Anda di halaman 1dari 21

DEMOKRASI KERAKYATAN

Disusun Oleh :

Alfina Sabella / 18200105

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
STIE SBI
KOTA YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatnya-Nya kami dapat menyelsaikan makalah yang berjudul “Demokrasi Kerakyatan”
tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk
memenuhi salah satu tugas Pendidikan Kewarganegaraan.

Dan kami mohon maaf apabila dalam membuat makalah ini terdapat kekurangan, karena kami
menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan tak lupa pula kami ucapkan
terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu terselsaikannya makalah ini.
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang masalah.................................................................................................1-2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar demokrasi...................................................................................................3-6

2.3.1 Perbedaan antara Islam dan Demokrasi.....................................................................6-7

2.4 Konsep Demokrasi Pancasila...........................................................................................7-16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara yang demokratis dengan kedaulatan berada ditangan rakyat
sesuai dengan isi pancasila sila ke-empat yang akan menjadi ideologi terbuka jika nilai dan cita-
cita bersumber pada budaya masyarakat dan isinya langsung dioperasionalkan. Sistem negara
Indonesia yang demokratis memberikan peluang kepada rakyat untuk memberikan atau
menyalurkan aspirasi mereka kepada pemerintahan melalui para dewan perwakilan rakyat.
Menurut Abraham Lincoln, Demokrasi rakyat yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara
Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin
terlepas dari rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang. Mengapa
negara ini seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak para
ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang mampu
menjawab tantangan zaman karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila.
Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau
mempunyai Pandangan bahwa demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber
kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang terwujudnya seperti dalam
ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945.
Hal yang paling penting dalam menjalankan Demokrasi Kerakyatan adalah tetap menjaga
demokrasi sebagai alat kepentingan seluruh anggota masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota masyarakat. Memang sulit untuk mencapai kesepakatan untuk semua orang,
namun kita harus dapat melakukan perwujudan yang logis dari seluruh masyarakat sebagai
negara yang demokratis agar tidak tertipu oleh kaum penguasa. Namun kurangnya kesepakatan
masyarakat inilah yang menjadi alasan kenapa kaum penguasa selalu menggunakan penipuan-
penipuan seperti parlemen dan pemilu, untuk membuat seolah-olah keputusan yang diambil
dalam parlemen adalah kehendak mayoritas masyarakat. Demokrasi dapat melahirkan negara
2

yang bersatu dengan kebebasan yang luas tetapi terbatasi dengan hak manusia yang lain. Mereka
akan mendapatkan hak jika sudah melakukan kewajiban. Dengan adanya bentuk pemerintahan
yang demokratis akan melahirkan sebuah sistem kerakyatan. Kerakyatan merupakan kedaulatan
yang tinggi dan menyebabkan sebuah persatuan yang berdasarkan kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini
karena masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Sifat kerakyatan adalah sifat
yang berorientasi kepada mayoritas rakyat. Jadi dalam demokrasi kerakyatan, keputusan diambil
berdasarkan kehendak dan kebutuhan mayoritas dan ini secara nyata. Bukan sebatas
pengambilan suara saja, tetapi proses diskusi, perdebatan, dan akhirnya penalaran haruslah
diadakan di permusyawaratan rakyat terkecil.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar demokrasi?


2. Bagaimana sejarah dari demokrasi?
3. Apa yang dimaksud dengan Islam dan Demokrasi?
4. Apa konsep-konsep dari demokrasi pancasila?
5. Bagaimana pelaksanaan demokrasi pancasila di Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui konsep dasar demokrasi.


2. Mengetahui sejarah dari demokrasi.
3. Mengetahui Islam dan Demokrasi.
4. Mengetahui konsep demokrasi pancasila.
5. Mengetahui pelaksanaan demokrasi pancasila di Indonesia.
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Demokrasi
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan yang identik dengan demokrasi. Demokrasi secara etimologis
berasal dari bahasa Yunani “demos” yang berarti rakyat, dan “kratos/kratein” yang berarti
kekuasaan. Sehingga konsep dasar demokrasi adalah “rakyat berkuasa” (government of rule by
the people), mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemerintahan
bebas” Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal:
Pertama, pemerintahan dari rakyat; kedua, pemerintahan oleh rakyat; ketiga, pemerintahan untuk
rakyat. Dengan kata lain, demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat atau rakyatlah yang
berkuasa dan sekaligus diperintah. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, kekuasaan
tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh rakyat. Dari pengertian lain
demokrasi yaitu salah satu bentuk pemerintahaan dalam sebuah negara dengan kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung atau melalui perwakilan. Istilah
Demokrasi sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk
pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang
banyak yang disebut dengan istilah rakyat.

Dalam hal ini Henry B. Manyo menyebutkan bahwa demokrasi adalah sistem yang
menunjukkan bahwa Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil
yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi kebebasan politik.
Sedangkan menurut Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya, demokrasi adalah
government of the people, by the people, for the people, yakni “suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat”. Dalam kenyataannya, pada saat Lincoln mengatakan hal tersebut,
demokrasi tak lebih sebuah klaim atas keseluruhan masyarakat. Demokrasi bukanlah sebatas
dunia politik, tetapi juga harus diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kerja-
kerja pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam bekerja, dalam menentukan produksi, dan
hal-hal yang selama ini dianggap rutin dan remeh yang justru sebenarnya adalah penentu
4
keberadaan manusia di dunia ini. Dalam perwujudannya demokrasi kerakyatan harus dijalankan
dengan prinsip partisipasi aktif setiap individu. Siapapun yang ingin memastikan terjadinya
demokrasi kerakyatan harus memastikan adanya kesempatan dan kemauan untuk setiap individu
berpartisipasi aktif. Karenanya, negara yang melandaskan dirinya kepada demokrasi kerakyatan
haruslah memiliki ciri sebagai berikut, Pertama, tidak memisahkan dengan jelas antara
kekuasaan eksekutif dan legislatif. Kedua, jabatan-jabatan publik harus dipilih langsung, sampai
tingkat setinggi-tingginya. Menurut International Commission of Jurist, demokrasi adalah suatu
bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan
oleh warga Negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggungjawab
kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas. Yusuf Al-Qordhawi
menyumbangkan pendapatnya tentang demokrasi, bahwa demokrasi adalah wadah masyarakat
untuk memilih sesorang untuk mengurus dan mengatur urusan mereka. Pimpinanya bukan orang
yang mereka benci, peraturannya bukan yang mereka tidak kehendaki, dan mereka berhak
meminta pertanggungjawaban penguasa jika pemimpin tersebut salah. Merekapun berhak
memecatnya jika menyeleweng, mereka juga tidak boleh dibawa ke sistem ekonomi, sosial,
budaya, atau sistem politik yang tidak mereka kenal dan tidak mereka sukai.
Namun secara bahasa, pengertian dari demokrasi yaitu keadaan Negara di mana dalam
sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah ialah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Dari pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa demokrasi sebagai dasar
hidup bermasyarakat dan bernegara. Adapun makna demokrasi sebagai dasar hidup
bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan
ketentuan dalam masalah–masalah mengenai kehidupannnya, termasuk dalam menilai kebijakan
Negara, karena kebijakan tersebut akan menentukan kebijakan rakyat. Dengan demikian Negara
yang menganut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan
kemauan rakyat.
2.3 Islam dan Demokrasi

Barat umumnya melihat Islam kurang memiliki konsep tentang kewargaan (citizenship) dan
kebebasan yang disebabkan terutama oleh adanya konsep kedaulatan Tuhan. Demokrasi, yang
5

secara teorinya dimaksudkan sebagai suatu sistem yang dibentuk, dijalankan, dan ditujukan
bagi kepentingan rakyat ini dalam tataran praktiknya akan sentiasa mengalami berbagai
penyesuaian dan perubahan, sehingga seringkali penerapannya bersifat trial and error, atau
sebagai mana yang dikatakan para pengusungnya, demokrasi itu bersifat projek. Hanya saja,
perkembangan demokrasi di negara-negara muslim cenderung kelihatan kaku ataupun perlahan,
sehingga dianggap oleh banyak pihak sebagai faktor utama yang telah menghalang kemajuan
kaum muslim.

Menurut Sidney Hook, Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana suatu
keputusan langsung ataupun tidak langsung diperoleh dari hasil kesepakatan mayoritas dari
rakyat yang telah dewasa. Dalam Islam tidak ada ketentuan sistem pemerintahan atau kenegaraan
yang harus digunakan baik pemisahan kekuasaan (Separation of Power), Pembagian Kekuasaan
(distributuion of power), atau Penyatuan kekuasaan (Integration of Power) antara eksekutif,
yudikatif dan juga legislative. Sehingga apabila Demokrasi berisi tentang sistem pemerintahan
dalam suatu negara, islam tidak berbicara akan isi dan makna dari demokrasi itu sendiri.
Sedangkan menurut Jallaludin Rahmat politik Islam tidak bisa dibandingkan dengan demokrasi
karena dua hal, yaitu : Pertama, Demokrasi merupakan kedaulatan yang sekuler dimana,
kedaulatan berada ditangan rakyat, sedangkan pada Islam kedaulatan berada ditangan Tuhan.
Kedua, Dalam prakteknya suara rakyat dalam sistem demokrasi dapat dimanipulasi dengan
ancaman dan rayuan, sehingga demokrasi bukan sistem yang tepat bagi Islam.

2.3.1 Persamaan antara Islam dan Demokrasi

Menurut Dr. Dhiyauddin ar Rais, terdapat beberapa persamaan yang mempertemukan Islam
dan demokrasi. Namun, perbedaannya lebih banyak. Persamaannya menyangkut pemikiran
sisstem politik tentang hubungan antara umat dan penguasa serta tanggung jawab pemerintahan.
Bahwa antara Islam dan demokrasi tidak hanya memiliki persamaan di bidang politik. Lebih dari
itu, unsur-unsur yang terkandung dalam demokrasi dan keistimewaannya sudah terkandung di
dalam Islam. Dalam keterangannya dia mengatakan, Jika yang dimaksud dengan demokrasi
seperti definisi Abraham Lincoln: dari rakyat dan untuk rakyat pengertian tersebut ada di dalam
sistem negara Islam dengan pengecualian bahwa rakyat harus memahami Islam secara
6

komprehensif. Jika maksud demokrasi adalah adanya dasar-dasar politik atau sosial tertentu
(misalnya, asas persamaan di hadapan undang-undang, kebebasan berpikir dan berkeyakinan,
realisasi keadilan sosial, atau memberikan jaminan hak-hak tertentu, seperti hak hidup dan bebas
mendapat pekerjaan), semua hak tersebut dijamin dalam Islam.

Dan jika demokrasi diartikan sebagai sistem yang diikuti asas pemisahan kekuasaan, hal
tersebut sudah ada di dalam Islam. Kekuasaan legislatif sebagai sistem terpenting dalam sistem
demokrasi diberikan penuh kepada rakyat sebagai satu kesatuan dan terpisah dari kekuasaan
Imam atau Presiden. Pembuatan Undang-Undang atau hukum didasarkan pada alQuran dan
Hadist, ijma, atau ijtihad. Dengan demikian, pembuatan UU terpisah dari Imam, bahkan
kedudukannya lebih tinggi dari Imam. Adapun Imam harus menaatinya dan terikat UU. Pada
hakikatnya, Imamah (kepemimpinan) ada di kekuasaan eksekutif yang memiliki kewenangan
independen karena pengambilan keputusan tidak boleh didasarkan pada pendapat atau keputusan
penguasa atau presiden, jelainkan berdasarka pada hukum-hukum syariat atau perintah Allah
SWT.

2.3.1 Perbedaan antara Islam dan Demokrasi

Menurut Dhiyauddin ar Rais, ada tiga hal yang membedakan Islam dan demokrasi. Pertama,
dalam demokrasi yang sudah populer di Barat, definisi bangsa atau umat dibatasi batas wilayah,
iklim, darah, suku-bangsa, bahasa dan adat-adat yang mengkristal. Dengan kata lain, demokrasi
selalu diiringi pemikiran nasionalisme atau rasialisme yang digiring tendensi fanatisme. Adapun
menurut Islam, umat tidak terikat batas wilayah atau batasan lainnya. Ikatan yang hakiki di
dalam Islam adalah ikatan akidah, pemikiran dan perasaan. Siapa pun yang mengikuti Islam, ia
masuk salah satu negara Islam terlepas dari jenis, warna kulit, negara, bahasa atau batasan lain.
Dengan demikian, pandangan Islam sangat manusiawi dan bersifat internasional. Kedua, tujuan-
tujuan demokrasi modern Barat atau demokrasi yang ada pada tiap masa adalah tujuan-tujuan
yang bersifat duniawi dan material. Jadi, demokrasi ditujukan hanya untuk kesejahteraan umat
(rakyat) atau bangsa dengan upaya pemenuhan kebutuhan dunia yang ditempuh melalui
pembangunan, peningkatan kekayaan atau gaji. Adapun demokrasi Islam selain mencakup
pemenuhan kebutuhan duniawi (materi) mempunyai tujuan spiritual yang lebih utama dan
7

fundamental. Ketiga, kedaulatan umat (rakyat) menurut demokrasi Barat adalah sebuah
kemutlakan. Jadi, rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi tanpa peduli kebodohan,
kezaliman atau kemaksiatannya. Namun dalam Islam, kedaulatan rakyat tidak mutlak, melainkan
terikat dengan ketentuan-ketentuan syariat sehingga rakyat tidak dapat bertindak melebihi
batasan-batasan syariat, alQuran dan asSunnah tanpa mendapat sanksi.

Menurut Islam, kekuasaan tertinggi bukan di tangan penguasa karena Islam tidak sama
dengan paham otokrasi. Kekuasaan bukan pula di tangan tokoh-tokoh agamanya karena Islam
tidak sama dengan teokrasi. Begitupun bukan di tangan UU karena Islam tidak sama dengan
nomokrasi atau di tangan umat karena Islam bukan demokrasi dalam pengertian yang sempit.
Jawabannya, kekuasaan tertinggi dalam Islam sangat nyata sebagai perpaduan dua hal, yaitu
umat dan undang-undang atau syariat Islam. Jadi, syariat pemegang kekuasaan penuh dalam
negara Islam. Dr. Dhiyauddin ar Rasi menambahkan, jika harus memakai istilah demokrasi tanpa
mengabaikan perbedaan substansialnya sistem itu dapat disebut sebagai demokrasi yang
manusiawi, menyeluruh (internasional), religius, etis, spiritual, sekaligus material. Boleh pula
disebut sebagai demokrasi Islam atau menurut al Maududy demokrasi teokrasi.

2.4 Konsep Demokrasi Pancasila

Demokrasi pancasila menurut ensikopledi bahasa Indonesia yaitu demokrasi Indonesia


berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik sosial ekonomi, serta yang dalam
penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan
permusyawaratan untuk mencapai mufakat. Menurut Dardji Prof Darmodihardjo,S.H, demokrasi
pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan
UUD 1945. Sedangkan menurut Prof. dr. Drs. Notonagoro,S.H yang dimaksud dengan
demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
8

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang merupakan perwujudan kerakyatan yang yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang mengandung
semangat ketuhanan yang maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia . Demokrasi pancasila juga diartikan sebagai
demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh
nilai-nilai luhur Pancasila.

Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa Demokrasi pancasila adalah
demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat tanpa oposisi dalam doktrin Manipol yang
disebut pula sebagai demokrasi terpimpin yang merupkan demokrasi yang berada dibawah
komando pemimpin besar revolusi kemudian dalam doktrin repelita yang berada dibawah
komando Bapak pembangunan arah rencana pembangunan dari suara terbanyak dalam setiap
usaha pemecahan masalah atau pengambilan suatu keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga
negara.

Adapun prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan dengan prinsip
demokrasi secara universal. Adapun ciri dari demokrasi pancasila yaitu:

1. Pemerintah dijalankan berdasarkan kontitusi.


2. Adanya pemilu secara berkesinambungan.
3. Adanya peran-peran kelompok kepentingan.
4. Adanya penghargaan atas HAM dan perlindungan terhadap hak minoritas.
5. Demokrasi pancasila merupakan kompetensi berbagai ide dan cara untuk menyelesaikan
masalah.
6. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak.

Adapun prinsip dari demokrasi pancasila adalah:

1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.


2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
3. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada tuhan YME, diri sendiri
dan juga orang lain.
4. Mewujudkan rasa keaslian sosial.
9
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6. Mengutamakan persatuan nasional dan ke-keluargaan.
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Ahmad Sanusi mengutarakan 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila


dan Undang-indang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang sebagai berikut:

a.Demokrasi yang Berketuhanan Yang maha Esa

b.Demokrasi dengan kecerdasan

c.Demokrasi yang berkedaulatan rakyat

d.Demokrasi dengan rule of law

e.Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan Negara

f.Demokrasi dengan hak asasi manusia

g.Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka

h.Demokrasi dengan otonomi daerah

i.Demokrasi dengan kemakmuran

j.Demokrasi yang berkeadilan social

Fungsi demokrasi Pancasila adalah:

1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara. Contohnya


yaitu ikut mensukseskan Pemilu
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI,
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem
konstitusional,
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila.
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga
negara.
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab.
10

Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR; Presiden bertanggung jawab kepada MPR.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan
rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi
yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.

Adapun ciri-ciri khusus yang membedakan demokrasi pancasila di era orde baru dan era
reformasi ini adalah kandungan yang terdapat dalam demokrasi pancasila di era reformasi itu
sendiri, yaitu:

1. Aspek formal, yakni menunjukkan segi proses dan cara rakyat berpartisipasi dalam
penyelenggaraan negara, yang kesemuanya sudah diatur oleh undang-undang maupun
peraturan-peraturan pelaksanaan yang lainnya.
2. Aspek kaidah atau normatif, yang berarti bahwa Demokrasi Pancasila di era reformasi
mengandung seperangkat kaidah yang menjadi pembimbing dan aturan dalam bertingkah laku
yang mengikat negara dan warga negara dalam bertindak dan melaksanakan hak dan
kewajiban serta wewenangnya.
3. Aspek materil, yaitu adanya gambaran manusia yang menegaskan pengakuan atas harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk Tuhan dan memanusiakan warga negara dalam
masyarakat negara kesatuan republik Indonesia dan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.
4. Aspek organisasi yang menggambarkan adanya perwujudan demokrasi pancasila dalam
bentuk organisasi pemerintahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5. Aspek semangat atau kejiwaan di mana demokrasi pancasila memerlukan warga negara
Indonesia yang berkepribadian peka terhadap apa yang menjadi hak dan kewajibannya,
berbudi pekerti luhur, dan tekun serta memiliki jiwa pengabdian.
6. Aspek tujuan, yaitu menunjukkan adanya keinginan atau tujuan untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera dalam negara hukum, negara kesejahteraan, negara
bangsa, dan negara yang memiliki kebudayaan.
7. Ada beberapa hal yang akan menjamin sukses atau tidaknya demokrasi pancasila di era
reformasi ini. Antara lain adalah sebagai berikut.
11
8. Komposisi elite politik yang ada di mana tidak ada sistem monopartai dan tidak adanya
diktator komunitas. Semuanya memiliki porsi yang sama untuk mewakili rakyat semata.
9. Desain institusi politik di mana institusi politik disusun sedemikian rupa sehingga wakil-wakil
rakyat yang dipilih benar-benar mewakili rakyat Indonesia bukan mewakili partai, sehingga
lebih mengutamakan kepentingan rakyat dalam setiap kebijakan yang dibuatnya. Institusi
yang ada juga selalu mendukung perwujudan masyarakat Indonesia yang sejahtera.
10. Budaya politik yang selalu mendahulukan kepentingan masyarakat bukan partai. Dengan
begitu, maka demokrasi pancasila benar-benar mampu mewujudkan masyarakat yang
sejahtera dalah segala bidang.
11. Peranan masyarakat yang aktif dalam memberikan aspirasi dalam pemilihan wakil-wakil
rakyat serta melaksanakan hak dan kewajibannya secara selaras.

2.5 Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia

Pelaksanaan demokrasi pancasila pada hakikatnya adalah keseluruhan kegiatan


kenegaraan bangsa Indonesia. Dan secara ringkas kegiatan kenegaraam bangsa Indonesia
didasarkan pada :

1. Sistem Hukum Dasar


2. Sistem Undang-Undang Dasar
3. Sistem Hukum Dasar Tidak Tertulis
4. Sistem Garis Besar Haluan Negara
5. Sistem Permusyawaratan/Perwakilan

Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Perjalanan demokrasi yang mencerminkan kedaulatan rakyat di Indonesia sejak proklamasi
17 Agustus 1945 sampai saat ini dibagi menjadi empat periode :

1. Periode 1945-1959 (Orde Lama pada 1950-1959)


Pada tanggal 14 November 1945, pemerintah RI mengeluarkan maklumat yang berisi perubahan
sistem pemerintahan presidensial menjadi sistem parlementer dengan sistem demokrasi liberal,
12
kekuasaan ditujukan untuk kepentingan individu atau golongan. Dengan sistem kabinet
parlementer, menteri-menteri bertanggung jawab kepada DPR.
Kebijaksanaan pemerintah harus disesuaikan dengan mayoritas DPR, sebab kalau tidak
sesuai kabinet dapat dijatuhkan oleh DPR melalui mosi tidak percaya. Selain itu, karena
kemerdekaan mengeluarkan pendapat ditafsirkan sebagai sikap sebebas-bebasnya, kritik yang
selalu dilancarkan kaum oposisi bukan membangun melainkan menyerang pemerintah. Oleh
karena itu, pemerintah tidak stabil.
Keluarnya Maklumat Pemerintah 3 November 1945 memberi peluang yang seluas-luasnya
terhadap warga negara untuk berserikat dan berkumpul, sehingga dalam waktu singkat
bermuncullah partai- partai politik bagai jamur di musim penghujan.
Pada era ini presiden Soekarno menggunakan konstitusi UUDS Republik Indonesia 1950
sampai 6 Juli 1959 dengan membentuk konstituante. Konstituante diberi tugas untuk membuat
undang-undang dasar yang baru sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan
ini belum juga bisa membuat konstitusi baru. Maka presiden Soekarno menyampaikan konsepsi
tentang Demokrasi terpimpin pada DPR hasil pemilu yang berisi ide untuk kembali pada UUD
1945. UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan UUD nomor 7 thn 1950 tentang Perubahan Konstitusi
Sementara Negara RI, dalam sidang pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14
Agustus 1050 di Jakarta. Konstitusi ini dinamakan “sementara” karena hanya besifat sementara,
menunggu terpilihnya kostituante hasil pemilihan umum 1955 yang akan menyusun konstitusi
baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis, namun
konstituanate gagal membentuk konstitusi baru sampai berlarut-larut sampai dikeluarkannya
dekret presiden 5 Juli 1959, yang membubarkan konstituante.

2. Periode 1959-1965(masa demokrasi terpimpin).


Periode ini ditandai dengan keluarnya Dekret Presiden 5 Juli 1959 yang isinya yaitu:

1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lahi UUDS 1950.
2. Pembubaran konstituante.
3. Pembentukan MPRS dan DPAS.
13

Pada masa ini, demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer berakhir. Hal ini
disebakan karena sistem pemerintahannya berubah dari parlementer ke presidensial sesuai
dengan UUD yang berlaku. Pada masa ini, demokrasi yang digunakan adalah demokrasi
terpimpin. Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno. Disebut
Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu mengandalkan pada kepemimpinan
Presiden Sukarno. Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah kepemimpinan pada satu
tangan saja yaitu presiden.

Ciri-ciri pemerintahan pada masa ini :

o Peran dominan presiden,


o Terbatasnya partai-partai politik,
o Berkembangnya pengaruh komunis,
o Meluasnya peranan ABRI sebagai unsur-unsur sosial politik.

Di dalam pelaksaannya terdapat beberapa penyimpangan yang terjadi di demokrasi Terpimpin.


Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD 1945 adalah sebagai
berikut:

1. Kedudukan Presiden.
2. Pembentukan MPRS.
3. Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom.
4. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
5. Arah Politik Luar Negeri, yang ditunjukkan dengan adanya politik mercusuar.

Politik Mercusuar adalah politik yang dijalankan oleh presiden Soekarno sebab beliau
menganggap bahwa Indonesia merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di
seluruh dunia. Untuk mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan
spektakuler yang diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan yang terkemuka di
kalangan Nefo. Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai
milyaran rupiah diantaranya diselenggarakannya GANEFO (Games of the New Emerging Forces
) yang membutuhkan pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta biaya perjalanan bagi
14

delegasi asing. Politik mercusuar berakhir dengan meletusnya peristiwa G 30 S PKI tahun
1965.

3. Periode 1966-1998(masa Orde Baru)


Periode ini ditandai dengan lahirnya Orde Baru sebagai amanat rakyat. Orde Baru bertujuan
mengoreksi tatanan lama yang telah melakukan penyimpangan UUD 1945. Orde Baru bertujuan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, serta mengganti sistem
demokrasi terpimpin menjadi demokrasi pancasila. Namun, dalam pelaksanaannya, Orde Baru
tidak mampu membawa masyarakat dan bangsa pada kehidupan yang demokratis. Hal itu karena
posisi pemerintah lebih kuat daripada rakyat sehingga kedaulatan rakyat tidak tercapai. Pada
masa ini kedaulatan rakyat sangat lemah karena lembaga perwakilan rakyat seolah-olah hanya
mengikuti kehendak eksekutif(pemimpin).

4. Periode 1998-sekarang (masa Reformasi)


Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.
Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya
presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap
pemerintahan Orde Baru.

Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap Demokrasi Pancasila.
Perbedaannya terletak pada aturan pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan
pelaksanaan demokrasi pada Orde Reformasi sekarang ini, yaitu:

a. Pemilihan umum lebih demokratis

b. Partai politik lebih mandiri

c. Pengaturan hak asasi manusia

d. Lembaga demokrasi lebih berfungsi

e. Konsep Trias politika masing-masing bersifat otonom penuh


15

Saat ini tampaknya kekuatan rakyat sangat dominan. Bahkan etika, moral dan aturan hukum
diinjak-injak demi demokrasi keblabasan yang telah diyakini banyak pihak. Kekuatan rakyat
yang tanpa etika dan aturan itu sangat mungkin menjadi kontraproduktif yang akan
menghancurkan bangsa ini. Namun dalam perjalanan demokrasi dalam era reformasi berjalan
terlalu cepat dan tidak terarah. Dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-
peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada
prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif,
legislatif dan yudikatif.

Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu
1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi
yang lain.

Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi.


2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum.
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN.
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Ciri-ciri demokrasi Pancasila masa Reformasi :

1. Mengutamakan musyawarah mufakat.


2. Mengutamakan kepentingan maasyarakat, bangsa dan Negara.
3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
4. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah.
5. Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga
negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat.
16

6. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan


Yudikatif.
7. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program parpol yang memiliki
partai.
8. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi
manusia.
17

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seiring dengan perkembangannya Indonesia mengalami berbagai macam demokrasi yang
diikuti dengan sistem pemerintahan. Yang pada akhirnya sampai saat ini yang digunakan yaitu
Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila yaitu demokrasi Indonesia yang berdasarkan pada
Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik sosial ekonomi, serta yang dalam penyelesaian
masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk
mencapai mufakat. Yang dalam hubungannya Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang
merupakan perwujudan kerakyatan yang yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang mengandung semangat ketuhanan yang maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia .
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.

Semoga dengan makalah yang kami susun ini dapat menjadikan wawasan dan pengetahuan
kita bertambah, serta semakin menumbuhkan semangat nasionalisme kita.
18

Daftar Pustaka

Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Pontianak: Alfabeta.

Budiyono, Kabul. 2010. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta.

Suyono, Haryono. 2009. Demokrasi Pancasila. Jakarta: Nusantara Institute.

http://devragabe.blogspot.com/2012/11/konsep-dasar-demokrasi.html

http://ariaaja.wordpress.com/2011/05/11/konsep-demokrasi-pancasila/

Sumber:(http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2268905-konsep-
demokrasi/#ixzz1q2qdwQfD )

(http://ariaaja.wordpress.com/2011/05/11/konsep-demokrasi-pancasila/)

(http://www.scribd.com/doc/38133963/7/ciri-ciri-demokrasi)

http://ramaffasa.blogspot.com/2012/03/konsep-demokrasi.html

http://ina.indonesia.nl/index.php/pancasila/kerakyatan-yang-dipimpin-oleh-hikmat-
kebijaksanaan-dalam-permusyawaratan-perwakilan

http://khazanna032.wordpress.com/2009/07/16/makna-sila-sila-pancasila/

http://bowosugiarto.blog.unsoed.ac.id/2013/01/04/tentang-posislamisme-atau-merangkai-
kembali-hubungan-islam-dan-demokrasi/

Anda mungkin juga menyukai