Anda di halaman 1dari 11

Nama : Herman Supratiyo

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul DASAR-DASAR KIMIA ANALISIS
Judul Kegiatan 1. Analisisi Kualitatif dan Kuantitatif Klasik (Gravimetri, Volumetri)
Belajar (KB) 2. Elektrometri
3. Spektrofotometri
4. Kromatografi
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Daftar peta KB 1. Analisisi Kualitatif dan Kuantitatif Klasik (Gravimetri, Volumetri)
konsep Peta Konsep
(istilah dan
definisi) di
modul ini
1. Analisis Kualitatif
Analisi untuk menentukan macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang
dianalisis dengan mempergunakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifa
kimianya.
a. Analisis Kualitatif Berdasarkan Sifat Fisis
1) Analisis Pendahuluan
a) Pengamatan terhadap warna, bau, serta bentuk/wujud sampel
b) Tes kelarutan
c) Tes keasaman larutan
d) Pemanasan zat pada pipa pijar
• Perubahan warna
• Melumer
• Menyublim
• Keluar uap air atau gas
e) Tes nyala
2) Analisis Sifat Fisis
a) Penentuan Titik Leleh
b) Pengamatan Bentuk Kistal
c) Indeks bias
d) Penentuan Titik Didih
e) Penentuan Sifat Keasaman dan Kebasaan Sampel
b. Analisis Kualitatif Kation dan Anion
1) Analisis Kation; Berdasarkan Sistem H2S (Metode analisis sistem H2S
didasarkan atas pengendapan sulfida dalam larutan dengan pH tertentu.
a) Golongan I
b) Golongan II
c) Golongan III
d) Golongan IV
e) Golongan V (Golongan sisa)
2) Analisis anion; Analisis anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari
zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda (ES). Fungsi larutan e
logam berat
dan untuk mempertinggi kelarutan anion. Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cu
10 menit, lalu disaring.
a. Analisis terhadap ion-ion preduksi
b. Analisis terhadap ion-ion pengoksidasi
2. Analisis Kuantitatif Klasik
Analisis secara kuantitatif (analisis penetapan kadar), dilakukan untuk menentukan
jumlah zat yang terkandung di dalam suatu sampel
a. Analisis Gravimetri
Teknik gravimetri merupakan suatu teknik analisis yang didasarkan atas pengukuran
massa.
1. Secara konvensional
- Metode pengendapan, analit dipisahkan dari larutan sampel sebagai endapan dan
diubah menjadi senyawa yang diketahui komposisinya dan dapat ditimbang.
- Metode penguapan, analit dipisahkan dari konstituen lain dalam sampel dengan
diubah menjadi gas yang diketahui komposisinya.
- Gravimetri Partikulat, analit dipisahkan dari matrik dengan penyaringan atau
ekstraksi.
2. secara instrumental
- Elektrogravimetri, sampel yang akan dianalisis ditempatkan di dalam sel
elektrolisa. Setelah dilakukan elektrolisis, hasilnya berupa deposit logam pada
katoda dan selanjutnya ditimbang
- Termogravimetri, metode untuk menentukan produk dari dekomposisi
termal untuk memantau massa sampel sebagai fungsi temperatur sehingga
perubahan massa setiap saat dapat disajikan dalam sebuah grafik.
1) Metode Gravimetri dengan Pengendapan
2) Mendapatkan partikel endapan yang mudah disaring
3) Mekanisme Pembentukkan Endapan
4) Tahapan pekerjaan analisis gravimetri
5) Penentuan Ni dengan pengendap DMG (dimetil glioksima)
6) Perhitungan Gravimetri
b. Analisis Volumetri
Teknik volumetri (titrimetri) merupakan suatu teknik analisis yang didasarkan atas
pengukuran volume larutan.
1) Titrasi Asam Basa (Asidi-alkalimetri)
Asidi-alkalimetri berdasarkan pada reaksi asam dan basa atau prinsip netralisasi.
a) Titrasi Asam Kuat Basa Kuat
b) Titrasi Asam Lemah Basa Kuat
2) Titrasi Redoks (Oksidimetri)
Titrasi redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu
reduktor atau sebaliknya
• Titrasi dengan larutan standar oksidator kuat, misalnya MnO4-, Cr2O72-, Ce4+
dalam larutan asam, serta I2 dalam larutan I. Titrasi ini biasanya digunakan
untuk larutan yang mudah dioksidasi.
• Titrasi dengan reduktor, misalnya Fe2+ dan HAsO2 (H3AsO3). Titrasi ini
digunakan untuk larutan yang bersifat oksidator kuat.
• Titrasi secara tidak langsung, misalnya iodometri. Titrasi ini digunakan untuk
larutan yang bersifat oksidator.
Dalam titrasi redoks, titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan beberapa cara, yaitu:
• Mengikuti titrasi secara Potensiometri
• Titran bertindak sebagai auto-indikator
• Indikator spesifik
• Indikator Redoks
a) Permanganometri
Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan KMnO4 (kalium
permanganat) sebagai titran.
b) Titrasi Iodo-Iodimetri
Iodin adalah oksidator yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat,
dan kalium dikromat. Ion iodida adalah reduktor yang kuat, lebih kuat dari pada
ion Fe (II). Dalam titrasi iodometri, iodin digunakan sebagai zat pengoksidasi,
sedangkan dalam titrasi iodometri, ion iodida dipergunakan sebagai zat pereduksi
• Iodimetri (Cara langsung)
Cara langsung (iodimetri) adalah titrasi yang dilakukan langsung dengan
larutan standar iodium sebagai pengoksidasi, dilakukan dalam suasana netral atau
sedikit asam.
• Iodometri (Cara tidak langsung)
Pada iodometri zat yang akan ditentukan direaksikan dengan ion iodida
berlebih biasanya digunakan KI berlebih.
3) Titrasi Pengendapan (Argentometri)
a) Metode penentuan titik akhir titrasi
• Cara Mohr
Dalam metode Mohr ion kromat bertindak sebagai indikator yang banyak
digunakan untuk titrasi argentometri ion klorida dan bromida. Titik akhir
titrasi dalam metoda ini ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata
dari perak kromat, Ag2CrO4.
• Cara Volhard
Metoda Volhard menggunakan larutan standar ion tiosianat untuk mentitrasi ion
• Cara Fajans
Bertindak sebagai indikator dalam metoda Fajans adalah suatu senyawa
organik yang dapat diserap pada permukaan endapan yang terbentuk selama titra
indikator ini dikenal sebagai indikator-adsorbsi.

