ACARA 3
“PENGENALAN ALAT DAN BAHAN STERILISASI”
PENDAHULUAN
3.1 Hasil
Autoclave manual
Catatan :
Bila di dalam autoclave terdapat :
a. 100 % uap air murni, maka suhu yang dicapai adalah 121 C dan tekanan
15 lbs.
b. 2/3 bagian uap air dan 1/3 udara, maka suhu dan tekanan yang dicapai
adalah 115 C dan 15 lbs.
c. 1/3 bagian uap air dan 2/3 udara, maka suhu dan tekanan yang dicapai
adalah 109 C dan 15 lbs. d. 100 % udara, maka suhu dan tekanan yang
dicapai adalah 100 oC dan 15 lbs (Nengah, 2017).
Autoclave otomatis
2. Psikrofilik :
Bakteri thermofil juga dapat tumbuh pada peralatan yang kontak langsung
dengan makanan, sehingga makanan harus dipertahankan pada suhu 77oC atau lebih
tinggi lagi untuk mencegah pertumbuhan thermofil. Selain itu, produk harus segera
didinginkan sampai suhu di bawah 41oC setelah sterilisasi dan menyimpan produk
ini di bawah suhu 35oC. Bacillus stearothermophilus, B. thermoacidurans, dan C.
thermosaccarolyticum merupakan anggota kelompok bakteri termofilik (50-55oC)
yang lebih tahan panas dibanding C. botulinum. Dalam proses pengalengan, bakteri
ini tidak menjadi target proses, karena suhu penyimpanan makanan kaleng
umumnya di bawah suhu 30oC.
Sel-sel mikroba tidak dapat mengontrol suhu mereka dan karena itu
menganggap suhu lingkungan sebagai habitat alami mereka. Kelangsungan hidup
mikroba tergantung pada kemampuan beradaptasi pada berbagai variasi suhu yang
ditemui di habitanya. Suhu kisaran untuk pertumbuhan mikroba dapat dinyatakan
sebagai tiga suhu kardinal. Suhu minimum adalah suhu terendah yang
memungkinkan metabolisme mikroba dan di bawah suhu tersebut aktivitasnya
terhambat. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi dimana pertumbuhan dan
metabolisme dapat dilanjutkan. Jika suhu naik atas maksimum, pertumbuhan akan
berhenti, tapi jika terus naik melampaui titik itu, enzim dan asam nukleat akhirnya
akan menjadi permanen tidak aktif atau dikenal sebagai denaturasi, dan sel akan
mati. Berdasarkan hal tersebut diketahui mengapa panas bekerja dengan baik
sebagai agen untuk mengendalikan mikroba. Suhu optimum mencakup rentang
kecil, menengah antara minimum dan maksimum, yang menunjukkan tingkat
tercepat pertumbuhan dan metabolisme (Kathleen, 2005: 201). Pada sebagian besar
mikroorganisme pertumbuhan mencapai optimal pada suhu sekitar 20-45 °C yang
disebut mesofilik. Lain halnya untuk termofilik yang telah menyesuaikan tidak
hanya kemampuannya untuk bertahan, tetapi berkembang pada temperatur yang
lebih tinggi. Termofilik akan mampu tumbuh dalam rentangan suhu sekitar 40-80
°C, dengan pertumbuhan optimal pada kisaran suhu 50-65 °C. Termofilik ekstrim
memiliki suhu optimal lebih dari termofil, dan dapat bertoleransi pada suhu lebih
dari 100 °C. Pada tahun 2003, anggota dari kelompok bakteri primitif yang disebut
Archaea, diketahui dapat tumbuh pada suhu 121 °C, hal tersebut merupakan sebuah
rekor dunia baru. Psichrofil menempati rentangan suhu ekstrim yang lain, mereka
dapat tumbuh pada suhu 0 °C, dengan pertumbuhan optimal yang terjadi pada suhu
15 °C atau dibawahnya. Organisme tersebut tidak dapat tumbuh pada suhu di atas
25 °C atau lebih (Stuart, 2005: 97)
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
berbagai macam alat di laboratorium memiliki fungsi, prinsip dan cara kerja
masing-masing. Salah satunya yaitu autoclave. Autoclave terdiri dari dua
jenis, yaitu autoclave manual dan autoclave otomatis. Prinsip kerja
autoclave adalah dengan suhu 121⁰C (suhu optimum) dapat membunuh
spora atau sel vegetative mikroorganisme.
1.2 Saran
Saran yang ingin disampaikan yaitu praktikan harus membaca
materi praktikum sebelum praktikum dilaksanakan agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA