Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM

INSTRUMENTASI II

Disusun Oleh:

Nama : Padia Aulia Putri

Nim: PO71341200012

Dosen Pengampu:

Witi Karwiti, SKM.,MPH

PRODI D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES JAMBI TAHUN 2021


1.Hot Plate Magnetik Sterer
Fungsi

Alat ini di gunakan untuk membuat larutan stok, dan sebelum bekerja perlu di hitung dahulu
jumlah padatan atau larutanpekat yang diperlukan, sehingga perlu di timbang. Jumlah mol zat
dalam larutanbergantung pada konsentrasi dan volumenya. Satuan konsentrasi yang umum
dipakai adalah molar (m). Kemolaran suatu zat adalah jumlah mol zat dalam tiapliter larutan
(Syukri 1999).

Prinsip Alat

Menghomogenkan larutan dengan putaran dan suhuPengadukan dengan bantuan batang magnet
hot plate dan magnetic stirerSatuan stir ada rpm dan suhu yang dihasilkan satuannya
celciussupply akan memberikan tegangan sebesar +12 v dan +5 v terhadapground.Saat power on
ditekan maka display akan inisialisasi. Mengatur suhu dan kecepatan yang telah di setting serta
mengatur waktu.Ketika tombol start di tekan maka pesawat ini akan mulai bekerja.

Bagian-Bagian Alat

1. Switch
2. LED Heating
3. Display
4. Rotary Knob Motor
5. Rotary knob heater
6. Threaded support bore
7. Mains Socket
8. Contact Thermometer jack

Prosedur Kerja

1. Sebelum menggunakan alat, pastikan alat berada pada posisi rata danaman
2. Disambungkan kabel listriknya
3. Alat dinyalakan dan diatur kekuatan pemanasan atau pemanasan denganpengadukan
sesuai yang diinginkan.
4. Setelah selesai, pengaturan suhu atau stir diposisikan dalam kondisi offdan alat
dimatikan.
Cara Pemeliharaan

1. Sebelum menggunakan hotplate, cuci dahulu dengan air bersih.


2. Setelah digunakan, rendamlah kedalam air hangat yang sudah diberi sedikit sabun agar
lemaknya larut.
3. Sikat perlahan hot plate dengan spons atau sabut yang halus. Jangan menggunakan sabut
kasar agar lapisan atas hot plate tidak rusak.
4. Bilas sampai bersih, kemudian simpan dengan posisi miring agar air turun
5. Lap sisa air yang tersisa hingga benar-benar kering menggunakan kain atau handuk yang
bersih.
6. Oleskan minyak goreng ke seluruh bagian hot plate dengan menggunakan kain.
7. Simpan di tempat yang kering dan jauh dari air.

2. Colony Counter

Fungsi

Colony Counter Adalah alat bantu yang digunakan untu menghitung koloni bakteri yang
ditumbuhkan dimedia yang disimpan dalam cawan petridish. Jenis colony counter ada yang
otomatis dan semi otomatis, untuk yang otomatis adalah penghitungan jumlah sudah dilakukan
secara otomatis oleh sistem komputerisasi. Sedangkan yang semi otomatis adalah perhitungan
dengan cara menyentuh bakteri yang tumbuh kemudian alat akan menghitung secara otomatis.

Prinsip

Mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh dalam cawan petri setelah diinkubasi karena
adanya kaca pembesar.

Bagian-Bagian Alat

1. Saklar on/off
2. Fuse
3. Wolffugel disk
4. Saklar beep
5. Knop Sensifitas
6. Kaca pembesar

Prosedur Kerja

1. Hidupkan Saklar general


2. Atur knop sensifitas, dan saklar bunyi beep
3. Pilih “MODE (M)” kemudian sesuaikan kecerahan lampu atau warna dasar yang
sesuai dengan cara memilih panah atas atau bawah.
4. Jika ingin menambah kecerahan pada saat display huruf “L”/ light dan didepannya
nilai kecerahannya dengan memencet panah atas ataupun sebaliknya.
5. Jika ingin merubah warna dasar maka pada saat display “C” / colour dan maka pilih
panah atas atau bawah. Ada banyak sekali pilihan warna dasar yang disediakan alat
ini. Misal seperti gambar dibawah ini:
6. Letakkan cawan petridish pada permukaan yang ada garis kotak, kemudian hitung
koloni bakteri dengan cara menekan dan menandai bakteri yang tumbuh dengan
menggunakan spidol.
7. Untuk memulai penghitungan lagi maka tekan tombol “R” / Reset sehingga display
akan terlihat angka 000.
8. Demikian seterusnya.

