Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kendali mutu (Quality Control) dalam artian luas merupakan proses atau tindakan yang
diambil untuk menjamin hasil atau pemeriksaan yang baik dan dapat dipercaya.
Tujuan program pengembangan laboratorium kesehatan adalah terlaksananya pelayanan
laboratorium kesehatan yang dibutuhkan dengan baik pada semua jenjang pelayanan, dan
oleh karena itu kendali mutu laboratorium pada saat ini sangat diperlukan, terutama di
laboratorium kesehatan yang menangani berbagai kasus penyakit, sementara itu masih
terdapat banyak penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat seperti
tuberculosis, diare, malaria, atau HIV/AIDS. Proses atau tindakan yang diambil untuk
menjamin hasil pemeriksaan yang baik dan dipercaya.
Kendali mutu peralatan sesuai dengan spesifiknya alat yang dipakai dilaboratorium perlu
di control seperti autoclave, oven, mikroskop, kegiatan kalibrasi alat ukur, dan kalibrasi
peralatan elektronik.
Pemantapan mutu merupakan aktivitas terencana dan terorganisasi yang menjamin
produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan menjamin hasil
pemeriksaan yang baik dan dapat dipercaya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Peralatan apa saja yang perlu di lakukan quality control dalam laboratorium
mikrobiologi?
b. Bagaimana prisip kerja dari peralatan laboratorium mikrobiolgi?
c. Bagaimana cara kerja dari peralatan laboratorium mikrobiolgi?
d. Bagaimana cara quality control dari peralatan laboratorium mikrobiolgi?
1.3 Tujuan
a. Untuk memahami prinsip kerja dari perlatan yang ada di laboratorium mikrobiologi
b. Untuk memahami cara kerja dari perlatan yang ada di laboratorium mikrobiologi
c. Untuk memahami quality cotrol dari perlatan yang ada di laboratorium mikrobiologi
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Autoclave
A. Pengertian

Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi


suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs)
selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak
dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu
dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme.
Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang
diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan
antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi
lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat
dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer
normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit,
dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada
suhu 65 °C.

Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf


mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer
panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan
waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C
untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan
dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji
dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus

B. Prinsip
Autoklaf merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan Uap Panas Bertekanan.
Yaitu mempunyai tekanan 2 atm/ 15 psi (pounds per square inci) dan suhu 121°C
selama 15 menit untuk bahan dan 20 menit untuk alat.
C. Cara kerja
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika
air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas
tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak
dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka
tutup harus dikendorkan,
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada
udara yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan
terlebih dahulu.
4. Atur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C, kemudian
nyalakan autoklaf.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar klep pengaman. Kemudian klep pengaman
ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Perhitungan waktu 15’
dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure
gauge menunjuk ke angka nol. Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan
keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati

D. Jenis- jenis autoclave


1. Gravity Displacement Autoclave
Jenis autoclave yang satu ini merupakan standar dan paling umum dari mesin
autoclave. Jenis autoclave yang dapat bekerja pada cakupan suhu antara 121-
134 °C dan waktu 10-30 menit ini, melakukan pemindahan udara dalam ruang
autoclave didasarkan pada gravitasi. Prinsip dasarnya, jenis autoclave ini
adalah memanfaatkan perbedaan massa jenis antara uap dibandingkan dengan
udara. Uap mengandung H2O dalam bentuk gas, sedangkan udara terdiri dari
berbagai kandungan material semisal CO2, H2O dan sebagainya.
Cara kerja jenis autoclave ini dimulai dengan memasukan uap melalui bagian
atas autoclave. Proses ini menyebabkan udara tertekan ke dasar. Setelah uap
semakin banyak dan menekan udara makin ke dasar, kemudian udara akan
keluar melalui suatu saluran yang ada dibagian bawah autoclave. Proses ini
menyebabkan peningkatan suhu dan terjadilah proses sterilisasi.
2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Autoclave jenis ini dilengkapi dengan sebuah pompa yang berfungsi untuk
mengevakuasi sebagian besar udara dari dalam autoclave. Proses pengeluaran
udara yang dimaksudkan untuk menciptakan keadaan vakum ini berlangsung
selama 8-10 menit. Setelah kondisi vakum didapatkan, maka uap mulai
diinfiltrasi ke dalam autoclave.
Kevakuman udara dan pengisian uap akan langsung bersentuhan dengan
seluruh permukaan benda yang ada dalam autoclave yang akan menyebabkan
terjadinya peningkatan suhu dan terjadinya proses sterilisasi. Berbeda dengan
jenis autoclave kebanyakan, pada Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
bekerja pada suhu 132-135 °C dengan rentang waktu 3-4 menit.
3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Pada prinsipnya, jenis autoclave ini menggunakan uap dan dorongan tekanan
di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian yang berulang. Waktu yang
dibutuhkan dalam proses sterilisasi dengan autoclave ini bergantung pada
jenis benda yang akan disterilkan.
E. Bagian – bagian autoclave
1. Tombol pengatur waktu (timer)
Autoclave tertentu dilengkapi dengan timer yang berfungsi untuk mengatur
waktu lama atau sebentarnya proses sterilisasi, sesuai dengan
kebutuhan/penggunaan yang dibutuhkan. Berbeda dengan autoclave
sederhana yang masih menggunakan bantuan pemanasan air dengan kompor
bukan listrik. Autoclave sederhana tersebut tidak dilengkapi dengan timer.
2. Katup uap
Meskipun termasuk bagian kecil dari keseluruhan bagian autoclave, namun
katup uap merupakan salah satu komponen yang penting dan berfungsi
sebagai tempat keluarnya uap air.
3. Pengukur tekanan
Jika ingin mengetahui nilai tekanan uap yang berada dalam autoclave, Anda
dapat melihat pada bagian ini. Pengukur tekanan berfungsi untuk mengetahui
besar tekanan uap yang ada dalam autoclave saat proses sterilisasi tengah
berlangsung.
4. Katup pengamanan
Katup pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci penutup autoclave.
5. Tombol on/off
Jika Anda menggunakan autoclave yang menggunakan sumber energi listrik,
maka keberadaan tombol ini sangat berandil besar. Karena tombol ini
berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin autoclave.
6. Termometer
Biasanya, pada proses sterilisasi membutuhkan suhu yang berbeda bergantung
pada bahan atau alat yang Anda sterilkan. Termometer merupakan komponen
yang berfungsi untuk mengetahui dan mengamati suhu yang dibutuhkan.
Apakah sudah sesuai dengan suhu yang Anda butuhkan atau belum.
7. Lempeng sumber panas
Bagian ini adalah komponen yang akan membantu perubahan energi listrik
menjadi energi kalor. Lempeng sumber panas atau heater ini terbuat dari
kumparan/lilitan kawat tembaga yang jika dialiri arus listrik akan
menghasilkan energi panas.
8. Skrup pengamanan
Skrup pengaman sangat dibutuhkan untuk menjaga besaran dan tekanan uap
yang ada dalam autoclave. Pastikan skrup pengaman ini terpasang dengan
baik dan rapat.
9. Angsa
Pada autoclave yang menggunakan energi listrik, Anda akan menemukan
angsa yang berfungsi sebagai batas penambahan air. Sedangkan pada
autoclave yang menggunakan energi panas dari kompor atau pemanas
konvensional lainnya, Anda akan menemukan almunium container yang
berfungsi untuk meletakan berbagai bahan atau alat yang hendak Anda
sterilisasikan. Selain keterangan komponen di atas, autoclave juga memiliki
komponen lain seperti pompa vacum yang berfungsi untuk menghisap udara
atau uap campuran dari ruang sterilisasi (chamber) autoclave.
F. Perawatan
1) menjaga autoclave Anda bersih adalah salah satu poin yang paling penting.
Pastikan untuk membersihkan baki dan rak denganBebas-awal Penstabilan
Padmenggunakan deterjen non-abrasif ringan sepertiBon Ami™. Selalu bilas
instrumen baik dan pastikan untuk TIDAK MENGGUNAKAN wol baja, sikat
kawat atau pemutih.
2) benar-benar mengalirkan air dari reservoir dan mengisi dengan segarair
suling.
3) sangat dianjurkan untuk melakukanUji biologi spora hidup mingguan atau
setidaknya bulanan untuk memastikan sterilisasi.
G. Gambar

Gambar 1. autoclave

1.2 Oven
A. Pengertian
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun
mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk
mengukur kadar air. Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven,
hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat
gelas dengan ketelitian rendah. Oven juga merupakan alat sterilisasi
menggunakan udara kering bertemperatur tinggi. Oven termasuk alat sterilisasi
secara fisik karena menggunakan suhu dan tekanan.
B. Cara kerja
1. Hubungkan drying oven dengan sumber listrik
2. Masukkan peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi kemudian atur
dengan rapi dan tutup pintu oven dengan rapat.
3. Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol ON, kemudian lampu di
drying oven akan berkedip.
4. Atur suhu dan waktu yang diinginkan pada drying oven. Jika peralatan terbuat
dari plastic, dan bahan yang mudah berubah volume seperti pipet ukur dan
labu ukur sebaiknya suhu tidak melebihi 100°C.
• Bila suhu 1700C, atur waktu 1 jam
• Bila suhu 1600C, atur waktu 2 jam
• Bila suhu 1500C, atur waktu 2,5 jam
• Bila suhu 1400C, atur waktu 3 jam

5. Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis kemali
ke nol
6. Setelah selesai biarkan terlebih dahulu peralatan laboratorium mendingin
didalam oven, setelah mendingin keluarkan peralatan laboratorium dan tata
kembali peralatan laboratorium dengan rapi.
7. Jangan lupa mencabut kabel oven dari sumber listrik agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan.
C. Bagian – bagian pada oven
1. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan
ataupun mematikan oven. Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan atau
mematiakn kipas.
2. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran
kipas.
3. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV
menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang
diinginkan.
4. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan
untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.
D. Perawatan
Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan
bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah
dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian
dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif
jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen pemanas.
Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan
menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu ada
jarak minimal 1” antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-
sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya
membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas dalam
oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam
oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera cabut
steker dari stopkontak.
E. Gambar

Gambar 2. Oven laboratorium

1.3 Mikroskop
A. pengertian
Kata mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan
scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop
adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah
lensa objektif dan lensa okuler. Dalam mikroskop baik lensa objektif maupun
lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa
objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu,
tebalik dan diperbesar terhadap posisi benda mula- mula.
B. Prinsip
Mikroskop berfungsi sebagai alat pembesar dua tingkat. Lensa objektif
melakukan pembesaran awal dan lensa okuler akan memperbesar bayangan
pertama untuk kedua kalinya. Pembesaran total adalah hasil kali kekuatan lensa
objektif dan lensa okuler. Lensa kondensor memusatkan cahaya dari sumbernya
menjadi suatu berkas sinar terang yang akan menyinari objek sehingga
memberikan cahaya yang cukup terang untuk mengamati bayangan yang
diperbesar tersebut.
C. Cara penggunaan
1) Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop
sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai
2) Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada
posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver
3) Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk,
hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).
4) Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit
dengan penjepit obyek/benda
5) Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar
pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah
pemutar halus
6) Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah
lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara
memutar revolver hingga bunyi klik.
7) Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada
tempat yang tidak lembab.
D. Bagian – bagian pada mikroskop

Gambar 3 bagian- bagian mikroskop

Fungsi bagian – bagian mikroskop:


