Anda di halaman 1dari 7

Efektivitas Penggunaan Autoklaf dalam Sterilisasi

Alat Medis
Selain metode pemanasan kering, paramedis menyadari bahwa metode pemanasan basah dengan menggunakan uap

tekanan tinggi juga efektif dalam sterilisasi alat medis. Metode ini dilakukan guna meminimalisir kontaminasi yang

dapat terjadi jika menggunakan peralatan medis yang reuseable (dapat digunakan kembali), dan meminimalisir

resiko kontaminasi pada media biakan.

Diketahui ada tiga kategori resiko potensi infeksi menurut Spaulding yang menjadi dasar dalam pencegahan infeksi

yaitu:

1. Kritikal Bahan dan praktik: ini berkaitan dengan jaringan steril atau sistem darah sehingga merupakan risiko infeksi

tingkat tertinggi. Kegagalan manajemen sterilisasi dapat mengakibatkan infeksi yang serius dan fatal.

2. Semikritikal Bahan dan praktik: ini merupakan terpenting kedua setelah kritikal yang berkaitan dengan mukosa dan

area kecil di kulit yang lecet. Pengelola perlu mengetahui dan memiliki keterampilan dalam penanganan peralatan

invasif, pemrosesan alat, Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), pemakaian sarung tangan bagi petugas yang menyentuh

mukosa atau kulit tidak utuh.

3. Non-kritikal Pengelolaan peralatan/ bahan dan praktik: yang berhubungan dengan kulit utuh yang merupakan risiko

terendah.

Adapun dekontaminasi peralatan perawatan medis dijelaskan secara ringkas dalam skema alur pada gambar 1 di

bawah ini.

Gambar 1. Alur dekontaminasi peralatan perawatan medis

Telah diketahui bahwa sterilisasi merupakan proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, fungi

dan parasit) termasuk endospora. Sterilisasi dengan menggunakan metode uap tekanan tinggi, dulunya secara

konvensional dilakukan dengan menggunakan sterilisator uap non-elektrik yang membutuhkan bahan bakar minyak

tanah atau lainnya sebagai sumber panas. Kemudian dalam perkembangannya, tersedia alat sterilisator uap tekanan

tinggi elektrik yang sumber panasnya berasal dari energi listrik yang disebut dengan autoklaf (autoclave). Alat dan

bahan yang dapat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf yaitu alat-alat medis yang berbahan kaca, logam dan
plastik tahan panas, dan bahan media tumbuh mikroorganisme. Selain itu, sterilisasi dengan menggunakan autoklaf

juga diperuntukkan untuk sterilisasi limbah biologis medis sebelum akhirnya dibuang.

Dalam perkembangan teknologi hingga saat ini, autoklaf telah tersedia dalam dua jenis yaitu autoklaf

manual dan autoklaf digital atau disebut juga dengan autoklaf otomatis (dapat dilihat pada Gambar 2).

Gambar 2. Autoklaf manual dan autoklaf digital/ otomatis

Penggunaan autoklaf dapat beresiko terhadap user (pengguna) seperti bahaya fisik yang disebabkan oleh suhu

tinggi, uap, tekanan dan benda tajam; bahaya biologis seperti infeksi dari bahan yang disterilisasi. Oleh karena itu,

beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah bahaya dari penggunaan autoklaf adalah sebagai berikut:

1. Air untuk sterilisasi dengan menggunakan autoklaf harus menggunakan air suling (aquades) dan tidak boleh

menggunakan air keran (tap water).

2. Pastikan untuk mengisi aquades sebelum sterilisasi dilakukan. Jangan pernah melakukan sterilisasi tanpa mengisi

aquades terlebih dahulu, hal ini dapat merusak elemen pemanas pada autoklaf.

3. Peletakan autoklaf diharapkan jauh dari bahan mudah terbakar.

4. Pastikan bahwa alat atau bahan yang disterilisasi diletakan tidak terlalu rapat di dalam autoklaf sehingga sirkulasi

uap dapat optimal.

5. Pastikan bahwa penutup autoklaf telah tertutup rapat dan terkunci dengan benar sebelum digunakan.

6. Jangan mengeluarkan alat dan bahan yang disterilisasi sebelum suhu turun di bawah 80 ⁰C. dan tekanan mencapai 0

sebelum autoklaf dibuka.

