Anda di halaman 1dari 18

STERILISASI DENGAN

PANAS-BASAH
KELOMPOK 2:
Lyra Aulia (1121021)
Idham Bahrul Harbi (1121014)
Silvi Yuhanda Putri (1121013)
Definisi

Steril adalah keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup, baik yang  patogen
menimbulkan penyakit maupun patogen  atau non patogen  tidak  menimbulkan penyakit, baik
dalam bentuk vegetatif siap untuk berkembang biak maupun dalam bentuk spora dalam
keadaan statis, tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung
yang kuat (FI IV, 1995).

Sterilisasi merupakan  suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat
dalam suatu benda (alat ataupun bahan). Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk
membunuh mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. (Tille, 2017).
Pemilihan cara sterilisasi harus mempertimbangkan beberapa
hal, seperti berikut :

 Stabilitas, yang meliputi sifat kimia, sifat fisika dan struktur bahan
obat.

 Efektivitas, cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil


maksimal dengan proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.

 Waktu, lamanya sterilisasi ditentukan oleh bentuk zat, sifat zat dan
kecepatan tercapainya suhu penyeterilan yang merata.
Sterilisasi dengan Pemanasan Basah

Sterilisasi panas basah adalah sterilisasi dengan uap air


panas dan tekanan. Mekanisme kerja sterilisasi basah secara
umum adalah ketika uap air terbentuk, protein dari bakteri
akan mengalami koagulasi dan denaturasi.
Macam-macam sterilisasi dengan pemanasan
basah :
1. Pemanasan basah dalam autoclave

◦ Pada pemanasan basah dalam autoclave (FI III), menggunakan alat yang disebut autoclave.
Sterilisasi dilakukan pada suhu 115-116oC selama 30 menit.

2. Sterilisasi uap

◦ Sterilisasi uap (FI IV) menggunakan siklus autoclave sama seperti pada pemanasan basah
(FI III). Namun, sterilisasi ini dilakukan pada suhu 121oC selama 15 menit. Sterilisasi ini lebih
efektif daripada pemanasan basah yang lain, karena suhu lebih tinggi. Sesuai untuk
sterilisasi alat gelas (erlenmeyer, labu ukur, gelas ukur).
Macam-macam sterilisasi dengan
pemanasan basah :
3. Dengan uap air pada suhu 100oC

◦ Sterilisasi dengan uap air pada suhu 100oC, dilakukan menggunakan alat dandang dengan
mendidihkan air pada suhu 100oC bertekanan 1 atmosfer. Dalam cara ini, bentuk vegetatif
akan mati dalam waktu 5-15 menit sedangkan bentuk spora akan mati dalam waktu 1-6 jam.
Pada cara ini, dapat ditambahkan 1-3% Na2CO3 karena mempunyai daya untuk
menghancurkan dinding psora. Stelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dengan pinset
yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Hal ini dilakukan untuk menjaga bahan atau
alat tetap dalam keadaan steril. Cara ini banyak digunakan pada jarum dan spuit atau alat-alat
operasi.
Macam-macam sterilisasi dengan
pemanasan basah :
4. Direndam dalam air mendiidh

◦ Sterilisasi dapat dilakukan dengan merendam alat atau bahan kedalam air yang mendidih.
Dimana suhu ketika air mendiidh memiliki kemampuan untuk membunuh mikroorganisme.
Lamanya sterilisasi dihitung sejak air mulai mendidih. Sedangkan untuk mempersingkat
waktu, dapat ditambahkan fenol 5% atau lisol 2-3% sebagai agen antibakterisida. Setelah
sterilisasi alat atau bahan dipindahkan dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan
pemijaran. Cara sterilisasi ini sesuai untuk alat kedokteran.
Faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan
pemanasan basah :
a. Suhu

◦ Suhu adalah faktor utama yang berpengaruh dalam proses sterilisasi panas basah, dimana
semakin tinggi suhu maka waktu sterilisasi yang diperlukan akan semakin cepat.

b. Waktu

◦ Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi sangat dipengaruhi oleh suhu yang digunakan pada proses
sterilisasi.

c. Kelembaban

◦ Tingkat kelembaban dapat memengaruhi suatu proses sterilisasi, dimana semakin tinggi
kelembaban maka akan menurunkan suhu, sehingga waktu yang diperlukan untuk sterilisasi akan
semakin lama.
Faktor yang mempengaruhi sterilisasi
dengan pemanasan basah :
d. Jenis mikroorganisme (ketahanan atau resistensi mikroorganisme)

◦ Jenis mikroorganisme yang ada akan sangat berpengaruh pada proses sterilisasi. Ada sebagian mikroorganisme
yang sangat sulit dibunuh dan lainnya dapat dengan mudah dibunuuh.

e. Kondisi alat atau jumlah dan materi organik yang melindungi mikroorganisme

◦ Apabila suatu alat atau bahan yang digunakan untuk interaksi langsung dengan mikroorganisme pengotor.
Misalnya darah atau jaringan yang menempel pada alat-alat dapat sebagai pelindung mikroorganisme selama
proses sterilisasi.

f. Jumlah mikroorganisme

◦ Jumlah mikroorganisme sangat mempengaruhi proses sterilisasi. Dimana semakin banyak jumlah mikroorganisme
semakin lama proses sterilisasinya.
Faktor yang mempengaruhi sterilisasi
dengan pemanasan basah :
g. Jumlah retakan atau celah

◦ Jumlah retakan, celah atau cekungan pada peralatan dapat sebagai tempat menempel dan berkumpulnya
mikroorganisme.

h. Ukuran wadah sterilisasi

◦ Semakin besar wadah sterilisasi maka akan panas akan semakin sulit mencapai seluruh permukaan, sehingga
proses sterilisasi akan berlangsung lebih lama.

i. Materi penyusun alat / bahan yang disterilisasi

◦ Materi penyusun suatu alat akan memengaruhi daya tahan alat atau bahan. Ketahanan alat atau bahan
mempengaruhi efektivitas proses sterilisasi, apabila materi penyusun tersebut tidak tahan panas maka sterilisasi
tidak akan efektif karena suhu sterilisasi tidak dapat tinggi.
Aplikasi metode sterilisasi dengan pemanasan basah

Metode sterilisasi pemanasan basah sesuai jika


diaplikasikan untuk bahan dan alat yang tahan
terhadap pemanasan, tahan penembusan uap air,
larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut
untuk bedah, penutup karet dan plastik dan produk
dlama wadah terbungkus/tersegel.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai