Anda di halaman 1dari 10

BAB I

STERILISASI

1.1. Tujuan Percobaan


- Mengetahui teknik sterilisasi kering dengan Hot Air Oven
- Mengetahui teknik sterilisasi basah dengan autoklaf.
1.2. Tinjauan Pustaka
Sterilisasi adalah teknik memusnahkan semua makhluk hidup organisme, patogen
dan non-patogen, berbentuk spora atau vegetatif yang ada dalam permukaan bahan yang
akan disterilkan (Malhotra, 2022). Dalam bidang mikrobiologi, bahan atau alat yang
dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan steril. Steril adalah tidak didapatkan
mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang dapat merusak media atau
mengganggu kehidupan pada saat proses berlangsung atau sedang dikerjakan. Peralatan
laboratorium yang akan disterilisasi memerlukan bahan pengemas. Kemasan yang
digunakan suatu benda dapat mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan
atau alat yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan,
benturan, dan getaran (Istini, 2020). Pemilihan cara sterilisasi tergantung dari macam
alat dan bahan yang akan disterilisasi, ketahanan terhadap panas, dan bentuk bahan yang
akan disterilkan. Bahan yang disterilkan dapat berupa padat, cair, maupun yang
berbentuk gas. Sterilisasi medium dan alat-alat secara umum dapat dilakukan secara
fisik (pemanasan), kimiawi (antiseptik dan desinfektan), dan biologis (antibiotika).
Terdapat beberapa macam metode sterilisasi, diantaranya:
- Sterilisasi secara Fisik
Mikroorganisme dapat tumbuh pada berbagai temperatur. Pertumbuhannya dapat
dihambat atau dihentikan bila suhu pertumbuhannya diubah. Akan terjadi perubahan
molekul organik yang membuat mikroba mati bila suhu tumbuh maksimumnya
dinaikkan. Sterilisasi panas merupakan metode yang relatif efisien, bisa dengan
pembakaran, pemanasan basah, dan kering
a. Sterilisasi dengan Pembakaran Langsung
Teknik ini merupakan teknik sterilisasi yang tercepat dan efektif. Caranya dengan
membakar peralatan sampai pijar. Biasanya dilakukan pada alat yang terbuat dari

1
2

logam dan kaca yang digunakan untuk penanaman bakteri seperti jarum ose,
tabung reaksi, dan cawan petri (Waluyo, 2010).
b. Sterilisasi Basah
Biasanya dilakukan dengan alat autoklaf yang menggunakan uap air jenuh pada
suhu 121°C selama 15 menit. Penggunaan suhu 121°C itu disebabkan oleh
tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Autoklaf merupakan alat yang
essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi untuk memproduksi produk
steril. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung pada sifat bahan yang
akan disterilkan, tipe wadah, dan volume bahan. Misal akan mensterilkan 1000
buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml medium cair membutuhkan
waktu 10-15 menit pada suhu 121°C, sedangkan jumlah medium yang sama bila
ditempatkan dalam 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan waktu 20-30
menit pada suhu yang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi (Istini, 2020).
c. Sterilisasi Kering
Sterilisasi ini menggunakan udara panas kering. Alat yang akan disterilkan
dimasukkan dalam Hot Air Oven dengan suhu 160-180C. Udara dalam oven
dipanaskan menggunakan gas atau listrik. Waktu yang diperlukan lebih lama dari
panas basah, yakni selama 1-2 jam, karena daya penetrasi panas kering tidak
sebaik panas basah. Hot Air Oven digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas
yang tahan panas seperti cawan petri, pipet, tabung reaksi, dll.
- Sterilisasi secara Kimiawi
Zat kimia dapat menghambat atau mematikan mikroorganisme. Aseptik kimia
biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap. Aseptik yang digunakan yaitu
alkohol 70-90%. Alkohol merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif.
Pemilihan antiseptik tergantung dengan kebutuhan dari tujuan tertentu dan efek yang
dikehendaki (Waluyo, 2018).
Dalam proses sterilisasi secara fisik, ada beberapa alat yang dapat digunakan
dalam pemanasan basah dan kering. Alat-alat yang digunakan yaitu:
- Sterilisasi pemanasan basah menggunakan autoklaf
Autoklaf merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam praktikum dan
penelitian di laboratorium mikrobiologi. Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang
digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap dengan suhu dan
3

tekanan tinggi. Kondisi baik yang digunakan untuk sterilisasi adalah pada temperatur
121C, 15 psi selama kurang lebih 15 menit. Supaya penggunaan autoklaf efektif dan
uap air dapat menembus setiap alat yang disterilkan, autoklaf tidak boleh terlalu
penuh agar uap air benar-benar menembus semua area.

