Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM BIOKIMIA

ENZIM PENCERNAAN

Disusun Oleh :

Nama : Yuni Asmilawati

Nim : 019.06.0094

Kelas/ Sesi : B/01

Hari/ Tgl Praktikum : Kamis, 18 Juni 2020

Dosen : Ana Andriana. S.Si, M,Sc

Musyarrafah. S.Si, M,Sc

LABORATORIUM TERPADU II

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL- AZHAR

MATARAM

1|Page
I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk mengetahui enzim-enzim yang berperan dalam sistem pencernaa.


2. Mengidentifikasi enzim amylase pada sampel saliva.
3. Mengidentifikasi reaksi reduksi pada karbohidrat melalui UJi Benedict.
4. Mengetahui pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim amylase.

II. PRINSIP KERJA

Proses pencernaan terjadi pada saluran pencernaanterjadi pada saluran


pencernaan dimulai dari mulut sampai pelepasan. Bahan makanan yang
terdapat di saluran pencernaan itu masih terletak diluar tubuh. bahan yang
telah dicerna masuk ke dlaam tubuh melalui proses absorpsi oleh dinding
usus halus. Pada proses pencernaan, dengan bantuan enzim-enzim pencernaan
maka suatu makromolekul akan dicerna menjadi molekul yang lebih kecil,
misalnya:

1. Karbohidrat dihidrolisis menjadi monosakarida


2. Lemak dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak
3. Protein dihidrolisis menjadi asam amino

Makanan yang masuk pertama kali akan melewati mulut untuk dikunyah
dengan adanya bantuan dari air liru yang berfungsi sebagai pelumas rongga
mulut, melunakkan makanan padat sebelum ditelan. Selain fungsi tersebut, air
liur juga mengandung enzim amilase (ptyalin) yang akan menghidrolisis
amilum menjadi maltosa. Enzim ini biasanya mengkatalisis ikatan alfa 1-4
dari struktur amilum membentuk disakaridase yaitu maltosa. Kondisi optimal
enzim amilase pada pH 5,6-6,9 dan bertahan pada suhu tubuh 37ᴼ C serta
menjadi kofaktor beberapa anion seperti Cl dan Br namun kurang efektif pada
iodium dan fosfat. Enzim amilase ini akan menjadi tidak aktif apabila berada
pada pH 4 atau lebih rendah. Enzim amilase memecah pati menjadi dekstrin-
dekstrin maltosa.

2|Page
III. CARA KERJA

1. Hidrolisa pati oleh air liur (enzim amylase)


 Masukkan 10 mL larutan amilum 1% ke dalam tabung reaksi.
Kemudian tambahkan 5 tetes air liur.
 Sesegera mungkin tabung reaksi ini dimasukkan ke dalam
waterbath suhu 37ᴼ C.
 Secara bersamaan siapkan pula piring reaksi yang diisi dengan
larutan iodium 0,001 M masing-masing dua tetes.
 Setelah 1 menit, ambil 1 tetes larutan dalam tabung reaksi yang
dimasukkan dalam waterbath, lalu masukkan ke dalam larutan
iodium 0,001 M dalam piring reaksi, catat warna yang terjadi.
 Ulangi percobaan tadi tiap-tiap 1 menit sampai larutan iodium
tidak berwarna ( berwarna kuning muda) dengan larutan dalam
tabung reaksi ( titik akromatik).
 Catat waktunya (berapa menit).
 Catatlah apakah reduksi telah terjadi.

2. Uji kelarutan dan percobaan Benedict


 Masukkan 2,5 mL larutan Benedict ke dalam tabung reaksi.
 Tambahkan 4 tetes larutan yang akan diperiksa, campur dengan
baik.
 Didihkan selama 3 menit, kemudian dinginkan.
 Catat warna endapan yang terjadi.

3. Pengaruh temperatur terhadap kerja enzim


 Siapkan 4 buah tabung reaksi, kemudian masing-masing tabung
reaksi diisi dengan 5 mL larutan pati 1% dan 3 tetes air liur,
campur dengan baik.