7. Penggunaan sarung tangan tahan panas dianjurkan jika ingin menyentuh autoklaf saat digunakan atau sebelum

menjadi dingin. Selain itu, pengambilan alat tajam yang disterilisasi dengan menggunakan forceps dan jangan

menggunakan tangan secara langsung.

8. Selama siklus sterilisasi, penggunaan autoklaf untuk mensterilkan peralatan bersih (dan atau media biakan), tidak

dilakukan secara bersamaan dengan dekontaminasi peralatan yang sudah digunakan (dan atau media biakan yang

telah digunakan). Sebaiknya menggunakan autoklaf terpisah untuk kedua proses tersebut atau dilakukan secara

bergantian pada autoklaf yang sama.

Menurut Permenkes No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan, suhu dan tekanan uap untuk sterilisasi menggunakan autoklaf yang direkomendasikan yaitu
pada 121°C dan tekanan harus berada pada 106 kPa selama 20 menit untuk alat yang disterilisasi tanpa dibungkus

dan lama waktu 30 menit untuk alat yang disterilisasi tetapi dibungkus. Kemudian semua peralatan yang disterilisasi

dibiarkan kering sebelum dikeluarkan. Namun, pengaturan tekanan kPa atau lbs/in² dapat berbeda tergantung pada

jenis autoklaf yang digunakan.

Umumnya pada fasilitas pelayanan kesehatan sterilisasi merupakan suatu proses yang dilakukan setiap harinya

(daily process), hal ini guna menjamin keamanan dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian,

dalam menjamin keamanan dan kualitas pelayanan medis, perlu diperhatikannya kinerja autoklaf yang digunakan

sebagai alat sterilisasi yang digunakan, dan secara rutin menguji siklus sterilisasi. Pengujian efektivitas sterilisasi

autoklaf memerlukan penggunaan indikator biologis. Biasanya tersedia dalam kit uji secara komersial yang

mengandung spora bakteri. Hal ini dapat dilakukan secara berkala mengikuti atau sesuai anjuran Standard

Operational Procedure (SOP) dari setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu, perawatan dan kalibrasi autoklaf

juga perlu diperhatikan dan dilakukan secara berkala.

Referensi:

Kementerian Kesehatan. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

https://www.allamericancanner.com/Autoclave-Sterilizer.htm      

http://www.hirayama-hmc.co.jp/english/hv2series-med.html
1. Siapkan alat, instrument, bahan atau media yang akan disterilisasi

2. Gunakan Indicator tape for sterilization untuk memastikan alat yang akan disterilisasi mendapatkan hasil yang
baik

3. Nyalakan daya pada mesin dan pastikan katup pembuangan tetutup dengan rapat

4. Tambahkan air khusus sterilsasi sesuai garis indikator level

5. Keluarkan keranjang yang berada didalam tabung dan masukan alat, instrument, bahan atau media kedalam
keranjang tersebut yang akan disterilisasi

6. Kemudian tutup penutup mesin autoclave hingga rapat dan kunci

7. Atur suhu hingga mencapai 121°C dan setel timer setidaknya sampai 15 menit

8. Tekan tombol start

9. Proses running pada autoclave terdapat 5 indikator, yaitu:

 Heating, yaitu proses pemanasan air untuk menghasilkan uap panas


 Sterilization, yaitu proses dimulainya sterilisasi setelah mencapai suhu 121°C
 Cooling, yaitu proses penurunan suhu dari 121°C ke 96°C
 Warming, yaitu indikator suhu dalam tabung sudah berada dibawah 96°C
 Complete, yaitu proses sterilisasi telah selesai dan tekanan sudah pada level 0 psi
10. Setelah level tekanan berada pada 0 psi pintu penutup autoclave sudah bisa dibuka dengan aman