Gambar 1.1. Autoclave


(Winarsih, 2020).
Keterangan:
A. Tutup autoklaf
B. Bagian dalam autoklaf
C. Katup pengaman
D. Tombol power.
- Sterilisasi pemanasan kering menggunakan Hot Air Oven
Hot Air Oven adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan alat gelas yang tahan
terhadap panas dari segala macam kehidupan mikroba tanpa kelembaban. Alat yang
akan disterilisasi harus dibungkus dengan kertas perkamen, kemudian dimasukkan ke
dalam oven dengan suhu 160-180C selama 1-2 jam.

Gambar 1.2. Hot Air Oven


(Andriani, 2016).
Keterangan:
1. Pengatur suhu
2. Pintu Hot air oven
3. Rak.
4

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sterilisasi basah dan kering. Faktor
yang mempengaruhi sterilisasi yaitu konsentrasi bahan, waktu, pH, suhu, asal
mikroorganisme, dan keberadaan bahan lain di luar mikroba. Berikut penjelasan dari
faktor yang mempengaruhi sterilisasi.
- Konsentrasi bahan
Faktor ini dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan membunuh mikroorganisme
apabila mengggunakan bahan yang memiliki konsentrasi tinggi dan rendah
- Waktu
Walaupun menggunakan bahan bakterial dengan dosis yang berlebihan. Tidak semua
mikroba mati dengan seketika, mikroba akan mengalami penurunan jumlah populasi
atau proses kematian secara gradual. Secara umum proses sterilisasi dapat diartikan
sebagai cara membunuh populasi mikroba dalam tenggang waktu yang sesuai
- pH
Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap mikroba. Mikroba memiliki muatan negatif
apabila berpopulasi dalam media kultur dengan pH 7. Meningkatnya pH akan
meningkatkan muatannya yang dapat mempengaruhi konsentrasi efektif pada
mikroba.
- Suhu
Pembunuhan pada bakteri dari suatu bahan akan meningkat dengan meningkatnya
suhu. Setiap peningkatan 10C atau pada suhu rendah akan meningkatkan kematian
dari mikroba sebesar 2 kali
- Asal mikroorganisme
Efektifitas sterilisasi bergantung dengan sifat-sifat yang dimiliki mikroorganisme,
karena faktor ini sebagai salah satu penentu keberhasilan sterilisasi. Spesies dan
kultur fase pertumbuhan mikroba merupakan hal yang terpenting dalam faktor ini.
- Keberadaan bahan lain di luar mikroba
Adanya bahan organik dalam media kultur mikroba dapat mempengaruhi aktivitas
mikroba. Hal ini juga sangat berpengaruh pada saat proses sterilisasi (Ma’at, 2009).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan mikroorganisme terhadap panas,
yaitu lingkungan mikroba yang sedang dihancurkan, materi yang disterilkan, dan tipe
organisme yang akan disterilkan. Berikut penjelasannya:
5

- Lingkungan mikroba yang sedang dihancurkan


Untuk menghancurkan lingkungan mikroba, diperlukan panas lebih banyak dan
harus mencapai mikroba untuk mematikan mikroba yang tertanam dalam bahan
berprotein.
- Materi yang disterilkan
Penggunaan panas akan berbeda untuk bahan atau materi yang berbeda. Penanganan
bahan padat tidak sama dengan bahan cair.
- Tipe organisme yang akan disterilkan
Terdapat beberapa kesulitan dalam melakukan sterilisasi. Hal ini disebabkan oleh
ketahanan setiap mikroorganisme yang berbeda-beda. Misalnya suatu bakteri dalam
bentuk spora. Endospora merupakan bentuk kehidupan paling resisten yang
diketahui. Beberapa endospora dapat bertahan dalam suhu air mendidih dalam waktu
beberapa jam. Endospora tidak memiliki pola standar ketahanan terhadap panas,
karena ketahanan endospora berbeda-beda, tidak hanya dalam satu spesies dengan
jenis yang sama dalam kondisi umur dan pertumbuhan yang berbeda (Waluyo,
2010).
Proses sterilisasi memerlukan indikator sebagai pengontrol yang menjamin alat atau
bahan yang disterilkan benar-benar steril. Berikut jenis jenis indikator yang digunakan:
- Indikator mekanik
Indikator yang merupakan bagian dari instrumen mesin sterilisasi harus bekerja
dengan baik agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, karena memiliki fungsi
sebagai penunjuk suhu, tekanan, waktu, dll. Seperti Gauge, tabel dan indikator suhu,
maupun tekanan yang dapat menunjukkan apakah alat sterilisasi bekerja dengan baik
- Indikator kimia
Indikator yang digunakan sebagai penanda terjadinya paparan sterilisasi pada objek
yang disterilkan, Indikator kimia memberikan informasi bahwa kondisi steril telah
tercapai dengan adanya perubahan warna pada indikator yang digunakan. Indikator
ini memiliki berbagai bentuk (strip, Tape, kartu, Vial) contohnya Autoclave Tape 3M
- Indikator biologi
Indikator yang berisi persediaan sejumlah populasi mikroorganisme spesifik dalam
bentuk spora yang paling resisten terhadap beberapa parameter yang terkontrol dan
6

