MIKROBIOLOGI
Disusun oleh:
Kelompok 3 / A6-2017
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
SURABAYA
2018
ACARA I
PENGENALAN ALAT
A. TUJUAN
Mengenal bermacam-macam alat dan cara penggunannya secara benar pada
praktikum mikrobiologi.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat
melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya
jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-
alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan
benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin
(Andriani, 2016).
Alat yang digunakan adalah alat-alat laboratorium mikrobiologi, seperti lemari
pengeram (inkubator), autoklaf, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur,
pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampu spiritus, ose, serta peralatan lain yang digunakan
di laboratorium mikrobiologi. (Selian, dkk., 2013).
Sterilisasi alat dan media yang dilakukan menggunakan pembakar bunsen, oven serta
autoklaf. Pembakar Bunsen, untuk mensterilkan peralatan seperti ose, jarum, dan spatula
dengan cara membakar ujung peralatan tersebut di atas api bunsen sampai berpijar. Oven,
untuk mensterilkan cawan petri dan pipet volume. Penggunaan alat ini dengan memasukkan
alat-alat tersebut kedalam oven dan dipanaskan dengan suhu 160-170°C selama 1-2 jam.
Autoklaf, untuk mensterilkan tabung reaksi bertutup dan erlenmeyer. Penggunaan alat ini
dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam autoklaf yang ditutup dengan rapat dan
nyalakan autoklave dengan temperature 121℃ dan tekanan antara 15-17,5 psi (pound per
square inci) atau 1 atm selama 1 jam (Kharisma dan Abdul, 2012).
Autoklaf atau dikenal dengan metode sterilisasi panas basah biasanya sterilisasi yang
menggunakan bantuan alat autoklaf dengan tekanan bersaturasi. Adapun siklus (cycle) yang
akan menjamin proses sterilisasi di dalam autoklaf menjadi efektif yaitu 3 menit pada suhu
134°C; 10 menit pada suhu 126°C; 15 menit pada suhu 121°C; 25 menit pada suhu 115°C
(Zahid, 2010).
Hal yang perlu diperhatikan saat pengisian bahan/alat yang ingin disterilkan adalah
material tersebut dikemas cukup longgar di dalam sebuah wadah (chamber) untuk
mempermudah penetrasi uap panas dan menghilangkan udara setelah proses sterilisasi
selesai (Zahid, 2010).
C. SKEMA KERJA
Simulasi/demo alat dan penjelasan mengenai cara kerja dan fungsi alat. Praktek penggunaan
alat dengan benar sesuai dengan fungsinya.
D. HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
No Nama Alat Gambar Fungsi
1. Autoklaf Untuk mensterilkan
berbagai macam alat,
bahan serta media yang
digunakan dalam mi-
krobiologi mengguna-
kan uap air panas ber-
tekanan. Tekanan yang
digunakan pada um-
umnya adalah 2 atm
dengan suhu 121°C se-
lama 15 menit.
Bagian-bagian autoklaf:
1. Termometer dan
penunjuk tekanan
2. Katup pengeluaran
uap
3. Sekrup pengaman
4. Pengatur waktu /
timer
5. Tombol on-off
6. Pengatur suhu
2. Autoklaf Untuk mensterilkan
(kotor) berbagai macam alat,
bahan yang telah ter-
kontaminasi oleh bak-
teri eksternal. Prinsip
kerja serta bagian-
bagiannya sama dengan
autoklaf pada umum-
nya.
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini melakukan pengenalan alat serta demonstrasi penggunaan alat
secara benar.
Prinsip penggunaan dan pemeliharaan alat-alat yang digunakan dalam bekerja akan
berpengaruh pada hasil praktikum. Peralatan yang biasa ditemukan dalam laboratorium
mikrobiologi yaitu dari bahan gelas maupun non gelas. Peralatan di ruang mikrobiologi
banyak menggunakan peralatan yang terbuat dari gelas, karena gelas memiliki titik lebur
yang tinggi selain itu mudah disterilisasikan. Pada praktikum pertama ini, praktikan
diajarkan cara membungkus alat-alat, bagaimana tata ruang lab mikrobiologi, cara
menggunakan alat, serta fungsi – fungsi alat yang ada di lab mikrobiologi.
