LABORATORIUM BIOPROSES
1.2MACAM-MACAM STERILISASI
*Sterilisasi uap.
Sterilisasi yang menggunakan uap jauh dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu
sekitar 1200C. jadi uap panas pada suhu dibawah tekanan mampu membunuh mikroba
dengan cara denaturasi protein dari enzim dan membrane sel.Alat yang digunakan
yakni autoclave
*Sterilisasi panas kering
Sterilisasi panas kering yakni menggunakan suatu alat yang disebut oven dengan
prinsip ini panas akan diabsorbsi oleh permukaan luar dari peralatan yang akan
disterilkan lalu panas merambat kebagian seuluh oven sehingga sterilisasi tercapai
merata mikroba akan mati dengan cara oksidasi dimana protein mikroba akan
mengalami koagulasi.teknik yang digunakan yakni pemanasan udara dalam oven
dengan memanfaatkan gas/Listrik suhu dapat mencapai160-1800C dengan waktu 1-
2jam.durasinya lebih lama dari pengunaan Autoclave karena daya penetrasinya tidak
sebaik uap panas.
*Sterilisasi gas kimia
Sterilisasi gas kimia terbagi menjadi 3 etilen oksida, formaldehid dan plasma.
Etilen oksida : Sterilisasi ini menggunakan autoclave khusus pada suhu 30-60
serta konsentrasi yang tidak kurang dan 400 mg/liter mikroba akan mati setelah
melalui proses kimia Bernama reaksi alkilasi pada reaksi ini terjadi pegantian
gugus.Atom hidrogen pada sel mikroba dengan gugus alkil sehingga
metabolisme dan reproduksi sel terganggu.Sterilisasi ini digunakan untuk alat
medis dari plastic,alat-alat optic pacmeter.
Formal dehid : cara ini dapat membunuh mikroba dengan mengikat gugus asam
omina dan protein mikroba digunakan pada alat-alat uang spesifik yaitu kata
tater dan sarung tangan. Gas formal dehid sangat menyengat bisa menyebabkan
iritasi kulit mata dan saluran pernafasan.
Plasma :menggunakan gas plasma yang terdiri dari electron, ion dan partikel
netral.
*Sterilisasi Radiasi ion
Ada 2 jenis yaitu: disentregasi radioaktif dari radiosotop ( radiasi gamma) dan radiasi
bekas electron sterilisasi ini apabila bahan yang disterilkan tidak tahan terhadap panas
dan dapat membahayakan gas etilen oksida.
*Sterilisasi Penyaringan
Menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba dapat dipisahkan dan alat. Larutan
tersebar disaring melalui persaringan bakteri steril. Kemudian dimasukkan ke dalam
wadah steril setelah itu ditutup menggunakan Teknik aseptic.
BAB I
PRAKTIKUM STERILISASI
1.1 KOMPETENSI
Setelah mengikuti praktikum STERILISASI, mahasiswa dapat
a. Menerapkan prinsip sterilisasi alat dan media dibidang ilmu bioproses
b. Menggunakan autoclave oven dengan baik dan benar sesuai sop autoclave
1.2 METODOLOGI
1.2.1 ALAT DAN BAHAN
Cawan petri
Tabung reaksi beserta rak
Pipet ukur 10 ml
Labu takar 1000 ml
Batang pengaduk
Cawan arloji
Kertas pembungkus
Kain kassa
Kapas berlemak
Tali Kasur
Hot plate
Gunting
Oven
Autoclave
Neraca analitis
Nutrient Agar bubuk (NA)
Potato Dextrose agar bubuk (PDA)
Aquadest
Keterangan
1. Digital display (Temperature, Error)
2. Digital display ( Time, Exhaust, pattem)
3. Cycle display ( ST-BY, HEATG, STER, EXHT, WARM, COMP)
4. Mode display (LIQ,SOLID)
5. Mode switch
6. Power ON/OFF switch
7. Set value Increase/Decrease switches
8. SET/ENT Switch
9. NEXT Switch
10. START/STOP Switch
6.2.1 Tata cara penggunaan
1. Letakkan Autoclave Hirayama HVE 50 pada permukaan yang stabil dan rata dan
hindarkan dari sinar matahari langsung
2. Hubungkan stop kotak dengan sumber tenaga Listrik
3. Tekan tombol “ON” yang ada disisi kanan.
6.2.2 Pengoperasian
1. Power on. Tekan power ON/OFF dibagian depan alat
2. Menuangkan air, Hirayama HVE -50 membutuhkan 2 liter air aquadest.
3. Memuat bahan, tempatkan suubstansi yang akan disterilkan kedalam chamber tekan
tutup geser tuas open/close ke sisi LOCK.
