Tabel
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat grafik seperti gambar di bawah ini.
Kurva Permintaan
Bentuk kurva permintaan di atas memiliki kemiringan (slope) negatif atau bergerak dari
kiri atas ke kanan bawah.
Artinya apabila harga jeruk turun, jumlahbarang yang diminta bertambah atau
sebaliknya (ceteris paribus).
Perlu disadari, bahwa ketika menganalisis permintaan, terdapat dua istilah yang
berbeda, yaitu permintaan dan jumlah barang yang bersedia diminta.
Apakah perbedaan dari kedua istilah tersebut? Menurut para ahli ekonomi, permintaan
adalah keseluruhan dari kurva permintaan atau keseluruhan dari titik yang ada pada
kurva (A + B + C + D + E + F + G).
Dengan demikian permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada
hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Adapun jumlah barang yang bersedia
diminta adalah banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu.
Misalnya titik A, menggambarkan bahwa pada harga Rp4.500,00 jumlah yang diminta
adalah 140 kg. Dengan demikian, setiap titik yang ada pada kurva menggambarkan
jumlah barang yang diminta.
Kembali pada contoh di depan mengenai permintaan Desi terhadap jeruk. Pada contoh
di depan menunjukkan bahwa berubahnya jumlah jeruk yang diminta Desi akibat dari
perubahan harga jeruk itu sendiri.
Bagaimana jika faktor lainnya seperti pendapatan Desi memengaruhi jumlah jeruk yang
diminta? Apabila pendapatan Desi mengalami peningkatan, maka jumlah jeruk yang
diminta pun juga akan meningkat.
Namun ketika pendapatan Desi mengalami penurunan maka jumlah jeruk yang diminta
akan turun. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel di bawah ini dan bentuk kurva yang
ada.
Apabila dari tabel di atas diubah dalam bentuk grafik, maka akan tampak seperti di
bawah ini.
Keterangan :
D = Permintaan jeruk pada saat pendapatan awal.
D1 = Permintaan jeruk pada saat pendapatan meningkat.
D2 = Permintaan jeruk pada saat pendapatan menurun.
Coba perhatikan Tabel di bawah ini, mengenai daftar penawaran jeruk Pak Heri. Kurva
penawaran dapat dibuat berdasarkan tabel tersebut.
Berdasarkan tabel penawaran tersebut di atas, dapat dibuat kurva penawaran sebagai
berikut.
Kurva penawaran
Perhatikan kurva di atas. Kurva bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Dengan
demikian kurva penawaran mempunyai slope positif.
Artinya jumlah barang yang ditawarkan berbanding lurus dengan harga barang.
Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan.
Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan
penawaran barang. Misalnya diperkirakan harga jeruk bulan depan akan naik karena
harga pupuk naik. Kenaikan harga jeruk menyebabkan penurunan penawaran jeruk.
Sehingga ketika diperkirakan harga di masa depan naik, maka penjual akan
mengurangi jumlah barang yang dijualnya. Tabel berikut ini yang akan menunjukkan
jumlah jeruk yang ditawarkan Pak Heri sebelum dan sesudah kenaikan harga.
Berdasarkan tabel penawaran di atas dapat dibuat kurva penawaran sebagai berikut.
Perhatikan kurva penawaran di atas. Kurva penawaran S bergeser ke kiri menjadi S1.
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penawaran akan jeruk mengalami penurunan.
Penurunan kurva penawaran jeruk tersebut sebagai akibat dari meningkatnya harga
pupuk.
Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan dari salah satu atau lebih faktor-
faktor yang dulu dianggap tetap, akan mengubah jumlah penawaran sekaligus
menggeser kurva penawaran.
Terbentuknya Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)
Keseimbangan pasar terjadi karena perilaku penjual dan pembeli secara alami
menggerakkan jumlah permintaan dan jumlah penawaran kepada titik keseimbangan.
Perhatikan tabel daftar permintaan dan penawaran, serta kurva permintaan dan
penawaran berikut ini.
JUMLAH JUMLAH
HARGA
PILIHAN PERMINTAAN PENAWARAN
(RP)
(UNIT) (UNIT)
A 5.000 9 18
B 4.000 10 16
C 3.000 12 12
D 2.000 15 7
E 1.000 20 0
Terbentuknya keseimbangan pasar
Perhatikan kurva di atas. Titik C adalah titik ekuilibrium karena pada titik ini jumlah
barang yang ditawarkan (Cs) sama dengan jumlah barang yang diminta (Cd). Pada titik
ekuilibrium C, Rp. 3.000 merupakan harga ekuilibrium, dan 12 merupakan jumlah
barang ekuilibrium.
Anak panah pada kurva mengilustrasikan bahwa secara alami perilaku penjual dan
pembeli menggerakkan jumlah barang pada titik ekuilibrium. Misalnya penjual ingin
menjual 16 unit mie instan pada harga Rp. 4.000, sedangkan pada harga tersebut
pembeli hanya mau membeli 10 unit mie instan. Sisa 6 mie instan yang tidak terjual
tersebut membuat penjual menurunkan harga agar semua mie dapat laku terjual.
Kelebihan Permintaan (Market Shortage)
Apabila harga pasar berada di bawah titik ekuilibrium (titik C) maka jumlah barang yang
diminta menjadi lebih besar daripada jumlah barang yang ditawarkan. Dalam kondisi ini,
kompetisi akan terjadi antar pembeli akibat ketersediaan barang yang terbatas.
Konsekuensinya maka harga akan naik dan mendorong jumlah permintaan dan
penawaran ke arah keseimbangan (ke atas).
Kelebihan Penawaran (Market Surplus)
Apabila harga pasar berada di atas titik ekuilibrium (titik C) maka jumlah barang yang
ditawarkan menjadi lebih besar daripada jumlah barang yang diminta. Dalam kondisi ini,
kompetisi akan terjadi antar penjual akibat jumlah (stok) barang yang banyak
sedangkan pembelinya sedikit. Konsekuensinya maka harga akan turun dan
mendorong jumlah permintaan dan penawaran ke arah keseimbangan (ke bawah).
Pengaruh Pergeseran Kurva Permintaan pada Ekuilibrium
Misalnya harga keseimbangan pasar mie instan adalah Rp. 3.000. Kemudian pabrik
mie membuat varian rasa baru dan kebetulan masyarakat sangat menyukai varian baru
tersebut. Hal ini membuat permintaan naik 50% sehingga terbentuklah kurva
permintaan baru. Ketika kurva permintaan bergeser ke kanan (permintaan semakin
besar), maka area harga Rp. 3.000 ini menjadi area market shortage. Konsekuensinya
maka harga akan naik dan mendorong jumlah permintaan dan penawaran ke arah
keseimbangan (ke atas).
Misalnya harga keseimbangan pasar mie instan adalah Rp. 3.000. Kemudian pabrik
mie instan membarui mesin produksi menjadi lebih canggih dan efisien. Hal ini
membuat produksi mie instan naik sebesar 50% sehingga terbentuklah kurva
penawaran baru. Ketika kurva penawaran bergeser ke kanan (penawaran semakin
besar), maka area harga Rp. 3.000 ini menjadi area market surplus. Konsekuensinya
maka harga akan turun dan mendorong jumlah permintaan dan penawaran ke arah
keseimbangan (ke bawah).
Elastisitas Harga Permintaan
Misalnya diketahui mie instan pada titik A (harga Rp. 1000, jumlah barang yang diminta
250 unit) dan pada titik B (harga Rp. 1.200, jumlah barang yang diminta 150 unit).
Berapakah elastisitas harga permintaan mie instan tersebut? Menurut kasus di atas,
apakah mie instan merupakan barang yang elastis?
Pertama kita hitung persentase perubahan jumlah barang yang diminta (%ΔQ)
%ΔQ = ((150-250)/250) X 100% = -40%
Perhatikan nilai negatif pada %ΔQ adalah nilai jika jumlah barang yang diminta
berkurang, sebaliknya nilai positif pada %ΔQ adalah nilai jika jumlah barang yang
diminta naik. Kemudian nilai negatif pada %ΔP adalah nilai jika harga turun, sebaliknya
nilai positif pada %ΔP adalah nilai jika harga naik. Umumnya nilai elastisitas adalah
negatif, hal ini disebabkan karena hubungan terbalik arah harga dan jumlah barang
yang diminta. Ketika harga naik, umumnya jumlah barang yang diminta akan turun.
Sebaliknya ketika harga turun, umumnya jumlah barang yang diminta akan naik. Harap
diingat bahwa hubungan ini juga memiliki syarat ceteris paribus. Ketika nilai absolut
elastisitas permintaan lebih besar dari 1, maka permintaan bersifat elastis (en: elastic
demand).
Pada contoh di atas, kita menghitung elastisitas dari titik A ke titik B. Lalu bagaimana
apabila dibalik dari titik B ke titik A?
Perbedaan ini adalah alasan mengapa umumnya kita menggunakan metode nilai
tengah untuk menghitung elastisitas, sehingga tidak terjadi perbedaan nilai ketika “arah”
perhitungan dirubah.
Metode ini digunakan agar tidak terjadi perubahan nilai elastisitas ketika “arah” dirubah
(perhatikan pembahasan sebelumnya). Sehingga apabila dihitung dari titik A ke B
maupun B ke A, nilai elastisitasnya tidak berubah. Metode inilah yang umumnya lebih
sering digunakan untuk menghitung elastisitas.
Menggunakan contoh soal yang sama dari bagian sebelumnya, maka dari titik A ke B:
Dari titik B ke A:
Hasilnya sama!
Permintaan elastis
Permintaan elastis sempurna