1. Lensa Okuler untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif
2. Tabung Mikroskop untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan
3. Tombol pengatur fokus kasar untuk mencari fokus bayangan objek secara
cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat
4. Tombol pengatur fokus halus untuk memfokuskan bayangan objek secara
lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat
5. Revolver untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan
6. Lensa Objektif untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar
benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran
4x, 10x, dan 40x.
7. Lengan Mikroskop untuk pegangan saat membawa mikroskop
8. Meja Preparat untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati
9. Penjepit Objek Glass untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar
preparat tidak bergeser.
10. Kondensor Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop
11. Diafragma berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai
selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop
12. Reflektor/cermin untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam
mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber
cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung tetapi bila
sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan,
gunakan cermin datar.
13. Kaki Mikroskop untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan
mantap di atas meja.
E. Perawatan
1. Letakkan mikroskop ditempat yang datar dan tidak licin
2. Menggunakan cahaya matahari ditempatkan yang cukup cahaya
3. Dibiasakan dengan menggunakan lensa obyektif 10x kemudian 40x atau
100x dengan imersi
4. Lensa obyektif 100x dibersihkan dengan xylol setiap selesai bekerja
5. Jangan membersihkan lensa dengan alcohol
6. Lumasi penyangga setiap minggu
7. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan
8. Simpan mikroskop ditempat yang tingkat kelembabannya rendah
1.4 Biosafety cabinet
A. pengertian
Biosafety cabinet atau disebut juga Biological Safety cabinet merupakan sebuah
area kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk
mengamankan pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja
dan sampel material dari kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan
penyebaran bakteri / virus yang bersifat patogen. sekilas mirip dengan lemari
asam, hanya saja pada lemari asam tidak ada proteksi penyaring sekelas HEPA
Filter. Namun, Biosafety cabinet mempunyai beberapa kelas keamanan, dan
tujuan kelas keamanan ini juga berbeda beda.
B. Pembagian kelas Biosafety cabinet
1. Biosafety cabinet Kelas I
Biosafety cabinet Kelas I menyediakan perlindungan pada personil namun
tidak termasuk pada produk sampel / material di dalam chamber biosafety
cabinet. Udara akan mengalir dari arah personil dan bisa menyebabkan
kontaminasi pada sampel. Kecepatan minimum biosafety jenis ini 0,38 m/s.
Jendela depan dibiarkan terbuka, sehingga udara masuk, lalu dihisap, dan
disaring dengan HEPA Filter.

Gambar 4 . Aliran Udara Biosafety cabinet Kelas I

Biosafety cabinet Kelas I biasanya digunakan untuk peralatan khusus seperti


centrifuge, atau prosedur aerasi culture yang bisa menimbulkan bau. Tersedia
menggunakan ducting dan tanpa ducting (udara disaring dan disirkulasi
kembali ke dalam ruangan)
2. Biosafety cabinet Kelas II
Biosafety cabinet Kelas II menyediakan proteksi untuk 2 hal yaitu sampel dan
lingkungan. Sesuai standar dari NSF, biosafety kelas II ini dibagi menjadi 4
tipe yaitu : Type A1, Type A2, Type B1, dan Type B2. Prinsip operasi
Biosafety cabinet Kelas II menggunakan kipas hisap dipasang di atas lemari
untuk menarik udara dari luar + Chamber, kemudian disaring dengan HEPA
Filter sebelum diteruskan untuk sirkulasi mau pun dikeluarkan. Sistem
menarik udara ini membuat operator aman karena arah udara akan mengarah
ke dalam sistem saringan.

 Kabinet Tipe A1
Memiliki kecepatan aliran minimal 0,35 m/detik. Hasil penyaringan udara
dengan HEPA Filter dibagi menjadi 70% dipakai lagi, dan hanya 30%
dikeluarkan. Hal inibisa dilakukan karena perbedaan ukuran kedua filter
chamber dan filter keluar. Sistem ini tidak diperkenankan jika ada
penggunaan bahan kimia berbahaya.
 Kabinet Type A2
Memiliki kecepatan aliran minimum 0,5 m/detik. Hasil penyaringan udara
dengan HEPA Filter dibagi menjadi 70% dipakai lagi, dan hanya 30%
dikeluarkan. Hal inibisa dilakukan karena perbedaan ukuran kedua filter
chamber dan filter keluar. Secara umum hampir mirip dengan model A1.

gambar 5. Aliran Udara Biosafety Cabinet Class II Type A1 dan A2


 Kabinet Type B1
Memiliki kecepatan aliran minimal 0,5 m/detik. Hasil penyaringan udara
dibagi menjadi 30% re-sirkulasi dan 70% keluar melalui ducting.
Gambar 6. Aliran Udara Biosafety Cabinet Class II Type B1
 Kabinet Type B2
Memiliki kecepatan aliran minimal 0,5 m/detik. Udara dihisap, disaring,
dan tidak ada yang disalurkan untuk sirkulasi. Semua dikeluarkan melalui
sistem ducting.
Digunakan di laboratorium tokxikologi dan bahan kimia berbahaya lainnya.
Sangat diharuskan pemakaian alarm, dan peringatan jika blower tidak
berfungsi.
Gambar 7. Aliran Udara Biosafety Cabinet Class II Type B2

3. Biosafety cabinet Kelas III.


Viosafety cabinet kelas III digunakana di laboratorium dengan pengamanan
maksimum, didesain untuk pemakaian dengan bahan patogen yang berbahaya.
Sirkulasi udara di dalam chamber ditutup rapat, dan semua material yang
masuk dan keluar harus melalui pass box. Sarung tangan disertakan di depan
sehingga personil bisa bekerja tanpa kontak langsung dengan material.
Gambar 8. Sirkulasi Pengamanan Udara di Biosafety Cabinet Kelas III

C. Manfaat Biosafety Cabinet


1) Paham Arah Air Flow. Biological Safety Cabinet memberikan proteksi pada
personnel, product dan lingkungan melalui HEPA Filter. Mengetahui
bagaimana udara mengalir pada Biological Safety cabinet merupakan bagian
penting yg harus diketahui.
2) Bekerja pada TINGGI Sash (pintu) yang tepat. Aliran udara yang tepat
didapat dengan pengukuran kecepatan udara bersma tinggi sash yang
maksimal dengan analisis seksama yang direkomendasikan dilakukan setiap
tahunnya. Setelah dicek, alat akan dipasang label ok yang menyatakan alat
berfungsi maksimal untuk melindungi personel, produk dan lingkungan. Anda
harus menggunakan alat keselamatan kerja, dapat membelinya di tempat yang
jual sepatu safety di jakarta, lalu selanjutnya tinggal anda sesuaikan dengan
kebutuhan anda.
3) Dilarang menutup air grill pada Biological Safety cabinet karena akan
menggangu arah aliran udara.
4) Minimalisasi Pergerakan didalam dan diluar Biological Safety Cabinet.
Pergerakan yang terlalu cepat dari tangan user akan menggangu arah aliran
udara. Lalu lalang analyst di depan Biological Safety Cabinet dan penutupan
pintu yg tidak baik akan berdampak pada arah aliran udara.
5) Meminimalisasi terjadinya percikan atau aerosol ketika analisis. Cara terbaik
untuk Minimalisasi adalah dengan melakukan Good Microbiology Practices.
Pengurangan terjadinya percikan atau aerosol akan meminimalisasi potensi
infeksi dari sampel yg sedang dikerjakan. meminimalisasi kecelakaan ini anda
dapat menemukan yang jual sepatu safety online di jakarta dengan mencarinya
di internet.
6) Paham Working Area di Biological Safety Cabinet. Bagian yg paling tepat adl
1/3 bagian yang terletak di tengah. Semua analisis baiknya dilakukan pd 4
inchi didepan air grill pada working area di Biological Safety Cabinet. Bahan
atau alat yg berada didalam Biological Safety cabinet dapat mengganggu
aliran udara, menghasilkan turbulensi, dan kontaminasi silang.
7) Bekerja dengan arah dari area bersih menuju area terkontaminasi (kotor) pada
Biological Safety Cabinet. Alat dan bahan juga harus tepat disimpan sesuai
zona kerja yang bersih mengarah ke kontaminasi (dari kiri ke kanan).
Biohazards bag, rak pembuangan tips mikropipette dan unit glass filter
baiknya diletakkan pada satu sisi yang sama didalam Biological Safety
Cabinet. Semua alat dan bahan diletakkan sejauh yg kita dapat capai di
Biological Safety Cabinet dan berikan jarak dgn air grill. Alat yang
menghasilkan aerosol seperti vortek mixer dan centrifuge diletakkan di bagian
belakang Biological Safety Cabinet sehingga tidak mengganggu aliran udara.
8) Bekerja dengan Tabung. Dilarang meletakkan tabung terbuka pd Biological
Safety Cabinet dalam keadaan tegak. Tutup tabung atau tutup botol TIDAK
bisa diletakkan diatas lap atau tissu ketika bekerja di Biological Safety
Cabinet. Tutup segera tabung atau botol setelah selesai dipakai ketika bekerja
di Biological Safety Cabinet. Nah jika anda ingin melihat daftar harga sepatu
safety anda dapat mengeceknya di internet.
9) Tutup petri harus selalu berada diatas petri yg dalam kondisi terbuka,
meminimalisasi pengaruh aliran udara ke bawah pada Biological Safety
Cabinet.
10) Aspiration Bottles atau suction flask pada Biological Safety Cabinet harus
dapat didesinfeksi sebelum dan sesudah analisis.
D. Standar operasional prosedur bisefety cabinet
1) Start Up
 Gunakan sarung tangan untuk perlindungan tangan.
 Gunakan sepatu safety agar terhindar dari cairan berbahaya
 Isi Biological Safety cabinet dengan semua alat laboratorium yang
diperlukan untuk memulai analisis dan pastikan semua dapat
didekontaminasi bagian permukaannya. Dekontaminasi permukaan meja,
sisi dinding dan Nyalakan alat beberapa menit sebelum digunakan.
 Janganlah meletakkan alat dengan serampangan.
 Tutup drain valve sebelum operasi.
2) Operation
 Jangan menghalangi bagian depan dan belakang kisi kisi.
 Bekerja pada jarak yang jauh yang masih bisa dijangkau.
 Minimalisi gerakan tangan, buat gerakan perlahan sehingga tidak
menggangu airflow.
 Ketika menarik tangan dari dalam, yakinkan untuk melakukan
dekontaminasi pada permukaan terlebih dulu. Dan gerakkan tangan
dengan perlahan
 Minimalisasi gangguan pada external airflow.
 Bekerja dari area bersih ke kotor.
 Biohazard collection bag baiknya diletakkan didalam kabinet.
 Gunakan absorbent pad pada permukaan kerja bila diperlukan untuk
meminimalisasi percikan dan pembentukan aerosol dari tumpahan.
 Dekontaminasi permukaan sebelum memindahkan bahan yang tersangka
terkontaminasi dari interior dalam.
 Letakkan instrument yang dapat menghasilkan aerosol sejauh mungkin
dari interior dalam kabinet.
 Bahan yang bersih baiknya berjarak minimum 150 mm dari object yang
menghasilkan aerosol untuk meminimalisasi kontaminasi silang.
 Jangan menggunakan fas flame bila memungkinkan.
E. Gambar

1.5 Coloni counter


A. Pengertian
Colony counter adalah alat yang di gunakan untuk mempermudah perhitungan
koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca
pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala atau kuadran yang
sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah
koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di reset
B. Prinsip
Prinsip atau mekanisme kerja colony counter adalah menghitung jumlah koloni
dengan perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa koloni yang
terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada coloni
counter dan juga menggunakan tombol check.
C. Fungsi
Colony counter merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah perhitungan
jumlah koloni dari mikroorganisme.Colony counter memiliki chamber yang akan
ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0,1mm di atas chamber floor.Luas
total dari chamer yaitu 9mm2.Perhitungan jumlah sel bergantung pada volume di
bawah coverslip.Pada chamber terdapat 9kotak besar berukuran 1mm2 dan kotak-
kotak kecil dengan volume masing-masing kotak 0,0001ml ).
D. SOP Colony Counter
Untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan colony counter, dipersiapkan
terlebih dahulu cawan petri berisi media yang sudah ditumbuhi oleh
mikroorganisme yang akan dihitung jumlah koloninya. Setelah itu colony counter
dinyalakan. Cawan petri diletakkan di tempat cawan dengan skala.Kemudian
dihitung jumlah koloni dengan menggunakan spidol colony counter.Kemudian
dicatat hasil perhitungan.

E. Bagian- bagian dari Colony Counter

Gambar 9. Bagian- bagian dari Colony Counter

1) Pen jack (tempat memasukkan countpen


2) Tombol reset ( untuk mengatur tayangan dari indikator hitung dalam
keadaan 000 )
3) Power Switch (untuk menghidupkan lampu fluoresen sebelah kiri)
4) Power Switch (untuk menghidupkan lampu fluoresen sebelah kanan)
5) Source Switch (untuk menghidupkan lampu pada count indicator)
6) Tombol hitung (tombol untuk memulai hitungan pada count indicator)
7) Lampu signal Count indicator
8) Pembesar (Loupe)
9) Indikator hitung / Count indicator (maksimal 3 digit/3 angka)
10) Petridish/cawan petri yang akan dihitung jumlah koloninya
11) Penjepit petridish/Cawan petri
12) Pen hitung / Count pen
F. Cara penggunaan Colony Counter
1) Hidupkan Saklar general
2) Atur knop sensifitas, dan saklar bunyi beep
3) Pilih “MODE (M)” kemudian sesuaikan kecerahan lampu atau warna dasar
yang sesuai dengan cara memilih panah atas atau bawah.
4) Jika ingin menambah kecerahan pada saat display huruf “L”/ light dan
didepannya nilai kecerahannya dengan memencet panah atas ataupun
sebaliknya.
5) Jika ingin merubah warna dasar maka pada saat display “C” / colour dan maka
pilih panah atas atau bawah. Ada banyak sekali pilihan warna dasar yang
disediakan alat ini. Misal seperti gambar dibawah ini:

Gambar 10.
6) Letakkan cawan petridish pada permukaan yang ada garis kotak, kemudian
hitung koloni bakteri dengan cara menekan dan menandai bakteri yang
tumbuh dengan menggunakan spidol.
7) Untuk memulai penghitungan lagi maka tekan tombol “R” / Reset sehingga
display akan terlihat angka 000.
8) Demikian seterusnya.
G. Gambar

Gambar 11. Colony counter


BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Untuk menunjang keamanan dan ketelitian alat agar terjaga dengan baik, perlu di akukan
perawatan yang sesuai dengan standar persyarata masing- masing alat oleh sebab itu perlu
memahami prinsip kerja secara detail dan mengoperasionalkn dengan ketentuan yang
berlaku.
1.2 Daftar pustaka
http://www.alatlabor.com/article/detail/63/drying-oven-oven-laboratorium
https://www.medicalogy.com/blog/inilah-cara-penggunaan-oven-laboratorium-yang-benar/
http://www.blogger.com/blog-this
http://www.atlm.web.id/2013/04/makalah-mikroskop.html
http://vanilachintiamahanani.blogspot.co.id/2015/06/kalibrasi-mikrometer.html
http://www.infolaborat.com/2015/09/colony-counter_15.html
http://cara-memakai-biological-safety-cabinet-secara-aman

Anda mungkin juga menyukai