4. Memilih mode (process)
MODE APLIKASI
1. LIQ Sterilisasi medium agar ( dihangatkan untuk pencegahan
koagulasi setelah sterilisasi
2. LIQ Sterilisasi cairan, seperti air, media, reagen, dan obat-
obatan cair yang bertahan pada suhu tinggi, uap bertekanan
tinggi.
3. LIQ Sterilisasi alat dari kaca, logam, logam keramik, atau karet
tahan terhadap suhu tinggi. Uap tekanan tinggi dan
penurunan tekanan uap secara tiba-tiba selama proses
pembuangan.
CATATAN
1. Sterilisazation temperature: 105-135oC
2. Sterilization time: 1-250 menit
3. Exhaust pattern: unit 0-2
4. Warming temperature: 45-80oC
5. Referenncecuaalues of dealy time ( per flask)
MIKROSKOP
1. Pelaksanaan
2. Penanggung jawab
3. Peralatan
4. Bahan
*Preparat bakteri/jamur/alga
5. Langkah kerja
a. Letakkan mikroskop majemuk dihadapan anda pada jarak sedemikian
hingga anda mudah melakukan pengamatan
b. Hidupkan lampu mikroskop
c. Tempatkan lensa objektif pada jarak terjauh dari pentas dengan memutar
tombol pengatur kasar.
d. Letakkan preparate dipentas mikroskop (mechanical stage). Japit dengan
baik menggunakan specimen retainer.
e. Selalu memulai pengamatan dengan menggunakan lensa obyektif
berkekuatan rendah (pembesaran lox)
f. Buka diafragma maksimal agar sinar masuk maksimal menggunakan
condenser aperture diaphragm lever.
g. Amati dan temukan garis tepi dari gelas benda dahulu hingga Nampak
garis yang benar-benar jelas dengan mengerak-gerakkan. Tombol
pengatur kasar, jika perlu gunakan tombol pengatur halus. Hal ini
bertujuan agar dapat jarak aman bagi pengamatan selajutnya.
h. Setelah didapat jarak aman tersebut, maka jangan pernah mengubah
tombol pengatur kasar. Untuk perbesaran objektif selanjutnya cukup
dengan mengubah tombol pengatur harus saja untuk mendapatkan
pengamatan yang baik.
i. Pada perbesaran kuat (obyektif 100 kali) sebelumnya bahkan diafragma
dikurangi.
j. Setelah sesuai memakai mikroskop pastikan mikroskop benar-benar
bersih dan kering.
k. Cabut kabelnya dan tempatkan lensa obyektif pada jarak terjauhnya.
Gambar 1. Mikroskop
PRAKTIKUM MIKROSKOP
N LACTOBACILLUS BULGARICUS LACTOBACILLUS BULGARICUS
O HASIL REFERENSI HASIL PRAKTIKUM PENGAMATAN
1000×
1.
3.1 KOMPETENSI
Setelah mengikuti praktikum “ISOLASI MIKROORGANISME METODE
CAWAN TUANG” mahasiswa diharapkan dapat
3.2 METODOLOGI
3.2.1 ALAT DAN BAHAN
Cawan petri steril
Tabung reaksi steril
Pembakar spirtus
Korek api
Pipet mikro 100-1000 ml
Tip pipet mikro steril
Pipet ukur steril 10 ml
Bav pipette
Vortex mixer
Incubator oven
Autoclave
Air steril
Ethanol 70%
Media (NA/PDA)
Biakan campuran organisme
3.2.2 CARA KERJA
Tuliskan kode kolompok dan tanggal pada permukaan luar dasar cawan
petri. Beri nomor dibagian atasnya.
Ambil 6 tabung reaksu berisi air steril masing-masing 9 ml, letakkan di
rak tabung reaksi dan beri penomoran
Kocok tabung reaksi berisi susupensi campuran bakteri (disediakan)
dengan Gerakan kesamping, jangan sampai sumbatnya basah
Langkah selanjutnya dapat dilihat pada gambar 3-1 berikut.
