

Disusun oleh :
- SelyNurulAwaliyah 002.13.0179.18/1806501
- Nurul Hidayah 002.13.0184.18/1806551

Semester II / Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
TASIKMALAYA
2018/2019

I
“Indonesia Adil maksudnya tak lain dari pada memberikan perasaan kepada seluruh
rakyat bahwa ia dalam segi penghidupannya diperlakukan secara adil dengan tiada dibeda
beda-bedakan sebagai warga negara. Itu akan berlaku apabila pemerintahan negera dari
atas sampai ke bawah berdasarkan kedaulatan rakyat” 1

-Mohammad Hatta-

1
Kutipan Bung Hatta dalam sebuah pidato di Aceh. Kemudian di abadikan dalam seri buku berjudul Hatta
Jejak yang Melampaui Zaman yang diterbitkan oleh TEMPO di Jakarta pada tahun 2017

II
Daftar Isi

Daftar Isi..........................................................................................................................III

BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang...................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................................................2

2.1. Konsep Dasar Demokrasi...................................................................................2

2.1.1. Pengertian Demokrasi................................................................................2

2.1.2. Asas Pokok Demokrasi...............................................................................3

2.1.3. Prinsip-Prinsip Demokrasi..........................................................................4

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................6

3.1. Kesimpulan........................................................................................................6

3.2. Saran..................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mengacu pada undang-undang dasar 1945 sistem pemerintahan Indonesia adalah
demokrasi. Sistem demokrasi ini kemudian terealisasi dengan diadakannya pemilihan umum
atau pemilu untuk perwakilan rakyat baik itu legislatif, yudikatif bahkan pemimpin eksekutif
dipilih dengn cara pemilihan umum.
Gagasan demokrasi secara sederhana sering terdengar sehari-hari. Mislanya dalam
ungkapan Minangkabau “bulat air di pembuluh, bulat kata di mufakat”. Ada juga yang
menjelaskannya dari cerita wayang , bahwa Bima atau Werkudala memakai mahkota yang
dinamai Gelung Mangkara Unggul, artinya sanggul (dadanan rambut) yang tinggi di
belakang itu sebenarnya unggul atau tinggi, artinya: berkuasa (Bintoro, 2006)
Dikalangan kaula muda –bahkan golongan terpelajar seperti mahasiswa- seringkali
ungkapan demokrasi masih menjadi ungkapan yang kurang dimengerti konsepnya secara
keseluruan. Keadaan ini bisa dikatakan miris, karena bangsa ini menganut sistem demokrasi
dan kaula muda adalah generasi penerus yang sangat diperlukan bagi bangsa dan negara
sebagaimana ungkapan Syeikh Musthafa al-Ghulayaniy “sesungguhnya dalam tangan
seorang pemuda adalah urusan-urusan umat dan di telapak kakinya adalah kehidupan umat.
Dapat dipahami bahwa ketidak pahaman kaula muda akan konsep demokrasi adalah sebuah
masalah yang berefek sangat besar bagi bangsa dan negara.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan diatas dapat diketahui beberpa rumusan masalah
yang menlatar belakngi penulisan makalah ini. Rumusan masalah tersebut antara lain adalah:
a. Bagaimana konsep dasar demokrasi?
1.3. Tujuan Penyusunan
a. Untuk mengetahui konsep dasar demokrasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar Demokrasi
2.1.1. Pengertian Demokrasi
Secara etimologi demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang artinya
rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang artinya kekuasaan atau
kedulatan. Jadi secara bahasa demokrasi dapat diartikan dengan dengan kekuasaan rakyat,
atau sebuah pemerintahan yang kekuasaan tertingginya ada pada keputusan rakyat, rakyat
berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. 2
Dalam hal ini dapat diartikan juga bahwa demokrasi adalah sebuah sistem
pemerintahan yang mengikiut sertakan seacara aktif semua masyarakatnya dalam keputusan
yang diambil oleh seseorang yang telah diberi mandat atau wewenang. 3 Demokrasi
didasarkan pada prnsip kedaulatan rakyat yang mengandung penegertian bahwa manusia
mempunyai kebebasan dan kewajiban yang sama.
Secara terminologis, menurut para ahli istilah demokrasi diartikan sebgai berikut,
menurut Joseph A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu penrencanaan instutusional untuk
mencapai keputusan politik di mana individu–individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
Menurut Horby dkk dalam The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English
demokrasi diartikan sebagai suatu konsep kehidupan negara atau masyarakat dimana warga
negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih;
pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat
berserikat menegakan “Rule of Law, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-
hak kelompok minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi perlakuan
yang sama. Pengertian tersebut sebenarnya merujuk pada pendapat Abraham Lincoln mantan
presiden Amerika serikat yang menyatakan bahwa demokrasi adalah suatu pemertintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat atau The goverment from people, by the people, and
for the people.4

