Disusun oleh :
2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, berkat ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pada mata
kuliah Teknologi Sediaan Steril, “Sterilisasi Dengan Pemanasan Basah” . Dalam menyusun
makalah ini, terdapat hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan
semangat sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing. Penulis
menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................2
1.4 Manfaat.....................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..................................................................................................................................4
2.1 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................7
3.2 Saran.........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Steril adalah keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen
menimbulkan penyakit maupun patogen atau non patogen tidak menimbulkan
penyakit, baik dalam bentuk vegetatif siap untuk berkembang biak maupun dalam
bentuk spora dalam keadaan statis, tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri
dengan lapisan pelindung yang kuat (FI IV, 1995).
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat
dalam suatu benda (alat ataupun bahan). Proses sterilisasi sebelum membuat media
tumbuh bakteri atau jamur yang digunakan dalam praktikum. Tujuan sterilisasi dalam
mikrobiologi adalah mematikan, menghambat pertumbuhan dan menyingkirkan semua
mikroorganisme yang ada pada alat dan bahan yang akan digunakan dalam suatu
pekerjaan guna menciptakan suasana aseptis.
Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 metode: mekanis, fisis dan ataupun
secara kimia. Sterilisasi mekanis diantaranya menggunakan microfillter, fisis terbagi
menjadi 2 penyinaran dan pemanasan, sedangkan kimia adalah dengan menggunakan
bahan kimia (desinfektan).
Bahan, alat dan meja kerja yang akan digunakan dalam praktek di laboratorium
mikrobiologi harus melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu, hal ini bertujuan supaya
pekerjaan dilakukan secara aseptis atau terbebas dari mikroba pencemar yang tidak
diinginkan.
Adapun sterilisasi yang sering digunakan dalam praktek dasar mikrobiologi adalah
sterilisasi secara fisis dengan pemanasan, yang dibagi menjadi sterilisasi kering dan
sterilisasi basah. Beberapa cara yang dapat dilakukan pada sterilisasi kering yaitu
dengan Pemijaran merupakan suatu kegiatan membakar langsung alat-alat seperti
ujung ose, ujung pinset, ujung spatula yang berbahan logam. Pemijaran dilakukan
sampai alat-alat tersebut berwarna merah pijar. Sterilisasi kering dapat pula dilakukan
dengan Flaming (Jilatan Api) Alat-alat seperti kaca objek, cawan petri yang telah berisi
1
media, mulut erlenmeyer yang berisi media dan jarum cukup dilakukan jilatan api atau
melewatkan alat tersebut pada nyala api bunsen. Artinya alat-alat tersebut hanya
mengalami jilatan api dan tidak sampai memijar. Sterilisasi kering juga dapat dilakukan
dengan memberikan udara panas. Umumnya sterilisasi kering dilakukan dengan cara
ini, dimana alat yang digunakan adalah oven. Suhu yang biasa digunakan 160-1800C
selama 1-2 jam. Sterilisasi kering dengan oven ini baik dilakukan terhadap alat-alat
kering yang terbuat dari kaca, seperti: cawan petri, tabung reaksi, botol sampel, pipet,
alat suntik kaca, pinset, gunting, bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin,
minyak, vaselin, bubuk, dan atau apa saja yang tidak menjadi rusak, menyala, hangus
atau menguap pada suhu tinggi.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
6. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan pemanasan basah
7. Dapat mengetahui aplikasi metode sterilisasi dengan pemanasan basah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Steril adalah keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen
menimbulkan penyakit maupun patogen atau non patogen tidak menimbulkan
penyakit, baik dalam bentuk vegetatif siap untuk berkembang biak maupun dalam
bentuk spora dalam keadaan statis, tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri
dengan lapisan pelindung yang kuat (FI IV, 1995).
3
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat
dalam suatu benda (alat ataupun bahan). Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk
membunuh mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. (Tille, 2017).
Sterilisasi panas basah adalah sterilisasi dengan uap air panas dan tekanan. Mekanisme
kerja sterilisasi basah secara umum adalah ketika uap air terbentuk, protein dari bakteri
akan mengalami koagulasi dan denaturasi.
4
mikroorganisme. Lamanya sterilisasi dihitung sejak air mulai mendidih. Sedangkan
untuk mempersingkat waktu, dapat ditambahkan fenol 5% atau lisol 2-3% sebagai
agen antibakterisida. Setelah sterilisasi alat atau bahan dipindahkan dengan pinset
yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Cara sterilisasi ini sesuai untuk alat
kedokteran.
5. Tyndalisasi
Sterilisasi tyndalisasi dilakukan dengan mendidihkan medium dengan uap selama
beberapa menit saja. Cara ini digunakan untuk bahan obat yang tidak tahan panas
dan tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri sepeti emulsi atau suspensi serta
pada makanan atau minuman kaleng.
6. Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan proses pemanasan dengan tujuan membunuh organisme
merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir. Metode sterilisasi ini
sering digunakan untuk mengawetkan bahan pangan yang tidak tahan suhu tinggi,
misalnya susu.
5
Jumlah mikroorganisme sangat mempengaruhi proses sterilisasi. Dimana
semakin banyak jumlah mikroorganisme semakin lama proses sterilisasinya.
g) Jumlah retakan atau celah
Jumlah retakan, celah atau cekungan pada peralatan dapat sebagai tempat
menempel dan berkumpulnya mikroorganisme.
h) Ukuran wadah sterilisasi
Semakin besar wadah sterilisasi maka akan panas akan semakin sulit mencapai
seluruh permukaan, sehingga proses sterilisasi akan berlangsung lebih lama.
i) Materi penyusun alat / bahan yang disterilisasi
Materi penyusun suatu alat akan memengaruhi daya tahan alat atau bahan.
Ketahanan alat atau bahan mempengaruhi efektivitas proses sterilisasi, apabila
materi penyusun tersebut tidak tahan panas maka sterilisasi tidak akan efektif
karena suhu sterilisasi tidak dapat tinggi.
Metode sterilisasi pemanasan basah sesuai jika diaplikasikan untuk bahan dan alat
yang tahan terhadap pemanasan, tahan penembusan uap air, larutan dengan
pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastik dan
produk dlama wadah terbungkus/tersegel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sterilisasi panas basah adalah sterilisasi dengan uap air panas dan tekanan. Mekanisme
kerja sterilisasi basah secara umum adalah ketika uap air terbentuk, protein dari bakteri
akan mengalami koagulasi dan denaturasi.
Macam-macam metode sterilisasi basah dibagi menjadi 6, yaitu : pemanasan basah dalam
autoklaf (FI III) , sterilisasi uap (FI IV), dengan uap air suhu 100 oC, direndam dalam air
mendidih, tyndalisasi dan pasteurisasi.
6
Faktor-faktor yang memengaruhi sterilisasi basah antara lain adalah waktu, suhu,
kelembaban, jenis mikroorganisme, kondisi alat atau bahan, jumlah mikroorganisme, jumlah
retakan atau celah pada alat, ukuran wadah sterilisasi, materi penyusun alat atau bahan.
Aplikasi sterilisasi pemanasan basah sesuai jika diaplikasikan untuk bahan dan alat yang
tahan terhadap pemanasan, tahan penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-
alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastik dan produk dlama wadah
terbungkus/tersegel.
3.2 Saran
Sebaiknya metode dan prosedur sterilisasi harus di perhatikan dengan seksama dalam
proses sterilisasi, karna sterilisasi adalah proses yang sangat penting dilakukan untuk
menjamin sterilisasi suatu alat atau bahan demi tercapainya produk sediaan farmasi steril
yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
http://farmasi.unida.gontor.ac.id/2020/04/12/peranan-sterilisasi-pada-praktikum-mikrobiologi/
7
8