Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI

Oleh

Dra. Yulneriwarni, Msi

Dra. Noverita, MSi.

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2014

3
BAB I

PENGENALAN ALAT

Tujuan

Memperkenalkan alat-alat yang digunakan selama praktikum


mikrobiologi, kegunaannya, serta menggunakannya.

Teori Singkat :

Dalam kegiatan praktikum mikrobiologi alat-alat laboratorium merupakan


hal yang sangat penting dan harus ada selama praktikum berlansung. Pada
umumnya peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi terutama
yang berupa alat-alat gelas, hampir sama dengan peralatan-peralatan yang
digunakan di laboratorium kimia. Alat-alat gelas tersebut antara lain adalah:
tabung reaksi,cawan Petri, pipet ukur, pipet volumetrik, labu ukur, labu
erlenmeyer, gelas piala, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spirtus,
kaki tiga dengan kawat asbes, dan rak tabung reaksi. Di samping peralatan gelas
tersebut, di laboratorium mikrobiologi juga sangat diperlukan sejumlah alat
khusus yang berupa: autoklaf, oven, mikroskop, inkubator, water bath,
spektrofotometer, laminar air flow cabinet, magnetik stirrer, dan alat-alat lainnya
seperti; jarum ose (inokulum), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup,
keranjang kawat, dan tabung durham. Berikut ini dijabarkan beberapa alat yang
banyak digunakan di laboratorium mikrobiologi.

A. Alat-Alat Besar
1. Mikroskop
Mikroskop merupakan salah satu alat yang digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi, alat ini memiliki fungsi untuk mengamati obyek yang berukuran
sangat kecil (mikroskopis) sehingga akan tampak lebih besar dari ukuran aslinya,
yang akan membantu dalam memecahkan persoalan manusia tentang organisme
yang berukuran kecil serta akan membantu penelitian khusunya dalam biologi.

4
Untuk mengetahui mikroskop maka perlu diketahui komponen mikroskop, macam
mikroskop, penggunaan dan pemeliharaannya.
Dikenal banyak jenis mikroskop, mulai dari yang sederhana yaitu
mikroskop cahaya, mikroskop stereo sampai yang modern seperti mikroskop
elektron. Semakin modern, perbesaran yang dihasilkan semakin besar dan rinci.
Untuk praktikum mikrobiologi dasar biasanya di laboratorium digunakan
mikroskop sederhana yang mengunakan cahaya eletrik (Gambar 1.1).

Gambar 1.1: Mikroskop dan bagian-bagiannya

Cara menggunakan mikroskop.


a. Letakkan mikroskop di atas meja, untuk memindahkan mikroskop
gunakan cara yang benar yaitu tangan kiri memegang lengan mikroskop
dan tangan kanan menopang kaki (dasar) mikroskop (gambar 1.2)
b. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada
pada posisinya satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik
pada revolver.

5
c. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk,
hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).
d. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit
dengan penjepit obyek/benda!
e. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar
pemutar kasar,sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam
putarlah pemutar halus !
f. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar
gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan
cara memutar revolver hingga bunyi klik
g. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada
tempat yang tidak lembab

Gambar 1.2: Cara menggunakan mikroskop

6
2. Autoklaf

Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi


suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs)
selama kurang lebih 15 menit (gambar 1.3 dan 1.4). Alat ini sudah dikenal sejak
zaman Napoleon. Prinsip kerja alat ini sama dengan “pressure cooker” ,tetapi
memiliki pengatur tekanan dan klep pengaman. Sterilisasi dengan cara ini
mematikan mikroorganisme dengan cara denaturasi protein pada enzim dan
membran sel. Dalam kerjanya udara harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum
klep ditutup, sehingga didalamnya hanya terdapat uap panas yang memiliki daya
sterilisasi.

Gambar 1.3: Autoklaf

Autoklaf banyak digunakan untuk sterilisasi peralatan yang tidak tahan panas
terlalu tinggi serta medium-medium untuk kultur mikroba, di samping itu
tentunya dapat juga untuk sterilisasi alat gelas ataupun logam.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf
mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer
panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan
waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C
untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan

7
dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi.

