INSTRUMENTASI (AUTOCLAVE)
Dilaporkan oleh:
nazhira wilda auliya
P07234023041
TINGKAT 1A
TUJUAN :
Prinsip:
memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah
uap, cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga udara
tertekan ke bawah.
Dasar teori:
Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda
menggunakan uap dengan temperatur 1210 C sampai 1340 C dan tekanan maksimum 2 bar(g) (3
bar(abs)) selama kurang lebih 45 menit waktu pemanasan dan 15 menit untuk proses sterilisasi.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme,
melainkan meningkatkan temperatur dalam autoklaf. Temperatur yang tinggi inilah yang akan
membunuh mikroorganisme.
1. Autoclave
2. Sarung tangan kain
3. Peralatan laboratorium yang ingin di sterilisas.
Hasil praktikum:
1. Tombol on / off. Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan Autoclave. Tombol ini
ada pada seluruh jenis Autoclave, baik autoclave manual (bukan autoclave bakar)
atau autoclave yang sudah menggunakan sistem digital (pemrograman).
2. Lampu penunjuk. Lampu “kuning” pertama tanda power sudah menyala, “kuning”
kedua merupakan tanda sterilisasi, lampu “hijau” merupakan tanda proses pemanasan
sedang berlangsung
3. Tombol pengatur waktu (timer). Pada beberapa jenis Autoclave terdapat tombol
pengatur waktu. Tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan pengatur waktu. Jadi,
ketika tombol ini diaktifkan, pengatur waktu dapat berfungsi secara otomatis .
Tombol ini terdapat pada jenis autoclave semi otomatis.
4. Tombol pengatur suhu (pengontrol suhu). Pengatur suhu pada jenis autoclave
digital digunakan untuk menentukan besarnya suhu sterilisasi. Sekaligus memberikan
perintah pada Autoclave untuk memulai sterilisasi ketika suhu yang diinput sudah
tercapai. Pada Autoclave semi otomatis pengatur suhu digunakan untuk
mempertahankan suhu tetap stabil.
5. Termometer (Penunjuk Suhu). Komponen ini berfungsi untuk mengukur suhu
sterilisasi. Pada autoclave digital pengatur suhu, penunjuk suhu terhubung dengan
timer dan juga sistem terpadu yang menjadikan autoclave bekerja secara otomatis.
B. Cara kerja autoclave
isi autoclave menggunakan air squades bukan air keran
masukkan bagian dalam autoclave yang berupa seperti sangakar burung beserta
barang laboratorium yang hendak di sterilisasi kedalam autoclave menggunakan
alat bantu autoclave yang tersedia
kunci sekrup pengaman bagian atas dengan menggunakan tangan kosong diakhiri
dengan alat bantu yang sudah disediakan pada autoclave
tutup katup uap bagian
nyalakan alat menggunakan sumber listrik yang tersedia
menyalakan on pada saklar yang terletak di depan autoclave, hingga lampu
“kuning”/”power” menyala
atur suhu kearah kiri dengan tingkat kepanasan yang diinginkan
atur timer kea rah kanan dengan tingkat waktu yang diinginkan
tunggu hingga proses sterilisasi selesai
setelah proses sterilisasi selesai, buka katup uap bagian atas menggunakan
sarungtangan kain dengan cepat dan hati-hati
setelah suhu autoclave dirasa sudah dingin, buka kunci sekrup pengaman bagian
atas dengan bantuan alat serta sarungtangan tadi
keluarkan sangkar pada autoclave menggunakan alat bantu yang disediakan.
Proses sterilisasi selesai
A. Bahaya Terbakar
Berhati-hatilah terhadap permukaan yang panas saat memuat dan mengeluarkan autoklaf.
Isi yang baru diautoklaf di dalamnya akan menjadi sangat panas. Pastikan wajah, badan,
dan tangan terhindar dari keluarnya panas dan uap saat membuka pintu autoklaf.
B. Bahaya Ledakan
Ledakan dapat terjadi bila segel pintu tidak berfungsi atau bila autoklaf tidak diisi dengan
benar. Tekanan dan panas di dalam ruangan akan hilang dengan cepat, sehingga
berpotensi menyebabkan cedera serius.
C. Bahaya Pengangkatan Berat
Mintalah bantuan jika isi yang Anda bongkar atau muat tergolong berat. Gunakan
keranjang rak autoklaf untuk memindahkan rak yang dapat dilepas, bila memungkinkan.
D. Bahaya Lainnya
Jangan letakkan bahan yang tidak aman untuk autoklaf di dalam autoklaf (misalnya
plastik dan kaca yang tidak tahan panas), karena bahan tersebut akan meleleh atau pecah
selama siklus sterilisasi.
A. Persiapan Autoklav
Sebelum mengoperasikan autoklav, pastikan bahwa autoklav telah diperiksa dengan teliti
dan dilakukan perawatan rutin secara berkala. Pastikan bahwa segala sesuatunya berjalan
dengan baik, termasuk pemeriksaan pada sistem pengaman, katup, dan pemanas.
B. Persiapan Bahan dan Alat
Pastikan bahwa bahan dan alat yang akan disterilkan dalam autoklav telah disiapkan
dengan benar dan tidak mengandung zat yang dapat membahayakan. Pastikan bahwa
bahan dan alat tersebut ditempatkan dengan benar di dalam chamber dan tidak berada
dalam posisi yang tidak stabil.
C. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Pastikan bahwa seluruh pengguna autoklav mengenakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai. APD yang umum digunakan meliputi sarung tangan, masker, dan jas
laboratorium. Hal ini penting untuk melindungi pengguna dari paparan bahan kimia atau
panas yang dapat membahayakan.
D. Penanganan dan Pengambilan Bahan yang Disterilkan
Setelah proses sterilisasi selesai, pastikan bahwa bahan yang telah disterilkan diambil
dengan benar dan tidak membahayakan pengguna. Pastikan bahwa bahan tersebut cukup
dingin sebelum diambil dari dalam chamber. Pastikan juga bahwa bahan tersebut
disimpan dengan benar setelah disterilkan.
E. Pelatihan dan Supervisi
Pastikan bahwa pengguna autoklav telah dilatih dan diawasi secara berkala dalam
penggunaan autoklav. Pastikan bahwa pengguna memahami prosedur operasi dan potensi
bahaya yang dapat timbul jika autoklav tidak dioperasikan dengan benar.
F. Pemeliharaan Rutin
Pastikan bahwa autoklav mendapatkan perawatan rutin secara berkala untuk memastikan
bahwa alat tersebut dalam kondisi yang baik. Pastikan bahwa perbaikan dan penggantian
komponen yang rusak dilakukan secara tepat waktu.
Kesimpulan:
Autoclave adalah alat listrik yang ada di laboratorium yang berfungsi untuk mensterilkan
bahan. Secara sederhana, prinsip kerja autoclave adalah sterilisasi menggunakan panas dan
tekanan dari uap air. Untuk memahami bagaimana penggunaannya maka perlu diketahui
terlebih dahulu pengertian shaker, identitas dan bagian-bagiannya, prinsip kerja, manfaat
atau kegunaannya, penyimpanan dan pemelihaarannya. Hal tersebut perlu diperhatikan agar
dalam penggunaan alat tidak terjadi kerusakan ataupun kecelakaan.
Daftar pusaka:
https://www.academia.edu/34340100/laporan_kimal_autoklaf_docx
https://digilib.polban.ac.id/files/disk1/71/jbptppolban-gdl-gilangdeni-3518-3-bab2--1.pdf
https://www.fulkihasya.com/blog/bagian-autoclave-dan-fungsinya
https://www.fulkihasya.com/blog/cara-perawatan-autoclave
https://www.bu.edu/research/forms-policies/autoclave-safety-guidelines/