Anda di halaman 1dari 11

Nama : Herman Supratiyo

LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul Modul 1 Asas Dan Operasi Teknik Kimia
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Asas Teknik Kimia 1
2. Asas Teknik Kimia 2
3. Operasi Teknik Kimia 1
4. Operasi Teknik Kimia 2
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Daftar peta KB 1 : Asas Teknik Kimia 1 (Neraca Massa dan Neraca Energi)
konsep Peta Konsep
(istilah dan
definisi) di
KB 1 : Asas Teknik Kimia 1
modul ini

Neraca Massa (NM) Neraca Energi (NE)

Terbagi 2 : Terbagi 2 :
1. NM dengan reaksi kimia Pengetian NM 1. NE dengan reaksi kimia Pengertian NE
2. NM tanpa reaksi kimia 2. NE tanpa reaksi kimia

Urutan kerja NM :
1. Basis perhitungan
Prinsip Dasar NM Bentuk Energi Prinsip dasar NE
2. Diagram alir sederhana
3. Perhitungan NM

Neraca Massa :
Kesetimbangan massa yang didasarkan pada hukum kekekalan massa,
dimana jumlah massa yang masuk harus sama dengan massa yang keluar
seperti tertuang dalam persamaan berikut :
Massa masuk = Massa keluar + Massa yang tersimpan.
Bahan baku = Produk + Limbah + Bahan yang tersimpan
Penyelesaian neraca massa adalah memperhatikan tiga kategori dasar, yaitu
bahan masuk, bahan keluar, dan bahan tersimpan.

Neraca Massa Tanpa Reaksi


Neraca massa yang tidak melibatkan adanya pembentukan senyawa baru,
penyelesaian neraca massa akan lebih mudah jika berdasarkan senyawa-
senyawa yang terlibat dalam proses.

Neraca Massa Dengan Reaksi


Neraca massa yang melibatkan terjadinya reaksi, penyelesaian neraca massa
harus berdasarkan unsur-unsur yang terlibat dalam proses.
Neraca Energi :
Persamaan matematis yang menyatakan hubungan antara energi masuk dan
energi keluar suatu sistem yang berdasarkan pada satuan waktu operasi.
Seperti halnya kekekalan massa, energi pun kekal dalam suatu unit operasi
kimia. Energi yang masuk ke dalam unit operasi disetarakan dengan energi
yang keluar dan energi yang disimpan.
Ein + Q = 'E + Eout + Euse
Energi dapat mengambil berbagai bentuk, seperti kalor, energi kinetik, energi
kimia (energi dalam), energi potensial, dan sebagainya.
Energi dalam :
Energi dalam untuk massa tertentu adalah (m x U). Energi dalam tidak dapat
diukur secara langsung, sehingga energi dalam dinyatakan oleh besaran lain,
seperti: tekanan (P), volume (V), suhu (T) atau komposisi (n)
Kerja :
energi jenis ini biasanya digunakan untuk memasukkan bahan ke dalam
sistem. Kerja mekanik dinyatakan sebagai W = (mPV) = m2P2V2 – m1
P1V1; yang mana P = tekanan sistem dan V = volume persatuan massa.
Bila sistem dilakukan kerja, tanda W adalah negatif (−) Bila sistem
melakukan kerja, tanda W adalah positif (+)
Energi potensial :
energi dari bahan karena posisinya terhadap rujukan dan dirumuskan: Ep = m
xgxh
Energi kinetik :
energi dari bahan yang masuk dan keluar sistem dengan kecepatan tertentu
dan dirumuskan: Ek = ½mv2
Reaksi Eksotermis : Reaksi kimia yang melepaskan kalor
Reaksi Endotermis : reaksi kimia yang menyerap kalor
Reaksi Atermis : reaksi yang melepas atau menyerap kalor tetapi dengan
jumlah yang dapat diabaikan

KB 2 : Asas Teknik Kimia


Peta Konsep
KB 2 : Asas Teknik
Kimia 2 (Fenomena
Transpor)

Fenomena Pengadukan & Unit operasi teknik


transpor Pencampuran kimia

Transfer
Tujuan Peralatan Penguapan Pengeringan
momentum/Meka Transfer massa
pengadukan cairan pengadukan (Evaporation) (Drying)
nika fluida

abang : Pengukuran aliran fluida


: Macam Penyulingan Pemisahan dengan
1. Fluida statis pencampuran (Distillation) membran
1. Tabung Pitot
2. Fluida dinamis
2. Venturi meter