Cara Pemeliharaan

1. Membersihkan, menata, dan menyimpan peralatan


2. Membersihkan sarana penunjang
3. Menata dan menyimpan sarana penunjang

*Tambahan

Gunakan pena tinta/ballpoint saat menghitung colony bakteri agar tidak terhitung dua kali

3.Autoclave

Fungsi

Untuk mensterilkan alat dan bahan.

Prinsip

1. Saat sumber panas mulai dinyalakan, air di dalam autoclave akan mulai mendidih
2. Uap airnya kemudian mendesak udara yang mengisi di dalam autoclave
3. Jika udara telah terganti uap air, katup udara atau katup uap akan ditutup sehingga
tekanan di dalamnya semakin bertambah
4. Saat tekanan telah mencapai suhu sesuai, proses sterilisasi dimulai dan timer akan mulai
menghitung mundur
5. Setelah proses selesai dijalankan, sumber panas akan langsung dimatikan dan tekakan
akan kembali turun secara perlahan hingga suhunya mencapai nol derajat Celcius.
Demikian cara kerja autoclave dalam mensterilkan aneka peralatan.
Bagian-Bagian Alat

1. Dalam autoclave akan kita temukan adanya tombol pengatur waktu alias timer. Timer ini
tentunya akan berfungsi guna mengatur lama atau sebentar proses yang dijalankan sesuai
kebutuhan pengguna. Namun, ada pula beberapa autoclave sederhana yang tidak
memiliki timer, terutama karena masih menggunakan pemanasan air menggunakan
kompor, bukannya listrik.
2. Bagian autoclave selanjutnya ialah katup uap yang termasuk kecil namun sangat penting.
Perannya terutama adalah sebagai tempat dikeluarkannya uap air.
3. Berikutnya ada lagi pengukur tekanan guna mengetahui nilai tekanan upa dalam
autoclave. Pengukur tekanan juga akan membantu kita dalam mengetahui besar tekanan
uap dalam alat saat proses sedang berlangsung.
4. Ada lagi katup pengamanan yang akan mengunci penutup autoclave.
5. Kita juga akan menemukan tombol on off terutama bagi jenis autoclave yang memakai
listrik sebagai sumber energinya. Keberadaan tombol ini sangat besar andilnya guna
mematikan serta menghidupkan mesin.
6. Bagian autoclave lain yang ada pada gambar autoclave adalah termometer. Proses
sterilisasi sendiri akan butuh suhu yang berbeda dan hal ini akan sangat bergantung pada
alat ataupun bahan yang hendak disterilkan. Termometer akan mengetahui suhu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi yang dibutuhkan.
7. Autoclave juga akan memiliki lempeng sumber panas yang membantu proses perubahan
energi dari listrik menjadi panas atau kalor. Lempeng atau heater biasanya akan terbuat
dari lilitan kawat tembaga atau kumparan yang akan mengeluarkan energi pana jika
dialiri listrik.
8. Skrup pengaman akan turut terdapat dalam komponen autoclave. Fungsinya ialah
menjaga besaran dari tekanan uap dalam mesin. Kita harus pastikan skrup ini terpasang
secara rapat dan baik.
9. Terakhir, pada autoclave yang memanfaatkan energi listrik, akan kita temukan adanya
angsa.

Prosedur Kerja

 Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang
dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air
hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
 Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus
dikendorkan.
 Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang
keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
 Nyalakan autoclave, diatur timerdengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
 Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoclave dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan)
dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2
atm.
 Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun
hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk
ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoclave dengan
hati-hati.

Cara Pemeliharaan

1. Pastikan listrik selalu stabil.


2. Gunakan Selalu minimal Aquadest
3. Selalu kuras air pada chamber autoclave, (max 5 x Operasional)
4. Pastikan air dalam chamber selalu cukup.
5. Selalu Kalibrasi Autoclave, (Setahun sekali).

4.Bio Safety Cabinet

Fungsi

Tujuan dari penggunaan BSC terutama dalam laboratorium mikrobiologi yaitu untuk melindungi
operator dari mikroorganisme. BSC juga dapat menjaga sampel dari kontaminan ruangan.

Prinsip Alat

Prinsip kerja BSC (Biological Safety Cabinet) yaitu menciptakan aliran masuk udara untuk
melindungi operator yang sedang menangani sampel biologis yang berisiko dengan membuang
udara keluar melalui HEPA (High Efficiency Particular Air) filter.

