Anda di halaman 1dari 8

A.

Tujuan Percobaan
1. Mampu
B. Alat Dan Bahan
C. Landasan Teori
Autoclave adalah salah satu alat sterilisasi yang dirancang untuk memberikan panas di
bawah tekanan, dengan tujuan dekontaminasi atau sterilisasi. Dekontaminasi adalah
pengurangan pencemaran ke tingkat dimana ia tidak lagi bahaya untuk orang atau
lingkungan. Sementara sterilisasi adalah penghancuran total mikroorganisme ini. Hal ini
hanya terjadi jika material dipanaskan sampai suhu khusus untuk suatu periode waktu
tertentu. Parameternya akan bervariasi tergantung pada sifat mikroorganisme dan
karakteristik benda yang akan disterilisasi itu sendiri.
1. Sterilisasi
Sterilisasi adala proses membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme (baik fisika,
kimia, dan mekanik) atau usaha untuk membebaskan alat dan bahan dari segala bentuk
kehidupan mikroorganisme. Suatu alat dikatkan steril apabila alat tersebut bebas dari
mikroorganisme, baik dalam bentuk vegetative atau spora.
a) Metode sterilisasi
Ada 3 macam metode sterilisasi:
1. Metode kimia
2. Metode mekanik (filtrasi)
3. Metode fisis
b) Panas Uap Tak Bertekanan
Sterilisasi panas uap tak bertekanan atau dengan cara tindalisasi sterilisasi yang
digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang mengandung cairan yang tidak dapat
disterilkan dengan autoclave (yang tidak tahan pada temperature tinggi dan kering),
misalnya untuk sterilisasi media yang mengandung telur, untuk sterilisasi protein dan
sebagainya. Alat yang digunakan disebut Sterilisasi tak bertekanan.
 Cara kerja alat
1. Dilakukan dengan cara memanaskan medium/larutan menggunakan uap (T=100
derajat celcius) selama ½-1 jam setiap hari selama 3 hari berturut-turut.
2. Waktu inkubasi diantara 2 proses pemanasan bertujuan untuk membunuh spora yang
dapat bergeminasi menjadi sel vegetatif. Gravik cara kerja dari langkah sterilisasi
panas tak bertekanan.
 Keterangan
1. Persiapan: dimana suhu mulai naik untuk mencapai 1000C.
2. Pasca sterilisasi/tepat berjalannya sterilisasi : dimana waktu mulai menghitung ketika
suhu tercapai 1000C.
3. Waktu habis maka semua komponen mati karena sterilisasi selesai
 Sterilisasi dengan cara ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sterilisasi di hentikan sampai tidak ada pertumbuhan sel vegetatif mikrobia.
2. Selanjutnya dilakukan sterilisasi tahap III pada suhu 100 derajat celcius selama 30
menit dan diinkubasi lagi pada temperature kamar selama 24 jam.
3. Kemudian dilakukan sterilisasi tahap II pada suhu 100 derajat celcius selama 30
menit, setelah itu diinkubasi lagi pada temperature kamar selama 24 jam.
4. Bahan disterilkan dengan menggunakan suhu 100 derajat celciusselama 30 menit,
dengan tujuan agar sel-sel vegetative mikrobia terbunuh. Setelah itu bahan diinkubasi
pada temperature kamar selama 24 jam, agar spora yang masih ada pada bahan
tersebut menjadi sel-sel vegetative.
 Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah:
1. Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari
ruang sterilisator.
2. Semua bagian bahan yang di sterilkan harus terkenai uap, karena itu tabung dan labu
kosongan harus diletakan dalam posisi tidur agar tidak terperangkap di dasarnya.
3. Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cair harus permeable terhadap uap.
4. Suhu sebagaimana yang terukur oleh thermometer harus mencapai 100 derajat celcius
dan dipertahankan setinggi itu dengan waktu 30 menit.
c) Panas uap bertekanan
Autoclave adalah suatu alat yang berfungsi untuk mensterilkan bahan dengan medi uap
air yang bertekanan. Bahan yang dapat di sterilkan menggunkan autoclave yaitu bahan
linen (pakaian, kasa masker, topi) sarung tangan, dan perlengkapan operasi yang lainnya.
Autoclave umumnya digunakan untuk mensterikan bahan atau peralatan pada suhu 134 0-
1600C atau 2490-3670f dengan waktu kurang lebih 0-15 menit, atau lebih sesuai dengan
bahan yang di sterilkan.
Metode sterilisasi uap bertekanan
Penguapan adalah sterilan yang efektif karena 2 alasan yaitu:
1. Pertama, uap pekat adalah sebuah penghntar energy thermal yang sangat efektif.
2. Kedua, uap adalah sterilan yang efektif karena lapisan luar mikroorganisme bersifat
protektif pada resistan dapat dilemahkan oleh uap, sehingga terjadi koagulasi pada
bagian mikroorganisme yang sensitif.
Kelebihan : paling efektif, waktu sterilisasi lebih pendek daripada panas kering atau
siklus kimia.
Kekurangan : membutuhkan sumber panas yang terus-menerus, membutuhkan
peralatan yang butuh perawatan serius, bahan plastic tidak tahan suhu tinggi.
 Mesin autoclave
Autoclave merupakan salah satu alat laboratorium yang berguna sebagai pensteril alat-alat
operasi, makan, dll. Autoclave ada yang menggunakan elemen basah dan elemen kering.
Kebanyakan autoclave yang ada menggunakan system manual tetapi ada juga autoclave
yang sudah menggunakan system mikrokontroller agar semakin mudah pemakaian dan
aman untuk digunakan oleh pengguna. Untuk mencapai suhu yang tinggi, steam steril
menggunakan system vakum dan tekanan yang besar. Dengan system vakum dan tekanan
yang besar maka steam sterilizer dapat mencapai suhu yang tinggi.

Autoclave adalah alat penunjang kesehatan yang berguna untuk mensterilkan atau
membunuh kuman-kuman atau bakteri yang terdapat pada alat kesehatan seperti:

 Bedah instrument
Glassware, plastic tabung dan pipet.
 Pinset, gunting, gagang skapel, kertas saring, petri-dish, botol-botl kosong, dan jarum.
 Prinsip kerja
Pada prinsinya sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap air.
Temperature sterilisasi 121 derajat celcius, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5
psi (proud per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan
jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, media tersebut dipanaskan anatara 20-40
menit tergantung dari volume bahan yang diterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama
menyebabkan:
 Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.
 Perubahan pH yang berakibatkann depolierisasi.
Alat autoclave yang terdapat dipasaran biasanya mempunyai kemampuan sterilisasi yang
berbeda beda tergantung kebutuhan, sterilisasi tersebut antara lain:
 Sterilisasi uap basah
 Sterilisasi pemanasan kering
 Sterilisasi penyaringan
 Sterilisasi radiasi pengion
Bahaya dalam menggunakan autoclave adalah ketika dalam penggunaannya tidak sesuia
aturan sehingga dapat mengakibatkan ledakan pada autoclaves yang dapat berakibat fatal.
 Tahapan proses sterilisasi
1. Persiapan
Pada tahap ini semua alat yang di bungkus dalan satu kemasan dalam kain katun
kemudian dipanaskan dengan waktu 15 menit, pada saat itu pula terjadi proses
pemvakuman dan suhu secara bertahap mencapai 1200C.
2. Sterilisasi
Pada tahap ini suhu sudah mencapai >1200C, proses sterilisasi berlangsung dengan
waktu 5-10 menit.
3. Pada tahap akhir
Suhu tercapai dan sterilisasi berhenti bekerja dan menunggu 5-10 menit sterilisator
kembali bekerja.
4. Penyesuaian tekanan
Pada tahap ini proses sterilisasi sudah selesai dan menunggu 5-10 menit udara dari luar
kedalam, udara dari dalam keluar.
 Kasus yang sering terjadi dan cara mengatasinya
1. Lampu indicator daya tidak menyala
- Cek fusenya, apabila fuse sudah putus, gantilah dengan yang baru.
- Cek kabel power, bila kabel power putus, gantilah dengan yang baru.
2. Autoclave tidak panas
- Cek filamennya dengan menggunakan AVO, apabila AVO tidak bergerak maka
filamennya putus, gantilah filament dengan yang baru.
- Cek timernya, apabila timer tidak berfungsi, gantilah dengan timer yang baru
- Cek SHG, apabila SHG rusak, gantilah dengan yang baru.
 Pemeliaharaan pesawat
1. Pemeliharaan mekanis
Periksa bagian atas dan bawah penguat kontruksi yaitu beton dan tembok.
2. Pemeliharaan elektrik
- Ganti fuse dan elemen pemanas apabila terjadi kerusakan dengan yang baru.
- Ganti filament-filamen yang sudah putus, cara mengetahuinya dengan
menghubungkan ujung-ujung filament denga AVO pada posisi Ohm meter.
3. Quality control
Untuk mengetahui alat medis yang sudah steril ditentuka dengan quality control yaitu
autoclave tape; suatu kertas pembungkus yang akan berubah warnanya pada saat
sterilisasi selesai. Kertas tersebut tidak boleh terkontaminasi dengan udara sekitarnya.
 Sterilization indicator
1. Putih garis-garis pada perubahan tipe hitam ketika kondisi yang sesuai (suhu) telah
terpenuhi.
2. Indicator harus berada di dalam dan di luar paket peralatan
3. Tanggal kadaluarsa harus dicetak pada semua paket peralatan
4. Warna indicator juga termasuk di luar dan dalam peralatan disterilkan dalam paker
kertas.
 Pembelajaran trouble shooting
Kemungkinan kerusakan yang terjadi:
1. Pesawat tidak dapat bekerja sama sekali,
- Periksa apakah ada arus yang masuk ke pesawat atau tidak
- Periksa apakah main switch bekerja atau tidak
- Bila pesawat dilengkapi dengan fuse (sekering) periksa fuse tersebut, apakah
putus atau tidak.
2. Tidak terjadi panas
- Cek tegangan masuk
- Cek elemen
- Cek relay
3. Panas yang terjadi tidak terkontrol
- Periksa termostatnya
- Bila terdapat pengatur panas periksa pula pengatur panas tersebut
 Autoclave SMIC