BAB 5
PERHITUNGAN MIKROOGANISME
6.1 KOMPETENSI
Setelah mengikuti praktikum “PERHITUNGAN MIKROORGANISME” mahasiswa
diharapakan dapat
Mengetahui jumlah mikroorganisme dengan menggunakan metode yang sesuai
Mengoperasikan colony counter dengan baik dan benar
Menentukan jumlah mikroorganisme dengan menggunakan colony counter
Menggunakan haemocytometer dengan baik dan benar
Menentukan jumlah mikroorganisme dengan menggunakan haemocytometer
6.2 METODOLOGI
6.2.1 ALAT DAN BAHAN
Biakan campuran yang sudah disediakan (yeast, bakteri, dll)
Biakan hasil isolasi metode cawan tuang
Pipet mikro
Tip pipet mikro steril
Pembakar spiritus
Haemocy counter
Mikroskop binokuler
6.2.2 CARA KERJA
A. Perhitungan dengan colony counter
Siapkan cawan petri hasil isolasi dengan metode cawan tuang. Perhatikan factor
pengenceran
Hidupkan colony counter, letakkan cawan petri diwadah yang mudah disediakan
dengan posisi tutup dibawah.
Tunjuk tiap titik koloni dengan spidol permanen hingga tercatat angka yang
menunjukkan jumlah koloni yang ada dalam cawan petri tersebut.
Angka yang diperoleh dikalikan dengan factor pengencerannya, misal: koloni
yang berasal dari cawan petri dengan pengenceran I : 1000000 memiliki koloni
sejumlah 155, maka jumlah mikroba per ml biakan adalah 155 . 10 6 = 1,6 . 108
mikroba per ml biakan (dipakai 1 desimal saja)
Bila dilakukan pengulangan, maka harus di rata-rata. Lihat table dibawah.
Tabel 6-1 contoh perhitungan jumlah koloni (spc) dengan pengulangan.
Biakan 10-2 10-3 10-4 SPC keterangan
A 175 15 5 =(17.500+20.800)/2 Data lain <30
208 20 2 =1,9 . 104
B 135 45 5 =(13.500+16.500)/2 45.000/13.500>2
165 45 8 =1,5 . 104 45.000/16.500>2,
maka dilaporkan
pengenceran
terendah
C 275 35 5 =(27.500+35.000)/2=a 25.000/16.500>2
285 40 7 =(28.500+40.000)/2=b 40.000/28.500<2,
(a+b)/2=3,3 . 104 maka dilaporkan
hasil rata-rata
D 290 25 5 =(29.000+30.500)/2 25<30, dirata-rata
305 28 0 =3 . 104 meskipun 305>300
Bila ada lebih dari satu cawan yang memenuhi syarat, maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
Urutkan data anda sesuai factor pengenceran dari yang paling kecil ke yang
paling besar
Lakukan perhitungan seperti table dibawah
Tabel 6-2 contoh perhitungan jumlah koloni (SPC) dengan lebih dari satu cawan
memenuhi syarat
Biakan 10-2 10-3 10-4 SPC Keterangan
A 295 40 5 =(29.500+40.000)/2 40.000/29.500>2
4
=3,5 . 10
B 35 1 1 1,4 . 104 35.000/14.000>2
Demikian seterusnya sampai akhirnya hanya didapat satu angka yang
menunjukkan jumlah koloni biakan
Jumlah koloni adalah perkalian dari hasil perhitungan dengan angka
pengencerannya ((fu/ml),(colony forming unit/ml).
Perhitunggan mikroba
Jumlah mikroba suatu bahan dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara,
tergantung pada bahan dan jenis mikroba yang ditentukan. Dalam Analisa
mikrobiologi, menghitung jasad renik mikroorganisme suatu sediaan, harus
diperhitungkan sifat-sifat dari bahan yang akan diperiksa, terutama: kelarutan,
kemungkinan adanya zat anti mikroba, dan derajat kontaminasi yang
diperkirakan.
Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa
setiap koloni yang tambah berasal darinsatu sel, maka dengan menghitung
jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan.
Koloni adalah Kumpulan dari mikroba yang memiliki kesamaan sifat-sifat
seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya.
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan adalah bertambahnya tinngi atau berat suatu organisme.
Pertambahan tinggi atau berat suatu organisme merupakan bertambahnya ukuran
sela tau bertambahnya jumlah sel.
Dalam dunia mikroba pertumbuhan diartikan sebagai bertambahnya jumlah sel,
hal ini karena mikroba Sebagian besar adalah organisme bersel Tunggal.
Mikroba memperbanyak diri melalui pembelahan sel maupun reproduksi
seksual. Reproduksi seksual hanya dijumpai pada mikroba bersel banyak seperti
jamur.
