Landasan Teori
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya
diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, dan spektrofotometer. Alat-alat
pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti
thermograph, barograph (Firebiology, 2007).
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui
tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk
mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di
laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk
bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih,
tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti
gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik.
Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa
bersih benar (Day & Underwood, 1998).
Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan peralatan
yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar analisa yang sedang
dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Ketelitian dan kecermatan kerja,
selain merupakan sifat pribadi seseorang akan dapat pula diperoleh karena bertambahnya
pengamatan kerja seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran
kerjanya. Penanganan bahan kimia dan peralatan pokok yang banyak dipergunakan
merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan hasilnya pekerjaan analisa kimia (Day
& Underwood, 1998).
Analisa kimia menentukan macam, struktur, dan jumlah zat, maka setiap cabang
kegiatan manusia yang menyangkut materi, langsung atau tidak langsung memerlukan analisa
kimia. Yang dimaksud dengan cabang kegiatan adalah segala sesuatu yang manusia,
termasuk ilmu pengetahuan, perdagangan, perindustrian, pencegahan penyakit dan
penyembuhan si sakit, produksi bahan pangan, penyemaian, pengolahan, peran, olahraga,
penyusutan kejahatan, dan sebagainya (Harjadi, 1990).
Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang
digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran
dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti.
Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari
pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman,
1998).
Tujuan
- Untuk mengamati peralatan untuk evaluasi mutu produk
BAB II
ALAT DAN PROSEDUR KERJA
- Alat
1. pH meter
2. Evaporator
3. Spektrofotometer
4. Oven
5. Tanur Pengabuan
6. Refraktometer
7. AAS
- Prosedur
1. Melakukan kunjungan ke laboratorium Analisis Hasil Industri
2. Mengamati semua peralatan yang digunakan untuk evaluasi mutu produk hasil
pertanian
3. Pengamatan yang dilakukan meliputi :
a. Fungsi alat
b. Spesifikasi alat
c. Cara kerja/operasional alat
4. Membuat laporan peralatan yang ada mengenai evaluasi mutu produk di
laboratorium
BAB III
HASIL PENELITIAN
c. Hasil pengukuran :
Sampel aquades : Ph 6,44
Sampel jus buah : Ph 3,91
- pH stik : mudah dibawa kemana – mana.
a. Cara penggunaan :
1. Buka penutup alat
2. Hidupkan alat
3. Masukkan ujung alat kedalam sampel
b. Hasil pengukuran :
- Sampel jus buah : Ph 3,4
- Kertas pH
B. Refraktometer
Refraktometer atau refractometer adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk
mengukur kadar/ konsentrasi bahan atau zat terlarut. Misalnya gula (“Brix”), garam
(“Baume”), protein, dsb. Metode kerja dari refraktometer ini dengan memanfaatkan teori
refraksi cahaya. Alat Refraktometer ini ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe, yaitu seorang
ilmuan asal German pada awal abad 20 (Sekitar tahun, 2010 an).
Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yang merupakan
pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kadar zat terlarut merupakan
total dari semua zat atau bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein, asam dsb. Pada
dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari gula tebu yang terdapat dalam
larutan 100g gula tebu. Jadi pada saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar-benar
tepat sesuai dengan konsentrasinya.
a. Nama alat : Hand Refraktometer
b. Cara penggunaan :
1. Teteskan sampel ± 3 tetes
2. Tutupkan penutup prisma dengan baik
3. Contoh harus menyebar ke seluruh permukaan prisma, bila tidak maka
pembacaan akan terganggu
4. Baca persentase brix. Untuk memperjelas pembacaan putarlah pengatur lensa
ke kiri atau ke kanan sehingga batas biru dan putih terlihat tajam
5. Setelah terbaca, lap kembali prisma dengan hati hati agar tidak tergores.
Cara mengkalibrasi alat ini adalah :
1. Ukurlah persentase brix aquadest yang suhunya 20oC
2. Bila pembacaan instrumen tidak menunjukkan angka 0, aturlah skrup pengatur
skala menggunakan obeng kecil sehingga instrumen menunjukkan pembacaan 0
3. Selanjutnya alat siap digunakan untuk mengukur
c. Hasil pengukuran :
Sampel aquades : 0 Brix % 20o C
Sampel larutan gula : 6 Brix % 20o C
Sampel jus buah : 3,9 Brix % 20o C
C. Evaporator
a. Nama alat : Rotary evaporator
b. Perangkat alat :
Pemanas, pendingin balik, pompa, labu penampung, hasil uapan, labu penampung
filtrat, pompa pendingin balik.
c. Spesifikasi alat :
Alat pemutar : IKA RV 10 Basic
Alat pemanas : IKA HB 10 Basic
Pompa : CVC 3000
d. Fungsi alat : alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut
dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap dan memisahkan pelarut dengan
ekstraknya dengan suhu mencapai 180o C. Hasil dari evaporator (produk yang
diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi.
e. Cara penggunaan :
1. Hidupkan alat rotary evaporator
2. Pasang labu filtrat dan kunci dengan pengunci
3. Atur rpm 20 hinga 280 rpm (rata-rata penggunaan 100-150 rpm)
4. Labu filtrat diturunkan, dimasukkan kedalam air bersuhu ± 30C
5. Atur tekanan vakum pompa (kalau tidak tercapai sesuai dengan yang diinginkan,
maka kemungkinan terjadi kebocoran)
6. Labu filtrat diputar untuk mempercepat penguapan dan tidak terjadi pengendapan
7. Heksa menguap dan kemudian didapatkan ekstrak
8. Turunkan tekanan hingga 1 atm agar labu filtrat dapat dilepas
f. Sampel yang digunakan : daun
g. Sebelum sampel dimasukkan kelabu filtrat, terlebih dahulu dilakukan proses :
Sampel dikeringkan dihancurkan dimaserasi dengan alkohol atau heksan
disaring didapatkan cairan untuk diekstrak dialat evaporator.
D. Oven
a. Fungsi alat : suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun
mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk
mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu
berkisar antara 105ºC. Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya
alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas
dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak
dapat dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut
dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan berakibat
ketelitiannya tidak lagi teliti.
b. Suhu : 36 - 200C. Untuk pengukuran kadar air umumnya digunakan 104C karena
suhu diatas 100C terjadi penguapan. Dilakukan selama 4 – 6 jam.
Bahan yang digunakan harus hancur atau terpotong kecil – kecil agar cepat terjadi
pengeringan.
c. Cara penggunaan :
1. Hidupkan alat
2. Masukkan bahan yang ingin dikeringkan
3. Tekan tombol set dan tanda panah atas atau bawah secara bersamaan
untuk mendapatkan suhu yang diinginkan
4. Tunggu hingga waktu yang diinginkan
5. Jika sudah keluarkan bahan. Lakukan secara hati – hati karena panas.
6. Matikan alat
E. Tanur
a. Spesifikasi alat : seri 47900 merk Furnace, 220 V
b. Perangkat alat : cawan porselen sebagai tempat bahan, kawat sebagai penghantar
panas.
c. Fungsi tanur : Pemanasan dalam menggunakan suhu tinggi sampai dengan 1000C
untuk analisasi kadar abu
d. Cara penggunaan :
1. Hidupkan alat
2. Setting suhu 36 – 1000C (rata – rata 600C)
3. Tunggu hingga 6 jam setiap 1 kali proses pengabuan
4. Tanur dimatikan, tunggu suhu < 250C, ambil cawan.
5. Cawan didinginkan dalam desikator, kemudian timbang sampai konstan.
F. AAS (Spektrofotometer Serapan Atom atau Atomic Adsorption Spectrofotometer)
a. Fungsi alat : alat untuk mengukur semua elemen dan menganalisa unsur-unsur logam
dan semi logam dalam jumlah renik (trace). Prinsip kerja dari AAS adalah adanya
interaksi antara energi (sinar) dan materi (atom). Jumlah radiasi yang terserap
tergantung pada jumlah atom-atom bebas yang terlibat dan kemampuannya untuk
menyerap radiasi
b. Bagian-bagian AAS
1. Sumber sinar
2. Sistem pengatoman (Atomizer)
3. Monokromator
4. Detektor
5. Sistem pembacaan
c. Perangkat alat : lampu katoda untuk 1 mineral (khusus), blower untuk jalur keluar
asap, tiga tabung gas yang diperlukan dalam menganalisa kadar logam pada AAS
yaitu tabung gas yang berisi gas asitilen, nitrogen dan oksigen tetapi tidak semua
bahan atau sampel menggunakan 3 tabung gas tersebut, ada beberapa bahan yang
hanya menggunakan 2 gas diantara 3 gas tersebut, dan komputer untuk membaca
berapa kadar logam yang didapat.
d. Cara Kerja AAS
1. Hidupkan komputer yang tersambung atau yang berhubungan dengan AAS.
2. Pasang lampu katoda yang sesuai dengan kadar logam yang ingin di analisis.
3. Kalibrasi kurva dengan mengulang 3 kali dan membaca 1 nilai
4. Alirkan gas yang dari tabung gas ke AAS.
5. Tekan dua tombol dengan sekaligus untuk menyalakan api (bunsen) pada AAS.
6. Siapkan bahan atau sampel dan standar (pembanding untuk sampel yang belum
diketahui berapa konsentrasinya) pada labu yang akan di ukur kadar logamnya
7. Sterilkan selang yang akan digunakan dengan menggunakan akuades.
8. Masukkan selang pada labu yang berisi larutan mineral.
9. Amati pada komputer dan klik blank dan start sehingga muncul tulisan READY
dan catat angka yang keluar.
e. Hasil perhitungan:
Standar Nilai Absorben
0 0,0013
0,5 0,0146
0,75 0,0212
1 0,0282
1,5 0,0416
2 0,0566
Ikan 1 -0,0005
Ikan 2 -0,0008
Dapat diketahui ikan 1 dan ikan 2 yang telah diabu basa terlebih dulu tidak
mengandung Pb.
Kesimpulan :
- pH meter merupakan sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH
(derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi
untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat).
- Refraktometer adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan atau zat terlarut.
- Evaporator adalah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah
pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap dan memisahkan pelarut
dengan ekstraknya dengan suhu mencapai 180o C.
- Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun
mengeringkan.
- Fungsi tanur : Pemanasan dalam menggunakan suhu tinggi sampai dengan 1000C
untuk analisasi kadar abu
- Spektrofotmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara
melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau
kuarsa yang disebut kuvet.
- AAS adalah alat untuk mengukur semua elemen dan menganalisa unsur-unsur logam
dan semi logam dalam jumlah renik (trace).
DAFTAR PUSTAKA