Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan suhu udara disuatu tempat dengan tempat lainnya bergantung


pada ketinggian tempat dan letak astronominya (lintang). Perubahan suhu krena
perbedaan ketinggian jah lebih cepat dari pada perubahan suhu karena perbedaan
letak lintang. Biasanya, perubahan suhu terjadi sekitar 0,6° Celcius tiap kenaikan
100 m. Alat ukur yang digunakan untuk menguukur perubahan suhu diatas,
Thermometer (Puspita dan Yulianti, 2016).

Cara kerja miskroskop optic adalah dari cahaya lampu yang dibiaskan oleh
lensa condenser, setelah melewati kondensor sinar mengenai spesimen dan
diteruskan oleh lensa objektif. Lensa objektif ini merupakan bagian yang paling
penting dari mikroskop karena lensa ini dapat diketahui perbesaran yang
dilakukan mikroskop. Sinar yang diteruskan oleh lensa objektif ditangkap oleh
lensa okuler dan diteruskan pada mata atau kamera. Pada mikroskop ini
mempunyai batasan perbesaran yaitu dari 400x sampai 1400x (Respati, 2008).

Refraktometer tipe hand – held merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan untuk menganalisis kadar sukrosa pada makanan. Refraktometer terdiri
atas beberapa bagian yaitu kaca prisma, penutu kaca prisma, sekrup pemutar
skala, grip pegangan, dan lubang teropong. Satuan skala pembacaan refraktometer
yaitu °Brix, yaitu satuan skala yang digunakan untuk pengukuran kandungan
padatan terlarut. Skala °Brix dengan refraktometer sama dengan berat gram
sukrosa dari 100 gram larutan sukrosa (Ihsan dan Wahyudi, 2010).

Pengukuran kadar keasaman larutan (pH) dan suhu dalam air merupakan
sesuatu yang sangat penting dalam budidaya ikan. Sehingga sangat penting untuk
tetap menjaga kadar pH dan suhu dalam air tetap stabil. Terdapat beberapa metode
dalam mengukur kadar keasaman ataupun mengukur kadar basa dari suatu larutan
yang telah disediakan (Astria et al. 2014).
Pengukuran kualitas air meliputi oksigen terlarut, karbondioksida, pH,
suhu, dan salinitas diukur bersamaan dengan pengambilan sampel air dan tanah
secara langsung (in situ) dengan alat DO meter untuk pengukura oksigen terlarut
dan suhu perairan, pH meter untuk pengukuran pH perairan serta Refraktometer
untuk pengukuran salinitas air (Suparjo, 2008).

Alat ukur yang langsung mengukur nilai salinitas ketika alat tersebut
dicelupkan kedalam air. Umumnya disamping untuk mengukur salinitas, alat ini
mengukur pula suhu air laut dan kedalaman pengukuran atau sejumlah besaran
lainnya seperti pH, kadar oksigen terlarut, kejernihan air dan kecepatan suara di
air tergantung tipe alat ukurnya. Alat ukur yang termasuk dalam kelompok ini
misalnya STD Meter (Salinity, Temperature, Depth meter), Salitermograph
(hanya mengukur salinitas dan suhu air) dan jenis “Water Quality Checker”
(Arief, 1984).

Cara kerja mikroskop Scanning Electron adalah sinar dari lampu yang
dipancarkan pada lensa kondensor, sebelum masuk pada lensa kondensor ada
pengatur dari pancaran sinar electron yang ditembakkan. Sinar yang terlewati
lensa kondensor diteruskan lensa objektif yang dapat diatur maju mundurnya sinar
yang melewati lensa objektif diteruskan pda specimen yang diatur miring
padapencekamnya, specimen ini disinari oleh deteksi x-ray yang menghasilkan
sebah gambar yang diteruskan pada layar monitor (Respati, 2008).

Suhu diukur menggunakan terometer yang didasarkanpada bermacam


jenis skala suhu. Seluruh dunia (kecuali Amerika Serikat) menggunakan skala
Celcius untuk kebanyakan penggunaan pengukuran suhu. Dalam bidang ilmu
pengetahuan, seluruh dunia mengukur suhu dalam Kelvin pada skala suhu mutlak
termodinamik dan juga dalam Celcius (Puspita dan Yulianti, 2016).

