STERILISASI
1
2
logam dan kaca yang digunakan untuk penanaman bakteri seperti jarum ose,
tabung reaksi, dan cawan petri (Waluyo, 2010).
b. Sterilisasi Basah
Biasanya dilakukan dengan alat autoklaf yang menggunakan uap air jenuh pada
suhu 121°C selama 15 menit. Penggunaan suhu 121°C itu disebabkan oleh
tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Autoklaf merupakan alat yang
essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi untuk memproduksi produk
steril. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung pada sifat bahan yang
akan disterilkan, tipe wadah, dan volume bahan. Misal akan mensterilkan 1000
buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml medium cair membutuhkan
waktu 10-15 menit pada suhu 121°C, sedangkan jumlah medium yang sama bila
ditempatkan dalam 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan waktu 20-30
menit pada suhu yang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi (Istini, 2020).
c. Sterilisasi Kering
Sterilisasi ini menggunakan udara panas kering. Alat yang akan disterilkan
dimasukkan dalam Hot Air Oven dengan suhu 160-180C. Udara dalam oven
dipanaskan menggunakan gas atau listrik. Waktu yang diperlukan lebih lama dari
panas basah, yakni selama 1-2 jam, karena daya penetrasi panas kering tidak
sebaik panas basah. Hot Air Oven digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas
yang tahan panas seperti cawan petri, pipet, tabung reaksi, dll.
- Sterilisasi secara Kimiawi
Zat kimia dapat menghambat atau mematikan mikroorganisme. Aseptik kimia
biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap. Aseptik yang digunakan yaitu
alkohol 70-90%. Alkohol merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif.
Pemilihan antiseptik tergantung dengan kebutuhan dari tujuan tertentu dan efek yang
dikehendaki (Waluyo, 2018).
Dalam proses sterilisasi secara fisik, ada beberapa alat yang dapat digunakan
dalam pemanasan basah dan kering. Alat-alat yang digunakan yaitu:
- Sterilisasi pemanasan basah menggunakan autoklaf
Autoklaf merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam praktikum dan
penelitian di laboratorium mikrobiologi. Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang
digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap dengan suhu dan
3
tekanan tinggi. Kondisi baik yang digunakan untuk sterilisasi adalah pada temperatur
121C, 15 psi selama kurang lebih 15 menit. Supaya penggunaan autoklaf efektif dan
uap air dapat menembus setiap alat yang disterilkan, autoklaf tidak boleh terlalu
penuh agar uap air benar-benar menembus semua area.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sterilisasi basah dan kering. Faktor
yang mempengaruhi sterilisasi yaitu konsentrasi bahan, waktu, pH, suhu, asal
mikroorganisme, dan keberadaan bahan lain di luar mikroba. Berikut penjelasan dari
faktor yang mempengaruhi sterilisasi.
- Konsentrasi bahan
Faktor ini dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan membunuh mikroorganisme
apabila mengggunakan bahan yang memiliki konsentrasi tinggi dan rendah
- Waktu
Walaupun menggunakan bahan bakterial dengan dosis yang berlebihan. Tidak semua
mikroba mati dengan seketika, mikroba akan mengalami penurunan jumlah populasi
atau proses kematian secara gradual. Secara umum proses sterilisasi dapat diartikan
sebagai cara membunuh populasi mikroba dalam tenggang waktu yang sesuai
- pH
Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap mikroba. Mikroba memiliki muatan negatif
apabila berpopulasi dalam media kultur dengan pH 7. Meningkatnya pH akan
meningkatkan muatannya yang dapat mempengaruhi konsentrasi efektif pada
mikroba.
- Suhu
Pembunuhan pada bakteri dari suatu bahan akan meningkat dengan meningkatnya
suhu. Setiap peningkatan 10C atau pada suhu rendah akan meningkatkan kematian
dari mikroba sebesar 2 kali
- Asal mikroorganisme
Efektifitas sterilisasi bergantung dengan sifat-sifat yang dimiliki mikroorganisme,
karena faktor ini sebagai salah satu penentu keberhasilan sterilisasi. Spesies dan
kultur fase pertumbuhan mikroba merupakan hal yang terpenting dalam faktor ini.
- Keberadaan bahan lain di luar mikroba
Adanya bahan organik dalam media kultur mikroba dapat mempengaruhi aktivitas
mikroba. Hal ini juga sangat berpengaruh pada saat proses sterilisasi (Ma’at, 2009).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan mikroorganisme terhadap panas,
yaitu lingkungan mikroba yang sedang dihancurkan, materi yang disterilkan, dan tipe
organisme yang akan disterilkan. Berikut penjelasannya:
5
terukur pada suatu proses sterilisasi. Indikator ini digunakan sebagai penunjuk bahwa
sterilisasi telah tercapai (Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi, 2009).
Tujuan dari proses sterilisasi adalah menjaga kebersihan supaya peralatan dan
media terbebas dari kontaminasi mikroorganisme berbahaya yang tidak diinginkan.
Sterilisasi juga dapat menjadi jaminan bahwa suatu alat, media, maupun produk sudah
bersih, steril, dan aman digunakan (Istini, 2020).
Pengaplikasian proses sterilisasi pada bidang industri pangan dan dalam dunia medis,
diantaranya yaitu:
- Dalam bidang medis, sterilisasi merupakan proses dengan metode tertentu yang
dapat memberikan hasil yaitu meniadakan atau menghilangkan mikroorganisme.
Metode sterilisasi tergantung dengan keadaan serta kebutuhan setempat. Semua alat
kesehatan yang digunakan secara kontak langsung dapat menjadi sumber infeksi atau
penyebaran penyakit, dengan itu alat atau barang yang digunakan harus steril untuk
mengurangi penyebaran saat proses pelayanan kesehatan (Raudah, 2017)
- Dalam bidang industri pangan, pengalengan makanan adalah salah satu cara untuk
mengawetkan bahan pangan. Pengalengan ini dikemas dengan sangat rapat hingga
tidak dapat ditembus oleh tekanan udara, air, dan mikroba. Hal-hal yang terjaga
dengan mengalengkan makanan diantaranya perubahan kadar air, cita rasa, dan
oksidasi yang menyebabkan busuknya makanan. Pengalengan dapat diterapkan pada
semua makanan. Pengalengan ini menggunakan proses sterilisasi, karena merupakan
cara yang paling efektif untuk mematikan mikroba tanpa merubah kualitas produk
yang dihasilkan. Akan tetapi, sterilisasi dapat mengurangi zat gizi dan kualitas
makanan (Nurkhitmat, 2014).
1.3. Tinjauan Bahan
- Aquadest
- Rumus Kimia : H2O
- Bau : Tidak berbau
- Bentuk : Cair
- Berat Molekul : 18,02 g/mol
- Densitas : 1,00 g/cm3
- pH : Netral
- Titik didih/ rentang didih : 100C
7
berminyak
Nutrisi Agar
Warna : Kekuningan Warna : Putih kekuningan keruh
Bau : Agar-agar Bau : Tidak berbau
Kondisi : Caitr, belum steril Kondisi : Cair, steril, padat ketika
didinginkan
KFL (Kaldu Fermentasi Laktosa)
Warna : Kuning kecoklatan Warna : Kekuningan
Bau : Kaldu daging Bau : Kaldu daging
Kondisi : Cair, belum steril Kondisi : Cair, steril
9
1.7. Pembahasan
A. Sterilisasi Kering
- Pertama, melakukan pencucian alat menggunakan air dan sabun yang bertujuan
untuk membersihkan alat dari debu, kotoran, menghilangkan kerak yang
menempel pada alat
- Kedua, mengeringkan alat menggunakan lap atau tissue tujuannya agar alat
yang akan disterilisasi kering, jika tidak kering akan menimbulkan kerak coklat
pada alat
- Ketiga, membungkus alat yang akan disterilisasi menggunakan kertas
perkamen dengan bagian lilin di luar yang bertujuan untuk menghindari
terjadinya alat terkontaminasi dengan mikroba yang tidak diinginkan dan
mengurangi resiko terjadinya alat pecah
- Kemudian, mensterilkan alat yang sudah terbungkus kertas perkamen
menggunakan Hot Air Oven pada suhu 180C selama 2 jam. Hal ini dilakukan
untuk membunuh mikroba pada alat. Terakhir, alat dikeluarkan dari Hot Air
Oven, lalu menyimpannya di tempat yang steril. Kertas perkamen tidak boleh
dibuka jika tidak ingin digunakan untuk menjaga kesterilan alat.
B. Sterilisas Basah
- Pertama, menuangkan atau memindahkan media yang sudah dibuat ke dalam
Beakerglass untuk di sterilisasi
- Kedua, menutup Beakerglass menggunakan plastik dan merapatkannya dengan
karet dan isolasi agar tidak ada udara yang masuk ke dalam Beakerglass
- Ketiga, mengecek Aquadest yang berada dalam autoklaf untuk mencegah hal
yang tidak diinginkan seperti kekurangan atau kelebihan Aquadest.
Kekurangan aquadest dapat menyebabkan rusaknya media saat disterilisasi.
Begitu juga dengan kelebihan Aquadest yang beresiko meledaknya autoklaf
karena tekanan uap yang berlebihan
- Keempat, memasukkan Beakerglass yang berisi media ke dalam autoklaf pada
suhu 121C selama 20 menit, tujuannya agar media benar-benar steril.
Kemudian, jika proses sudah selesai, mematikan kompor yang terhubung
10