Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

BLOK 1.4 SISTEM DIGESTIVUS, ENDOKRIN DAN


METABOLISME

SALIVA DAN PIGMEN EMPEDU

Hari/Tanggal Praktikum :Kamis, 5 Maret 2020


Nama : Putri Alvina Sofia Adila
Nafsih
NIM : 190610008
Kelompok : 6 (enam)
Dosen Pembimbing : dr. Sri Wahyuni, M.Sc.

PRODI KEDOKTERAN FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS NEGERI
MALIKUSSALEH
TA. 2019/2020

PERCOBAAN I

PEMERIKSAAN SALIVA

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara menentukan pH saliva
Mahasiswa mengetahui bagaimana saliva bereaksi terhadap
perlakuan zat yang bersifat asam maupun basa
Mahasiswa mengetahui bagaimana tingkat amilolitisitas dari saliva
B. PRINSIP PERCOBAAN
Pada percobaan ini kita akan melihat bahwa saliva pada suatu
kondisi pH tertentu kemudian diberi indikator warna akan
mengalami perubahan warna sesuai dengan kadar ion H+ dalam
saliva yang diperiksa. serta perlakuan-perlakuan dengan
penambahan zat yang asam maupun basa akan mempengaruhi
keaktifan kinerja dari enzim yang bekerja pada saliva.
C. DASAR TEORI
Saliva ialah suatu gabungan dari komponen-komponen
berbagai cairan yang di sekresikan ke dalam rongga mulut yang
berasal dari kelenjar-kelenjar yang ada di sekitar mulut baik mayor
ataupun minor. Fungsi saliva itu sendiri ialah sebagai yang akan
memecah polisakarida, menjadi disakarida melalui kerja enzym
amilase sehingga akan mempermudah proses menelan.
Salah satu fungsi dari saliva itu sendiri adalah sebagai buffer
atau penyangga. Fungsi buffer ini yang akan mempertahankan pH
yang ada di rongga mulut agar tetap berada di titik netral walaupun
dengan perlakuan penambahan sejumlah zat yang bersifat asam
maupun basa.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pH saliva,
diantaranya:
Saat setelah bangun dari
tidur ¼ jam setelah makan
Naik pada malam hari stelah itu turun lagi
Diet yang kaya karbohidrat akan menurunkan,
sedangkan yang kaya protein akan menaikkan Ph
Perangsangan kecepatan sekresi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja suatu
enzym juga
1. Substrat. Kecocokan substrat dengan enzym
akan mempengaruhi keoptimalan enzym.
2. Derajat keasaman. Ada enzym yang bekerja
optimal pada kondisi asam, adapula yang
bekerja optimal pada kondisi basa, namun
umumnya bekerja secara pH netral saliva,
yakni 6,0-7,4
3. Waktu. Lama waktu kontak reaksi antara
enzym dengan dengan akan berpengaruh pada
keoptimalan kerj enzym. Semakin lama maka
kerja enzim pun akan semakin optimum.
4. Konsentrasi. Semakin tinggi konsentarsi suatu
enzym, maka ia akan akan bekerja semakin
baik.
5. Suhu. Pada suhu tertentu enzym akan optimal
bekerja
6. Produk akhir.
D. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Indikator pH universal 2. Tabung reaksi

3. pipet penghisap/pipet titrasi 4. Pipet tetes kecil

4. cawan porselen 5. Spuit 5 ml

6. gelas ukur
7. penjepit tabung
Bahan :
1. cawan spiritus

2. larutan HNO3 nitric acid

3. NaOH

4. Saliva 3 ml
5. Benedict

6. Iodine 1%

7. Larutan amilum
E. PROSEDUR KERJA
I . PEMERIKSAAN PH SALIVA

1.tampunglah saliva dalam gelas ukur yang telah disediakan dan di


keringkan sebanyak kurang lebih 5 ml

2. ambil indikator pH, dan masukkan dalam gelas ukur


tersebut, biarkan 1 meit agar hasil lebih warna
indikator sempurna sudah berubah, pastikan indikator
tercelup sempurna.
3. cocokkan warna yang terlihat di kertas indikator dengan standar
warna pH yang tersedia di tabung.

4. catat hasilnya.

II. DAYA AMILOLITIS SALIVA

1. Siapkan 3 tabung reaksi dengan masing-masing diberi nama

2. Ambil saliva dari dalam gelas ukur tadi sebanyak 1 ml denggan


menggunakan pipet penghisap dan masukkan setiap 1 ml ke dalam
masing-masing tabung reaksi yang sudah cuci dan dikeringkan
3. Sambil mempersiapkan saliva ke dalam tabung 1, dan setiap tabung
lainnya, untuk tabung 1 berikan perlakuan di panaskan terlebih dahulu
dengan menggunakan cawan spiritus

4. kemudian diamkan sebentar agar menjadi dingin kembali lagi, lalu


tambahkan 1ml amilum 1% dan panaskan kembali
5. untuk tabung 2, tambahkan 1: 1 NaOH dan larutan amilum 1% ke
dalam tabung 2, kemudian panaskan dengan cawan spiritus.

tabung 2 sebelum di panaskan

6. Untuk tabung 3, tambahkan 1ml larutan amilum 1% juga atau(1:1) ke


dalam tabung ketiga, kemudian panaskan juga dengan menggunakan
spiritus
7. Setelah ketiga tabung menjadi dingin kembali, lakukan uji benedict
untuk tabung 1 dan 2, dan uji iodine untuk tabung 3.

8. Pada tabung 1 dan 2, beri perlakuan dengan penambahan larutan


benedict sebanyak 2 ml

9. Pada tabung 3, ambil 3tetes saliva dari tabung reaksi dan tambahkan
dalam cawan porselen
10.selanjutnya, tambahkan pendetect iodine ke dalamnya, beri tanda
untuk setiap perlakuan selama 5 menit sekali, dan catat hasilnya

F. HASIL PERCOBAAN
I. Pada uji pH saliva di dapatkan hasil indikatornya
menunjukkan warna pH netral

II. Uji daya amilolitisitas saliva a.


Test benedict
Tabung reaksi Zat yang di Hasil
tambahkan

Tabung 1 Amilum 1 ml Berwarna biru


muda

Tabung 2 NaOH 1ml, Berwarna biru


amilum 1 ml. lebih pekat
hasil uji benedict tabung 1

hasil uji tabung 2


b. Test iodine
Lama waktu Hasil warna Hasil
pereaksian

5 menit pertama Ungu-ungu hitam Negatif


5 menit kedua Ungu pudar hitam Negatif
5 menit ketiga Ungu-ungu hitam Negatif
G. PEMBAHASAN
A. Uji benedict
Enzim yang terkandung didalamnya yaitu enzym amilase telah
rusak akibat perlakuan pemanasan yang kita lakukan. Ini terjadi karena
enzim sendiri memiliki Ph optimumnya untuk bekerja.pada percobaan
benedict itu hasilnya negatif karna terkandung polisakarida. Sehingga
menghasilkan warna kebiru-biruan.
B. Uji iodine
Pada menit pertama, ketika pada cawan di tambahkan dengan iodine, akan
terdetect warnanya menjadi biru tua kehitaman, ini menunjukkan adanya amilum
yang belum terhidrolisis, disebabkan oleh enzym yang telah rusak akibat proses
pembakaran tadi, pada cawan lima menit kedua, hasilnya juga positif ada amilum
disebabkan amilumnya belum terhidrolisis oleh enzim yang telah rusak tadi akibat
pemanasan, sedangkan pada cawan yang 5 menit ketiga, hasilnya tetap
menunjukkan warna yang keunguan juga karena enzymnya memang sudah matur
akibat perlakuan panas yang kita berikan tadi, padahal seharusnya pada menit
ketiga karena seiiring berjalannya waktu ia mencapai hasil yang negatif, ini
disebabkan amilumnya sudah terhidrolisis oleh enzim amilase karena proses
pendinginan yang telah dilewatinya lebih lama beberapa menit, sehingga proses
pendinginan yang dilewatinya adalah proses pengembalian suhu sehingga
amilasenya dapat kembali menghidrolis amilum
H. KESIMPULAN
pada tabung ketiga, enzym amilasenya tidak dapat menghidrolisis
amilumnya kembali, dapat dilihat pada uji pembuktian dengan iodine,
hasilnya negatif walaupun sudah menit ketiga, ini disebabkan enzymnya
telah rusak akibat perlakuan panas yang dilewatinya sehingga walaupun
sudah fase pendinginan, enzymnya tidak akan dapat kembali bekerja
seperti semula

DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.scribd.com/doc/226956011/PENCERN
AAN-OLEH-SALIVA-DAN-GETAH-
LAMBUNG-docx Accessed at : 00.04 March
th
11 2020.
2. https://id.scribd.com/document/401122069/Day
th
a-Amilolitis. Accessed at : 22.56 March 10
2020
3. https://www.academia.edu/28122034/LAPORA
N_PRAKTIKUM_SALIVA. Accessed at :
th
11.54 March 11 2020
PERCOBAAN II