b) Kurva Titrasi Argentometri


- Sebelum penambahan titran
- Penambahan AgNO3 sebelum titik ekivalen
- Pada titik ekivalen
- Setelah titik ekivalen

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi pendeteksian titik akhir titrasi


- Konsentrasi
- Kelarutan

4) Titrasi Pengompleksan (Kompleksometri)


Kompleksometri adalah analisis volumetri yang melibatkan pembentukkan
kompleks yang stabil pada reaksi antara titrat (analit) dengan titran. Ion kompleks
adalah agregat bermuatan poliatomik terdiri dari ion logam yang bermuatan positif
dikombinasikan dengan ligan (molekul netral atau ion negatif).

a) Titrasi yang melibatkan ligan monodentat


• Titrasi sianida dengan ion perak (Metode Liebig)
• Titrasi ion logam dengan EDTA
b) Kompleks EDTA dengan Logam
c) Teknik dan Kegunaan Titrasi dengan EDTA
• Titrasi Langsung
• Titrasi kembali
• Titrasi Substitusi
d) Kurva Titrasi
• Sebelum penambahan titran
• Sebelum titik ekivalen
• Pada titik ekivalen
• Setelah titik ekivalen
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurva Titrasi
• pH Larutan
• Harga Kf
Indikator ion logam
• Ikatan zat warna dengan ion logam harus lebih lemah daripada ikatan
Ion logam dengan EDTA.
• Perubahan warna harus mudah diamati mata.
• Reaksi warna harus spesifik atau selektif.
• Harus ada perbedaan jelas antara warna indikator dan warna kompleks
indikator logam
KB 2. Elektrometri
Peta Konsep

1. Prinsip Dasar Metode Analisis secara Potensiometri


Potensiometri mempelajari hubungan antara konsentrasi larutan dengan harga potensial
listrik dari suatu sel elektrokimia di antara dua elektroda. Analisis secara potensiometri
memerlukan elektroda pembanding (reference electrode), elektroda indikator/kerja
(indicator/work electrode), dan alat ukur potensial listrik (voltmeter).
a. Elektroda pembanding
Elektroda pembanding merupakan suatu elektroda yang memiliki harga potensial
tetap, konstan dan tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang diukur.
b. Elektroda Indikator
- Elektroda logam
Elektroda logam meliputi elektroda jenis pertama, elektroda jenis kedua,
dan elektroda redoks.
- Elektroda membrane
Membran sebagai bahan dasar pembuatan elektroda dipilih karena memiliki sifat
tidak mudah keropos, tidak larut dalam air, dan stabil secara mekanis.

2. Metode Analisis Secara Potensiometri


Analisis secara potensiometri merupakan analisis elektrokimia atas dasar hubungan
antara jumlah analit dengan potensial sel yang terukur.
Analisis secara potensiometri dapat dibedakan ke dalam 4 metode yaitu: potensiometri
langsung (direct potentiometry), standard addition, sample addition
dan titrasi potensiometri.
contoh analisis secara potensiometri.
a. Analisis ion fluorida dalam pasta gigi, air laut dan air limbah
b. Analisis kadar ion kalsium, natrium, dan perak dalam air minum
c. Analisis kadar nitrat dalam jaringan tumbuhan
d. Analisis zat besi dalam darah
e. Titrasi Potensiometri
3. Prinsip Dasar Metode Analisis secara Konduktometri
Metode analisis secara konduktometri merupakan metode untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan berdasarkan pengukuran konduktansi atau daya hantar
listriknya.
4. Metode Analisis secara Konduktometri
Konduktometri termasuk salah satu metode elektroanalitik berdasarkan pengukuran
konduktansi atau daya hantar listrik (G) larutan elektrolit menggunakan elektroda.
Pengukuran konduktansi larutan elektrolit diantara dua elektroda yang bersifat inert
dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antara konsentrasi dengan daya hantar
listrik. Jika perbedaan daya hantar listrik diantara sebelum dan sesudah penambahan
reagen cukup besar maka dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi yang seringkali
Anda kenal dengan istilah titrasi konduktometri.
5. Titrasi Konduktometri
Titrasi konduktometri merupakan metode untuk menganalisa larutan berdasarkan
kemampuan ion dalam menghantarkan muatan listrik di antara dua elektroda melalui
tindakan titrasi.
a. Titrasi konduktometri frekuensi arus rendah (maksimum 300Hz)
b. Titrasi konduktometri frekuensi arus tinggi (beberapa mega hertz)
Contoh Aplikasi titrasi Konduktometri
Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Titrasi asam lemah dengan basa kuat atau basa lemah dengan asam kuat
Penentuan campuran asam klorida dan asam asetat dengan natrium hidroksida

KB. 3 SPEKTROFOTOMETRI
Peta Konsep

1. Pengantar Metode Spektrofotometri


Spektroskopi adalah istilah umum untuk ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
interaksi dari berbagai jenis radiasi dengan materi. Spektrofotometri merupakan salah
satu metode analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik
secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara radiasi dan materi.
a. Prinsip Dasar
Ketika radiasi elektromagnetik dilewatkan ke dalam materi (analit) maka akan terjadi
absorbsi energi radiasi dalam bentuk foton oleh analit. Hal ini menyebabkan analit
berubah dari keadaan berenergi rendah menjadi keadaan berenergi lebih tinggi, yang
dikenal dengan istilah eksitasi.
b. Instrumentasi
Instrumen yang digunakan dalam spektrofotometri terdiri atas beberapa komponen
umum, yaitu sumber energi yang dapat diserap sampel, sarana untuk mengisolasi
rentang panjang gelombang tertentu, detektor untuk mengukur sinyal, dan prosesor
sinyal untuk menampilkan sinyal dalam bentuk yang dapat dianalisis lebih lanjut.
2. Spektrofotometri Ultraviolet dan Sinar Tampak (UV-Vis)
a. Prinsip pengukuran spektrofotometri UV-Vis
Prinsip pengukuran spektrofotometri UV/Vis adalah promosi elektron dari keadaan dasar
(ground state) ke keadaan tereksitasi (excited state) akibat penyerapan sinar UV/Vis
oleh molekul/ion. Spektrometri UV/Vis hanya dapat dilakukan pada panjang gelombang 180
Vis.
b. Instrumentasi Spektrofotometer UV/Vis
Instrumen spektrofotometer UV/Vis meliputi sumber radiasi, monokromator,
kompartemen sampel, dan detektor.
c. Jenis-jenis Spektrofotometri UV/Vis
Fotometer Filter
Spektronik 20
Spektrometer UV/Vis Double-Beam
d. Aplikasi Spektrofotometri UV/Vis
3. Spektrofotometer Inframerah
Pengukuran pada spektrum inframerah dilakukan pada daerah cahaya inframerah tengah (mid
µm atau bilangan gelombang 4000 - 200 cm-1. Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini
Akan menyebabkan vibrasi atau getaran pada molekul.
a. Instrumentasi Spektrofotometer Inframerah
Komponen spektrofotometer inframerah terdiri atas lima bagian pokok yaitu: (1) sumber
radiasi, (2) wadah sampel, (3) monokhromator, (4) detektor dan (5) rekorder.
Terdapat dua macam spektrofotometer infra merah yaitu berkas tunggal (singlebeam)
dan berkas ganda (double-beam).
b. Interpretasi Spektrum
Signal yang dihasilkan dari detektor kemudian direkam sebagai spektrum infra merah
yang berbentuk puncak-puncak absorbsi. Spektrum infra merah ini menunjukkan
hubungan antara absorbsi dan frekuensi atau bilanqan gelombang atau panjang
gelombang
4. Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Penyerapan atom bersama dengan emisi atom, sebagai sarana untuk identifikasi
kualitatif atom. Awalnya teknik análisis berdasarkan emisi atom jauh lebih berkembang
daripada serapan/absorbsi atom.

a. Instrumentasi
KB 4. KROMATOGRAFI
Peta Konsep

1. Prinsip Dasar dan Klasifikasi Metode Kromatografi


Kromatografi merupakan metode yang relatif sederhana untuk memisahkan senyawa
yang diinginkan dari pengotor, atau mengisolasi masing-masing komponen campuran.
a. Prinsip dasar kromatografi
Kromatografi mengacu kepada teknik pemisahan berdasarkan distribusi komponen-
komponen di antara dua fasa yang tidak saling bercampur
b. Klasifikasi kromatografi
Berdasarkan jenis fasa gerak yang digunakan, kromatografi diklasifikasikan ke dalam
kromatografi gas dan kromatografi cair.
c. Parameter kromatografi
- Waktu retensi (tR) : Selang waktu yang diperlukan oleh komponen untuk keluar
dari kolom dan mencapai detektor disebut waktu retensi (tR).
- Faktor selektifitas (α) : Ukuran distribusi relatif komponen-komponen diantara
fasa diam dan fasa gerak atau ukuran pemisahan komponen-komponen
- Efisiensi kolom : Efisiensi kolom kromatografi berhubungan dengan melebarnya
Puncak pada waktu komponen bergerak sepanjang kolom. Semakin efisien suatu
Kolom kromatografi semakin sempit puncak yang dihasilkan. Efisiensi kolom
Merupakan fungsi dari parameter-parameter kolom yaitu: laju alir fasa gerak,
ukuran partikel fasa diam, cara paking kolom, serta viskositas fasa diam dan fasa
gerak.
- Resolusi (RS) : Kemampuan suatu kolom untuk dapat memisahkan
2. Metode Analisis secara Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas merupakan suatu metode pemisahan campuran menjadi komponen-komp
pada dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak.
a. Prinsip dasar
Pemisahan komponen-komponen dalam campuran terjadi akibat partisi komponen-
komponen diantara fasa diam (polar) dan fasa gerak (nonpolar).
b. Mekanisme kerja
Pelaksanaan pemisahan dengan kromatografi kertas terbagi dalam tiga tahap yaitu
penotolan campuran, pengembangan dan identifikasi.
c. Jenis-Jenis Kromatografi Kertas
Berdasarkan arahnya, kromatografi kertas terbagi atas dua yaitu kromatografi kertas satu
arah dan kromatografi kertas dua arah.
d. Aplikasi Kromatografi Kertas
Pemantauan reaksi
Isolasi & Pemurnian
Analisis zat warna dalam makanan/minuman
Analisis forensik
Analisis bidang farmasi
3. Metode Analisis secara Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis tergolong sistem kromatografi cair-padat, fasa gerak berupa
Cair an dan fasa diam berupa lapisan tipis (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-
padatan).
a. Prinsip dasar
Proses pemisahan terjadi pada suatu permukaan bidang datar (planar) sehingga
tergolong teknik kromatografi planar sebagaimana kromatografi kertas. Fasa diam
pada kromatografi lapis tipis terbuat dari serbuk halus yang berukuran 5–40 µm.
Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fasa diam dan semakin sempit kisaran ukuran
fasa diam, maka semakin baik kinerja kromatografi lapis tipis dalam hal efisiensi dan
resolusinya.
b. Mekanisme kerja
Proses kromatografi lapis tipis diawali dengan membuat garis pensil dekat bagian bawah
fasa diam yang sudah tertempel pada lempeng tipis. Campuran ditotolkan di atas garis
tersebut dengan bantuan pipa kapiler.
Setelah campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri dalam gelas tertutup ang telah berisi fa
Pelarut (fasa gerak) akan perlahan-lahan bergerak naik.
c. Aplikasi kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis dapat digunakan dalam pemurnian, isolasi dan identifikasi
produk alami seperti minyak atsiri, lilin, alkaloid, glikosida, steroid, alkohol, protein,
amina, antibiotik, dan lain sebagainya.
4. Metode Analisis secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
KCKT merupakan proses pemisahan komponen-komponen berdasarkan kepolarannya
yang terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentusebagai fasa gerak, serta
menggunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak.

a. Prinsip dasar KCKT


Fasa gerak dan fasa diam yang digunakan dalam KCKT harus memiliki perbedaan
kepolaran atau salah satu diantaranya harus lebih polar dibanding yang lain.

b. Instrumentasi KCKT
- Pompa : Sistem pompa bertekanan tinggi dalam KCKT digunakan untuk
mengalirkan fasa gerak dari wadah fasa gerak ke kolom.
- Injektor : empat memasukkan campuran yang akan dianalisis ke
dalam sistem KCKT.
- Kolom (fasa diam) : Kolom umumnya dibuat dari stainlesteel dan biasanya
dioperasikan pada temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih
tinggi, terutama untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi.
- Fasa gerak : Fasa gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang
dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi
- Detektor : digunakan untuk mendeteksi adanya komponen campuran di
dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadarnya (analisis kuantitatif)

Keterangan: A = luas puncak; C = konsentrasi; X = komponen campuran; P =


pembanding.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan rasio luas atau tinggi puncak analit
terhadap standar internal. Senyawa yang digunakan sebagai standar internal
harus terpisah dari komponen namun dekat dengan puncak komponen.