Bagian-bagian Alat

1. Tombol ON/OFF, Tombol UV, Exhaust, Dan Tombol Untuk Naik Turun Kaca BSC.
2. Kaca penutup
3. Lampu LED UV
4. HEPA Filter

Prosedur Kerja

Cara kerjanya, udara dari luar + chamber ditarik oleh kipas hisap yang dipasang di atas lemari,
kemudian disaring dengan HEPA Filter, baru digunakan untuk sirkulasi atau balik keluar
kembali. Dengan sistem seperti ini, personel tetap aman karena udara diarahkan pada sistem
saringan.
Cara Pemeliharaan

Bersihkan Sebelum dan sesudah Pemakaian alat. Segera lakukan tindakan jika terjadi kecelakaan
seperti tumpahnya cairan pada meja kerja.

*Tambahan

Rutin cek umur Lampu LED UV, Karena Lampu tersebut adaumurnya.

5. Waterbath

Fungsi

untuk menciptakan suhu konstan air di kisaran 30-100°C, untuk kemudian digunakan pada
proses pemanasan reagen atau cairan lainnya.

Prinsip Alat

Mengubah energi listrik menjadi energi panas. Energi panas tersebut disalurkan ke air pada bak,
yang kemudian akan digunakan untuk memanaskan larutan utama.

Bagian-bagian Alat

1. Tempat knop dan tombol set suhu serta display, untuk menghidupkan, mematikan dan
juga men-set suhu.
2. Bejana untuk tempat air, untuk menampung air yang digunakan sebagai media pemanas.
3. Tutup utama, untuk menutup waterbatch.
4. Tangas uap, untuk memasukkan/ menaruh bahan yang akan dipanaskan, sesuai dengan
besar kecilnya wadah. (lubang 1-6, tergantung jenis).
5. Kabel power untuk menghubungkan waterbatch ke sumber listrik.
6. Elemen pemanas, untuk memanaskan air yang ada di bejana (biasa tidak terlihat karena
terindungi/ tertutup).
7. Sensor thermostat, untuk mengukur suhu air dalam bejana, biasa berbentuk seperti loga
dengan panjang kurang lebih 20cm, berada di dalam bejana.

Prosedur Kerja

1. Isi wadah waterbath menggunakan aquades dengan volume minimal menutupi alat
waterbath.
2. Hubungan dengan arus listrik.
3. Tekan tombol power untuk menyalakan alat.
4. Buat batasan suhu maksimal dengan memutar tombol over temperature limit menjaga
kestabilan pemanasan.
5. Buat program suhu dengan menekan tombol temp dan dilanjutkan dengan menekan
tombol atas dan bawah untuk mengelola program, berikutnya dengan tekan tombol enter
untuk menetapkan program.
6. Tekan tombol start untuk memulai pemanasan.
7. Kemudian perhatikan lampu run yang jika menyala artinya sedang menjalankan program
dan lampu heat yang artinya sedang memanaskan. Jika kedua lampu tersebut sudah aktf
artinya alat berfungsi dengan normal.
8. Masukkan media yang ingin dipanaskan.

Cara Pemeliharaan

1. Untuk perawatan, bersihkan alat hanya dengan lap bersih yang dibasahi air kemudian lap
dengan kain kering setiap selesai menggunakan alat
2. Box kontrol jangan sampai tersiram atau kemasukkan air karena dapat berakibat tersengat
tegangan listrik ( berbahaya ) atau alat akan menjadi rusak
3. cara rutin air dapat diganti atau ditambahi +/-2 bulan sekali

6.Inkubator

Fungsi

untuk mengontrol atau menjaga kondisi lingkungan di dalam inkubator, seperti suhu dan
kelembapan.

Prinsip Alat

Prinsip kerja inkubator sercara sederhana ditunjukan dalam sebuah kotak dengan pemanans serta
pengontrol panas dengan suhu diatas 60 derajat celcius, namun ada pula inkubator dengan suhu
yang lebih panas yakni diatas 100 derajat celcius.

Bagian-bagian Alat

1. Pintu inkubator
2. Tombol panel berfungsi untuk mengatur suhu yang diperlukan
3. Rak inkubator berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan yang akan diinkubator

Prosedur Kerja

1. Hubungkan kabel power ke stop kontak


2. Nyalakan alat
3. Sesuaikan suhu di dalam inkubator bersama dengan menekan tombol set. Sambil
menekan tombol set, putarlah tombol di sebelah kanan atas ttombol set sampai raih suhu
yang di inginkan
4. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set. Inkubator akan
mengatur setingan suhu secara otomatis sehabis beberapa menit.
5. Siapkan sampel (kultur mikrooganisme) yang akan diinkubasikan, lantas letakan di dalam
rak yang terdapat di dalam inkubator tersebut
6. Kemudian masukan tempat pembiakan berisi mikroorganisme (sampel kultur) yang akan
berkenan di inkubasi. Jika menggunakan cawan petri, maka bungkus bersama dengan
kertas khususnya dahulu

Cara Pemeliharaan

1. Bersihkan alat bersama dengan kain lap bersih atau kain lap yang basah, lantas lap
bersama dengan kain kering tiap-tiap selesai di gunakan
2. Di dalam inkubator terdapat rak bisa di bongkar pakai sehingga memudahkan untuk
membersikannya.

7.Mikroskop

Fungsi

Untuk mengamati objek yang ukurannya sangat kecil hingga mata manusia tidak akan mampu
untuk melihatnya.

Prinsip Alat

Objek ditempatkan diruang dua lensa objektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan
diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua
jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomondasi atau dengan mata berakomodasi
maksimum.

Bagian-bagian Alat

1. Lensa okuler ini berada dibagian atas mikroskop yang berguna sebagai lensa awal untuk
melihat objek. Selain itu, bagian ini juga untuk memperbesar bayangan dari lensa
objektif.
2. Tabung mikroskop adalah bagian mikroskop yang menjadi penghubungan antara lensa
okuler dengan lensa objektif
3. Revolver, digunakan untuk memutar pilihan lensa objektif yang akan kamu pakai
4. Lensa objektif, lensa yang letaknya berada di bagian bawah tabung mikroskop. Lensa ini
memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan objek yang kamu teliti dengan beberapa
pilihan pembesaran lensa
5. Meja mikroskop, berguna untuk meletakan kaca preparat yang berguna untuk meletakan
kaca preparat yang berguna untuk meletakan preparat.
6. Penjepit, berguna untuk menjepit slide atau kaca preparat, sehingga tidak mudah terjatuh
7. Diafragma berfungsi untuk mengatur pencahayaan yang masuk
8. Cermin, berguna untuk mengatur pencahayaan pada objek. Namun, sekarang ini
sebetulnya sudah banyak mikroskop yang tidak menggunakan cermin. Cermin tersebut
sudah diganti menggunkan lampu.
9. Makrometer/mikrometer berfungsi untuk menaik-turunkan lensa objektif mikroskop.
Sedangkan, mikrometer berfungsi untuk menaikan dan menurunkan meja preparat

Prosedur kerja

1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian
rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai.
2. Putar revolver sehingga lensa objektif dengan pembesaran lemah berada pada posisi satu
poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.
3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa
okuler tampak terang berbentuk bulat.
4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan
penjepit objek/benda.
5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara memutar pemutar kasar,
sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.
6. Apabila bayangan objek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa
objektif dengan ukuran dari 10x, 40x, atau 100x, dengan cara meutar revolver hingga
bunyi klik.
7. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada tempatnya
kembali.

Cara pemeliharaan

1. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap asam
dan basa.Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang dilengkapi dengan
silica gel, yang bersifat higroskopis, sehingga lingkungan sekitar mikroskop tidak
lembab. Selain itu dapat pula diletakkan dalam lemari yang diberi lampu untuk mencegah
tumbuhnya jamur.
2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan dengan
menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di bagian mikroskop
tersebut dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera.
3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan
menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan sekali-kali membersihkan
lensa menggunakan sapu tangan atau lap kain.
4. Sisa minyak imersi pada lens objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Pada
penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel pada bagian
mikroskop non optik, karena akan merusak cat atau merusak bahan plastik, dan juga
jangan menggunakan larutan ini kebagian lensa yang lain kecuali produsennya
menyatakan bahwa tindakan tersebut aman.
5. Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama hapus
semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak menempel
dan menggumpal serta mengering. Minyak dan partikel halus pada lensa dapat
mengaburkannya dan menyebabkan goresan. Hal ini menurunkan kemampuan lensa.
Preparat yang tertinggal di atas meja mikroskop merupakan pertanda jelas suatukelalaian
atau kecerobohan.
6. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa objektif dijauhkan
dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula, kondensor
diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan (kalau mikroskop
listrik).