terukur pada suatu proses sterilisasi. Indikator ini digunakan sebagai penunjuk bahwa
sterilisasi telah tercapai (Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi, 2009).
Tujuan dari proses sterilisasi adalah menjaga kebersihan supaya peralatan dan
media terbebas dari kontaminasi mikroorganisme berbahaya yang tidak diinginkan.
Sterilisasi juga dapat menjadi jaminan bahwa suatu alat, media, maupun produk sudah
bersih, steril, dan aman digunakan (Istini, 2020).
Pengaplikasian proses sterilisasi pada bidang industri pangan dan dalam dunia medis,
diantaranya yaitu:
- Dalam bidang medis, sterilisasi merupakan proses dengan metode tertentu yang
dapat memberikan hasil yaitu meniadakan atau menghilangkan mikroorganisme.
Metode sterilisasi tergantung dengan keadaan serta kebutuhan setempat. Semua alat
kesehatan yang digunakan secara kontak langsung dapat menjadi sumber infeksi atau
penyebaran penyakit, dengan itu alat atau barang yang digunakan harus steril untuk
mengurangi penyebaran saat proses pelayanan kesehatan (Raudah, 2017)
- Dalam bidang industri pangan, pengalengan makanan adalah salah satu cara untuk
mengawetkan bahan pangan. Pengalengan ini dikemas dengan sangat rapat hingga
tidak dapat ditembus oleh tekanan udara, air, dan mikroba. Hal-hal yang terjaga
dengan mengalengkan makanan diantaranya perubahan kadar air, cita rasa, dan
oksidasi yang menyebabkan busuknya makanan. Pengalengan dapat diterapkan pada
semua makanan. Pengalengan ini menggunakan proses sterilisasi, karena merupakan
cara yang paling efektif untuk mematikan mikroba tanpa merubah kualitas produk
yang dihasilkan. Akan tetapi, sterilisasi dapat mengurangi zat gizi dan kualitas
makanan (Nurkhitmat, 2014).
1.3. Tinjauan Bahan
- Aquadest
- Rumus Kimia : H2O
- Bau : Tidak berbau
- Bentuk : Cair
- Berat Molekul : 18,02 g/mol
- Densitas : 1,00 g/cm3
- pH : Netral
- Titik didih/ rentang didih : 100C
7

- Titik lebur : 0C


- Warna : Tidak bewarna
1.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- Autoklaf - Aquadest
- Beakerglass - Isolasi
- Cawan petri - Karet
- Hot Air Oven - Kertas perkamen
- Pipet ukur - Media
- Spatula L
- Plastik
- Staples
- Sabun
- Tabung durham
- Tissue atau lap bersih
- Tabung reaksi
1.5. Prosedur Percobaan
A. Sterilisasi Kering
- Mencuci alat yang akan disterilisasi dengan air dan sabun
- Mengeringkan alat alat yang sudah dicuci dengan lap bersih atau Tissue
- Membungkus alat alat yang akan disterilkan dalam Hot Air Oven dengan kertas
perkamen. Bagian kertas yang berlapis lilin berada di luar kemudian rapatkan
dengan staples
- Memasukkan peralatan dalam Hot Air Oven selama 2 jam pada suhu 180C
- Mengeluarkan alat dari Hot Air Oven, kertas perkamen tidak dibuka sampai
alat digunakan.
B. Sterilisasi Basah
- Menuangkan media atau bahan yang akan disterilisasikan ke dalam
Beakerglass ataupun ke dalam Erlenmeyer
- Menutup Beakerglass dengan plastik dan merapatkannya dengan karet atau
isolasi
- Memasukkan Beakerglass ke dalam autoklaf pada suhu 121C selama 20 menit
- Mengeluarkan Beakerglass dari autoklaf dan mendinginkannya
- Menyimpan media atau bahan ke dalam lemari es hingga media atau bahan
akan digunakan.
8

