NPM : 230110200134
Kelompok :5
Pertemuan ke-2
Kegiatan praktikum merupakan salah satu metode yang mengedepankan proses dan
kerja untuk menemukan sendiri sebuah konsep ilmiah berdasarkan suatu proses,
pengamatan, analisis, pembuktian dan menarik kesimpulan dari suatu objek
(Rahman et al. 2015). Perkuliahan yang dilengkapi dengan praktikum mampu
memperkaya mahasiswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Eliyarti &
Rahayu, 2019a). Manfaat dari mengetahui alat dan bahan praktikum menurut
Ambarwati dan Prodjosantoso, (2018) melalui kegiatan praktikum, siswa diajak
untuk lebih mudah memahami konsep dan menjadikan pembelajaran lebih mudah
diingat, serta dapat menjadi sarana untuk mengembangkan keterampilan proses dan
memupuk sikap ilmiah. Saat praktikum praktikan dapat berhati-hati ketika
berlangsungnya praktikum karena Laboratorium kimia merupakan salah satu jenis
laboratorium yang dianggap cukup berbahaya dalam rangka pelaksanaan
pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Raharjo 2017).
Pengertian Autoclave : Autoklaf atau autoclave adalah alat yang berguna sebagai
sterilisasi peralatan serta perlengkapan kedokteran. Cara yang digunakan adalah
dengan menundukkan material pada uap tekanan tinggi yaitu suhu 121 derajat
Celcius. Waktu yang dibutuhkan adalah 15 hingga 20 menit tergantung ukuran
serta isi. Pengertian autoclave terbilang penting karena banyak digunakan dalam
dunia kedokteran, mikrobiologi hingga seni tato dan tindik.
Prinsip : autoklaf merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan
uap panas bertekanan, yaitu mempunyai tekanan 2 atm/15 psi (pounds per square
inch) dan suhu 121 derajat celcius selama 15 menit untuk bahan dan 20 menit
untuk alat.
Bagian Autoklaf :
1. Tombol pengatur waktu (Timer): untuk mengatur lama atau waktu
proses yang diperlukan sesuai kebutuhan penggunaan Autoclave.
Namun, ada pula beberapa Autoclave sederhana yang tidak memiliki
timer, terutama karena masih menggunakan pemanasan air dan
menggunakan kompor bukannya listrik.
2. Katup pengeluaran uap: sebagai tempat dikeluarkannya uap air.
3. Pengatur tekanan: untuk mengetahui nilai tekanan uap dalam Autoclave.
Pengukur tekanan juga akan membantu untuk mengetahui besar tekanan
uap dalam alat saat proses steril sedang berlangsung.
4. Klep pengaman: untuk mengunci penutup Autoclave.
5. Tombol On-Off: tombol akan ditemukan terutama bagi jenis Autoclave
yang memakai listrik sebagai sumber energinya. Keberadaan tombol ini
sangat besar andilnya untuk mematikan serta menghidupkan mesin.
6. Termometer: untuk mengetahui suhu yang dibutuhkan untuk sterilisasi
yang dibutuhkan.
7. Lempeng sumber panas: untuk membantu proses perubahan energi dari
listrik menjadi panas atau kalor. Lempeng atau heater biasanya terbuat
dari lilitan kawat tembaga atau kumparan yang mengeluarkan energi
panas jika dialiri listrik.
8. Sekrup pengaman: untuk menjaga besaran dari tekanan uap dalam
mesin. Jangan lupa untuk selalu memastikan skrup ini terpasang secara
rapat dan baik.
9. Batas penambahan air: sebagai batas bagi penambahan air.
Cara Penggunaan :
1. Banyaknya air (aquadestilata) diperiksa dalam autoklaf. Air harus berada pada
batas (sampai batas besi).
4. Autoclave ditutup dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada
uap yang keluar dari bibir auctoclave (tanda ꜛꜜ sejajar)]
7. Ditunggu sampai air mendidih dan uapnya terdesak keluar dari klep pengaman.
Tutup klep pengaman sampai suhu 121 derajat celcius
8. Proses sterilisasi berjalan selama 15 menit pada suhu 121 derajat celcius
10. Tutup klep pengaman dibuka (diluruskan) sampai tekanan udara keluar dan
jarum pada preisure menuju ke angka 0.
Raharjo. (2017). Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia
Sains dan Aplikasi 20 (2): 99 – 104. ISSN: 1410-8917
Rahman, D., Adlim, A., & Mustanir, M. (2015). 1 , 2 , 3 . Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia, 03(02), 1–13.
Tille, P. M. (2017). Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical
Microbiology (fourteenth, p. 45). St. Louis Missouri: Elsevier.
PPT Pertemuan 2