Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL KDTK

STERILISASI ALAT KESEHATAN

OLEH :

Nama : Ni Luh Made Yuli Setyari Putri


No absen : 18
Kelas : XI P.1

SMK Kesehatan Sanjiwani Gianyar


Tahun Ajaran 2019/2020
A. PENGERTIAN STERILISASI

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi
untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini
juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen
atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan
cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara
lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi
ionnisasi.

B. METODE STERILISASI
1. Sterilisasi secara fisik

Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan


kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara
membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Berikut penjelasan
mengenai cara membunuh mikroorganisme :

a. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan
mengalami dehidrasi sampai kering dan selanjutnya teroksidasi
oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya
mati. Digunakan pada benda atau bahan yang tidak mudah menjadi
rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada suhu
tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak efektif
untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak
mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin,
wax, dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini
efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Contohnya
alat ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat
harus dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah tertututp
untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
b. Pemanasan basah

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi


protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh
mikroba. Sterilisasi uap dilakukan menggunakan autoklaf dengan
prinsipnya memakai uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya.
Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan yang biasa digunakan
antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya
sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air
disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung
dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama
akan menyebabkan :

-Penguraian gula
-Degradasi vitamin dan asam-asam amino
-Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
-Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar

Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak


pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan jika tidak ada
kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas
adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial
dari organisme tersebut.

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi


sediaan farmasi dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur
yang dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air, larutan
dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup
karet dan plastic serta media untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh
pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk
vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat
menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.

c. Pemanasan dengan Bakterisida


Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang
tidak stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan
obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi
intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan
bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 oC
selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air.
Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002
% fenil merkuri nitrat dan 0,2% klorokresol.
1) Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum
spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darurat.
Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme
tetapi tidak sporanya.

2) Pemijaran
Dengan cara membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dan sebagainya.

3) Sterilisasi dengan radiasi


Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel
dengan langsung mengenai DNA dari inti sel
sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan
untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka
terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi
yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik
(sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan
β). Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan
atau produk dan alat-alat medis yang peka terhadap
panas (termolabil).

4) Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus.
Bahan yang mengandung air dan tidak tahan
tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan
dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan
dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan
bahan yang berpati disterilkan pada suhu bertekanan
pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai
merupakan proses memanaskan medium atau
larutan menggunakan uap selama 1 jam setiap hari
selama 3 hari berturut- turut

5) Pasteurisasi
Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu
(650C selama 30’ atau 720C selama 15’ untuk
membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.
6) Sterilisasi secara Kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik
kimia. Pemilihan antiseptik terutama tergantung
pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek
yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa
beberapa senyawa bersifat iritatif, dam kepekaan
kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di
pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa
klorin, yodium), alkohol, fenol, hydrogen peroksida,
zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin,
deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap
formaldehid ataupun beta-propilakton (Volk, 1993)
7) Sterilisasi secara Mekanik
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan
penyaringan. Penyaringan dengan mengalirkan gas
atau cairan melalui suatu bahan penyaring.

C. PENGUNAAN ALAT STERILISASI

Ketika melakukan sterilisasi, baik itu ruangan atau alat yang digunakan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut ini:

1. Desinfektan yang digunakan untuk sterilisasi haruslah merupakan bahan yang


ramah lingkungan.

2. Saat melakukan sterilisasi petugas harus menggunakan alat pelindung dan


menguasai cara sterilisasi yang aman.

3. Sterilisasi peralatan yang digunakan untuk perawatan fisik pasien dipanaskan


pada suhu 121 derajat Celsius selama 30 menit, atau sesuai dengan petunjuk
dalam sterilisasi alat yang digunakan.

4. Semua yang telah disterilkan harus aman dari mikroorganisme yang masih
hidup.

Jika sudah mengetahui syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan sterilisasi,
hanya tinggal menjalankan dengan hati-hati. Tata cara pelaksanaan sterilisasi alat
kesehatan rumah sakit adalah sebagi berikut:

1. Ruang operasi yang sudah selesai digunakan harus dilakukan disinfeksi dan
juga sterilisasi hingga aman jika digunakan pada operasi berikutnya.

2. Bahan dan instrument medis yang akan disterilisasi harus dipersiapkan dengan
benar.
3. Indikasi yang kuat untuk tindakan sterilisasi adalah semua peralatan medis atau
peralatan perawatan dimana yang dimasukkan dalam jaringan tubuh, sistem
vaskuler, yang mennyentuh selaput lendir harus selalu dalam keadaan steril
sebelum digunakan. Selain itu semua, peralatan operasi juga harus dalam
keadaan steril sebelum digunakan lagi. Ketika selesai digunakan Alat kesehatan
yang mengandung jaringan tubuh atau darah harus disterilkan.

4. Setiap alat kesehatan yang mengalami perubahan konsidisi fisik ketika


dibersihkan, didisinfeksi atau disterilkan tidak boleh digunakan kembali.
Sebaiknya hindari proses berulang yang bisa menyebabkan toxin dan
efektivitas.

5. Peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada ruang khusus yang
sebelumnya telah dikemas. Penempatan peralatan steril sebaiknya pada suhu 18
derajat celcius hingga 22 derajat celcius dengan kelembaban 35% hingga 75%.

Dalam melakukan sterilisasi alat kesehatan rumah sakit terdapat beberapa metode
yang bisa dilakukan, berikt ini metode tersebut:

1. Pemanasan Kering

Sterilisasi yang dilakukan dengan pemanasan secara kering. Jika temperature yang
digunakan kurang tinggi, cara ini cenderung kurang efektif.

Sterilisasi dengan pemanasan kering ini akan efektif jika temperature yang
digunakan mencapai 160 derajat celcius sampai dengan 180 derajat celcius. Sterilisasi
menggunakan sistem pemanasan kering tidak dianjurkan untuk peralatan seperti atau
gunting. Hal ini dikarenakan bisa mempengaruhi ketajaman dari alat tersebut.
a. Radiasi

Sterilisasi dilakukan dengan memanfaatkan radiasi. Radiasi yang biasa


digunakan adalah ultraviolet atau sinar-x. Radiasi yang dihasilkan baik itu oleh
ultraviolet atau sinar-x akan membuat mikroorganisme yang tumbuh akan mati.

b. Pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan

Suhu pada saat air mendidih adalah 100 derajat celcius, dimana suhu
tersebut dapat membunuh beberapa organisme berspora dalam waktu 10 menit saja.
Benda yang akan disterilkan dengan metode ini ditaruh diatas air mendidih, namun
tidak mengenai air secara langsung.

c. Pemanasan secara terputus-putus

Metode sterilisasi ini dilakukan dengan terputus-putus, dimana benda yang


disterilkan tidak hanya dalam sekali proses selesai.

d. Pembakaran langsung

Metode sterilisasi ini dilakukan dengan membakar benda yang akan


disterilkan secara langsung.
D. GAMBAR ALAT TERILISASI

PEMANASAN BASAH STERILISASI SECARA FISIKA

STERILISASI SECARA BASAH STERILISASI DENGAN SINAR UAP

STERILISASI UAP

Anda mungkin juga menyukai