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar


keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai
skala 14. Istilah pH berasal dari “P” lambing atematika dari negatif logaritma, dan
“H” lambing kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah
negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen (Astria et al. 2014).
Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh pada
italitas organisme karena merupakan masking factor bagi organisme akuatik yang
memodifikasi perubahan fisika dan kimia air menjadi satu kesatuan pengaruh
yang berdampak osmotic terhadap osmoregulasi. Maka dilakukan pengukuran
salinitas pada setiap pagi hari dan sore hari menggunakan hand refraktometer.
Jika terjadi peningkatan salinitas, perlu dilakukan penambahan air tawar sampai
salinitas media sesuai dengan perlakuan(Karim, 2007).

Parameter pertumbuhan yang akan dilakukan pengukuran pada perubahan


yang sedang diamati seperti tinggi, berat basah, dan berat kering serta
fitotoksisitas (keracunan) pada rumput teki (Cyperrus rotundus). Berat basah
rumput teki (Cyperrus rotundus) yang telah diberi perlakuan yang sama kemudian
ditimbang menggunakan timbangan analitik (Riskitavani dan Purwani, 2013).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari prkikum ini adala sebagai berikut:

1. Mahasiswa mengetahui definisi dari Mikroskop dan Opti Lab,Termometer,


Hand Refraktometer, Timbangan Analitik, DO Meter, pH meter.

2. Mahasiswa mengetahui fungsi dari Mikroskop dan Opti Lab,Termometer, Hand


Refraktometer, Timbangan Analitik, DO Meter, pH meter.

3. Mahasiswa memahami prinsip kerja dari Mikroskop dan Opti Lab,Termometer,


Hand Refraktometer, Timbangan Analitik, DO Meter, pH meter.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Mahasiswa mengetahui definisi, fungsi hingga prinsip kerj dari setiap alat
Mikroskop dan Opti Lab,Termometer, Hand Refraktometer, Timbangan Analitik,
dan DO Meter, serta pH meter. Hal ini dapat mempermudah dan memperlancar
saat sedang berlangsungnya proses uji laboratorium, praktikum, dan juga
peneitian.
BAB II

METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, 27 Agustus 2018 pada pukul
13.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Bioekologi, Jurusan Ilmu
Kelautan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sriwijaya.

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:

No. Alat Fungsi


1. Mikroskop Mengamati objek mikroskopis yang tak kasat mata.

2. Opti Lab Kamera mikroskop yang terhubung langsung ke

laptop.

3. Termometer Alat untuk mengukur derajat panas.

4. Handrefraktometer Alat untuk mengukur salinitas dan densitas.

5. Timbangan Analitik Alat untuk menimbang massa secara detail.

6. Do Meter Alat untuk mengetahui oksigen terlarut dalam suatu

perairan.

7. pH Meter Alat untuk mengukur pH (kadar keasaman atau

basa) suatu cairan.


2.3 Cara Kerja

2.3.1 Mikroskop

Hidupkan Mikroskop

Letakkan kaca preparat diatas objek

Atur perbesaran untuk melihat objek lebih jelas

Atur kembali mikroskop setelah selesai mengamati objek

Simpan mikroskop setelah menggunakan

2.3.2 Optilab
Lepaskan salah satu lensa okuler

Pasangkan opti lab ke mikroskop

Colokan kabel opti lab ke laptop

Lihat hasil pengamatan dilaptop

2.3.3 Termometer
Letakkan ujung termometer di larutan yang akan diukur

Tunggu sampai air raksa tersebut menunjukkan hasilnya

Amati dan catat hasil dari termometer tersebut


2.3.4 Handrefraktometer

Teteskan sampel yang akan diukur ke kaca prisma lalu tutup kaca tersebut

Arahkan handrefraktometer ke sinar matahari

Amati dan catat hasil dari handrefraktometer tersebut

2.3.5 Timbangan Analitik


Tekan tombol on untuk menghidupkan timbangan

Tekan tombol Zero untuk menstabilkan nilai

Letakkan sampel yang akan diukur di atas timbangan analitik

Kemudian lihat dan catat hasil dari timbangan tersebut

2.3.6 DO Meter
Tekan tombol on untuk menghidupan alat

Kalibrasi Do meter mejadi skala 0

Celupkan ujung probe lalu tekan tombol Ar

Tekan tombol RUN kemudian tekan tombol ENTER

Tunggu beberapa saat dan hasil akan tampil di display

Kemudian tekan tombol off untuk mematikan alat


2.3.7 pH Meter
Sediakan sampel yang akan diukur tingkat keasaman atau basanya

Buka penutup elektrode pada pH meter menggunakan air khusus, kemudian


keringkan menggunakan tisu

Nyalakan pH meter, lalu celupkan elektrode ke dalam sampel yang akan diukur

Setelah itu tekan tombol bertuliskan MEAS dan akan muncul kata HOLD di
layar

Tunggu dan lihat hasil pH yang akan menunjukkan kadar/tingkkat pH pada


sampel yang diukur

2.3.8 Turbiditimeter

Tekan tombol ON untuk menyalakan turbiditimeter

Masukkan cell sampel dalam ruang cell dengan mengorientasikan tanda garis
pada bagian ruang depan cell