Ada empat cara yang umum digunakan untuk memperkirakan besar populasi
mikroorganisme, yaitu:
Perhitungan langsung (direct count) jumlah sela tau biomasa mikroorganisme
Pengukuran langsung (direct measurement) biomassa organisme
Perhitungan tidak langsung (indirect count) jumlah sel
Perkiraan tidak lansung (indirect estimate) biomassa mikroorganisme
Untuk menentukan jumlah bakteri dapat digunakan beberapa cara, antara lain:
Jumlah bakteri secara keseluruhan (total cell count), dihitung semua
bakteri, baik yang hidup dan yang mati
Jumlah bakteri yang hidup (viable count); dihitung bakteri yang hidup
saja
Direct count
Aduantage
More accurate
Disaduantage
More time
Uses
To get accurate counts of cell in (linical or environmental samples)
Indirect count
Hdvantage
Quicker todo
Disaduantage
Less accurate
Usess
To get quick and disty count in controlld clrcumstances
Vlabe
When you are concerned about only living and metabolically active organisms
(EX) (LINICAL SAMPLES)
Total
When you need to know a number of all organisms
(EX) microbral Ecology
Gambar. Pembelahan sel
Gambar.
Jika 100 sel ditumbuhkan selama 5 jam menghasilkan 1.720.320 sel maka:
log number of cell ( end )−log number of cells (beginning)
Number of generations=
0.301
60 min× hours
Generatiom time = = 21 minutes/generation
number of generation
Gambar.
FASE PERTUMBUHAN
Terdapat 5 face pertumbuhan bakteri ketikan ditumbuhkan pada kultur curah
( batch culture), yaitu:
1. Fase adaptasi (lag phase)
2. Perbanyakan (exponention phase)
3. Fase pengaruh pertumbuhan
4. Fase statis (stationer phase)
5. Fase kematian (death phase)
# Pertumbuhan mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu:
1. Pertumbuhan individu
2. Pertumbuhan koloni atau pertumbuhan populasi
# Waktu generasi
Waktu yang dibutuhkan dari mulai tumbuh sampai berkembang dan
menghasilkan individu baru
Untuk mikroorganisme yang membelah, waktu generasi diartikan sebagai selang
waktu yang dibutuhkan untuk membelah diri menjadi dua kali lipat.
Contoh: waktu generasi bakteri E.Coli sekitar 17 menit, artinya dalam 17 menit
satu E.Coli menjadi dua atau lebih E.Coli.
Pada metode ini juga tidak dapat membedakan sel yang hidup dan yang mati. Akan
tetapi, keterbatasan itu tidak menutupi manfaat metode ini dalam hal mengukur
efisiensi ferruentasi, karena pertumbuhan diukur dengan satuan berat. Sehingga dapat
di perhitungan dengan parameter konsumsi substrat dan produksi senyawa yang
diinginkan.
Gambar.
#Keuntungan:
A). Hanya sel yang hidup yang dapat dihitung
B). Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
C). Digunakan untuk isolasi dan identifiksi mikroba
# Kerugian
A). Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah mikroba yang sebenarnya beberapa sel
yang berdekatan membentuk 1 koloni.
B). Media dan kondisi yang berbeda menghasilkan nilai yang berbeda pula.
C). Mikroba yang tumbuh harus pada media padat dan membentuk koloni yang
kompak, jelas serta tidak menyebar
D). memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga pertumbuhan
koloni baru dapat dihitung.
Gambar.
Gambar.
Syarat-syarat perhitungan
Hitung jumlah koloni, kalikan jumlah koloni (atau rata-rata jumlah jika
digunakan dengan dalam pengenceran yang sama) dengan kebalikan
pengencerannya.
Catat pengenceran yang digunakan dan jumlah koloni dihitung atau diduga
pertiap petri
Untuk mencegah kesalahan ketelitian dan akurasi, catat hanya dua digit
pertama saja. Digit kedua dapat ditingkatkan jika digit ke tiga diatas 5:
gunakan 0 untuk digit setelah digit kedua.
Laporkan jumlah koloni ( atau dugaan jumlah) sebagai ( Fu per g atau m)
Hitung jumlah koloni yang hanya memenuhi syarat yang dihitung
Spreader tidak dihitung
Hitung semua koloni termasuk yang kecil, catat pengenceran yang
digunakan dan hitung jumlah koloni.
Contoh 1:
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 243*
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 23
Maka jumlah bakteri = 24.300 ditulis 2,4 . 104 (fu/ml)
Perhitunggan bakteri
Contoh 2:
Pengenceran 1: jumlah koloni spreader
Pengenceran 1: 1000 jumlah koloni 31
Maka jumlah bakteri = 31.000 ditulis 3,1 . 104 (fu/ml)
Contoh 3
Pengenceran 1: 100 jumlah koloni 305
Pengenceran 1: 1000 jumlah koloni 31
Maka jumlah 42.000 ditulis 4,2 . 104(fu/ml)
Jika dua pengenceran memenuhi syarat
Contoh 4
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 200
Pengenceran 1:1000 jumlah koloni 42
1 bandingka dua pengenceran tersebut, jika > 2 maka rata-rata < 2
gunakan pengenceran yang lebih kecil.
Maka jumlah bakteri = 42.000/20.000 > 2 maka jumlah bakteri ditulis 20 . 103(fu/ml)
Maka:
Rata-rata terlebih dahulu pada pengenceran yang memenuhi syarat
Yang memenuhi syarat hanya pengenceran 1:100 sehingga (175+208)/2 = 191,5
Karena digit ketiga kurang dari 5 maka jumlah bakteri adalah 19.000 (fu/g) atau 1,9
. 104 (fu/ml)
# Syarat-syarat perhitungan
1 jumlah koloni 25.250 dengan dua ulangan
Contoh 6
Pengenceran Petri 1 Petri 2
10-2 228 240
-3
10 28 23
Maka:
23 tidak memenuhi syarat tetapi karena 28 memenuhi syarat maka tetap dirata-rata
terlebih dahulu.
(280+230)/(228+240) = 510 / 468 < 2 maka
Jumlah sel =(280+230+228+240) / 4= 244,5 x 102
= 2,5 x 104 (fu/ml)
MPM Method
Mpn adalah suatu metode endomerasi mikroorganisme yang
menggunakan data dari hasil padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah
sampel atau dienterkan menuju tingkat Jelly tabungnya sehingga dihasilkan
kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai mpn atau suatu Volume
atau massa sampel.
Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel-sampel tingkat
tersebut sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas atau sesuai
dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung
positif kadang-kadang tetapi tidak selalu
Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah
pengenceran yang dilakukan) maka semakin "sering" tabung positif yang
muncul. semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi
pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung positif yang muncul
jumlah sampel atau pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung
positif kadang-kadang tetapi tidak selalu.
Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung dengan
probabilitas sel yang tertampil oleh pipet saat memasukkan ke dalam media.
Oleh karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini frekuensi positif
(ya) atau negatif (tidak) ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada
sampel sebelum di encerkan.
Spreader
Ada tiga tipe spreader
tipe pertama adalah rangkaian koloni, tidak dapat dipisahkan secara tepat,
disebabkan oleh disintegrasi gumpalan bakteri ketika inokulum ditebarkan dalam
medium plating.
jika salah atau lebih rantai jelas asalnya dari sumber terpisah.
hitung masing-masing sebagai satu koloni, jangan hitung tiap-tiap koloni individu
dalam rantai sebagai koloni terpisah.
tipe kedua adalah perkembangan koloni yang meluas dalam fim air antara agar
dan dasar Petri.
tipe ketiga bentuk dalam fim air pada tipe permukaan agar.
kedua tipe ini berkembang karena akumulasi kelembaban pada tiap sebaran asli
dan
Spreader ini dapat mewakili pertumbuhan koloni individu, jika pengenceran
terdistribusi secara merata dalam medium.
Gambar.
Gambar.
Kultur continiu
Kultur continiu adalah metode kulturasi yang dapat memperpanjang umur fase
perbanyakan bakteri.
Kultur continue dapat dirancang dengan dua metode yaitu metode kemustal dan
turbidastat.
Khemostat
Teknik continu cions coture dengan menggunakan kemostat dilakukan dengan
membiakkan nutrient melalui sebuah tangki sedemikian rupa sehingga komposisi
nutrient di dalam fermentasi tempat kultivasi mikroba selalu dalam keadaan tetap
Hal ini dapat dicapai dengan mengukur kecepatan aliran medium baru ke dalam
fermentor disesuaikan dengan aliran medium keluar untuk dipanen.
Di dalam sistem ini sel dapat dipertahankan terus-menerus pada fase pertumbuhan
eksponensial/ fase pertumbuhan logaritmik continuous culture mempunyai ciri
ukuran populasi dan kecepatan pertumbuhan dapat diatur pada nilai konstan
menggunakan kemostat untuk mengatur proses di dalam khemostat diatur
Kecepatan aliran medium dan kadar substrat (nutrient pembatas) sebagai nutrient
pembatas dapat menggunakan sumber C(karbon), sumber N atau factor tumbuh.
Pada system ini, ada aliran keluar untuk mempertahankan volume biakan dakam
kemostat sehingga tetap konstan
Gambar.
Turbidastat
Teknik kultivasi dengan sistem turbidastat dilakukan dengan menambahkan nutrien
secara kontinu sehingga kerapatan sel selalu dalam keadaan tetap dalam teknik
turbide start aliran medium diatur berdasarkan atas kerapatan optik kultur mikroba
pertumbuhan konsentrasi sel dipertahankan konstan dengan cara memonitor
kekeruhan kulit.