5. Metode Analisis secara Kromatografi Gas


Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan komponen-komponen
dalam suatu sampel berdasarkan perbedaan distribusi komponen-komponen
tersebut ke dalam 2 fasa, yaitu fasa gerak berupa gas dan fasa diam bisa cairan atau
padatan.
a. Prinsip dasar kromatografi gas
Pengukuran analit dalam kromatografi gas berdasarkan perbedaan tinggi atau luas
puncak sebagai akibat perbedaan konsentrasi analit.
b. Instrumentasi kromatografi gas
Instrumentasi kromatografi gas mengandung bagian fasa gerak (gas pembawa), fasa
diam (kolom), sistem injeksi, detektor, dan sistem recorder.
c. Aplikasi metode analisis secara kromatografi gas
Kromatografi gas merupakan teknik yang secara luas digunakan untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif. Kromatografi gas dapat digunakan untuk memisahkan dan
mengukur senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan stabil pada temperatur
pengujian, yaitu antara 50oC-300oC.
1) Analisis Kualitiatif
Membandingkan waktu retensi analit dengan waktu retensi standar
Melakukan ko-kromatografi
Menghubungkan kromatografi gas dengan detektor spektrometer massa atau IR
Menghubungkan kromatografi gas dengan detektor NMR
2) Analisis Kuantitatif
Metode standar kalibrasi
Metode standar internal
Metode normalisasi area
3) Aplikasi Kromatografi Gas dalam Biokimia Klinis

2 Daftar KB 1 Analisisi Kualitatif dan Kuantitatif Klasik (Gravimetri, Volumetri)


materi yang 1. Pemisahan kation berdasarkan metode H2S
sulit 2. Analisis anion
dipahami di 3. Bagaimana pemilihan yang tepat metode volumetri (titrimetri) yaitu: asidi-
modul ini alkalimetri, oksidimetri,kompleksometri, dan titrasi pengendapan
4. Penentuan titik akhir titrasi argentometri yaitu metoda Mohr, metoda Volhard,
metoda Fajans,
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendeteksian titik akhir titrasi
KB 2. Elektrometri
1. Elektroda pembanding
2. Metode Analisis secara potensiometri : potensiometri langsung (direct
potentiometry), standard addition, sample addition dan titrasi potensiometri.
3. Metode Analisis secara Konduktometri : frekuensi arus rendah dan arus rendah

KB 3. Spektrofotometri
1. Spektrofotometer Inframerah
- Instrumentasi Spektrofotometer Inframerah
2. Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

KB 4. Kromatografi
1. Metode Analisis secara Kromatografi Lapis Tipis
2. Metode Analisis secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT)
3. Metode Analisis secara Kromatografi Gas

3 Daftar KB 1 Analisisi Kualitatif dan Kuantitatif Klasik (Gravimetri, Volumetri)


materi yang 1. Analisi kation secara fisis dengan uji nyala
sering 2. Penentuan titik akhir titrasi dengan titik eqivalen
mengalami
miskonsepsi KB 2. Elektrometri
1. Metode Analisis secara potensiometri dengan Metode Analisis secara
Konduktometri
2. elektroda pembanding yaitu elektroda hidrogen standar (The Standard Hydrogen
Electrode, SHE), elektroda kalomel jenuh (The Saturated Calomel Electrode,
SCE), dan elektroda perak/perak klorida (The Electrode Ag/AgCl).

KB 3. Spektrofotometri
1. Pembuatan Blanko untuk sample
2. Interpretasi Spektrum pada SAA

KB 4. Kromatografi
1. Kapan menggunkan Aplikasi Kromatografi Kertas, Kromatografi Lapis Tipis,
KCKT, Kromatografi Gas

Anda mungkin juga menyukai