8.Dry Heat Oven (DHO)

Fungsi

alat yang digunakan untuk sterilisasi atau pembersihan dengan menggunakan udara kering. Alat
sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, Petridish (cawan
petri), tabung reaksi dan gelas lainnya.

Prinsip Kerja

Prinsip Kerja Sterilisasi melalui mekanisme konduksi panas (resistor listrik). Panas akan
diabsorbsi oleh permukaan luar obat yang disterilkan selanjutnya merambat kebagian dalam dari
permukaan hingga pada akhirnya suhu sterilisasi tercapai sehingga mikroorganime mati melalui
mekanisme oksidasi sampai terjadinya koagulasi protein sel mikroorganisme.

Bagian-bagian Alat

1. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk membangkitkan ataupun


mematikan oven. Selain itu terkandung tombol untuk menyalakan atau mematiakan
kipas.
2. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik menurunkan kecepatan putaran kipas.
Pada bagian depan oven terkandung 2 layar yang membuktikan suhu. Layar PV
membuktikan suhu alat sedangkan layar SV membuktikan suhu yang diinginkan.
3. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk
mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.

Prosedur kerja

1. Display berfungsi untuk menampilkan informasi tentang pengaturan oven.


2. Temperatur berfungsi untuk menagtur suhu yang diinginkan, dengan memilih sesuai
keperluan dengan cara menakan tombol panah atas untuk menaikan suhu atau panah
bawah menurunkan suhu.
3. Panah atas dan bawah berfungsi untuk mengatur menambah atau mengurangi suhu sesuai
dengan kebutuhan.
4. Timer ON /OFF berfungsi sebagai saklar otomatis, dipilih sesuai kebutuhan dengan cara
menambah atau mengurangi dengan panah keatas atau ke bawah.
5. Saklar ON / OFF berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan oven. caranya adalah
dengan menekan beberapa saat sampai oven hidup atau mati.
6. Timer alarm berfungsi Untuk mengatur alarm.
7. Pengatur katup pengeluaran udara berfungsi untuk mengatur pengaturan keluaran udara
dengan cara menggeser keatas atau ke bawah.
8. Pembuka oven , dengan cara menggeser ke bawah sambil di tarik keluar.
9. Lampu indikator Alarm,Jika waktu telah habis maka alarm akan bunyi dan sekaligus
lampu menyala.

Cara pemeliharaan

1. Alat-alat gelas disusun rapi dan teratur

2. Apabila pemanasan diatas suhu 1000C, tidak boleh memasukkan alat/bahan yang
terbuat dari karet, plastic atau bahan yang gampang rusak

3. Jangan mengeringkan pipet ukur dan labu ukur karena volume bakal berubah

4. Catat waktu dan suhu/temperature tiap-tiap kali alat dijalankan

5. Alat mesti bersih dan bebas debu

6. Alat-alat yang bakal disterilkan di bungkus dengan kertas sampul atau Aluminium voil,
bertujuan untuk menjaga dan menjaga bahan yang tersedia didalam gelas reaksi agar
tidak terkontaminasi.

7. Buka pintu oven dan bagian didalam dibersihkan dengan lap lembut didalam air panas
atau detergen.

8. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen
pemanas. Bagian luar mampu dibersihkan dengan lap basah.
9. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan memanfaatkan
alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven.

10. Jagalah sehingga selamanya tersedia jarak sekurang-kurangnya 1” pada bagian atas dan
bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali memanfaatkan oven didalam keadaan pintu
terbuka.

11. Hindari seringnya mengakses pintu oven waktu sedang digunakan, perihal ini
menimbulkan panas didalam oven berkurang.

12. Selalu memanfaatkan gegep untuk mengambil alih peralatan dari didalam oven.

13. Hentikan pemakaian oven bila keluar asap terhadap kabel listrik.

14. Segera cabut steker dari stopkontak.


Daftar Pustaka
Akbar, Ronny Makhfuddin. APLIKASI PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
BERBASIS AUGMENTED REALITY (STUDI KASUS: CV. BUMI INDO). Diss.
Universitas Islam Majapahit, 2019.

Andriani, Ririn. "Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi


Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum." Jurnal Mikrobiologi Vol 1.1 (2016).

Sekarwati, Kemal Ade. "Implementasi Augmented Reality untuk Pengenalan Alat Laboratorium
Kimia."

Anda mungkin juga menyukai