3|Page
 Sesegera mungkin:
a. Tabung I dimasukkan ke dalam air es
b. Tabung II dibiarkan pada temperatur kamar
c. Tabung III dimasukkan ke dalam penangas air 37ᴼ C
d. Tabung IV dimasukkan ke dalam air mendidih
e. Pengaruh temperatur terhadap kerja enzim
 Tunggu selama 5 menit
 Kemudian tiap-tiap tabung ditetesi dengan iodium 0,001 M
 Catat warna yang terjadi

4. Pengaruh pH terhadap kerja enzim


 Isilah 4 buah tabung reaksi masing-masing dengan
a. 2 mL larutan HCl 0,4% mempunyai pH 1
b. 2 mL larutan aquadest mempunyai pH 7
c. 2 mL larutan Na₂CO₃ 1% mempunyai pH 9
 Ke dalam setiap tabung reaksi tambahkan 2 mL larutan pati 1%
dan 8 tetes air liur, campur dengan baik sesegera mungkin.
 Masukkan ke dalam waterbath 37ᴼ C selama 15 menit.
 Angkat dan bagilah setiap tabung reaksi menajdi 2 bagian.
 Pada bagian pertama tambahkan 2 tetes larutan iodium 0,001 M.
 Catat warnanya.
 Pada bagian kedua lakukan tes Benedict, catat apakah terjadi
endapan dan bagiamana warnanya. Terangkan hasilnya.

4|Page
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hidrolisa pati oleh air liur (enzim amylase)

Hidrolisa adalah mekanisme reaksi penguraian suatu senyawa oleh air atau
asam dan basa. Pati atau amilum tergolong ke dalam kelompok
polisakarida sehingga pati bisa dihidrolisis menjadi glukosa yang
merupakan monosakrida. Pertama-tama pati atau amilum dihidrolisis
menghasilkan maltosa, kemdudian maltosa dihidrolisis menghasilkan
glukosa. Pada hidrolisis ini memerlukan katalisator untuk mempercepat
jalannya laju reaksi. Katalisator yang dipakai berupa enzim amilase
(ptyalin). Enzim amilase dapat diperoleh dari sekresi air liur atau saliva.
Enzim Amilase dapat bekerja sebagai substrat dan menghidrolisis
polisakarida seperti pati dan glikogen menjadi sakarida yang lebih
sederhana.

Pada percobaan praktikum ini menguji kerja enzim amilase yang bekerja
memecahkan atau merombak 10 mL larutan amilum 1% amilum menjadi
glukosa dengan ditambahkan sampel saliva atau air liur sebanyak 5 tetes.
Kemudian memanaskannya dalam penangas air dengan suhu 37ᴼ C. Hal ini
dilakukan karena hampir semua enzim mempuyai aktivitas optimal pada
suhu 30-40ᴼ C. Selanjutnya larutan iodium 0,001 M berfungsi sebagai
indikator terhadap proses terjadinya reaksi dengan adanya perubahan
warna. Larutan yang dipanaskan dalam waterbath di teteskan setiap 1

5|Page
menit 1 tetes ke dalam larutan iodium hingga terjadi perubahan warna,
proses perubahan warna bisa tergantung dari berapa lama waktunya, namun
pada praktikum kali ini perubahan warna terjadi cukup cepat sekitar 5
menit. Hasilnya terjadi perubahan warna larutan iodium yang awalnya biru
menjadi tidak berwarna.

2. Uji kelarutan dan percobaan Benedict

Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam


suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna menjadi biru
– kehijauan, hijau - kuning, jingga dan merah bata sesuai dengan kadar
karbohidrat di dalamnya. Seperti pengamatan yang dilakukan pada 2,5 mL
larutan Benedict ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 4 tetes
larutan yang akan diperiksa, aduk tabung agar larutan dapat bercampur
dengan baik. Selanjutnya dipanaskan selama 3 menit, kemudian dari hasil
pengamatan didapatkan hasil larutan berubah warna menjadi hijau –
kekuningan, yang artinya terdapat endapan.

Sebelum Setelah Keterangan Kadar Gambar Hasil


dipanaska dipanaskan
n (Positif)

Biru Hijau/ Hijau – ++ ≤ 0,5%


kekuningan

6|Page
3. Pengaruh temperatur terhadap kerja enzim

Kerja suatu enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur


(suhu), pH, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, konsentrasi hasil
reaksi, konsentrasi garam organik, adanya aktivator dan inhibitor. Pada
percobaan kali ini akan ditentukan suhu optimum dari enzim amilase.
Masing-masing tabung diisi dengan 5 mL larutan pati 1% dan 3 tetes air
liru atau saliva. Tabung pertama berisi larutan pati dan air liur dicelupkan
ke dalam air es (0ᴼC), tabung kedua berisi larutan pati dan air liur dibiarkan
pada suhu kamar, tabung ketiga yang berisi larutan pati dan air liur
dimasukkan ke dalam penangas air (37ᴼC) dan tabung keempat yang berisi
larutan pati dan air liur dimasukkan ke dalam air mendidih (100ᴼC). Hal ini
dilakukan pada berbagai suhu agar dapat diketahui pada suhu berapa (suhu
optimum) enzim amilase bekerja dengan baik. Setelah 5 menit, larutan akan
diteteskan dengan iodium 0,001 M.