Sterilisator basah adalah alat yang digunakan untuk proses sterilisasi atau proses
pembunuhan bakteri pada suatu bahan dengan bantuan air.
Prinsip dasarnya adalah pemanasan air yang menggunakan elemen yang dialiri arus listrik
sehingga memanaskan air dan mencapai suhu tertentu. Suhu yang dihasilkan inilah yang
digunakan untuk proses sterilisasi. Umumnya proses ini memanfaatkan panas air itu
sendiri dan memungkinkan juga dengan memanfaatkan hasil uap air contohnya autoclave.
Sterilisator basah biasanya untuk mensterilkan :
- Alat-alat operasi seperti gunting, pisau bedah, pinset, dan lain sebagainya.
- Botol infuse, botol aquades.
- Baju operasi, sarung tangan, tutup kepala, dan lain-lain.
 Prinsip kerja
Prinsip kerja dari sterilisator adalah proses perubahan panas air oleh elemen yang
memanfaatkan perubahan energy listrik menjadi energi panas. Panas akan dinaikan terus
mencapai suhu tertentu dimana suhu tersebut cukup membuat kuman atau bakteri mati.
Tentu saja membutuhkan waktu yang tertentu pula tergantung dari jenis dan kekuatan
bakteri yang mau disterilkan.
 Gambar dan spesifikasi alat
Steriliastor basah 42 cm SMIC, adalah sterilisator uap listrik yang menggunakan media
air untuk mensterilkan alat-alat kedokteran setelah digunakan. Spesifikasi sbb:
1. Material insulator panas dari glass wool, bahan terbaik untuk menyekat panas secara
maksimal, tidak banyak panas yang terbuang.
2. Pengaturan waktu sterilisasi.
3. Control otomatis suhu temeperatur sterilisasi
4. Auto power cut-off,mati secara otomatis
5. Power 220V 6.8A
 Bagian-bagian alat
1. Bagian chasing : bagial luar yang terbuat dari stenlisteel
2. Rak : tempat meletakkan benda yang akan di sterilisasi
3. Saklar ON/OFF : untuk memutus dan menyambungkan arus listrik ke filament
4. Elemen : bahan yang digunakan untuk mengubah energy listrik menjadi panas
5. Fuse : untuk mengamankan alat dari hubungan singkat arus listrik
6. Thermostat : untuk memutus aliran arus listrik ke elemen jika panas yang diinginkan
telah tercapai
7. Kabel power : kabel yang digunakan untuk menyambungkan alat denga jala-jala
listrik
8. Kabel arde : kabel yang digunakan untuk menyambungkan alat dengan grounding
atau pertahan untuk menhindari kebocoran arus listrik
 Blog diagram
 Cara kerja
1. Isikan terlebih dahulu air ke dalam chamber
2. Masukan peralatan yang akan disterilisasi
3. Tancapkan kabel power ke PLN sebagai sumber daya
4. Setting timer untuk menentukan berapa lama waktu sterilasisi (secara manual)
5. On kan switch power untuk memulai proses sterilisasi
6. Thermostat masih dalam keadaan close atau menghubung
7. Arus mengalir ke elemen dan diubah menjadi panas dan akan memanaskan air dalam
chamber
8. Dalam chamber terpasang sensor suhu untuk mengetahui berapa suhu yang akan
terjadi dan dapat dilihat melalui display
9. Setelah suhu dan waktu telah tercapai thermostat akam bekerja dan akan memutus
aliran arus ke elemen dan pemanasan berhenti serta proses terilisasi
 Pemeliharaan
1. Sebelum menggunakan hendaknya periksalah ketinggian air dalam chamber, Pastikan
elemen dalam keadaan terendam penuh
2. Panaskan alat terlebih dahulu sebelum dioperasikan
3. Jangan memasukan perlatan yang mudah meleleh
4. Bersihkan alat secara rutin baik sebelum dan sesudah penggunaan serta tempatkan di
tempatkan di tempat yang agar tidak cepat berkarat
 Kerusakan yang sering terjadi
1. Elemen rusak
2. Thermostat tidak bekerja
3. Chamber berkerak dan terjadi kebocoran
4. Sensor suhu tidak menunjukan suhu yang sesuai
5. Pesawat tidak dapat bekerja sama sekali
6. Periksa apakah ada arus yang masuk ke pesawat atau tidak
7. Perika apakah main switch bekerja atau tidak
8. Bila pesawat dilengkapi dengan fuse (sekering) periksa fuse tersebut, apakah putus
atau tidak
9. Tidak terjadi panas
10. Cek tegangan masuk
11. Cek elemen
12. Cek relay
13. Panas yang terjadi tidak terkontrol
14. Periksa termostatnya
15. Bila terdapat pengatur panas periksa pula pengatur panas tersebut

Anda mungkin juga menyukai