PIGMEN EMPEDU

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk membuktikan ada tidaknya zat bilirubin dalam suatu
larutan
Untuk mengetahui faal hati terutama untuk melihat
fungsi ekskresi hati
C. PRINSIP PERCOBAAN
Pada suatu larutan yang mengandung zat bilirubin empedu
akan membentuk cincin kecoklatan, dan akan membentuk 2
lapisan
D. DASAR TEORI
Bilirubin ialah pigmen berwarna kekuningan yang merupakan
zat hasil dari pemecahan heme dan globin, tepatnya pada
proses pemecahan eritrosit yang telah matur yang kemudian di
bawa ke hati dan nantinya di keluarkan melalui empedu.
terdapat 2 jenis bilirubin yakni direct dan indirect. pemeriksaan
bilirubin dibagi menjadi 3; bilirubin total, direct, dan indirect.
Bilirubin direct ialah bilirubin yang bebas dan terdapat dalam
hati dan tidak dapat lagi berikatan dengan albumin dan juga
bersifat larut dalam air, dalam keadaan normal bilirubin direct
tidak akan ditemukan dalam plasma. Peningkatan kadar
bilirubin direct akan membuktikan bahwa adanya gangguan hati
pada seseorang tersebut.
Perbedaan bilirubin indirect dan direct
Bilirubin direct Bilirubin indirect

Sudah di konjugasi Belum di konjugasi

Tidak larut dalam alkohol Larut dalam alkohol


Tidak terikat oleh protein Terikat oleh protein albumin
albumin

Larut dalam air Tidak larut air

E. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Rak tabung reaksi
2. Pipet penghisap titrasi
4. spuit 3 ml.
5. handscoon

Bahan :

1.

pigmen empedu ayam

2. larutan HNO3
D. PROSEDUR KERJA

1. siapkan tabung reaksi yang sudah bersih dan kering

2. masukkan 3 ml larutuan HNO3 pekat ke dalam tabung tersebut

3. siapkan empedu ayam, ambil larutan empedunya dengan menggunakan spuit


sebanyak 1 ml
4. tuangkan ke dalam tabung dengan perlaha yakni dengan menyuntikkan cairan
empedu melalui dinding tabung perlahan-lahan hingga membentuk sebagai 2
lapisan

5. catatlah warna-warna yang timbul dari reaksi tersebut.

F. HASIL PERCOBAAN
Ketika tabung di masukkan cairan empedu melalui dindingnya,
awalnya cairan empedu yang mengalir ke dalam tabung akan
membentuk cincin di atas cairan HNO3 kemudian perlahan akan
membentuk 2 lapisan dengan 2 warna yang berbeda, bagian bawahnya
berwarna coklat kemerahan dan bagian atasnya masih berwarna hijau,
nanti setelah di gojog, maka larutan akan membentuk coklat sempurna
di seluruh larutan, dan jika di diamkan bberapa saat kemudian, nanti
larutan akan kembali menjadi jernih semula.
G. PEMBAHASAN
Terbentuknya cincin yang terlihat menjadi warna merah bata
kecoklatan dan lapis diatasnya yang berwarna hiaju lumut,
menandakan cairan empedu tersebut positif mengandung bilirubin
sehingga ketika dikocok larutan bercampur dan berubah menjadi
warna jingga.
H. KESIMPULAN
Dari percobaan di atas, kita dapat mengerti bahwa cairan yang kita
ujikan positif mengandung bilirubin, terbukti dengan adanya terbentuk
cincin dan lapisan berwarna hijau diatasnya yang ketika di kocok pun
larutan tersebut adanya berwarna kecoklatan hingg jingga.
I. DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.google.com/url?q=http://repository.
unimus.ac.id/3146/4/13.%2520BAB%2520II.%
2520pd.pdf&usg=AFQjCNFQJBtBquvI6SxVpl
th
82ZCk8Tpjt-w Accessed at : 13.40 March 11
2020.
2. https://www.academia.edu/29515620/POLA_H
UBUNGAN_ANTARA_KADAR_BILIRUBIN
_SERUM_DENGAN_BILIRUBINURIA_oleh_
Nugroho_Trisyanto Accessed at : 14.07 March
th
11 2020.

Anda mungkin juga menyukai