Sistem ini didasarkan pada kerapatan bakteri tertentu atau kekeruhan tertentu yang
dipertahankan konstan ada perbedaan mendasar antara biak statik klasik dengan
biak Sinabung dalam kemostat statik arus dilihat sebagai sistem tertutup (boleh
disamakan dengan organisme sial tahap stationer dan tahap kematian kalau pada
bias Sinambung merupakan sistem terbuka yang mengupayakan keseimbangan
aliran untuk organisme selalu terdapat kondisi lingkungan yang sama.
Gambar.
Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroba
*Temperatur
*Kelembaban
*Tekanan osmosa
*PH
*Senyawa toksin
*Arus listrik
*Radiasi
*Tekanan muka
*Tekanan hidrostatik dan mekanik.
Pengaruh temperatur
a. Psikrofil
Merupakan kisaran suhu pertumbuhan mikroba antara 0
b. Mesti
Merupakan kisaran suhu pertumbuhan mikroba antara 25
c. Thermofi
Merupakan kisaran suhu pertumbuhan mikroba antara 45
Jika mikroba mampu tumbuh di atas 80 disebut thermofil ekstrim atau hipertermofil,
sedangkan yang mampu tumbuh di bawah 0 disebut psikrofil ekstrim dan hipopsikrofil.
Kelembaban
Untuk pertumbuhan ragi dan bakteri diperlukan kelembaban yang tinggi di atas 85℅,
Sedangkan untuk jamur aktinomiset diperlukan kelembaban yang rendah di bawah 80℅.
Tekanan osmosa
Larutan hiportonis menghambat pertumbuhan karena dapat menyebabkan
plasmolisa. Tekanan osmosa tinggi banyak digunakan dalam praktek untuk
pengawetan bahan-bahan penambahan gula.
Pengaruh PH
Mikroba dapat ditemukan setiap lingkungan berPH 1-14, tetapi sebagai besar
ditemukan pada lingkungan berPH 7 (netral)
Berdasarkan ketergantungan terhadap PH, maka mikroba dapat dikelompokkan
menjadi 4 kelompok yaitu asidofil (2,0-50), neufil/mesofil (5,5-8,0) dan alalifil (8-
11).
Senyawa toksin
Ion-ion logam berat spt,Hg,Zn,Li,Pb, walaupun pada yang sangat rendah akan
bersifat toksit terhadap mikroba karena ion-ion logam-berat dapat bereaksi dengan
gugusan senyawa sel.
Arus Listrik
Arus Listrik bolak-balik ataupun searah yang bertegangan tinggi dapat
menyebabkan elektrolisis bahan penyusun medium dan juga menghasilkan panas
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba.
Radiasi
Pada umumnya cahayanya mempunyai daya perusak kepada sel mikroba yang tidak
mempunyai pigruen fotosistensis, sedang cahaya dengan gelombang pendek dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba
Sinar dengan gelombang Panjang yang mempunyai daya fotodinamiu dan daya
biofisik, Ex: cahaya matahari
Tegangan permukaan
Tegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaan akan mempunyai
membrane yang elastis
Tekanan osmosa
Tekanan yang tinggi akan menyebabkan meningkatkan beberapa reaksi kimia
pengecilan volume koloid organic enzim, molekul,dll.
ISOLASI METODE CAWAN GORES
1. Pelaksana
2. Penanggung jawab
3. Peralatan
Cawan petri steril
Lup inokulasi
Pembakar spiritus
4. Bahan
Suspensi campuran bakteri
Cawan petri hasil isolasi dengan metode cawan tuang.
Agar Nutrient steril
5. Langkah kerja
a. Tuliskan kode kelompok pada permukaan luar dasar cawan petri. Beri nomor
dibagian atasnya
b. baliklah cawan petri dan buatlah sketsa area penggoresan dengan spidol lihat di
bawah
c. Dengan berpedoman pada gambar di atas lakukan langkah-langkah berikut:
1. letakkan cawan petri di atas meja dengan posisi tutup terletak di sisi atas dan sektor
o di sisi kiri
2. kocoklah tabung reaksi berisi campuran suspensi mikroba dengan gerakan ke
samping jaga agar sumbat kapas tidak basah atau gunakan biakan yang anda susah
dapat dari isolasi dengan metode
cawan tuang pilih koloni yang bukan kontaminan konsultasikan dengan dosen
pembimbing
3. panaskan bibir cawan petri dengan pembakar spirtus kurang lebih 3 putaran
4. dengan loop inokulasi pindahkan secara aseptik satu loop penuh biakan mikroba
pada sektor O dan goreskan membentuk pola zigzag perhatikan agar tutup cawan
petri tidak terbuka terlalu lebar karena permukaan agar dapat terlukai oleh lup
maka goresan dilakukan tanpa tekanan terlebih tetapi mantap lingkaran di ujung
lop harus terletak datar dan horizontal terhadap permukaan agar bila biakan
campuran tersedia dalam bentuk padat jaga agar inokulum yang dipindahkan
tidak terlalu banyak cukup sentuhkan lup pada biakan yang akan digoreskan
gunakan sop pembuatan preparat
5. pijarkan kembali loop dan biarkan dingin suhu lup dapat diperiksa dengan
menyentuhkannya ke pinggiran media agar Dan bila mendesis berarti masih panas
pemijaran lup yang kedua kali ini akan mematikan sel-sel yang masih tersisa
sehingga membantu pengenceran jumlah sel
6. goreskan lup ke sektor o1 sampai 3 kali saja dan susul dengan goresan ke arah tepi
luar sektor 1 lanjutkan dengan goresan zigzag pada sektor 1 dan tidak tumpang
tindih
7. putar cawan petri hingga sektor 1 terletak di sisi kiri anda ulangi langkah 5 di atas
untuk mengencerkan biakan dan sektor 1 ke sektor 2
8. putar lawan betri hingga sektor 2 terletak di sisi kiri anda ulangi langkah 5 di atas
untuk mengencerkan biakan dari sektor 2 ke sektor 3
perhatikan: JANGAN LUPA UNTUK SELALU MEMIJARKAN LUP
SETIAP KALI BERPINDAH SEKTORI
9. panaskan sekali lagi bibir cawan petri dengan pembakar spiritus kemudian
bungkus rapi
10. letakkan cawan petri terbalik dalam inkubator pada suhu yang sesuai selama 2 x
24 jam
11. Amati diameter (MM), warna, ketinggian koloni, tepian, bentuk, konsisten serta
bau. lihat gambar 3
# Catatan: untuk tiap koloni tunggal pindahkan satu loop ke akar miring inkubator
selama 2 x 24 jam lalu dapat disimpan dalam kulkas.
SEDERHANA
1. Pelaksana: Mahasiswa
2. Penanggung jawab: Dosen pembimbing
3. Peralatan:
mikroskop
gelas benda
bak pewarna
botol semprot
penjepit kayu
kertas serap/ tisu
4. Bahan
preparat yang sudah disiapkan sesuai IKJ preparat pewarnaan sederhana
larutan zat warna biru metilene loffler
larutan zat warna karbolfuchsin
air steril
alkohol
5. Langkah kerja
a.)Gunakan olesan bakteri yang sudah disiapkan sebanyak 2 buah olesan pertama akan
diwarnai dengan biru metilen dan yang kedua akan diwarnai dengan karbol fuchsin
b.)letakkan gelas benda yang sudah berisi olesan di atas bak pewarna bila menggunakan
biru metilen benangi selama 1- 2 menit bila menggunakan karbon fuchsin genangi
selama 15 - 30 detik
e.)pegang gelas benda dengan penjepit kayu miringkan gelas benda lalu bilas dengan air
hingga hanya tersisa sedikit
d.)seraplah air yang tersisa dengan kertas tisu lihat gambar 2
e.) Selanjutnya preparat di kering angin kan jaga keseterilan area kerja anda
f.)Amatilah dengan mikroskop menggunakan pembesaran kuat.
NEGATIF
1. Pelaksanaan : mahasiswa
2. Penanggung jawab : dosen pembimbing
3. Peralatan :
Mikroskop
kaca obyek
kaca penutup
Lup inokulasi
pembakar spiritus
penjepit kayu
Rak tabung reaksi
4. Bahan :
Biakan bakteri murni atau hasil isolasi sebelumnya
larutan nigrosin
kertas serap / tissue
alkohol
5. Langkah kerja :
a) bersihkan kaca obyek dengan sabun, bilas lalu seka dengan alkohol sehingga bebas
lemak, kemudian panggang di atas api pembakar spiritus
b) setelah dingin ambil suspensi biakan murni bakteri atau hasil isolasi anda dengan lup
inokulasi secara aseptis, dan letakkan di atas gelas obyek
c) kemudian ambil nigrosine dengan lup inokulasi dan campurkan dengan suspensi
bakteri yang telah diletakkan di atas gelas obyek. Ratakan suspensi ini sehingga
membentuk lapisan yang tipis, lihat gambar 1
d.) Selanjutnya preparate dikering anginkan, jaga kesterilan area kerja anda
e.) Amatilah dengan mikroskop menggunakan pembesaran buat
f.) Ulang Langkah 1-5 untuk biakan murni bakteri lainnya.
GRAM
1.Pelaksana: Mahasiswa
2.Penanggung jawab: Dosen pembimbing
3.Peralatan
mikroskop
kaca objek
kaca penutup
lup inokulasi
bak pewarna
rak tabung reaksi pembakaran spirtus
botol semprot
penjepit kayu
4.bahan
biakkan bakteri murni atau hasil isolasi sebelumnya
seperangkat pewarna gram:
a. ungu kristal (modifikasi hucker)
b. larutan iodium garam
c .alkohol 95% d.safranine
air suling
kertas serap/ tisu
5.langkah kerja
a.)ambillah sebuah kaca objek bersihkan dengan tisu
b.)supaya debunya hilang kemudian panaskan kira-kira 10 sampai 20 kali di atas nyala
api sehingga lemaknya hilang
c.)letakkan kaca objek dengan sisinya yang tidak berlemak pada bagian atas bejana
untuk mewarna dan biarkan sampai dingin
d.)kemudian taruhlah setetes air di atasnya tetesan ini harus menyebar sama rata jika
tidak menyebar berarti lemaknya masih belum hilang dan pekerjaannya harus diulangi
e.)bakar lup inokulasi hingga pijar dengan jarum ini ambillah sedikit bakteri dan
biakannya dan letakkan di pinggir tetesan tersebut
f.)kemudian campurkan bakteri dalam tetesan air dengan menggosokkan lup inokulasi
dalam suspensi tersebut hingga terdapat suatu lingkaran dengan garis tengah kira-kira 1
cm
g.)jumlah bakteri yang tepat ditunjukkan jumlah bakteri yang tepat keruh
h.)pijarkan jarum yang telah dipakai keringkan suspensi bakteri tersebut sebaiknya
jangan dipanaskan tetapi jika ingin mempercepat keringnya suspensi tersebut preparat
boleh dipanaskan dengan hati-hati dan menggoyangkannya selama 30 menit di atas
nyala api kecil
i.)buatlah dua garis tebal di kanan kiri preparat dengan sebuah kaca hal ini berguna
untuk menahan aliran larutan zat warna keluar dan sebagai penandaan.
j.) Fikser-kan preparat tersebut dengan menggerakkan kaca obyek dengan bagian atas
yang ada preparatnya. Hal ini dilakukan beberapa kali dengan melalui api pembakar
spiritus.
k.) Warnailah dengan karbon kristal violet, diamkan selama 20 detik
l.) Cuci sebentar dengan air
m.) Teteskan larutan lugol (iodium) pada preparat dan diamkan selama 1 menit.
n.) Cuci dengan menggunakan alkohol 95% selama 10-20 detik dengan menggoyangkan
preparat di dalam gelas kimia yang berisi alkohol.
o.) Bilas dengan air sebentar saja
p.) Taruhlah preparat ini tegak lurus di atas kertas serap/tissue, sehingga sebagian besar
airnya diserap.
q.) Warnailah dengan larutan safranine selama 20 detik.
r.) Cuci dengan air dan keringkan dengan kertas serap/tissue
s.) Amatilah dengan mikroskop perbesaran kuat tanpa gelas penutup
t.) Catat jenis mikroba yang diperiksa dan bedakan antara gram negatif dan gram positif.
1. Silahkan searching gambar jamur aspergillus oryzae dan sebutkan fungsinya
2. Jelaska napa itu pewarnaan bakteri dan sebutkan fungsi dari pewarnaan bakteri
terrsebut
1. Aspergillus oryzae dikenal sebagai salah satu kapang yang paling banyak
menghasilkan enzim yaitu a-amilae, a-galaktosidase, amiloglukosidase,
glutaminase, protease dan a-glukoslidase (wedhastri, 1990) serta Aspergillus
oryzae juga menghasilkan enzim selulosa ( kasmiran dan tarmizi, 2012)
Berfungsi untuk fermentasi tahap pertama dalam pewarnaan kecap dan
tauco
2. Pewarnaan bakteri adalah proses pewarnaan /pengecatan bakteri untuk
membantu identifikasi, klasifikasi dan analisis mikroorganisme tersebut dibawah
mikroskop
Pewarnaan bakteri berfungsi untuk memudahkan melihat bakteri dengan
menggunakan mikroskop memperjelas ukuran dan bentuk bakteri untuk
melihat struktur. War dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel vokoula
menghasilkan sifat-sifat kimia yang khas bakteri dengan zat warna serta
meningkatkan kontras mikroorganisme
BAB I