11. Gunakan sarung tangan anti panas untuk keamanan dari panas hasil sterilisasi

12. Hasil dari proses sterilisasi yang baik akan ditunjukan pada Indicator tape for sterilization yang berwarna
hitam bergaris
Air sampler
Cara Pengambilan Sampel Udara Ruangan
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1335/ Menkes/ SK/ X/ 2002 tentang standar operasional pengambilan dan
pengukuran sampel kualitas udara ruangan di rumah sakit, cara pengambilan sampel udara ruangan adalah sebagai
berikut:
1. Pengambilan sampel mikrobiologi udara
 Waktu pengambilan sampel udara adalah setelah proses sterilisasi dan pembersihan ruangan.
 Lakukan uji fungsi alat microbiology air sampler yang digunakan untuk mengambil sampel udara.
 Lepas kipas dan pelindungnya lalu bungkus dengan kertas, sterilkan dalam autoclave dengan suhu 12 1°C selama 15
menit atau dengan sterilisasi kering dengan suhu 70°C selama 1 jam.
 Badan alat didesinfeksi dengan menggunakan alcohol 70 % atau desinfektan lainnya.
 Pasang battey pada alat atau adaptor
 Pasang kembali kipas dan pelindung pada badan alat.
 Atur waktu sesuai dengan lama pengambilan sampel yang direncanakan yaitu 4 menit.
 Pasang alat pada piring penyangga / tripod
 Siapkan agar strip (media agar)
 Tempatkan alat pada titik pengambilan sampel.
 Lepaskan media agar strip dari kemasannya dan segera pasangkan pada tempatnya (pelindung kipas) dengan posisi
permukaan agar strip mengarah kipas.
 Hidupkan alat.
 Tekan tombol start pada remote starter (jarak pengukur dengan alat minimal 3 meter) tinggalkan ruangan apabila
alat sedang beroperasi.
 Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktu.
 Pengukur segera masuk dan mematikan alat.
 Lepaskan media agar strip dari tempatnya dan masukkan kembali pada kemasannya, tutup rapat dan disegel.
 Beri keterangan atau label seperlunya antara lain: waktu pengambilan, lokasi/ tempat, lama pengambilan sampel,
dan nama pengukur.
 Amankan agar strip dengan cara: lapisi agar strip dengan aluminium foil, simpan pada cool box (kotak pendingin )
dengan suhu 4- 10 ºC
 Masukkan agar strip pada incubator dengan suhu 30- 35 ºC dan selama 24 jam (bila 24 jam tidak ada pertumbuhan
kuman, pembiakan 24 jam lagi).
 Setelah waktu pembiakan kuman selesai, jumlah koloni kuman yang tumbuh dihitung dengan menggunakan colony
counter.
2. Pengukuran kualitas fisik udara

 Pengukuran suhu
 Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer yang dipaparkan pada ruangan sampai menunjukkan
angka yang stabil.
 Pengukuran kelembaban relatif, Pengukuran dilakukan dengan menggunakan hygrometer atau humidity meter yang
dipaparkan pada ruangan sampai menunjukkan angka yang stabil.
 Kecepatan aliran udara
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Kata termometer yang dipaparkan selama ± 15 menit pada ruang
kerja.
Bagian-Bagian Autoclave

1. Kabel Power

Berfungsi menghubungkan mesin autoclave dengan sumber catu daya

2. Lid Cover

3. Panel Operasi (Operation Switch)

Tombol antar muka untuk mengatur suhu, waktu, mode dan proses sterilisasi

4. Panel Layar (Display)

Layar penampil waktu, suhu, proses sterilisasi dan mode yang dipilih

5. Lid Handle

Gagang pembuka dan penutup pintu

6. Lid Open/Close

7. Katup Penguapan (Fine Exchaust Knob)

Berfungsi untuk menurunkan suhu didalam ruang autoclave

8. Layar Tekanan (Pressure Gauge)

Sebagai penunjuk tekanan dalam ruang autoclave

9. Exhaust Bottle
Sebagai media penampung air selama proses sterilisasi

10. Kaki atau penyangga (Caster)

11. Magnet page

Magnet elektrik yang berfungsi pengunci pintu pada autoclave

12. Lid

13. Keranjang (Chamber)

Untuk menempatkan bahan dan alat untuk disterilkan

14. Ventilasi (Vent Hole)

Sebagai saluran pembuangan selama proses sterilisasi

15. Pegangan samping

Untuk mengangkat atau memindahkan mesin autoclave

16. Panel Utama on/off

Tombol untuk menghidupkan dan mematikan mesin

17. Corner plate

18. Breaker

19. Drain Port

20. Exhaust Port

Anda mungkin juga menyukai