Anda di halaman 1dari 17

STERILISASI PANAS

DISUSUN OLEH :

KELAS 3B

KELOMPOK 2

DEWI SRI PUSPITA NIM : 1801011214

IMELDA INDAH SARI PANJAITAN NIM : 1801011430

RELITA SIHITE NIM : 1801011233

VERONICA SIMBOLON NIM : 1801011442

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul

“STERILISASI PANAS”.

Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian sterilisasi panas atau

yang lebih khususnya membahas tentang sterilisasi panas, macam-macam

sterilisasi panas, atau jenis sterilisasi, proses sterilisasi dan juga membahas

tentang prinsip kerja sterilisasi.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua

tentang STERILISASI PANAS. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Medan, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 3

1.3 Tujuan .............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

2.1 Sterilisasi Panas ............................................................................... 4

2.1.1 Sterilisasi Panas Kering ....................................................... 4

2.1.2 Sterilisasi Panas Basah ......................................................... 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12

3.2 Kesimpulan ...................................................................................... 12

3.3 Saran ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan segala bentuk mikroorganisme

beserta sporanya agar tidak kembali hidup kedalam materi atau sampel, alat-alat,

atau linkungan tersebut.

Sterilisasi merupakan proses penggunaan suhu tinggi (diatas) 100ºC. Suhu

dan waktu sterilisasi tergantung dari produk dan macam mikroorganisme yang

ada. Umumnya kita mengenal proses sterilisasi adalah suhu 121ºC selama 15

menit tanpa memperhatikan bahan dan jumlah yang disterilkan. Pada suhu 121ºC

dengan media air maka dibutuhkan adanya tekanan yang lebih tinggi dari tekanan

atmosfer. Tekanan yang tinggi akan mempercepat kerusakan DNA sehingga

sporapun dapat dimatikan pada proses ini. Proses sterilisasi umumnya untuk

mematikan bakteri pembentuk spora seperti Clostridium botulinum tipe A dan B

dan Bacillus stearothermophilus, B. coagulans.

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media,

dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang

patogen maupun yang patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk

membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative

maupun bentuk spora.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah

pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan

aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan

1
terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun

sterilisasi ini juga penting.

Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun

kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman

patogen atau kuman patogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau

kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan

kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,

steralisasi gas (Formalin H2O2), dan radiasi ionnisasi. Alam steralisasi di

antaranya :

a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.

b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas

dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan

sterilisasi.

c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.

d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril

selesai.

e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.

f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila

terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.

Sterilisasi atau suci hama yaitu suatu proses dimana membunuh segala

bentuk kehidupan mikro organisme yang ada dalam sample atau contoh,alat-alat

atau lingkungan tertentu.

Dalam ilmu bedah, sterilisasi berarti memusnahkan semua mikroorganisme

beserta sporanya, sedangkan desinfeksi berarti memusnahkn semua

2
mikroorganisme yang tidak mempunyai spora, misalnya kuman-kuman.

Desinfeksi biasanya dilakukan pada pakaian, alat-alat linen, tempat tidur, alat

buang air kecil dan besar, dan sebagainya.

1.2 Perumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Sterilisasi?

b. Bagaimana Proses Sterilisasi Panas?

c. Apa Macam-macam Sterilisasi Panas?

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi

Formulasi Steril. Diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam berdiskusi

penyelesaian masalah tentang Sterilisasi Panas.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sterilisasi Panas

Sterilisasi panas merupakan sterilisasi yang dianggap paling efektif, tetapi

kelemahannya tidak bisa diaplikasikan pada zat aktif yang tidak tahan panas/rusak

karna panas, sterilisasi panas dibagi menjadi 2 :

a. Sterilisasi Panas Kering

b. Sterilisasi panas Basah

2.1.1 Sterilisasi Panas Kering

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, sterilisasi cara ini menggunakan

suatu siklus oven modern yang dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring.

Alat yang digunakan yaitu, oven. Oven yaitu lemari pengering dengan dinding

ganda, dilengkapi dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara

dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik. Suhu yang biasa digunakan pada

sterilisasi panas kering 160ºC paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini

digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat

lainnya. Bagaimanapun juga range 150ºC - 170ºC digunakan untuk streilisasi

panas kering dan lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan

pada suhu 170ºC. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan

pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.

Secara umum, panas kering digunakan untuk sterilisasi bahan – bahan

melalui proses pengabuan dari mikroorganisme. Proses ini merupakan kelanjutan

atau sekumpulan proses yang dilakukan dalam sebuah oven dengan temperatur

sekelilingnya 170°C untuk sterilisasi atau 250°C untuk depirogenisasi. Panas

4
kering digunakan untuk sterilisasi/depirogenisasi alat-alat gelas yang akan

digunakan untuk proses produksi secara aseptik. Suhu yang digunakan ini, terlalu

tinggi untuk wadah-wadah plastik. Sama seperti sterilisasi uap air, prosesnya

dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol. Sterilisasi panas kering biasa

digunakan untuk depirogenisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan lain yang

memiliki kemampuan bertahan pada suhu yang digunakan. Secara umum, validasi

untuk alur depirogenisasi untuk proses panas kering selalu termasuk proses

sterilisasinya.

Panas kering pada temperatur lebih 160ºC efektif menghancurkan

mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban secara

inversible. Proses ini berjalan relatif lambat, mengisyaratkan sedikitnya 1 jam

pada suhu 160ºC tetapi lebih cepat pada temperatur yang tinggi. Panas kering ini

sering merugikan beberapa produk.

Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih efektif untuk

pembunuhan mikroorganisme diisyaratkan 15 menit pada suhu 121ºC.

Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik

disterilkan dengan panas kering. Misalnya petrolatum jelly, minyak mineral, lilin,

wax, serbuk talk. Karena panas kering kurang efisien dibanding panas lembab,

pemaparan lama dan temperatur tinggi dibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi

dalam temperatur bervariasi telah diterapkan berdasarkan tipe indikator steril yang

digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain. Jumlah air dalam sel mikroba

diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas kering.

Umumnya, ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-betul kering

menunjukkan resistensi terhadap inaktivasi panas kering. Ini jelas bahwa

5
perhatian harus diberi untuk mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk

produk-produk rumah sakit dan validasi sistematis sterilisasi dengan metode

sterilisasi standar.

Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas

dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.

Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :

 170°C (340ºF) sampai 1 jam

 160°C (320ºF) sampai 2 jam

 150°C (300ºF) sampai 2,5 jam

 140°C (285ºF) sampai 3 jam

Ciri-ciri panas kering :

1. Yang dipanaskan adalah udara kering.

2. Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi O2 udara.

3. Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira-kira 150º.

4. Waktu yang diperlukan lebih lama, antara 1 jam sampai 2 jam, kecuali

pemijaran.

5. Digunakan untuk sterilisasi bahan obat / alat yang tahan pemanasan tinggi.

6
2.1.2 Sterilisasi Panas Basah

a. Sterilisasi Uap

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, sterilisasi uap adalah proses

sterilisasi thermal yang menggunakan uap jenuh dibawah tekanan selama 15

menit pada suhu 121º. Kecuali dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana

yang disebut otoklaf, dan mungkin merupakan proses sterilisasi paling

banyak dilakukan. Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan

dalam industri farmasi, karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek

dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu dan

suhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam

satu siklus yang divalidasi. Secara umum, sterilisasi panas lembab dilakukan

pada suhu 121°C dibawah tekanan 15 psig. Pada suhu ini konsep letal

dilakukan dengan ºF yang juga dilakukan bila suhu sterilisasi berbeda dari

121°C. ºF dari proses ini tidak jauh pada 121°C dengan waktu yang

dibutuhkan, dalam menit, untuk menghasilkan kematian yang setara dengan

hasil pada 121°C pada waktu tertentu.

Penggunanaan uap bertekanan atau metode sterilisasi yang paling umum

memuaskan dan efektif yang ada. Ini adalah metode yang diinginkan untuk

sterilisasi larutan yang ditujukan untuk infeksi pada tubuh, pembawa pada

sediaan mata, bahan-bahan gelas. Untuk penggunaan darurat, pakaian dan

alat kesehatan dan benda-benda karet. Kerugian yang paling prinsip dan

penggunaan uap ini adalah ketidak sesuaiannya untuk penggunaan pada

bahan sensitif terhadap panas dan kelembaban. Metode ini tidak dapat

digunakan untuk sterilisasi misalnya, produk yang dibuat dari basis minyak

7
dan serbuk. Uap jernih pada 120°C mampu membunuh secara cepat semua

bentuk vegetatif mikroorganisme hidup dalam waktu ½ menit. Uap jenuh ini

dapat menghancurkan spora vegetatif yang tahan terhadap pemanasan

tinggi. Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari

uap jenuh kering yaitu :

a. Suhu

b. Panas tersembunyi yang berlimpah

c. Kemapuan untuk membentuk kondensasi air

d. Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi

Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu 121ºC

selama 12 menit, ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam wadah

untuk mencapai 121°C setelah termometer pensteril menunjukkan suhu ini.

Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml akan membutuhkan waktu ±

5 menit, sedangkan botol 500 ml antara 10-15 menit. Penyebab kematian

dengan cara sterilisasi panas terhadap lembab berbeda dengan cara panas

kering, kematian mikroorganisme oleh panas lembab adalah hasil koagulasi

protein sel, berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme

yang paling penting adalah proses oksidasi.

Alat yang digunakan disebut dengan otoklaf, yaitu suatu panci logam

yang kuat dengan tutup yang berat, mempunyai lubang tempat

mengeluarkan uap air beserta krannya, termometer, pengatur tekanan udara,

klep pengaman.

8
Cara bekerja :

1. Tuangkan air suling secukupnya ke dalam tubuh sterilisator.

2. Letakkan bahan-bahan yang akan disterilkan didalam sterilisator.

3. Tutup sterilisator, kencangkan setiap dua mur yang letaknya

berlawanan secara serentak.

4. Buka pengatur klep pengaman. Pasang pemanas.

5. Bila uap air mulai keluar dengan deras, tutuplah klep pengaman

dengan cara mendorong pengaturnya kebawah sehingga posisinya

mendatar, tekanan di dalam sterilisator akan naik dan dapat dibaca

pada alat pengukur tekanan.

6. Sterilkan bahan-bahan dengan cara mempertahankan tekanan 1 atm

selama waktu yang ditentukan.

7. Pada akhir proses, matikan pemanasan dan tunggulah sampai tekanan

kembali nol.

8. Bila alat pengukur tekanan telah menunjukkan angka nol dan suhu

telah turun sampai jauh di bawah 100ºC, bukalah pengatur klep

pengaman dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap

yang tertinggal di dalam. Kendurkan mur, lepaskan baut-bautnya,

putar tutupnya dan angkat.

9. Setelah selesai menggunakan sterilisator buanglah air yang tersisa di

dalamnya dan keringkan baik-baik semua bagiannya.

9
b. Pemanasan Dengan Bakterisida

Ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap panas pada 100ºC.

adanya bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini

digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada

temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf. Larutan yang ditumbuhkan

bakterisida ini dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100ºC selama

20 menit dalam pensterilisasi uap atau penangas air. Bakterisida yang dapat

digunakan termasuk 0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau

0.002% fenil merkuri nitrat saat larutan dosis tunggal lebih dari 15 ml

larutan obat untuk injeksi intratekal atau gastro intestinal sehingga tidak

dibuat dengan metode ini.

c. Air Mendidih

Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak

dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah.

Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus

mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan

dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan

pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-

2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat

kondisi bahan-bahan logam.

d. Tyndalisasi / Pasteurisasi

Digunakan pada bahan obat yang tidak tahan pemanasan tinggi dan

tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri (emulsi, suspensi).

10
Caranya :

1. Panaskan pada suhu 70º - 80º selama 40 – 60 menit, untuk

mematikan mikroba bentuk vegetatifnya.

2. Diamkan pada suhu 30º selama 24 jam, untuk membiarkan mikroba

bentuk spora berubah menjadi bentuk vegetatif.

3. Ulangi pemanasan selama 3 – 5 hari berturut-turut.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media,

dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang

patogen maupun yang patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk

membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative

maupun bentuk spora.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah

pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan

aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan

terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun

sterilisasi ini juga penting.

Sterilisasi panas dibagi menjadi dua yaitu, sterilisasi panas kering dan

sterilisasi panas basah. Alat yang digunakan pada sterilisasi panas kering yaitu

oven, sedangkan alat yang digunakan pada sterilisasi panas basah yaitu otoklaf.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka

dari itu kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh

pihak demi sempurnanya makalah ini dan sebagai perbaikan dalam pembuatan

makalah-makalah berikutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://yasinaron1545.blogspot.com/2016/12/sterilisasi.html

https://rgmaisyah.wordpress.com/2009/03/15/metode-sterilisasi/

13

Anda mungkin juga menyukai