Adapun alat-alat lab mikrobiologi dibagi menjadi tiga, yaitu alat-alat elektrik, alat-
alat bahan gelas dan keramik, serta ala-alat bahan non gelas.
Untuk alat-alat elektrik yaitu:
Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang
memberikan perbesaran untuk melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh
mata telanjang. Mikroskop yang tersedia memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas
dari beberapa kali hingga ribuan kali. Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni dengan
memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif
bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan akan
diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dan di perbesar oleh mata
pengamat. Cara menggunakan mikroskop adalah benda yang akan diamati diletakkan di
antara F dan 2F dari lensa objektif. Pemeliharaan mikroskop adalah dengan membersihkan
dari debu, terutama pada lensa. Sebaiknya mikroskop selalu dimasukkan ke dalam kotaknya
atau ke dalam kabinet dan senantiasa ditutup. Bila kelembaban tempat menyimpan
mikroskop tinggi, dianjurkan alat-alat optik disimpan dalam ruangan yang ditutup dengan
memakai dessicant untuk menghindarkan jamur atau ruangannya dipanaskan dengan lampu,
sehingga udara mencapai suhu 40-50°C. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat penggunaan
mikroskop antara lain : pastikan kabel tidak membelit badan mikroskop saat terhubung
sumber listrik, bagian-bagian optik sudah bersih dari partikel debu, minyak dan kotoran lain
yang dapat mengurangi ketajaman gambar atau mengurangi kontrasnya. Bagian optik
dibersihkan dengan mengelap beberapa kali menggunakan cleaner, xylol atau lap khusus.
Dapat juga menggunakan kertas pembersih lensa. Kelebihan alat ini adalah pada mikroskop
cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Kekurangan utama dari tipe obyek
mikroskop adalah bahwa aperture numerical dari system dibatasi oleh adanya jalur
beam/cahaya ganda. Mikroskop kekuatan atom (AFM) memiliki berbagai aplikasi dan
berkembang pesat dalam penelitian dan pengembangan. Teknik yang kuat ini telah
digunakan untuk memvisualisasikan permukaan baik dalam media cair atau gas
(Mohammad et al., 2011).
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang
digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121°C (250°F) selama
15 menit. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan untuk
membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada alat atau bahan
yang akan digunakan dalam praktikum atau percobaan.
Cara penggunaan autoklaf yaitu sebagai berikut.
a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan maka dapat ditambah air sampai batas
tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan
karat.
b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir maka tutup
harus dikendurkan.
c. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap
yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih
dahulu.
d. Autoklaf dinyalakan, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121°C.
e. Ditunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman
ditutup (dikencangkan) dan ditunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15
menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
f. Jika alarm tanda selesai berbunyi maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preissure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep pengaman dibuka dan keluarkan
isi autoklaf dengan hati-hati.
Inkubator adalah alat yang berfungsi untuk menginkubasi mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu
untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70°C. Inkubator memiliki
prinsip kerja yaitu dengan memasukan atau menyimpan biakan murni mikroorganisme,
kemudian mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas suhu tertentu.
Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas.
Digunakan pada sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat-alat dari segala macam
kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban. Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan
alat-alat yang telah dibungkus dengan aluminium foil yang akan disterilkan ke dalam oven
dan menyusunnya pada rak, kemudian oven dinyalakan serta diatur suhu dan waktunya.
Vortex mixer merupakan alat yang digunakan untuk menghomogenkan larutan atau
medium cair dengan menggunakan wadah tabung reaksi. Prinsip kerjanya hanya dengan
mengaktifkan alat dan tekan tabung yang berisi larutan ke permukaan vortex secara otomatis
vortex akan menghomogenkan larutan yang ada didalam tabung reaksi.
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1.000 µL. Penggunaan mikropipet memerlukan tip. Pada praktikum
mikrobiologi, biasanya tip yang sering digunakan adalah blue tip dan yellow tip. Blue tip
untuk mengambil cairan media dengan volume 1.000 µL. Sedangkan yellow tip 100 µL.
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang
diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, di antaranya pipet
berukuran 1 ml, 5 ml, dan 10 ml. Cara penggunaannya adalah cairan disedot dengan pipet
ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diinginkan. Volume yang
dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat
sejajar dengan meniscus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan
udara sekitar.
Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan, atau cairan. meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, dan kultivasi
mikroba dalam kultur cair Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat
ditampungnya, yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, dan 1.000 ml.
Gelas ukur untuk mengukur volume suatu cairan dengan akurasi tinggi. Gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume
larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi,
untuk preparasi media, menampung aquades, mengaduk, mencampur, dan memanaskan
cairan.
Pembakar bunsen/spiritus berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang
menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan
kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Bagian api yang paling cocok
untuk memijarkannya dalam sterilisasi jarum ose atau yang lain adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas).
Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet
ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki
3 saluran, yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate)
berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika
ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust)
berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
F. KESIMPULAN
Dari data hasil pengamatan serta pembahasan dapat disimpulkan bahwa peralatan di
ruang mikrobiologi banyak menggunakan peralatan yang terbuat dari gelas, karena gelas
memiliki titik lebur yang tinggi selain itu mudah disterilisasikan. Alat-alat di laboratorium
mikrobiologi dibagi menjadi tiga, yaitu alat-alat elektrik, alat-alat bahan gelas dan keramik,
serta alat-alat bahan non gelas. Untuk alat-alat elektrik meliputi mikroskop, autoklaf ,
inkubator, oven, neraca analitik, vortex mixer, dan mikropipet. Untuk alat-alat bahan gelas
dan keramik meliputi cawan petri, pipet ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas ukur, beaker
glass, pembakar bunsen/spiritus , dan corong. Untuk alat-alat bahan non gelas meliputi filler
dan jarum inokulasi/ose. Ketika bekerja di laboratorium mikrobiologi sangat penting
mengenal alat atau bahan yang akan digunakan, prinsip kerjanya, serta hal-hal yang perlu
diperhatikan ketika berada di dalam laboratorium mikrobiologi agar hasil yang diperoleh
maksimal.
G. DAFTAR PUSTAKA
Andriani, R., 2016, Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk
Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum, Jurnal Mikrobiologi Vol.1(1):
O1A114084.
Selian , L.S., Warganegara, E dan Apriliana, E., 2013, Uji Most Probable Number
(MPN) dan Deteksi Bakteri Koliform Dalam Minuman Jajanan yang dijual Di Sekolah
Dasar Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung : ISSN 2337-3776.
Kharisma, A dan Manan, A., 2012, Kelimpahan Bakteri Vibrio Sp. Pada Air
Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Sebagai Deteksi Dini Serangan
Penyakit Vibriosis, Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan.4 (3) : 129-134.
Zahid, M., 2014, Pemilihan Bahan Kimia yang Tepat Untuk Dekontaminasi Di
Dalam Laboratorium, Buletin pengujian mutu obat hewan : 21.
Mohammad, A. W., N. Hilal., L. Y. Pel., I. N. Hasyimah., M. Amin, & R. Raslan,
2011, Atomic Force Microscopy As A Tool For Asymmetric Polymeric Membrane
Characterization. Sains Malaysiana. 40 (3): 237-244.
Widodo, L.U. dan Dyah, F.K., 2015, Praktikum Mikrobiologi, edisi 2, Universitas
Terbuka, Tangerang Selatan, 1.1-1.15.
H. JAWAN PERTANYAAN
1. Sebutkan nama dan fungsi dari alat-alat di atas!
2. Tuliskan prinsip kerja autoklaf!
3. Gambarkan dan sebutkan fungsi dari alat-alat penting yang digunakan dalam penelitian
bidang Mikrobiologi! (Selain yang disebut nomor 1)!