2
Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani (Jakarta: ICCE UIN Jakarta, 2000), hlm.110
3
M. Taupan, Demokrasi Pancasila, (Jakarta: Sinar Grafika, 1989), hlm. 21
4
Paristiyanti Nurwardani, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi Perguan Tinggi, 2016), hlm. 147

2
Karena “People” yang menjadi pusatnya, Pabottiggi (2002) mengungkapkan bahwa
demokrasi adalah pemerintahan yang mempunyai paradigma otosentrisitas yakni rakyatlah
(people) yang harus menjadi kriteria dasar demokrasi. Sebagai suatu konsep, demokrasi
diterima sebagai “.. seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, yang juga mencakup
seperangkat praktik dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-
liku. Pendeknya, demokrasi adalah pelembagaan dari kebebasan” (USIS, 1995).
CICED (1999) mengungkapkan bahwa demokrasi bersifat mullti dimensional, secara
filosofis demokrasi sebgai ide, norma dan prinsip, secara sosiologis demokrasi sebagai sistem
sosial dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap dan perilakuu individu dalam hidup
bermasyarakat.5
Affan Gaffar memaknai demokrasi dalam dua bentuk yakni normatif dan empirik.
Demokrasi normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah
negara. Sedangkan demokrasi empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia
politik praktis.6
Berdasar pada pendapat-pendapat diatas, demokrasi dapat dimaknai sebagai suatu
konsep bernegara yang kedaulatannya dipegang oleh rakyat secara penuh. Semua kebijakan,
keputusan dan mekanisme pemerintahan haruslah disetujui oleh seluruh rakyat selaku
pemegang kedaulatan tertinggi atau oleh orang yang dipercaya dan dibebandi sebgai
perwakilan yang telah disepakati oleh rakyat.
2.1.2. Asas Pokok Demokrasi
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengekuan
hakikat manusia yang mempunyai kemempuan yang sama dalam hubungan sosial.
Berdasarkan gagasan tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:
1) Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan. misalnya pemilihan wakil-wakil
rakyat utuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, rahasia serta
jujur dan adil.
2) Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakakan pemerintah
untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

5
Paristiyanti Nurwardani, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi Perguan Tinggi, 2016), hlm. 148
6
Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani (Jakarta: ICCE UIN Jakarta, 2000), hlm.110-
111

3
2.1.3. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Menururut Ranney (1993) stidaknya ada empat prinsip demokrasi.
1) Popular sovereighty (kedaulatan rakyat)
Popular sovereighty didefinisikan sebagai suatu situasi dimana keputusan tertinggi
untuk membuat keputusan politik dipegang teguh pada semua orang dan bukan pada
sebagian dari mereka atau salah satunya.
2) Political Equality (Kesetaraan politik)
Political equality adalah keadaaan dimana setiap warga negara dewasa memiliki
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
politik. Di Indonesia, ini dimaknai dengan persamaan di muka hukum dan
pemerintahan. Sebuah konsep dimana semua warga negara yang telah memenuhi
syarat perundangan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dan memilih, serta
memiliki hak yang sama di muka umum.
3) Popular Consultation (Konsultasi dengan masyarakat)
Popular Consultation adalah mekanisme pelibatan masyarakat dalam pembuatan
secara melembaga. Popular consultation memasatikan bahwa rakyat terlibat dalam
mebuat keputusan politik.
4) Majority Rule (Mayoritas berkuasa)
Dalam demokrasi tentu saja pihak yang berkuasa adalah yang memenangkan
pemilihan umum. Mereka yang mendapatkan suara terbanya disebut sebgai Majority
dan berhak untuk memerintah. Dalam kontoeks pembuatan keputusan atau kebijakan,
tentu saja kehendak mayoritas yang terwakili dalam pemerintahan atau parlemen
menjadi pertimbangan utama. Namun demikian, majority rule tetap saja harus
diiringi oleh penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak minoritas.
Demikian empat prinsip dasar demokrasi yang mencakup popular equality, political
equaliticality, popular consultation dan majority rules. Keempat prinsip ini membangun
sebuah bangunan megah yang dianmakan dengan demokrasi. Jadi mengacu pada prisnsip ini,
seyogayanya sebuah negara yang mengaku memakai sitem demokrasi menempatkan
kedaualatan negara dengan sepenuhnya pada rakyat. Kekuasaan rakyat mayoritaspun tidak
dapat diartikan kekuasaan secara absolut dan tidak terbatas. Hendaklah kekuasaaan itu
menghargai hak-hak yang ada pada minoritas.

4
2.1.4. Ciri-Ciri Negara Demokratis
Menurut payne and Nassar (2006:208) menerangkan kriteria demokrasi sebgai berikut.
1) Insculusive citizenship (kewarga negaraan Insklusif) maksudnya kewarganegaraan
harus terbuka untuk semua warga negara.
2) The Rule of Law (aturan berdasarkan hukum) maksudnya pemerintah beroprasi
berdsarkan hukum dan individu dan minoritas dilindungi dari tirani mayoritas.
3) Freedom of expresion (kebebasan berekspresi) maksudnya terdapat kebebebasan
beragama, kebebasan berbicara dan kebebasan pers sebagai komponen vital
masyarakat demokratis.
4) Free and fair election ( pemilu bebasa adil) maksudnya semua warga negara berhak
bersaing untuk jabatan elektif dan pejabat pemerintaha dipilih dala pemilihan berkala
dan adil.
5) Equality and voting (kesetaraan dalam pemilu) maksdnya smeua warga setara.
Equality mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, setiap individu
harus memepunyai akses yang mudah dan pantas ke tempat pemilihan. Kedua, setiap
orang harus bebas untuk menentukan pilihannya sesuai dengan keinginannya. Ketiga,
setiap suara harus diberi nilai yang sama pada saat perhitugan.
6) Citizen control of the agenda (warga negara mengontrol agenda) maksudnya waraga
negara terlibat memutuskan kebijakan negara.
7) Freedom of association (bebas berorganisasi) maksudnya warga negara memliki hak
untuk membentuk dan bergabung dengan organisasi, termasuk partai politik dan
kelompok kepentingan khusus.
8) Civilian control over the security forces (supremasi sipil) maksudnya militer
termasuk polisi harus netral dalam politik dan dikontrol oleh otoritas sipil.
Dengan demikian, dapat diphami bahwa ciri-ciri diatas fungsi nya hampir mendekati
syarat. Karena tanpa hal-hal diatas sebuah negera tidak dapat dikatakan negara demokratis.

5
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Demokrari adalah sebuah konsep bernegara dan pemerintahan yang kedaulatan
tertingginya dipegang oleh rakyat. Sehingga, segala keputusan pemerintahan haruslah
disetujui oleh rakyat atau oelh perwakilan rakyat yang telah disepakati.
Demokrasi memliki dua asas pokok yang bermuara pada keharusan rakyat yang
berkuasa dan hak asasi manusia. Artinya, demokrasi dibangun dengan semangat kerakyataan,
kesamaan dan hak asasi manusia.
Demokrasi juga memiliki prinsip dan kriteria untuk mengidentifikasi sebuah
pemerintahan. Semua prinsip dan kriteria tersebut bertumpu pada beberapa hal yaitu,
kesetaraan, aturan yang bedasarkan hukum serta adanya jaminan hak asasi manusia.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa demokrasi merupakan sebuah konsep
bernegara dan pemerintahan yang menjujung tinggi rakyat dan hak asasi manusia.
3.2. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah in hanyalah memuat konsep secara umum dan
hanya membahas secara singkat tentang sebuah konsep ideal yang seringkali bertentangan
dengan relalitas. Sehingga penyusun menyarankan kepada rekan-rekan mahasiswa untuk
meneliti tentang bagaimana perjalan demokrasi di Indonesia serta bagaimana tantagan dan
polemik negara Indonesia ketika menjalankan sistem demokrasi.

6
DAFTAR PUSTAKA

M, H.Nihaya. “Demokrasi dan Problematikanya di Indonesia.” Sulesna volume 6, 2011: 15-


25.
Nugroho, Heru. “Demokrasi dan Demokratisasi: Sebuah Kerangka Konseptual untuk
Memahami Dinamika Sosial-Politik di Indonesia.” Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume
1, 2012: 1-15.
Nurwardani, Paristiyani dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Direktorat Jendral pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi
dan Pendidikan Tinggi, 2016.
Purnaweni, Hartuti. “Demokrasi Indonesia: Dari Masa ke Masa.” Jurnal Administrasi Publik
UNPAR Volume 3, 2004: no.2.
Rosyid, Moh. “Konsep Demokrasi Politik dalam Islam.” ADDIN volume 9, 2015: 1-32.

Anda mungkin juga menyukai