Penjerapan
Transfer panas Pertukaran ion
(Adsorption)
1. Konduski
2. Konveksi
3. Radiasi
Pelidian cair-padat Kristalisasi

Pemisahan Penyerapan
mekanik fisik (Absorption)

Ekstraksi cair-cair
FENOMENA TRANSPOR
Fenomena transpor adalah studi mengenai ketiga proses transfer yang terdapat
dalam teknik kimia.
Proses transpor ada 3 yaitu :
1. Transfer momentum (disebut juga aliran fluida).
Transfer berkaitan dengan perpindahan momentum yang terjadi pada
media yang bergerak, seperti dalam unit operasi aliran fluida,
pengendapan (sedimentasi), dan pencampuran.

2. Transfer panas.
Perpindahan panas dari satu tempat ke tempat lain, hal ini terjadi pada unit
operasi perpindahan panas, pengeringan (drying), penguapan
(evaporation), distilasi, dan lain-lain.
3. Transfer massa.
Masssa dipindahkan dari satu jenis fasa ke jenis fasa lainnya, terjadi pada
unit operasi distilasi, penyerapan (absorption), ekstraksi cair-cair,
pemisahan membran, penjerapan (adsorption), dan pelindian (leaching).
Transfer momentum (aliran fluida)
Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang tidak tahan distorsi secara permanen
sehingga akan berubah bentuknya.
Studi tentang transfer momentum disebut dengan mekanika fluida, dibagi menjadi
dua cabang: fluida statis (fluide at rest) dan fluida dinamis (fluida in motion).
Transfer panas
Transfer panas terjadi karena perbedaan tenaga pendorong dan aliran panas dari
daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu lebih rendah, dapat melalui tiga
mekanisme dasar transfer panas yaitu konduksi, konveksi, atau radiasi.
Dalam mekanisme konduksi, panas dapat dialirkan melalui padatan, cairan, dan
gas. Dalam konduksi, energi juga dapat ditransfer oleh elektron bebas, yang
umumnya terjadi dalam padatan logam. Dalam mekanisme radiasi tidak
memerlukan medium fisik untuk proses perambatannya, merupakan transfer
energi melalui ruang melalui gelombang elektromagnetik dengan cara yang sama
seperti gelombang cahaya elektromagnetik mentransfer cahaya.
Transfer massa
Transfer massa terjadi ketika komponen dalam campuran bermigrasi dalam fasa
yang sama atau dari satu fasa tertentu ke fasa lain karena perbedaan konsentrasi
antara dua titik.
Pengukuran aliran fluida
Alat pengukur aliran fluida yang sangat banyak digunakan adalah tabung pitot dan
venturi meter.
Tabung pitot digunakan untuk mengukur kecepatan lokal pada titik tertentu dalam
suatu arus aliran dan bukan kecepatan rata-rata arus aliran dalam pipa atau saluran.
Venturi meter umumnya langsung dimasukkan ke dalam pipa yang berisi fluida,
manometer atau perangkat lain terhubung pada dua keran tekanan untuk
mengukur perbedaan tekanan p1 − p2 antara 2 titik tersebut.

PENGADUKAN & PENCAMPURAN FLUIDA


Pengertian
Pengadukan merupakan suatu usaha secara cara mekanis pada suatu fluida agar
mengalir dalam suatu sirkulasi di dalam suatu bejana.
Peralatan pengadukan
Beberapa jenis pengaduk/agitator yang biasa digunakan :
1. Jenis baling-baling laut berbilah tiga (three-blade propeller agitator)
2. Jenis dayung (paddle agitator)
3. Jenis jangkar (anchor paddle agitator)
4. Jenis turbin (turbine agitator)
5. Jenis pita heliks (helicalribbon agitator)

Pencampuran
Pencampuran adalah pendistribusian dua zat atau lebih sehingga dapat tersebar
secara homogen. Agar proses pencampuran dapat bersifat homogen, diperlukan
suatu pengaduk (agitator).
Terbagi 3 jenis pencampuran :
1. Serbuk
Jenis alat paling sederhana yang cocok untuk pencampuran ini adalah
tumbler. Jenis tumbler yang umum digunakan adalah blender kerucut
ganda (double-cone blender).
2. Bahan kental
3. Pasta
Pengaduk dapat berupa pengaduk jangkar (Gate impeller). Mixer yang
paling umum digunakan untuk pasta yang sangat kental dan adonan adalah
mixer kneader lengan ganda.

UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


Proses pemisahan (unit operasi) yang penting dapat digolongkan sebagai berikut
:
1. Penguapan (evaporation).
Proses perpindahan panas yang berhubungan dengan penguapan pelarut
yang volatile (seperti air) dari zat terlarut yang nonvolatile (seperti garam
atau zat lain) dalam larutan.
2. Pengeringan (drying).
Dalam Unit operasi ini, cairan yang mudah menguap (umumnya air)
dikeluarkan dari zat padat.
3. Penyulingan (distillation).
Pada unit operasi ini komponen campuran cair dipisahkan dengan
mendidihkannya, pemisahan terjadi karena perbedaan tekanan uap zat-zat
cair dalam campuran.
4. Pemisahan dengan membran (membrane separation).
Unit operasi ini melibatkan pemisahan zat terlarut dari suatu fluida melalui
difusi zat terlarut dari cairan atau gas melewati suatu penghalang yang
terbuat dari membran semipermeabel ke fluida lain.
5. Penjerapan (adsorpsi).
Pada unit operasi ini komponen suatu aliran gas atau cairan dihilangkan
dengan cara dijerap oleh padatan adsorben.
6. Pertukaran ion (ion exchange).
Ion-ion tertentu dalam larutan dipindahkan dari cairan melalui padatan
penukar ion.
7. Pelindian cair-padat (liquid-solid leaching).
Unit operasi ini melibatkan perlakuan pemisahan padatan dan cairan yang
larut dan menghilangkan zat terlarut yang terkandung dalam padatan.
8. Kristalisasi (crystallization).
Unit operasi ini menyangkut pemisahan zat terlarut (seperti garam) dari
larutan dengan mengendapkan zat terlarut dari larutan.
9. Pemisahan mekanik-fisik (mechanical-physical separations).
Unit operasi ini melibatkan pemisahan padatan, cairan, atau gas dengan
cara mekanik seperti penyaringan, pengendapan, sentrifugasi, dan reduksi
ukuran.
10. Penyerapan (absorption).
Pada unit operasi ini komponen dikeluarkan dari aliran gas melalui
perlakuan dengan suatu cairan.
Peralatan untuk absorpsi umumnya menggunakan suatu tray, yang dapat
berupa sieve-tray, valve-tray, atau bubble-cup tray.
11. Ekstraksi cair-cair (liquid-liquid extraction).
Pada unit operasi ini zat terlarut dalam larutan cair dihilangkan dengan
cara menghubungkan dengan cairan pelarut lain yang relatif tidak dapat
larut dengan larutan tersebut.
Peralatan ekstraksi pelarut sistem batch biasanya menggunakan mixer-
settlers, sedangkan pada sistem kontinu proses ekstraksi menggunakan
menara ekstraksi (extraction tower).

KB 3 : Operasi Teknik Kimia 1


Peta Konsep
1. distilasi kesetimbangan (flash
distillation)

Distilasi satu 2. distilasi diferensial (simple


tahap batch distillation)

Unit Operasi 3. distilasi uap sederhana.


Distilasi

Distilasi
Peralatan distilasi : Mrenara
bertingkat/distilasi
distilasi fraksional
kolom
KB 3 : Operasi Teknik Kimia 1

Penggilingan (grinding)

Penghancuran (crushing)

Penekanan (compression)
Jenis Umit
Operasi
penghancuran (crushing)

Gesekan / gosokan
Unit Operasi Reduksi
Ukuran Secaea Mekanik
Pemotongan
(Mechanical Size (cutting)
Reduction)
Penghancur (Crusher)

Jenis peralatan Penggiling (Grinder)


Penggiling halus (Fine grinder)
Pemotong (Cutter)
Unit Operasi Distilasi
Distilasi
Metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen cair dalam
suatu larutan, yang tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut
antara fasa uap dan fasa cair. Semua komponen terdapat pada kedua fasa. Fasa
uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan pada titik didihnya. Persyaratan
dasar untuk pemisahan komponen melalui metode distilasi adalah bahwa
komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan, yang mana kedua fasa
tersebut berada dalam kesetimbangan pada titik didih cairan

a. Distilasi kesetimbangan
Distilasi yang terjadi dalam satu tahap, campuran cairan diuapkan secara
parsial. Uap dibiarkan mencapai kesetimbangan dengan cairan, dan fasa
uap dan cair kemudian dipisahkan. Proses distilasi ini dapat dilakukan
secara batch atau kontinu

b. Distilasi diferential
Simple batch distillation, langkah pertama cairan dimasukkan ke dalam
ketel atau labu yang dipanaskan. Cairan dalam ketel atau labu dididihkan
secara perlahan dan uap yang terbentuk ditarik secepat mungkin ke
dalam suatu kondensor, yang mana uap yang terkondensasi (distilat)
dikumpulkan. Bagian pertama dari uap yang terkondensasi akan
mengandung komponen A yang lebih mudah menguap. Seiring
penguapan berlangsung, produk yang diuapkan menjadi lebih sedikit
mengandung A

c. Distilasi uap sederhana


Metode ini sering digunakan untuk memisahkan komponen dengan titik
didih tinggi dari sejumlah kecil pengotor yang tidak mudah menguap.
Perlu dicatat bahwa dengan menggunakan destilasi uap, selama ada air,
komponen B yang mempunyai titik didih tinggi dapat menguap pada
suhu jauh di bawah titik didih normalnya tanpa harus divakum. Uap air
(A) dan komponen dengan titik didih tinggi (B) biasanya terkondensasi
dalam kondensor dan menghasilkan dua fasa cairan yang tidak larut yang
terpisah. Metode ini memiliki kelemahan yaitu sejumlah besar panas
harus digunakan untuk menguapkan air secara bersamaan dengan
senyawa bertitik didih tinggi

d. Distilasi fraksionasi dan refluks


Distilasi fraksional (disebut juga distilasi kolom atau distilasi bertingkat)
dengan refluks, bila dilihat dari sudut pandang yang disederhanakan,
dapat dianggap sebagai serangkaian tahap flash-evaporation yang
disusun sedemikian rupa sehingga uap dan produk cair dari masing-
masing tahap mengalir dengan arah yang saling berlawanan satu sama
lain. Cairan pada tahap tertentu mengalir ke tahap di bawahnya dan uap
pada tahap tertentu mengalir ke tahap di atasnya
Reduksi ukuran
Proses memperkecil ukuran. Seringkali padatan diperkecil ukurannya sehingga
pemisahan berbagai bahan yang terkandung dalam bahan tersebut dapat
dilakukan Padatan dapat direduksi ukurannya melalui beberapa metode.
Penekanan (compression) atau penghancuran (crushing) umumnya digunakan
untuk mereduksi ukuran padatan yang bersifat keras menjadi ukuran kasar.
Benturan-benturan yang terjadi memberikan padatan dengan ukuran kasar,
sedang, atau halus. Gesekan atau gosokan dapat menghasilkan padatan yang
halus. Pemotongan (cutting) digunakan untuk memberikan ukuran yang pasti
dan sesuai dengan yang diinginkan

Peralatan reduksi :
Peralatan reduksi ukuran dapat diklasifikasikan berdasarkan cara gaya mekanik
yang diterapkan

a. Jaw crusher
Peralatan untuk reduksi kasar sejumlah besar padatan terdiri dari mesin
berkecepatan lambat yang disebut crushers (penghancur). Beberapa jenis
digunakan secara umum. Jenis pertama adalah jaw crushers, bahan
diumpankan di antara dua jaw (rahang) yang berat

b. Gyratory crusher
Mesin penghancur jenis gyratory crushers ini sebagian besar digunakan
sebagai penghancur bijih mineral yang berukuran besar. Pada dasarnya
alat ini seperti penghancur mortardan-alu. Kepala penghancur yang dapat
bergerak berbentuk seperti kerucut terpotong terbalik dan berada di
dalam casing berbentuk kerucut terpotong. Kepala penghancur berputar
dan bahan yang dihancurkan terperangkap di antara kerucut tetap yang
berada di bagian luar dan kerucut berputar di bagian dalam

c. Roll crusher
Pada mesin penghancur jenis roll crusher, suatu gulungan (roll) diputar
satu sama lain pada kecepatan yang sama atau bisa juga pada kecepatan
berbeda

d. Hammer mil
Alat ini digunakan untuk mereduksi ukuran suatu bahan yang berukuran
sedang menjadi berukuran kecil atau bubuk. Seringkali produk dari jaw
dan gyratory crusher merupakan umpan untuk hammer mill grinders .

e. Ball mill
Untuk tujuan mereduksi ukuran material menjadi material berukuran
sedang hingga halus alat revolving grinding mills seringkali digunakan,
Revolving grinding mills yang menggunakan bola-bola batu atau baja
sebagai media penggiling dikenal sebagai ball mills

f. Cutter Atau adalah metode memperkecil ukuran dengan pemotongan


bahan
KB 4 : Operasi Teknik Kimia 2
Peta Konsep

Unit Operasi Penukar Panas


Prinsip kerja Alat Penukar Panas
Perpindahan panas berlangsung dari fluida panas ke permukaan dinding atau
tabung secara konveksi, menembus dinding tabung atau plat secara konduksi, dan
kemudian secara konveksi menuju fluida yang lebih dingin. Dalam suatu proses
industri perpindahan panas antara dua fluida pada umumnya dilakukan dalam
suatu alat penukar panas.

Jenis-jenis alat penukar Panas


1. Penukar Panas Pipa Ganda (Double Pipe Heat Exchanger)
Pada alat penukar panas ini, satu fluida mengalir di dalam satu pipa dan fluida lain
menalir di ruang annular antara kedua pipa, aliran fluida bisa mempunyai arah
yang sama atau bisa juga berlawanan dan berguna terutama untuk laju aliran kecil.
2. Penukar Panas Cangkang-Tabung (Shell and Tube Heat Exchanger)
Fluida dingin masuk dan mengalir melalui bagian dalam semua tabung secara
paralel dalam satu lintasan. Fluida panas masuk di ujung lain dan mengalir
berlawanan arah di bagian luar tabung, tetapi di dalam cangkang. Arus fluida
bersifat kontinu, digunakan untuk aliran yang lebih besar.
3. Penukar panas Aliran Lintang (Cross Flow Heat Exchanger)
Dalam alat penukar panas aliran lintang, salah satu fluida (yang merupakan cairan)
mengalir di dalam suatu tabung dan gas mengalir secara melintang di luar
tabungtabung secara konveksi paksa (diberi suatu gaya) atau alami. Umumnya
digunakan untuk mendinginkan atau memanaskan gas, misalnya udara.

Unit Operasi Evaporasi


Prinsip Evaporasi
Perpindahan panas pada cairan mendidih dimana uap yang dihasilkan dari larutan
mendidih dihilangkan dan terbentuklan larutan yang lebih pekat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporasi :
1. Konsentrasi larutan
2. Kelarutan
3. Sensitivitas suhu dari material
4. Berbusa atau berbuih
5. Tekanan dan suhu
6. Pengendapan kerak dan bahan konstruksi evaporator

Jenis peralatan evaporasi :


1. Ketel terbuka atau panci.
2. Evaporator sirkulasi alami tabung horizontal (horizontal-tube natural
circulation evaporator).
3. Evaporator sirkulasi alami jenis vertikal (vertical-type natural circulation
evaporator).
4. Evaporator tabung panjang jenis vertikal (long-tube verticaltype
evaporator).
5. Evaporator jenis film jatuh (falling-film-type evaporator).
6. Evaporator jenis sirkulasi paksa (forced-circulation-type evaporator).
7. Evaporator film teraduk (Agitated-film evaporator).
8. Open-pan solar evaporator.

Metode Operasi Evaporator


1. Evaporator satu tahap (single-effect evaporators).
Umpan segar masuk ke penukar panas, uap yang terkondensasi menghasilkan
kondensat yang menetes. Larutan dalam evaporator diasumsikan sepenuhnya
tercampur terdiri dari produk dengan konsentrasi pekat dan larutan dalam
evaporator.
2. Evaporator multi-tahap umpan maju (forward-feed multipleeffect
evaporators).
Sejumlah panas laten tersebut dapat diambil dan digunakan kembali dengan
menggunakan evaporator multi-tahap
3. Evaporator multi-tahap umpan balik (Backward-feed multiple-effect
evaporators).
Merupakan evaporator tiga tahap, umpan segar dimasukkan pada tahap
terakhir dan terdingin dan berlanjut hingga produk pekat meninggalkan tahap
pertama.
4. Evaporator multi-tahap umpan paralel (parallel-feed multiple-effect
evaporators).
Umpan paralel dalam evaporator multi-tahap melibatkan penambahan umpan
segar dan pengambilan produk pekat dari masing-masing tahap. Uap dari
masing-masing tahap masih digunakan untuk memanaskan tahap berikutnya.
Unit Operasi Kristalisasi
Prinsip Kristalisasi
Kristalisasi merupakan proses pemisahan padat-cair yang mana perpindahan
massa terjadi dari zat terlarut dari larutan cair ke fasa kristal padat murni.
Preralatan Operasi Kristalisasi
Peralatan untuk operasi kristalisasi disebut crystallizer dan diklasifikasikan
menurut apakah beroperasi secara batch atau kontinu.
Beberapa alat crystallizers :
1. Crystallizers tank
Larutan jenuh panas dibiarkan mendingin di dalam tangki terbuka. Setelah
periode waktu tertentu, cairan induk dikeringkan dan kristal dipisahkan.
2. Scraped surface crystallizers
Salah satu jenis scraped surface crystallizers adalah crystallizer Swenson-
Walker.
Pengaduk spiral berkecepatan lambat berputar dan mensuspensikan kristal
yang tumbuh saat berputar. Bilah pengaduk menyerempet dinding
sehingga menghancurkan endapan kristal pada dinding yang didinginkan.
3. Circulating-liquid evaporator-crystallizer
Alat ini merupakan kombinasi evaporator dan crystallizer.
4. Circulating-magma crystallizer
Pada crystallizer jenis magma-bersirkulasi, magma atau suspensi kristal
disirkulasikan keluar dari tubuh utama crystallizer melalui pipa sirkulasi
dengan bantuan pompa.

Unit Operasi Filtrasi


Prinsip Filtrasi
Pada proses filtrasi, partikel padat yang tersuspensi dalam fluida cair atau gas
dipisahkan secara fisik atau mekanis dengan menggunakan media berpori yang
dapat menahan partikel padat dan meneruskan filtrat bening.

Jenis-jenis Peralatan Filtrasi :


1. Bed Filter
2. Plate-and-frame filter presses
3. Leaf filter
4. Continuous rotary filters

Unit Operasi Pengeringan


Prinsip Pengeringan
Pengeringan (drying) berkaitan dengan penghilangan air dari material yang
sedang diproses.
Proses pengeringan dapat digolongkan sebagai batch dan kontinu.

Jenis-jenis Peralatan Pengeringan :


1. Tray dryers
Material yang berupa cairan kental (pasta) atau padatan, disebarkan secara
merata pada nampan logam hingga kedalaman 10 hingga 100 mm.
2. Vacuum-shelf indirect dryers
merupakan pengering untuk proses batch yang dipanaskan secara tidak
langsung dan serupa dengan tray dryers.
3. Continuous tunnel dryers
Pengering terowongan kontinu seringkali merupakan suatu truk batch atau
kompartemen tray yang dioperasikan secara seri.
4. Rotary dryer
Pengering berputar terdiri dari silinder berlubang yang diputar dan
biasanya sedikit condong ke arah saluran keluar.
5. Drum dryer
Pengering drum terdiri dari gulungan logam yang dipanaskan, di bagian
luarnya menempel lapisan tipis cairan atau bubur umpan yang akan
diuapkan hingga kering.
6. Spray dryer
Pada pengering semprot, umpan berupa larutan atau bubur disemprotkan
ke dalam aliran udara panas dalam bentuk kabut tetesan halus.

2 Daftar KB 1 : Asas Teknik Kimia 1 (Neraca Massa dan Neraca Energi)


materi yang 1. Neraca massa dengan reaksi kimia dan perhitungannya.
sulit 2. Neraca energi dengan reaksi kimia.dan perhitungannya.
dipahami di
modul ini KB 2 : Asas Teknik Kimia 2 (Fenomena Transpor)
1. Transfer momentum/mekanika fluida

KB 3 : Operasi Teknik Kimia 1


1. Perhitungan dalam unit operasi distilasi.

KB 4 : Operasi Teknik Kimia 2


1. Metode evaporasi evaporator multi tahap umpan maju, evaporator multi
tahap umpan balik dan evaporator multi tahap umpan paralel
2. Kesetimbangan kelarutan dalam kristalisasi.

3 Daftar KB 1 : Asas Teknik Kimia 1 (Neraca Massa dan Neraca Energi)


materi yang 1. Neraca massa dengan reaksi kimia dan tanpa reaksi kimia
sering 2. Neraca energi dengan reaksi kimia dan tanpa reaksi kimia.
mengalami
miskonsepsi KB 2 : Asas Teknik Kimia 2 (Fenomena Transpor)
1. Pengadukan dan Pencampuran

KB 3 : Operasi Teknik Kimia 1


1. Penghancuran (crushing) dan penggilingan (grinding),

KB 4 : Operasi Teknik Kimia 2


1. Evaporasi dan pengeringan

Anda mungkin juga menyukai