Diagram vertical autoklaf


1. Tombol pengatur waktu
mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. pengukur tekanan
4. kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10. batas penambahan air

Gambar 1.4: Diagram vertikal autoklaf

Cara Kera Autoklaf:


a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf.
Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air
sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari
terbentuknya kerak dan karat.
b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.
c. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
d. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121 °C.
e. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep

8
pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai.
Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
f. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

3. Oven
Oven merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan udara kering (gambar 1.5). Alat sterilisasi ini dipakai untuk
mensterilkan alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, Petridisk (cawan Petri),
tabung reaksi dan gelas lainnya. Bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas
juga dapat disterilkan dalam oven tetapi dalam temperatur tertentu, pada
umumnya temperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah
sekitar 140-1700C selama paling sedikit 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa
lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan alat
terhadap panas. panas kering menyebabkan. Kelebihannya tidak adanya uap
yang membasahi bahan atau alat yang disterilkan. Bahan dari karet dan
plastik tidak dapat disterilkan dengan cara ini.

Gambar 1.5: Oven

9
Cara menggunakan oven
a. Hubungkan kabel dengan sumber listrik
b. Masukkan alat yang akan dikeringkan, atur dengan rapi lalu tutup pintu
dengan rapat
c. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON, lampu pilot akan menyala
(merah dan kuning)
d. Atur temperatur suhu dan waktu yang diinginkan
1) Bila suhu 1700C, atur waktu 1 jam
2) Bila suhu 1600C, atur waktu 2 jam
3) Bila suhu 1500C, atur waktu 2,5 jam
4) Bila suhu 1400C, atur waktu 3 jam
e. Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis
kemali ke nol
f. Biarkan dingin, lalu keluarkan bahan dan alat yang disterilkan/dikeringkan

4. Laminar Air Flow (LAF)

Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan
inokulasi/ penanaman. Laminar Air Flow merupakan suatu alat yang digunakan
dalam pekerjaan persiapan isolasi, dan inokulasi mikroorganisme. Alat ini diberi
nama Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue
melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora
yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara
berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-
filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang
disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan
blower.
Laminar Air Flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaan
secara eseptis. Prinsip penaseptisan suatu ruangan berdasarkan aliran udara keluar
dengan kontaminasi udara dapat diminimalkan (Gambar 1.6).

10
Gambar 1.6: Laminar Air Flow

Cara menggunakan Laminar Air Flow


a. Nyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow
digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.
b. Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang
dimasukkan ke dlam laminar air flow cabinet, disemprot terlebih dahulu
dengan alcohol 70% atau spiritus.
c. Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau dengan
spiritus untuk mensterilkan LAF.
d. Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow.
e. Nyalakan lampu dalam LAF.
f. LAF sudah siap untuk digunakan.

Hal yang perlu diperhatikan :


a. Jangan meletakkan lampu bunsen terlalu dekat dengan filter dan alkohol
untuk merendam peralatan kultur.

11
b. Jangan menumpuk alat-alat, botol-botol media, dan lain-lain benda di
depan tempat bekerja sehingga menghalangi aliran udara.
c. Jangan mencelupkan alat tanam dengan nyala api ke dalam alkohol (nyala
api alkohol yang terdapat pada alat tanam, tidak terlihat dengan jelas di
tempat yang terang, HATI-HATI!!
d. Jangan mendekati lampu bunsen, dengan tangan yang baru disemprot
alkohol atau spiritus.
e. Bersihkan Laminar Air Flow Cabinet, setelah selesai bekerja. Jangan
meninggalkan botol bekas, kapas bekas, dan sebagainya di dalam LAF.

5. Inkubator

Inkubator adalah alat utk menginkubasi atau memeram


mikroorganisme pada suhu yang terkontrol.Alat ini dilengkapi dengan
pengatur suhu dan pengatur waktu (gambar 1.7).

Gambar 1.7: Inkubator

12
Cara Penggunaan Inkubator
a. Untuk mengoperasikan alat, colokkan alat pada sumber daya listrik
b. Siapkan sampel yang akan diinkubasi kemudian letakkan pada rak dalam
ruang
c. inkubator kemudian tutup pintu inkubator
d. Set TIMER dengan memutar tombol TIMER sesuai waktu yang
diinginkan, di set awal per 10 jam , jadi jika ingin menginkubasi selama 24 jam
putar tombol pada posisi 2 lebih 4 strip
e. Untuk set suhu, tekan tanda < kemudian digit hijau akan berkedip.
Naikkan atau turunkan dengan menekan ^/v kemudian tekan MD (enter).
Catatan: SV : digit hijau
f. suhu yang diinginkan PV: digit merah, suhu yang ada sekarang
g. Bila inkubasi telah selesai, matikan alat dengan menekan kembali tombol
POWER pada posisi OFF
h. Lepaskan colokan pada sumber daya listrik

6. Refrigenerator

Refrigenerator atau kulkas merupakan alat yang memiliki kegunaan yang


sangat vital. Kulkas digunakan untuk menyimpan kultur murni mikroba sebagai
stok, menyimpan berbagai medium steril, cairan termolabil, antibiotik dan lain-
lain (gambar 1.8)

Gambar 1.8: Refrigenerator

13
B. Alat-Alat Gelas

Peralatan gelas pada laboratorium mikrobiologi antara lain tahan terhadap


reaksi kimia , tahan pecah dan tahan panas. Peralatan yang terbuat dari bahan
gelas yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium mikrobiologi antara lain

1. Tabung reaksi

Tabung reaksi merupakan sebuah tabung yang terutama terbuat dari kaca,
namun ada yang terbuat dari plastik (gambar 1.9). Tabung reaksi ada yang
dilengkapi dengan tutup dan ada tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran sesuai
kebutuhan. Alat ini di laboratorium mikrobiologi digunakan untuk mengkultur
mikroba dan melakukan percobaan-percobaan dengan berbagai medium di
dalamnya.. Gambar berikut ini memperlihatkan bebagai macam bentuk tabung
reaksi dengan penutupnya.

A : Tabung reaksi

B : Screw Cap

C : Penutup plastik

D : Penutup metal

E : Penutup kapas

Gambar 1.9: Tabung reaksi dengan berbagai penutupnya (Cappuccino dan


Sherman, 2001)

14
2. Cawan Petri
Cawan Petri dalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari
plastik atau kaca (gambar 1.10). Cawan petri memiliki berbagai fungsi, yang
utama digunakan sebagai wadah untuk perkembangan kultur sel, bakteri, jamur,
serta virus. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai
wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Cawan Petri dinamai menurut
nama penemunya, yaitu Julius Richard Petri (1852–1921), ahli bakteri
berkebangsaan Jerman.
Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang
biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan
cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml. Sebelum
digunakan biasanya cawan Petri dicuci,dikeringkan dan dibungkus dengan kertas
putih cokelat untuk disterilisasi di oven.

Gambar 1.10: Cawan petri

3. Beaker glass (gelas piala)

Gelas piala di laboratorium mikrobiologi digunakan untuk berbagai


macam keperluan. Fungsinya adaklah memanaskan media dalam bentuk cairan.
Ukuran gelas piala bervariasi mulai 5 ml sampai 1000 ml.

15
4. Gelas ukur
Gelas ukur dipergunakan untuk mengeluarkan sejumlah volume cairan
tertentu. Ukuran bervariasi dari 5 ml sampai 1000 ml.

5. Ose

Ose (jarum inokulasi) merupakan alat yang digunakan untuk memelihara


mikroba secara berkesinambungan dalam praktikum atau penelitian di labororium
(gambar 1.11). Ose terdiri dari dua macam, yang pertama jarum inokulasi yang
berujung tajam dan loop inokulasi yang berujung bulat. Biasanya ose yang
berujung tajam digunakan untuk inolulasi jamur (kapang dan mushrooms),
sedangkan yang beujung bulat untuk inokulasi bakteri dan khamir.
Ose terdiri dari dua bagian, yaitu jarum dan tangkai. Jarum merupakan
satu bagian yang terdiri dari logam yang tahan panas, sedangkan fangkai ada yang
terbuat dari logam dan ada yang terbuat dari kaca. Sebelum alat ini digunakan,
terlebih dahulu disterilkan dengan memanaskan ujungnya pada api bunsen sampai
berpijar, kemudian membiarkan ujungnya dingin sebelum digunakan untuk
mencegah matinya mikroba.

6. Pipet

Pipet ukur adalah alat yang terbuat dari gelas atau plastik, yang berfungsi
untuk memindahkan kultur secara steril (gambar1.12). Selain itu dapat digunakan
untuk mengambil larutan dengan volume terttentu. Untuk mengambil larutan
digunakan ball pipet

Pipet dapat merupakan pipet ukur makro dengan skala besar antara 1 ml –
10 ml ataupun pipet mikro yang berukuran beberapa µl hingga 1000 µl. Dalam
penggunaannya, pipet makro harus dilengkapi dengan bulb.

16
Gambar 1.11: Jarum inokulasi dan loop inokulas (Cappuccino dan
Sherman, 2001)

Mikropipet
Pipet makro Bulb

Gambar 1.12: Pipet makro dan bulb (Cappuccino dan Sherman, 2001)

17

Anda mungkin juga menyukai