1.6. Data Pengamatan


A. Sterilisasi Kering
Tabel 1.1. Data Pengamatan Sterilisasi Kering
Sebelum di Sterilisasi Setelah di Sterilisasi
Kondisi alat yang belum dicuci Kondisi alat setelah dicuci
- Kotor (berdebu) - Bersih (bebas debu)
- Berkerak - Terdapat air
Kondisi alat sebelum di sterilisasi Kondisi alat setelah di sterilisasi
- Bersih - Bersih
- Belum steril - Steril
- Tidak berdebu - Tidak mengandung air
B. Sterilisasi Basah
Tabel 1.2. Data Pengamatan Sterilisasi Basah
No Pengamatan Awal Pengamatan Akhir
Keadaan media sebelum Keadaan media sesudah sterilisasi
disterilisasi
Kaldu Nutrisi
Warna : Kuning kecoklatan Warna : Kekuningan

Bau : Kaldu daging Bau : Tidak berbau

Kondisi : Berserat, cair, Kondisi : Cair, steril

berminyak
Nutrisi Agar
Warna : Kekuningan Warna : Putih kekuningan keruh
Bau : Agar-agar Bau : Tidak berbau
Kondisi : Caitr, belum steril Kondisi : Cair, steril, padat ketika
didinginkan
KFL (Kaldu Fermentasi Laktosa)
Warna : Kuning kecoklatan Warna : Kekuningan
Bau : Kaldu daging Bau : Kaldu daging
Kondisi : Cair, belum steril Kondisi : Cair, steril
9

1.7. Pembahasan
A. Sterilisasi Kering
- Pertama, melakukan pencucian alat menggunakan air dan sabun yang bertujuan
untuk membersihkan alat dari debu, kotoran, menghilangkan kerak yang
menempel pada alat
- Kedua, mengeringkan alat menggunakan lap atau tissue tujuannya agar alat
yang akan disterilisasi kering, jika tidak kering akan menimbulkan kerak coklat
pada alat
- Ketiga, membungkus alat yang akan disterilisasi menggunakan kertas
perkamen dengan bagian lilin di luar yang bertujuan untuk menghindari
terjadinya alat terkontaminasi dengan mikroba yang tidak diinginkan dan
mengurangi resiko terjadinya alat pecah
- Kemudian, mensterilkan alat yang sudah terbungkus kertas perkamen
menggunakan Hot Air Oven pada suhu 180C selama 2 jam. Hal ini dilakukan
untuk membunuh mikroba pada alat. Terakhir, alat dikeluarkan dari Hot Air
Oven, lalu menyimpannya di tempat yang steril. Kertas perkamen tidak boleh
dibuka jika tidak ingin digunakan untuk menjaga kesterilan alat.
B. Sterilisas Basah
- Pertama, menuangkan atau memindahkan media yang sudah dibuat ke dalam
Beakerglass untuk di sterilisasi
- Kedua, menutup Beakerglass menggunakan plastik dan merapatkannya dengan
karet dan isolasi agar tidak ada udara yang masuk ke dalam Beakerglass
- Ketiga, mengecek Aquadest yang berada dalam autoklaf untuk mencegah hal
yang tidak diinginkan seperti kekurangan atau kelebihan Aquadest.
Kekurangan aquadest dapat menyebabkan rusaknya media saat disterilisasi.
Begitu juga dengan kelebihan Aquadest yang beresiko meledaknya autoklaf
karena tekanan uap yang berlebihan
- Keempat, memasukkan Beakerglass yang berisi media ke dalam autoklaf pada
suhu 121C selama 20 menit, tujuannya agar media benar-benar steril.
Kemudian, jika proses sudah selesai, mematikan kompor yang terhubung
10

dengan autoklaf dan membuang tekanan di dalam autoklaf, lalu mengeluarkan


media
- Terakhir, menyimpan media dalam lemari es dan tidak membuka plastik jika
tidak digunakan, agar media tetap steril.
1.8. Kesimpulan
- Sterilisasi kering menggunakan Hot Air Oven dengan suhu 180C selama 120
menit. Sterilisasi ini dapat membuat alat atau Glassware yang disterilisasi
menjadi bersih dan steril atau bebas dari kontaminasi mikroorganisme
- Sterilisasi basah menggunakan autoklaf dengan suhu 121C selama 20 menit.
Sterilisasi ini dapat membuat media yang digunakan sebagai tempat
pertumbuhan mikroba menjadi steril dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai