OLEH :
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi
untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini
juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen
atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan
cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara
lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi
ionnisasi.
B. METODE STERILISASI
1. Sterilisasi secara fisik
a. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan
mengalami dehidrasi sampai kering dan selanjutnya teroksidasi
oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya
mati. Digunakan pada benda atau bahan yang tidak mudah menjadi
rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada suhu
tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak efektif
untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak
mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin,
wax, dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini
efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Contohnya
alat ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat
harus dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah tertututp
untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
b. Pemanasan basah
-Penguraian gula
-Degradasi vitamin dan asam-asam amino
-Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
-Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar
2) Pemijaran
Dengan cara membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dan sebagainya.
4) Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus.
Bahan yang mengandung air dan tidak tahan
tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan
dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan
dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan
bahan yang berpati disterilkan pada suhu bertekanan
pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai
merupakan proses memanaskan medium atau
larutan menggunakan uap selama 1 jam setiap hari
selama 3 hari berturut- turut
5) Pasteurisasi
Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu
(650C selama 30’ atau 720C selama 15’ untuk
membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.
6) Sterilisasi secara Kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik
kimia. Pemilihan antiseptik terutama tergantung
pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek
yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa
beberapa senyawa bersifat iritatif, dam kepekaan
kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di
pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa
klorin, yodium), alkohol, fenol, hydrogen peroksida,
zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin,
deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap
formaldehid ataupun beta-propilakton (Volk, 1993)
7) Sterilisasi secara Mekanik
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan
penyaringan. Penyaringan dengan mengalirkan gas
atau cairan melalui suatu bahan penyaring.
Ketika melakukan sterilisasi, baik itu ruangan atau alat yang digunakan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut ini:
4. Semua yang telah disterilkan harus aman dari mikroorganisme yang masih
hidup.
Jika sudah mengetahui syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan sterilisasi,
hanya tinggal menjalankan dengan hati-hati. Tata cara pelaksanaan sterilisasi alat
kesehatan rumah sakit adalah sebagi berikut:
1. Ruang operasi yang sudah selesai digunakan harus dilakukan disinfeksi dan
juga sterilisasi hingga aman jika digunakan pada operasi berikutnya.
2. Bahan dan instrument medis yang akan disterilisasi harus dipersiapkan dengan
benar.
3. Indikasi yang kuat untuk tindakan sterilisasi adalah semua peralatan medis atau
peralatan perawatan dimana yang dimasukkan dalam jaringan tubuh, sistem
vaskuler, yang mennyentuh selaput lendir harus selalu dalam keadaan steril
sebelum digunakan. Selain itu semua, peralatan operasi juga harus dalam
keadaan steril sebelum digunakan lagi. Ketika selesai digunakan Alat kesehatan
yang mengandung jaringan tubuh atau darah harus disterilkan.
5. Peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada ruang khusus yang
sebelumnya telah dikemas. Penempatan peralatan steril sebaiknya pada suhu 18
derajat celcius hingga 22 derajat celcius dengan kelembaban 35% hingga 75%.
Dalam melakukan sterilisasi alat kesehatan rumah sakit terdapat beberapa metode
yang bisa dilakukan, berikt ini metode tersebut:
1. Pemanasan Kering
Sterilisasi yang dilakukan dengan pemanasan secara kering. Jika temperature yang
digunakan kurang tinggi, cara ini cenderung kurang efektif.
Sterilisasi dengan pemanasan kering ini akan efektif jika temperature yang
digunakan mencapai 160 derajat celcius sampai dengan 180 derajat celcius. Sterilisasi
menggunakan sistem pemanasan kering tidak dianjurkan untuk peralatan seperti atau
gunting. Hal ini dikarenakan bisa mempengaruhi ketajaman dari alat tersebut.
a. Radiasi
Suhu pada saat air mendidih adalah 100 derajat celcius, dimana suhu
tersebut dapat membunuh beberapa organisme berspora dalam waktu 10 menit saja.
Benda yang akan disterilkan dengan metode ini ditaruh diatas air mendidih, namun
tidak mengenai air secara langsung.
d. Pembakaran langsung
STERILISASI UAP