Home
About
Posts RSS
Comments RSS
Contact
Peralatan laboratorium merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium. Untuk itu alat perlu dipelihara dan dikalibrasi sacara teratur.
Untuk meningkatkan mutu pemeriksaan laboratorium, juga diperlukan pemilihan alat yang
tepat.
Setiap peralatan yang ada perlu dibuat protap pengoperasiannya serta dipantau
Kalibrasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan perbandingan
pengeceran.
Cara :
Encerkan larutan zat warna (evans blue, BSP atau bathophenanthroline) dengan
aquades menggunakan diluter yang akan dikalibrasi. Lakukan hal yang sama dengan
menggunakan pipet atau labu ukur yang bersertifikat kelas A dari National Bureau
Stadar ( NBS ).
spektrofotometer yang telah dikalibrasi. Lakukan hal yang sama pada larutan warna
Setiap kali sebelum alat dipakai harus direndam atau dibasahi dengan aquades atau
bahan pelarut yang sesuai selama ± 1 menit untuk menghindari timbulnya gelembung
pada waktu logam diluter menyentuh cairan, sehingga volume di dalam cakram
mikrodiluter berkurang.
Setelah direndam, segera tiriskan di atas kertas tissue/kertas penghisap untuk
menghilangkan kelebihan cairan yang menempel pada logam.
Untuk kalibrasi volume mikro diluter digunakan “ Diluter Delitery tester “ yaitu karton
menunjukkan volume tertentu pula. Misalnya diameter 0,9 cm menunjukkan volume 0,025
Cara :
Tegakkan mikrodiluter yang telah berisi cairan di atas karton dengan diameter
lingkaran yang sesuai dengan volume mikrodiluter yang akan dikalibrasi.
Tempelkan cakram diluter tepat pada tengah lingkaran.
Apabila cairan membasahi lingkaran sampai batas tepinya, berarti volume cairan
di dalam cakram sesuai atau tepat.
Apabila cairan tidak mencapai tepi, berarti volume kurang dari yang seharusnya,
dan sebaliknya bila cairan melebar keluar lingkaran berarti volumenya melebihi dari
yang seharusnya.
c. Inkubator ( incubator )
Cara :
1) Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum mulai bekerja.
2) Penyimpangan suhu yang melebihi 2 oC, pengatur suhu perlu disetel kembali.
d. Lemari es ( Refrigerator/freezer )
Catat suhu setiap hari dengan termometer atau suhu yang terlihat pada digital
display pada freezer. Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang
e. Oven
Cara :
2) Cocokkan hasil yang di dapat antara suhu yang tercantum dalam oven dengan suhu yang di
f. Otoklaf ( Autoclave )
Digunakan untuk menguji apakah fungsi alat, suhu, waktu dan tekanannya sudah benar.
Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan :
Cara :
Rekatkan indicator tape secara melingkar pada kemasan yang aikan disterilisasi.
Pada otoklaf yang besar, kemasan diletakkan pada bagian atas dan bagian bawah
otoklaf.
Atur suhu, waktu dan tekanan
Hidupkan otoklaf
Setelah selesai baca indicator tape dengan melihat perubahan warna ang terjadi
pada garis – garis diagonal. Bila proses sterilisasi berjalan dengan baik, garis – garis
diagonal berubah warna dari putih menjadi coklat kehitam – hitaman.
2. Bacillus stearothermophilus
Cara :
- Hidupkan otoklaf.
- Setelah selesai, ambil Bacillus stearothermophilus dan taman pada agar darah (blood agar)
- Proses sterilisasi berjalan baik bila tidak ada pertumbuhan Bacillus stearothermophilus.
1. Elisa Reader
- Liniaritas alat
- Stabilitas pembacaan
- Ketepatan pembacaan
Cara kalibrasi sangat bervariasi, tergantung merek dari alat, untuk itu perlu mengikuti
2. Elisa Washer
Waktu dispensing, volume di dalam washer harus sesuai dengan sertifikasi masing – masing
alat. Apabila volume tidak tepat, di kalibrasi sesuai dengan petunjuk yang ada pada alat.
Sisa yang tertinggal tidak boleh melebihi volume yang ditentukan untuk masing – masing
alat. Apabila volume melebihi volume yang ditentukan maka alat perlu di kalibrasi.
Hal – hal yang perlu diperhatikan yaitu pada waktu dispensing atau asperasi, bagian head
3. Inkubator (Incubator)
Suhu yang dipakai harus sesuai dengan sertifikasi masing – masing alat dan dipantau setiap
kali digunakan.
4. Heating block
- Hasil yang diperoleh adalah sebesar 702 Ohm untuk suhu 37 oC dan 557,5 Ohm untuk suhu
50 oC.
- Bila hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan nilai di atas, harus dilakukan penyesuian
dengan cara memutar potensio P3 dan P4 yang terdapat di dalam haeting block.
h. pH meter
letakkan konektor pada pH meter untuk tepat elektroda harus diperhatikan dengan
baik, jangan sampai salah menghubungkan ke konektor lain.
Pada saat menuang cairan kimia harus hati – hati jangan sampai tumpah ke pH meter,
karena akan merusak komponen di dalamnya.
Selain dari pada hal – hal tersebut di atas, perlu dilakukan kitaan khusus terhadap elektroda,
yaitu :
Penggunaan elektroda harus hati – hati jangan sampai terbentur benda – benda keras,
karena elektroda terbuat dari bahan gelas yang dapat pecah.
Cuci elektroda sebelum dan sesudah digunakan
Kalibrasi perlu dilakukan setiap kali akan digunakan. Dilakukan dengan menggunakan :
1. pH Simulator
Cara :
pada pH meter.
- Kemudian berikan input pH 4 pada pH simulator, amati dan tepatkan penunjuk pada pH
- Lakukan hal yang sama untuk input pH 9 dari pH simulator ke pH meter sampai penunjukkan
konstan.
Cara :
- Siapkan larutan – larutan buffer standar pH 4,7 dan 9 , aquadest serta tissue halus.
- Nyalakan pH meter.
- Bilas elektroda dengan aquades yang baru dan keringkan dengan kertas tissue, masukkan ke
- Periksa penunjukkan pH, tepatkan sampai menunjukkan pH 7 dengan mengatur zero. Ulangi
sampai konstan.
- Bila elektroda dengan aquadest dan keringkan dengan kertas tissue, lakukan hal yang sama
i. Pipet
Cara :
- Timbang botol timbangan dengan timbang analitik, kemudian catat hasilnya, misalnya A mg.
- Isap aquadest yang sudah diukur suhunya dengan pipet yang sudah dikalibrasi, masukkan
dalam botol timbang. Misalnya suhu aquadest 25, 1 0C, tentukan berat jenisnya (BJ) dengan
melihat pada tabel BJ aquadest yaitu 0,997017. (daftar berat jenis aquadest dapat dilihat pada
- Timbang botol timbangan yang sudah berisi aquadest dan catat hasilnya, misalnya B mg.
- Hitung perbedaan antara volume hasil perhitungan di atas dengan volume yang dipipet.
- Batas penyimpangan yang masih diperbolehkan sesuai dengan jenis pipet dapat dilihat pada
tabel 12 di bawah.
Cara kalibrasi ini juga dapat dilakukan pula untuk labu volumetrik dan gelas ukur dan lain –
lain.
Yang perlu dipantau adalah suhu. Cara pemantauan pengatur suhu sama saperti pemantauan
k. Rotator (Shaker)
1. Menggunakan tachometer
Bila kecepatan antara tachometer dengan alat pengukur kecepatan pada rotator menunjukkan
- Bila jumlah hitungan sesuai dengan alat pengukur kecepatan, berarti alat dalam keadaan
baik.
l. Sentrifus (centrifuge)
Kalibrasi sentrifus dilakukan dengan mengukur kecepatan permenit dan waktu. Pada
refrigerated centrufuge selain kalibrasi rpm dan waktu juga perlu kalibrasi suhu.
1. Kalibrasi rpm
Cara :
- Ujung kabel yang satu kaitkan pada kumparan motor di dalam, sedangkan ujung yang lain
- Letakkan bagian magnit di keliling coil, sehingga menimbulkan aliran listrik bila alat
dijalankan.
masih dapat diterima bila penyimpangan nilai rata – rata tidak lebih dari 5 %.
Cara :
- Pada waktu sentrifus berhenti, matikan stopwatch, catat waktu yang ditunjukkan stopwatch.
Alat pencatat waktu (timer) masih dapat diterima bila penyimpangan nilai rata – rata tidak
lebih dari 10 %.
m. Spektrofotometer (spectrophotometer)
Kalibrasi meliputi :
Kalibrasi dilakukan tiap minggu, kalibrasi dulakukan dengan memakai larutan 50 mg atau
100 mg/l potasium bichromat (K2Cr2O7) 0,8 N asam sulfat (H2SO4). Format larutan
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Larutan tersebut mempunyai nilai absorban
Lakukan kalibrasi ini setiap 6 bulan, kalibrasi dapat menggunakan beberapa cara :
Cara :
Pada arah jalannya sinar diberi kertas putih dan amati warna yang timbul pada panjang
gelombang tertentu :
Hanya dapat dilakukan pada spektrofotometer UV – Vis, cara : apakah % T maksimum ada
Cara :
Periksa % T min/Abs maks dari filter Didynium atau Holmium Oxide. % T dari Didynium
filter ada pada panjang gelombang 586 ± 3 nm, sedangkan % T min dari Holmium Oxide
% T maks untuk panjang gelombang tertentu seperti yang tercantum pada labelnya.
Cara :
- Bila spektrofotometer yang akan dikalibrasi mempunyai lebih dari satu sumber, gunakan
lampu Tungsten.
Carilah panjang gelombang dimana terdapat % T maksimum dan catat panjang gelombang
tersebut. Batas yang dapat ditoleransi adalah panjang gelombang standar seperti pada label ±
5 nm.
3. Linearitas alat
Kalibrasi linearitas dapat dilakukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang
tertentu terhadap konsentrasi tertentu terhadap konsentrasi larutan yang berbeda – beda yang
a). Larutan Kalium bikromat (K2Cr2O7) untuk daerah UV (< 400 nm), dengan serial konsentrasi.
Cara :
- Buat stok K2Cr2O7 yaitu dengan melarutkan 50 mg Kalium bikromat dalam 1 liter asam
sulfat 0,01 N.
- Buat serial pengenceran stok kalium bikromat dengan larutan asam stok diencerkan hingga
menjadi 25 ml
- Ukur absorban dari masing – masing pengenceran dengan menggunakan blanko asam sulfat
- Hasil disebut linier bila nilai absorban dari masing – masing pengenceran seperti terlihat pada
tabel.
Nilai absorban pada berbagai pengenceran larutan K2Cr2O7
pengenceran (350)
10 ml 25 ml 0,214
10 ml 50 ml 0, 107
5 ml 50 ml 0, 054
- Selain itu dapat pula dengan mencatat hubungan antara konsentrasi dan absorban dengan
menggunakan kertas grafik dan amati apakah grafik menunjukkan garis lurus atau tidak.
b). Larutan cobalt ammonium sulfat untuk daerah panjang gelombang lebih dari 400 nm.
Cara :
- Buat larutan stok cobalt ammonium sulfat yaitu dengan melarutkan 8,0 gr cobalt ammonium
- Buat pengenceran yang tepat dengan perbandingan 1:2, 1:3 dan 1:4.
- Ukur absorban dari masing – masing pengenceran dengan blanko asam sulfat 1 % pada
panjang gelombang 512 nm. Plot hubungan antara konsentrasi dan absorban yang dibaca
pada kertas grafik dan amati apakah grafiknya menunjukkan garis lurus.
c). Filter standar bersertifikat yang telah diketahui % T pada panjang gelombang tertentu.
Cara :
- Ulangi langkah – langkah diatas hingga menunjukkan 0 % T dan catat nilai % T nya.
- Batas toleransi yang masih dapat diterima sesuai dengan petunjuk produk tersebut.
4. Stray light (stay energy)
Stay light adalah cahaya lain diluar panjang gelombang tertentu yang diinginkan. Sumbernya
dapat berasal dari sinar yang bocor dari luar, sinar dari panjang gelombang lain atau dari alat
itu sendiri. Misalnya kerusakan monokromator dan pembiasan sinar yang jatuh pada kuvet.
Lakukan kalibrasi setiap 6 bulan. Kalibrasi dapat dilakukan dengan beberapa cara :
Larutan sodium iodida dalam air mempunyai % T lebih kecil dari 1 pada panjang gelombang
260 nm.
Gelas tidak akan men transmisikan cahaya pada panjang gelombang 205 nm.
pada standar tersebut terdapat 3 buah filter SRE dengan panjang gelombang 220 nm, 340 nm
Filter akan menyerap cahaya di atas panjang gelombang tersebut dan akan melewatkan
Cara :
- Ganti standar 100 % T dengan standar SRE 400 nm dan catat pembacaan % T.
- Ulangi langkah – langkah tersebut di atas untuk filter SRE 340 nm dan 220 nm.
M, yang memperhatikan nilai nominal setiap anak timbangan, deviasi sistematik dari nilai
nominal, kelas ketelitian, ketidakpastian, nilai massa dan massa jenis bahan atau volume.
- Periksalah titik nol, jarum penunjuk angka harus menunjukkan angka nol.
- Timbang anak timbangan yang di pakai sehari – hari, Baca dan catat hasil.
- Anak timbangan dianggap masih tepat bila berat yang ditunjukkan oleh anak timbangan tidak
menyimpang lebih besar dari 0,1 % dari berat masing – masing anak timbangan standar.
Kalibrasi timbangan dilakukan setiap hari dengan memakai anak timbangan standar yang
bersertifikat kelas S.
Cara :
- Ulangi sampai 5 kali hitung nilai rata – rata toleransi perbedaan berat yang masih dapat
diterima adalah :
p. Termometer
dalam ruang ber AC (suhu 20o – 25oC) dan diamkan selama 1 jam.
- Catat suhu yang ditunjukkan oleh kedua alat thermometer.
- Thermometer memenuhi syarat bila perbedaan pembacaan suhu antara kedua thermometer
0 komentar:
Posting Komentar
Blog Archive
▼ 2013 (203)
o ► Oktober (1)
o ► Juli (1)
o ▼ Juni (87)
Sedimen Urine Metode Pewarnaan (Stainning)
Karakteristik Leukosit Darah Tepi Normal
Pitiriasis Versicolor
Trichomonas vaginalis
Phthirius Pubis / Kutu Pubic
Entomologi
Piedra
Tinea Nigra Palmaris
Paramyxoviruses
Virus Cowpox
Poxviridae
Pemeriksaan Boraks Secara Kualitatif
Pemanis
Formalin
Pemeriksaan Kadar Kafein dalam Teh
Pemeriksaan Bilangan Peroksida / Tingkat Ketengika...
Pemeriksaan Formalin
Etika Profesi Analis Kesehatan
Penetapan Kadar Yodium Pada Garam Dapur
Pemeriksaan Kadar Vitamin C dengan titrasi Iodium
Metode Pemeriksaan Glukosa Darah
Glukosa
Enzim
Struktur Protein
Terminologi Spermatologi
Transudat dan Eksudat
Seri - Seri Sel Limfosit
Seri - Seri Sel Monosit
Seri - Seri Sel Eritropoesis
Kanker Payudara
Kanker serviks
Seri - Seri Sel Granulosit
Kanker Kelenjar Getah Bening
Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat
Kanker Prostat
Pemeriksaan Urea dan BUN
Pemeriksaan Cholesterol
Pemeriksaan Glukometer
Pemeriksaan NAPZA "Benzodiazepines"
Pemeriksaan NAPZA "Morphine"
Pemeriksaan NAPZA "Methamphetamine"
Pemeriksaan Asam Urat
Pemeriksaan Kreatinin
Uji Test Kehamilan Reagent Latex
Pemeriksaan Albumin
Pemeriksaan Alkali Phosphatase
Teknik Pengukuran Fotometri
Pemeriksaan HBsAg cara Pasif Aglutinasi Latex
Kanker Paru - Paru
Gegar Otak
Pemeriksaan Anti HBs
Hematopoiesis (Hemopoiesis)
Prinsip Pemeriksaan Urine Lengkap Metode Carik Cel...
Total Protein
Hemostasis
Aturan dan Numenklatur Untuk Penamaan Sel - Sel Da...
SGOT (AST)
Glukosa
Cholesterol
Bilirubin Total
SGPT (ALT)
Menentukan Bakteri Staphylococcus dan Streptococcu...
Penyakit Hati Akut Dan Kronis
Fungsi Hepar Dalam Metabolisme Karbohidrat
Pankreas
Sifilis (Treponema Pallida)
Streptococcus hemolyticus
Metabolisme Lipid
Jenis Penyakit Gangguan Faal Hemostatis
Toxoplasmosis
Thypoid Fever
Leukemia Kronik
Leukemia Akut
Morfologi Tidak Normal Dari Sel Leukosit
Sel Lupus Erithematosus
Kafein atau Kafeina
Gangren Diabetik
Pengambilan Darah Vena
Kanker
Cairan Lambung
Jenis - Jenis Enzim
Hormon - Hormon Yang Dapat Meningkatkan Glukosa Da...
Penggunaan Mikropipet Atau Clinipette
Ekstraksi
Destilasi
Refluks
Pengenalan Bentuk Normal Pada Bahan Pemeriksaan Te...
o ► Mei (114)
Labels
Alat (3)
Artikel Kesehatan (57)
Bakteriologi (5)
DanLainLain (6)
Entamologi (1)
Hematologi (37)
Imunologi (7)
Kimia Amami (6)
Kimia Klinik (37)
Parasitologi (13)
Toksikologi (1)
Virologi (6)
Top
Analis Kesehatan