“ANALISIS ENZIM”
Oleh Kelompok 3 :
JURUSAN GIZI
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan : Mahasiswa dapat mengetahui aktif atau tidaknya enzim dalam air liur
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pati yang masuk kedalam mulut akan dicerna oleh enzim ptialin yang membentuk
dekstrin lalu pati yang sudah dicerna tersebut akan dipecah menjadi disakarida. Semakin
lama dicerna maka pati akan dipecah menjadi monosakrida.
Ptialin merupakan protein yang berada di dalam air liur. Ptialin dapat membantu proses
pencernaan makanan dengan memecah pati menjadi potongan-potongan gula yang larut
dalam air. Enzim ptialin merupakan nama lain dari amilase yang hanya ditemukan di dalam
air liur manusia. Zat ini lebih akrab dikenal sebagai amilase saliva. Makanan yang
dikonsumsi manusia seperti nasi, kentang, dan roti banyak mengandung pati atau
karbohidrat. Pati merupakan polisakarida. Enzim ptialin mengubah pati menjadi gula yaitu
glukosa. Glukosa merupakan rantai cabang dari pati atau karbohidrat. Artinya, pati mampu
memecah polisakarida menjadi zat yang lebih sederhana. Pencernaan makanan diawali
dengan membagi-bagi makanan berukuran besar menjadi ukuran-ukuran yang jauh lebih
kecil sehingga lebih mudah dicerna. Langkah ini dapat dicapai secara fisik dengan proses
mengunyah. Walaupun demikian, proses pencernaan makanan sebagian besar dilakukan
secara kimiawi oleh enzim. Air liur berisi enzim ptialin yang mampu mendegradasi ikatan
pati menjadi sebuah rantai linier. Ikatan pati dipecah menjadi dua buah ikatan gula
(disakarida). Hasil akhir proses enzim ptialin adalah dua buah molekul glukosa yang dikenal
dengan maltosa. Proses pemecahan maltosa menjadi satu molekul glukosa selanjutnya
dilakukan di dalam usus.
a. pH Asam
1ml larutan sampel air liur dituangkan kedalam tabung reaksi yang kemudian
ditambahkan 1ml amilum. Lalu dikocok hingga homogen.
Tambahkan HCl sebanyak 1ml dan diamkan selama 5 menit. Kemudian, 0.5ml larutan
benedict dituangkan kedalam tabung reaksi yang berisi sampel. Setelah itu, dipanaskan
selama 5 menit dan amati perubahan warnanya.
b. pH Basa
1ml larutan sampel air liur dituangkan kedalam tabung reaksi yang kemudian
ditambahkan 1ml amilum. Lalu dikocok hingga homogen.
Tambahkan Na2CO3 sebanyak 1ml dan diamkan selama 5 menit. Kemudian, 0.5ml
larutan benedict dituangkan kedalam tabung reaksi yang berisi sampel. Setelah itu,
dipanaskan selama 5 menit dan amati perubahan warnanya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim antara lain suhu , pH, konsentrasi
substrat, konsentrasi enzim dan zat-zat penghambat. Suhu berpengaruh terhadap fungsi enzim
karena reaksi kimia menggunakan katalis enzim yang dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping
itu, karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan
bagian aktif enzim akan terganggu, sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.
Kemudian pH berpengaruh terhadap fungsi enzim karena pada umumnya efektifitas maksimum
suatu enzim pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5 – 8,0. Pada pH yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi
denaturasi protein. Pengujian enzim pada suhu 0ºC dan 100ºC didapatkan hasil positif dengan
terjadi endapan orange pada suhu 0°C dan pada suhu 100°C membentuk warna hijau, ini karena
enzim bekerja dengan sangat aktif. Seharusnya hasil yang didapatkan negative, karena enzim
tidak dapat bekerja secara optimal pada suhu lingkungan terlalu rendah atau terlalu tinggi, hal ini
terjadi karena enzim gagal dinonaktifkan pada suhu tersebut sehingga enzim bekerja dan mampu
memecahkan pati sehingga membentuk monosakarida dan disakarida . Hasil uji benedict yang
ditambahkan larutan asam menunjukan reaksi negative, hal ini menunjukkan bahwa enzim
amilase tidak bekerja pada pH yang terlalu rendah sedangkan pada hasil uji benedict yang
ditambahkan larutan basa menunjukkan hasil positif, hal ini menunjukkan bahwa enzim amilase
dapat bekerja pada Ph tinggi.
2.7 Kesimpulan
Enzim amilase dapat bekerja optimal pada pH optimumnya, yaitu sekitar pada pH 7 dan
sekitarnya. Enzim akan berkurang laju reaksinya atau akan rusak pada pH yang ekstrim, yang di
bawah pH 4,0 dan di atas pH 10. Aktivitas enzim amilase dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah perubahan pH, suhu, pelarut organik, dan yang menyebabkan denaturasi
protein. Uji benedict terhadap hasil percobaan pengaruh suhu aktivitas amilase air liur pada
suhu 0oC, 37oC, dn 100ºC memberikan hasil yang positif, yaitu larutan menjadi berwarna kuning
dan kecokelatan.
Daftar Pustaka
https://mitamorfauzis.blogspot.com/2012/10/laporan-praktikum-biokimia-air-liur.html?m=1
https://anitamuina.wordpress.com?category/laporan-praktikum-biokimia/
Lampiran
Basa Asam