Anda di halaman 1dari 8

Kalibrasi Alat Bakteriologi

Nama Pemeriksaan :
Kalibrasi Alat Refrigerator dan Freezer

Tujuan Pemeriksaan :
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang terpercaya, untuk menjamin hasil
pemeriksaan.

Dasar Teori :

Sebuah kulkas pada dasarnya terbagi atas dua bagian. Yang pertama adalah "lemari
pendingin" (refrigerator), yakni kolom yang mempunyai suhu yang tidak akan menyebabkan air
membeku. Sedangkan kolom berikutnya adalah "lemari es" (freezer), di mana suhu relatif lebih
tinggi sehingga dapat membuat air menjadi beku.
Kebutuhan akan pendingin yang mana digunakan untuk mengawetkan makanan ataupun untuk
keperluan menyimpan bahan-bahan kimia mendorong terciptanya freezer. Pada dasarnya prinsip
kerja dari freezer adalah memanfaatkan sifat dari gas freon yang suhunya akan menjadi rendah
bila tekanannya juga rendah.
Freezer
Freezer umumnya memiliki suhu 0 sampai -200C. Suhu beku berfungsi untuk menyimpan
bahan yang akan rusak jika dibiarkan dalam keadaan tidak beku, seperti reagen, enzim, factor
pertumbuhan atau larutan tertentu. Sampel yang akan dianalisa jangan disimpan dalam freezer
karena tidak semua mikroorganisme dapat bertahan dalam temperatur beku (Irianto, 2006).
Secara umum, freezer dibagi menjadi dua kategori :
a. Refrigerasi mekanik : mengevaporasi dan mengkompresi refrigeran dalam siklus yang
berkelanjutan.
b. Freezer kriogenik : menggunakan karbon dioksida cair atau padat dan nitrogen cair yang
dikontakan langsung pada bahan makanan.
Refrigerator
Refrigerator ini biasanya memilik ruang lebih luas dari yang lain, temperatur di bagian ini
biasanya di setting mulai dari 3°C – 5°C ke dimana mikroba tidak bisa berkembang biak.
Walaupun ruang ini umumnya cukup luas,  tetapi penting untuk diperhatikan jangan sampai
menyimpan material terlalu penuh agar sirkulasi udara tetap terjaga dengan baik sehingga
penyebaran dingin bisa merata. Fungsi utama refrigerator adalah menghambat atau
memperlambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga bahan memiliki daya simpan yang lebih
lama.

Alat :
 Refrigerator atau Kulkas
 Thermometer standar

Prosedur Kerja :
a. Pra Analitik
1. Menggunakan  alat pelindung muka dan sarung tangan karet tebal saat bekerja.
2. Membersihkan lemari pendingin melakukan defrost  secara teratur.
3. Membuang ampul, tabung, botol dan wadah lain yang pecah.
4. Setelah dibersihkan, permukaan dalam lemari pendingin dan lemari pembeku harus di
desinfeksi dengan desinfektan yang tidak korosif.
5. Memberi label wadah yang  berisi nama bahan, tanggal disimpan dan nama orang
yang menyimpan. Wadah yang tidak berlabel dan bahan yang sudah kadaluwarsa
harus dimusnahkan.
6. Tidak menyimpan cairan yang mudah terbakar.
b. Analitik
1. Catat suhu setiap hari (pagi dan sore) di kertas dengan termometer atau suhu yang
terlihat pada digital display pada freezer. Kemudian kertas digantung atau ditempel
pada alat yang dikalibrasi tersebut.
2. Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang dikalibrasi, misalnya
2-8°C, -20°C atau -76°C.
3. Secara berkala periksa dengan menggunakan termometer standar. Cocokkan hasil
yang didapat antara suhu yang ditunjukkan oleh thermometer digital display dengan
termometer standar. Kemudian di akhir bulan di rata-rata.
4. Upayakan memantau suhu lemari es dengan termometer maksimum dan minimum,
sehingga bisa dipantau suhu terendah dan tertinggi yang pernah dicapai lemari es.
c. Pasca Analitik
1. Membersihkan dan menata kembali refrigerator atau freezer dan alat-alat lain setelah
digunakan.

Pembacaaan Hasil :
Dicocokkan hasil yang didapat antara suhu yang ditunjukkan oleh termometer digital display
dengan termometer standar.

Nama Pemeriksaan :
Kalibrasi Alat pH Meter

Tujuan Pemeriksaan :
Untuk mengkalibrasi pH meter

Dasar Teori :
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau juga
kebasaan yang terkandung dalam suatu zat. pH meter ini merupakan sebuah alat
elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau kebasaan) dari suatu
cairan. PH meter yang biasa terdiri dari pengukuran khusus probe (elektroda gelas) yang
terhubung ke meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pH membaca. Skala
pH yang diukur oleh alat ukur pH meter dimulai dari 0 hingga 14.
pH meter digunakan untuk menentukan konsentrasi ion H⁺ dan ion OH⁻ dalam larutan.
Nilai pH berkisar dari 0 - 14. Suatu larutan dikatakan netral apabila memiliki nilai pH = 7. Nilai
pH > 7 menunjukkan bahwa larutan memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan
larutan memiliki sifat asam. Nilai pH = 7 dikatakan netral karena pada air murni terlarut ion H⁺
dan ion OH⁻ terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama yaitu 10 - 7 pada
kesetimbangan. Beberapa jenis pH meter yang sering digunakan dalam pengukuran pH
adalah pH meter elektronik/elektroda. Semua  pH meter dikalibrasi terhadap larutan buffer
dengan  aktivitas ion hydrogen yang diketahui. Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak 
pada sensor probe berupa electrode kaca (glass  electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion
H3O+ di dalam larutan. Kalibrasi pH meter harus dilakukan secara rutin, setiap kali akan
menggunakan. Agar alat senantiasa terkalibrasi, perlu dilakukan perawatan terhadap alat tersebut
secara rutin.

Alat :
 pH meter dan elektrodanya
 Gelas Kimia 100 mL (3 buah)
 Gelas Kimia 250 mL (1 buah)
 Botol Semprot
 Kertas Tissue

Bahan :
 Larutan Buffer pH 4, 7, dan 9
 Aquadest

Prosedur Kerja :
a. Pra Analitik
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kalibrasi.
d. Analitik
Kalibrasi pH meter :
1. Rendam sebentar elektroda dalam akuades, bilas berkali-kali dengan menggunakan
botol semprot (gunakan gelas kimia 250 mL untuk menampung air sisa semprotan.
2. Keringkan dengan menggunakan kertas tissue (pastikan elektroda kering).
3. Rendam dalam larutan bufer pH 7 (dalam gelas kimia 100 mL atau langsung dalam
botol kecil) beberapa saat (untuk mencapai kesetimbangan). “On” kan pH meter.
Tunggu beberapa saat. Bacalah skala pH. Bila pH terbaca tidak sama dengan 7
putarlah tombol penyesuai pH agar pH menjadi terbaca 7.
4. Cuci elektroda dengan aqudest berulang-ulang. Lalu keringkan.
5. Celupkan elektroda ke dalam larutan buffer pH 4, biarkan beberapa saat. Bacalah pH
pada skala pH alat. Pembacaan harus menunjukkan pH 4 + 0,02.
6. Lakukan pekerjaan yang sama seperti di atas, tetapi menggunakan larutan buffer pH
7, pembacaan harus menunjukkan pH 7 + 0,02.
7. Apabila hasil pembacaan di luar range yang telah ditetapkan artinya pH meter tidak
terkalibrasi.

e. Pasca Analitik
1. Membersihkan dan menata kembali pH meter dan alat-alat lain setelah digunakan.

Nama Pemeriksaan :
Kalibrasi Alat Pipet Volume dan Pipet Ukur
Tujuan Pemeriksaan :
Untuk mengkalibrasi dan melihat apakah pipet volume dan pipet ukur masih berfungsi dan
bekerja dengan baik.

Dasar Teori :

Pipet Volume

Pipet Ukur

Pipet volume dan ukur  adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengambil
larutan kimia. Pipet volume terbuat dari bahan kaca borosilikat yang tidak bereaksi terhadap
bahan kimia. Pipet terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,5 – 100 mL. Pipet
volume berfungsi Memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti. Prinsip kerja alat
yakni memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksama. Alat ini berfungsi
untuk memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti. 

Alat :
 Pipet Volume
 Pipet Ukur
Prosedur Kerja :
a. Pra Analitik
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kalibrasi.
b. Analitik
1. Menimbang botol timbangan dengan timbangan analitik, kemudian catat hasilnya,
misalnya A (mg) 
2. Memipet aquadest yang sudah diukur suhunya dengan pipet yang akan dikalibrasi,
lalu masukkan dalam botol timbang. 
3. Misalnya suhu aquadest 25,1°C, tentukan berat jenisnya (BJ) dengan melihat tabel
BJ  aquadest yaitu 0,997017.  
4. Timbang botol timbang yang sudah berisikan aqudest dan catat hasilnya, misalnya B
mg. 
5. Hitung berat akuades yaitu (B-A) mg. 
6. Maka volume aquadest adalah : 
Berat aquadest  =  B – A  mg 
Volume aquadest  =  Berat aquadest / BJ aquadest (0,997017) 
7. Hitung perbedaan antara volume hasil perhitungan diatas dengan volume yang
dipipet. 
8. Batas penyimpangan yang masih diperbolehkan sesuai dengan jenis pipet. 
9. Cara kalibrasi ini dapat dilakukan pula untuk labu volumetrik, gelas ukur, dan alat-
alat gelas lainnya.

c. Pasca Analitik
1. Membersihkan dan menata kembali pipet volume dan alat-alat lain setelah digunakan.

Siregar, Maria Tuntun., dkk. 2018. Kendali Mutu. Jakarta : Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
 Kemenkes RI. Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik. Jakarta : PMK RI
Nomor 43 Tahun 2003.

Anda mungkin juga menyukai