Pilih daerah / range secara manual atau otomatis denga menekan tombol range

Pilih mode signal dan tekan tombol read untuk menunjukkan nilai NTU pada
display
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Mikroskop

Keterangan

1. Lensa Okuler 9.Diafragma

8 2. Lensa Objektif 10.Makrometer

4 3. Revolver 11.Mikrometer

1 4. Tabung Mikroskop 12. Cermin

2 5. Meja Preparat

3 6.Penjepit Preparat
10 6 5 7. Tombol ON/OFF

7 11 12 9 8. Lengan Mikroskop

Pembahasan

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat objek mikroskopis


dengan lebih jelas. Berdasarkan cara kerja mikroskop dibagi menjadi dua yaitu
mikroskop optic dan mikroskop electron. Mikroskop optik dibagi menjadi
monokuler (satu lensa okuler) dan binokuler (dua lensa okuler). Adapun
mikroskop elektron dibagi menjadi TEM (Transmition Electron Microscope) dan
SEM (Scanning Electron Microscope).

Pada praktikum sebelumnya jenis mikroskop yang digunakan adalah


mikroskop binokuler. Adapun cara penggunaanya, hidupkan mikroskop dengan
menekan tombol ON, letakkan kaca preparat yang akan diamati diatas meja
preparat, atur perbesaran untuk memperjelas pengamatan objek jika sudah catat
hasilnya dan atur kembali mikroskop setelah selesai pengamatan. Simpan kembali
mikroskop ke tempatnya setelah selesai menggunakannya. Tipe mikroskop yang
digunakan adalah OLYMPUS CX21.

3.2 Optilab

Keterangan :

1 1. Usb

3 2. Kamera

2 3. Kabel penghubung

Pembahasan

Optilab adalah kamera yang dipasang dibagian lensa okuler pada


mikroskop optik atau cahaya, dimana optilab ini daapat terhubung langsung ke
laptop agar objek yang diamati diatas meja preparat menggunakan kamera optilab
dapat terlihat lebih jelas sebab tersambung ke laptop. Tak hanya itu optilab juga
memiliki USB dan memori untuk penyimpanan data selama berlangsungnya
pengamatan menggunakan optilab Adapun kisaran harga dari optilab beragam
mulai dari 3.500.000 hingga 6.500.000 tergantung pada resolusi yang dimiliki
optilab tersebut.

Salah satu keunggulan dari penggunaan optilab ini adalah tampilan yang
ditampilkan dimonitor berupa spesifikasi 3D, kemudian kemampuan untuk
menangkap dan menampilkan gambar secara real time. Adapun kekurangan yang
dimiliki dari optilab ini ialah, spesifikasi 3D yang ditampilkan menyebabkan
harga dari optilab semakin mahal, serta belum bisa portable.
Agar optilab tetap dapat digunakan dengan baik maka dari itu cara
penyimpanan setelah penggunaannya juga harus diperhatikan dan diperlakukan
dengan baik, setelah selesai menggunakan lepaskan kamera pada tempat lensa
okuler dan letakkan pada kotak optilab bersamaan dengan USB serta
kabelnya,kemudian letakkan kembali ditempat pengambilannya semula.

3.3 Termometer Digital

Keterangan

1 1.Auto-Power 6.Max

7 2.Farenheit 7.Hold

3 3.Back – Light 8. °C

4 4.Kabel Sensor 9. Suhu

9 5 2 6 8 5. Suhu Awal akhir

Pembahasan

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat panas.


Berdasarkan klasifikasi tertentu thermometer dapat dibedakan. Namun secara
umum thermometer dibagikan menjadi dua yaitu thermometer analog dan
thermometer digital. Dari kedua thermometer tersebeut tentu memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki thermometer digital adalah lebih praktis
dan lebih akurat serta data yang ditampilkan pada display bersifat real time.
Adapun kekurangannya harganya cukup mahal. Lain halnya dengan thermometer
analog memiliki kelebihan dengan harga terjangkau serta dapat disimpan dalam
jangka panjang dan mudah diproduksi. Sedangkan kekurangannya saat
thermometer dicelupkan, hasil yang ditampilkan harus ditunggu terlebih dahulu.

Cara penggunaan dari thermometer digital cukup dengan mencelupkan


sensor pada batas yang telah ditentukan, kemudian data yang ditampilkan pada
display berupa angka langsung tertera. Tak hanya cara penggunaan, tentunya
perlu dilakukan kalibrasi agar akurasi dari thermometer tetap terjaga, maka
kalibrasi dapat dilakukan dengan membilas kabel berisi sensor dengan
menggunkan akuades dan simpan alat ditempat yang kering. Tipe alat yang
digunakan ialah Krisbow KW08-275.

3.4 Handrefrktometer

Keterangan :

1. Kaca Prisma

2. Pengatur Skala

2 3. Sekrup kalibrasi

Pembahasan

Handrefraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar


salinitas serta densitas suatu perairan. Dalam penggunaan handrefraktometer baik
sebelum bahkan sesudah pemakaian tetap harus dilakukan kalibrasi. Hal ini
bertujuan agar prinsip kerja dari Handrefraktometer tetap terjaga serta dapat tetap
digunakan.

Adapun cara penggunaanya, sebelum menggunakannya,


Handrefraktometer terlebih dahulu harus dikalibrasi dengan cara putar knock
pengatur skala hingga angka 0 kemudian tetesi akuades pada kaca prisma dan lap
menggunakan tisu kering, sama hanya dengan pengkalibrasian setelah pemakaian,
dan barulah handrefraktometer bisa digunakan. Dalam penggunaanya, sampel
yang diletakkan diatas kaca prisma harus dihadapkan pada sinar matahari atau
dibawah sinar lampu yang terang.Tipe alat diatas ialah ATAGO SMill-E.

3.5 Timbangan Analitik

Keterangan

1 1.Tempat menimbang objek

2 2.Layar 7.PRINT

3ON/OFF 8. RE-ZERO

3 4. CAL
4
5.MODE

5 6 7 8 6.SAMPLE

Pembahasan

Timbangan analitik adalah alat yang digunakan untuk menimbang massa


secara detail. Adapun cara penggunaan dari timbngan analitik ini ialah, tekan
tombol ON untuk menghidupkan timbngn kemudian tekan tombol Re-Zero untuk
menstabilkan nilai. Letakkan sampel yang akan ditimbang diatas tempat untuk
menimbang objek, kemudian catat hasilnya.

Timbangan analitik mampu menimbang massa hingga ukuran milligram


(1gram= 1000mg). Ada dua jenis timbangan analitik yakni timbangan analitik
digital dan timbangan analitik analog. Timabangan analitik digital dioperasikan
secara otomatis dengan menggunakan sumberdaya listri sedangkan timbangan
analitik analog dioperasikan secara manual tanpa bantuan listrik.
3.6 DO Meter

Keterangan

1 1.ON/OFF 8.PRINT

2 2.HOLD 9.Sensor

3 3.CAL 10.Layar

4 4.MR

5 5.MI

6 6.MODE

10 7 8 9 7.SETUP

Pembahasan

DO (Dissolved Oxygen) Meter adalah alat yang digunakan untuk


mengukur kadar garam terlarut dalam suat perairan. Semakin banyak kadar
oksigen terlarut dalam suatu perairan maka semakin baik perairan dan isi dari
perairan tersebut namun tidak baik pula jika terlalu banyak oksigen yang terlarut
salah satu dampaknya ialah Blooming Algae.

DO Meter telah dirancang sedemikian rupa, agar mempermudah proses


pegukuran kadar oksigen terlarut disuatu perairan, cara penggunaanya ialah, tekan
tombol ON untuk mengidukan DO Meter, kemudian celupkan kabel berisi sensor
kedalam perairan maka hasilnya kan tampil dilayar pada saat itu juga. Tak lupa
sehari sebelum penggunaan dari DO Meter harus dilakukan kalibrasi dengan
menekan tombol CAL dengan mengkalibrasinya menggunakan akuades,
begitupula saat setelah penggunaan alat DO Meter tersebut.

3.7 pH Meter

Keterangan

1 1.ON/OFF 6.°C

6 2.Sensor

3 3.CFM

4 4.CAL

5 2 5.HOLD

Pembahasan

pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar keasaman


dan basa suatu larutan atau sampel. pH meter sendiri dibagi menjadi pH meter
digital dan pH meter konvensional. Untuk pH meter konvensional media yang
digunakan berupa ekstrak dari bahan – bahan alami sepert warna merah didapat
adri ekstrak kembang sepatu dan warna lainnya, tak hanya itu pH meter
konvensional dapat berupa kertas lakmus yang berwarna merah dan biru.
Sedangkan untuk pH meter analog didesain untuk mempermudah pengukuran
kadar asam atau basa suatu larutan yang lebih efektif dan efisien.

Sama dengan instrument lainnya pH meter digital juga perlu dikalibrasi


agar pengukuran atau prinsip kerja nya teta terjaga dan tetap akurat. Kalibrasi
yang dilakukan dengan cara mencuci sensornya saja dengan air bersih kemudian
lap sensor yang tadi dicuci dengan air menggunakan tisu tak lupa tekan tombol
CAL pada pH meter.

3.8 Turbidimeter

Keterangan

1 1.READ/ENTER 8.20NTU

2 2.CAL 9.0.02NTU

3 3.ON/OFF 10.Tutup

4 4.ATAS botol

5 5.BAWAH 11.Layar

6 6.800 NTU 12.Tempat

7 8 9 10 12 11 7.100NTU uji sampel

Pembahasan

Turbidimeter merupakan alat yang digunakan mengukur kekeruhan suatu


perairan semakin keruh suatu perairan maka semakin buruk kualitas perairan
tersebut. Indeks kekeruhan suatu perairan berkisar anatara 15-25 NTU
(Nephelometric Turbidity Unit). Semakin tinggi angka yang ditampilkan pada
layar maka semkin keruh pula perairan tersebut. Adapun larutan standar yang
disediakan dalam satu paket Turbiditimeter yakni, 800 NTU, 100 NTU, 20 NTU,
dan 0.02 NTU.

Adapun cara pengoperasian dari turbiditimeter yakni tekan tombol


ON/OFF untuk menyalakan turbiditimeter, kemudian masukkan botol berisi
sampel pada tempat meletakkan sampel yang ingin diketahui kekeruhannya
dengan standar yang telah ditentukan, kemudian angka digital akan muncul pada
turbiditimeter secara real time dan catat hasilnya. Sedangkan untuk kalibrasi
dilakukan dengan alkohol dan kain halus untuk membersihkan bagian luarnya dan
jangan sampai memegang tempat sampel agar tidak ada bekas sidik jari yang
tertinggal.

BAB IV

KESIMPULAN

1. Mikroskop digunakan untuk mengamati objek mikroskopis adengan


bantuan opti lab yang menghubungkan kamera mikroskop pada laptop.

2. DO Meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan oksigen terlarut


disuatu perairan.

3. Handrefraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur salinitas


dan densitas dengan bantuan sinar matahari.

4. pH meter digital lebih efektif digunakan data yang ditampilkan real time.

5. Turbidimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kekeruhan


suatu perairan dengan satuan NTU (Nephlometric Turbidity Meter).
DAFTAR PUSTAKA

Arief D. 1984. Pengukuran Salinitas Air Laut dan Peranannya dalam Ilmu
Kelautan. Jurnal Oseana Vol 9 (1): 3-10.

Astria F, Subito M, Nugraha DW. 2014. Rancang Bangun Alat Ukur pH dan suhu
Berbasis Short Message Service (SMS) Gateway. Jurnal Mektrik Vol
1(1): 47 – 55.

Ihsan F, Wahyudi A. 2010. Teknik Analisis Kadar Sukros pada Bauh Pepaya.
Jurnal Bulein Teknik Pertanian Vol 55(1): 10 – 12.

Karim MY. 2007. Pengaruh Osmotik Pada Berbgai Tingkat Salinitas Media
Terhadap Vitalitas Kepiting Bakau (Scylla serata) Betina. Jurnal
Protein Vol 14(1): 65 – 73.

Puspita EM, Yulanti L. 2016. Perancangan Sistem Peramalan Cuaca Berbasis


Logika Fuzzy. Jurnal Media Infotama Vol 12(1): 1 – 10.

Respati SMB. 2008. Macam – Macam Mikroskop dan Cara Penggunaan. Jurnal
Momentum Vol 4(2): 42 – 44.

Riskitavani DV, Purawri KI. 2013. Studi Potensi Biohibrisida Ekstrak Daun
Ketapang (Terminalia cattapa) Terhdap Gulma Rumput Teki
(Cyperrus rotundus). Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol 2(2): 59 – 63.

Suparjo MN. 2008. Daya Dukung Lingkungn Perairan Tambak Desa Mororeja
Kabupaten Kendal Jurnal Saintek Perikanan Vol 4(1): 50 – 55.

Anda mungkin juga menyukai