Pada hasil pengamatan, terlihat perubahan warna menjadi biru pada tabung
air dingin (0ᴼC) setelah ditambahkan iodium dan warna keunguan muda
pada tabung suhu kamar. Untuk larutan pada tabung suhu (37ᴼC) terlihat
tidak berwarna namun sedikit agak keruh dibandingkan dengan tabung
reaksi suhu (100ᴼC) yang tidak berwarna sama sekali. Tidak terjadinya
perubahan warna pada suhu (100ᴼC) karena pada suhu tersebut struktur
konformasi dari enzim sudah rusak disebabkan karena pemanasan pada

7|Page
suhu yang tinggi akan mengakibatkan struktur protein mengalami
denaturasi. Berbanding terbalik dengan tabung reaksi pada suhu (0ᴼC)
enzimnya masih bekerja dengan baik.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh suhu optimum yaitu pada suhu


(37ᴼC) karena hal ini sesuai dengan teori yakni enzim amilase bekerja
efektif pada suhu (37ᴼC).

No Sampel Sebelum Setelah keterangan


pengamatan pengamatan

1. Tabung I Bening Biru

(Air dingin
0ᴼC)

2. Tabung II Bening Keunguan -

(Suhu
kamar)

3. Tabung III Bening Tidak


berwarna/keruh
(Penangas
air 37ᴼC)

8|Page
4. Tabung IV Bening Tidak berwarna

(Air
mendidih
100ᴼ C)

4. Pengaruh pH terhadap kerja enzim

Derajat keasaman pH dan kapasitas buffer air liur ditentukan oleh susunan
kuantitatif dan kualitatif elektrolit d dalam air liur terutama ditentukan oleh
susunan bikarbonat karena susunan bikarbonat sanagn konstan dalam air
liur dan berasal dari kelenjar saliva. Pengaruh pH terhadap aktivitas
amilase air liur dilakukan untuk menentukan seberapa besar pH ketika
enzim amilase masih bisa menghidrolisis pati. Kondisi optimal enzim
amilase bekerja pada pH 5,6-6,9 dan akan menjadi tidak aktif pada pH 4
atau lebih rendah. Dalam hasil pengamatan derajat keasaaman pH air liur,
menghasilkan data yang positif pada uji Benedict karena warna larutan
yang dihasilkan lebih pekat dari pada pengamatan uji Iodium.

9|Page
No Sampel Sebelum Setelah Setelah
pengamatan pengamatan pengamatan

(Iodium) (Benedict)

1. 2 mL HCl Bening
0,4%

pH 1

2. 2 mL Bening
aquades

pH 7

3. 2 mL Bening
Na₂CO₃ 1%

pH 9

10 | P a g e
VI .KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa proses pencernaan berawal dari
rongga mulut yang dikatalis oleh enzim amilase (ptyalin) yang terdapat di
dalam saliva. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil:

 Uji iodin yang digunakan berfungsi sebagai berfungsi sebagai indikator


terhadap proses terjadinya rekasi yang ditandai dengan adanya perubahan
warna.
 Pada suhu tinggi 100ᴼC enzim amilase tidak bekerja, karena pada suhu
tersebut struktur konformasi dari enzim sudah rusak disebabkan karena
pemanasan pada suhu yang tinggi akan mengakibatkan struktur protein
mengalami denaturasi.
Dalam uji Benedict menujukkan hasil positif adanya gula pereduksi dalam
larutan berubah warna menjadi hijau – kekuningan, yang artinya terdapat
endapan.

b. Saran

11 | P a g e
Adapun saran dalam praktikum ini adalah sebaiknya melakukan kegiatan
dengan mengikuti peraturan yang berlaku . Gunakan pelaksanaan waktu yang
diberikan saat praktikum sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan
sesuai harapan. Dan dalam proses uji praktikum biokimia enzim pencernan
pada saat menggunakan alat dan bahan agar mendapatkan hasil yang akurat
harus dilakukan dengan pelan-pelan dan teliti.

DAFTAR PUSTAKA

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai