BLOK 1.3
Sistem Kardiovaskular - Respirasi
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
LHOKSEUMAWE 2017/2018
Jl. H. Meunasah Uteun Kot Cunda, Lhokseumawe – Aceh
Telp/ Fax: +62645 40549. Email: info@pspd.unimal.ac.id
i
Tim Penyusun Buku Panduan
Praktikum Fisiologi
Blok 1.3 Sistem Kardiovaskular - Respirasi
i
BUKU PANDUAN MAHASISWA
Praktikum Fisiologi
Blok 1.3 Sistem Kardiovaskular - Respirasi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku penuntun praktikum ini terselesaikan.
Praktikum Fisiologi dibuat dalam rangka membantu mahasiswa dalam
memahami teori-teori yang terdapat dalam Ilmu Preklinik maupun sebagai landasan untuk
tahap Klinis. Untuk itu mahasiswa harus dapat melakukan setiap percobaan dalam
praktikum ini dengan baik dan benar. Buku ini merupakan panduan ringkas yang berisi
tentang langkah-langkah, baik mulai dari persiapan alat dan bahan sampai teknik atau cara
kerja yang harus dilakukan oleh mahasiswa ketika melakukan percobaan sehingga hasil
yang akan didapatkan memiliki validitas yang tinggi.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan buku ini dari awal hingga akhirnya selesai. Mengingat buku ini
merupakan edisi pertama, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan
pengguna buku ini untuk perbaikan di masa mendatang.
Wassalam.
Penulis
iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIOLOGI
Sanksi
i. Peserta praktikum yang tidak mematuhi tata tertib TIDAK BOLEH masuk
dan mengikuti kegiatan praktikum di ruang laboratorium
ii. Peserta praktikum yang datang terlambat > 15 menit dari waktu yang telah
ditetapkan TIDAK BOLEH mengikuti kegiatan praktikum.
iv
iii. Mahasiswa yang tidak mengikuti praktikum diperbolehkan mengikuti
kegiatan praktikum berikutnya hanya jika dapat menunjukkan surat
keterangan dari dokter (jika sakit), ketua prodi (untuk alasan tertentu) dan
menggantikannya dengan tugas yang di berikan instruktur serta hanya
kegiatan praktikum yang tersisa yang dapat diikuti dengan berbagai
konsekuensinya.
iv. Peserta praktikum yang telah menghilangkan, merusak atau memecahkan
peralatan/preparat praktikum harus segera melapor kepada laboran atau
pembimbing praktikum dan mengganti sesuai dengan spesifikasi alat yang
dimaksud.
v. Apabila peserta praktikum sampai dengan jangka waktu yang ditentukan
tidak bisa mengganti alat tersebut, maka peserta praktikum TIDAK BOLEH
mengikuti ujian akhir Blok (UAB); dan apabila peserta praktikum tidak
sanggup mengganti alat yang hilang, rusak atau pecah dikarenakan harga
alat mahal atau alat tidak ada dipasaran, maka nilai penggantian ditetapkan
atas kesepakatan antara ketua jurusan, pembimbing praktikum dan peserta
praktikum.
vi. Bila peserta praktikum tidak menyerahkan laporan praktikum sesuai waktu
yang telah ditentukan, maka ia dianggap tidak mengikuti praktikum.
v
SISTEM KARDIOVASKULAR
DASAR TEORI
Siklus jantung merupakan semua peristiwa yang terjadi dalam satu denyutan
jantung. Siklus jantung terdiri dari: sistol dan diastol atrium dan sistol dan diastol
ventrikel. Hubungan antara aktivitas listrik jantung (EKG), perubahan tekanan atrial,
ventricular dan aorta serta volume ventrikel pada setiap fase siklus jantung diilustrasikan
dalam Gambar 1.1.
Bunyi jantung terjadi akibat adanya turbulensi aliran darah yang disebabkan oleh
penutupan katup jantung (Gambar 1.2). Dalam suatu siklus jantung terdapat empat bunyi
jantung, akan tetapi pada jantung normal hanya bunyi jantung I (S1) dan II (S2) yang
terdengar cukup keras melalui stetoskop. Bunyi jantung I (bunyi: lubb) terdengar lebih
panjang dibandingkan dengan bunyi jantung II (bunyi dub). Bunyi jantung I terjadi akibat
penutupan katup atrioventrikular sedangkan bunyi jantung II terjadi akibat penutupan
katup semilunar. Bunyi jantung III (S3) terjadi akibat turbulensi aliran darah pada
pengisian cepat ventrikel (rapid ventricular filling) dan bunyi jantung IV (S4) dikarenakan
turbulensi aliran pada saat sistolik atrium. Lokasi katup dan tempat auskultasi untuk
mendengarkan bunyi jantung diilustrasikan oleh Gambar 1.3.
Pengukuran tekanan darah arteri dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Pengukuran tekanan darah arteri secara langsung dilakukan
dengan memasukkan salah satu ujung sebuah pipa kateter kedalam arteri, dan ujung yang
lainnya dihubungkan dengan sebuah manometer, dengan demikian tekanan di dalam arteri
tersebut terukur secara langsung. Pengukuran secara tidak langsung dilakukan dengan cara
palpasi maupun auskultasi. Cara palpasi dilakukan dengan cara meraba denyut nadi
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah. Saat memompa cuff sphygmomanometer
denyut nadi akan menghilang pada tekanan tertentu, dan akan teraba kembali saat tekanan
cuff diturunkan sampai tekanan tertentu. Nilai yang tertera di sphygmomanometer saat
6
pertama kali nadi teraba kembali ketika tekanan diturunkan, disebut dengan nilai tekanan
sistolik. Cara palpasi hanya dapat menentukan nilai tekanan sistolik. Cara auskultasi
dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi detak/desir aliran darah di dalam arteri dengan
perantaraan stetoskop. Dengan cara ini nilai tekanan sistolik dan diastolik dapat diketahui.
Nilai tekanan darah arteri pada orang dewasa sehat dalam keadaan istirahat adalah
110/70 mmHg. Tinggi tekanan ini bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, atau posisi
badan saat tekanan darah arteri diukur.
7
Gambar 1.2 a. Aliran laminar dan tubulensi yang muncul akibat penyempitan pembuluh;
b.Bunyi Korotkoff yang timbul akibat pemberian tekanan tertentu pada pembuluh.
Gambar 1.3. Lokasi katup dan tempat auskultasi untuk mendengarkan bunyi jantung
TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Menjelaskan tahapan siklus jantung
2. Memeriksa bunyi jantung dan denyut nadi serta menjelaskan mekanisme yang
mendasari serta pengaturannya
3. Menjelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi kecepatan dan irama denyut
jantung
4. Memeriksa tekanan darah arteri secara tidak langsung dan menjelaskan mekanisme
yang mendasarinya
8
ALAT YANG DIPERLUKAN
- Stop watch atau jam tangan
- Stetoskop
- Sphygmomanometer air raksa
- Tempat tidur
- Bangku setinggi 40 cm
CARA KERJA
A. Mendengar bunyi jantung dan meraba denyut jantung dan nadi saat istirahat
1. Probandus berbaring telentang di atas tempat tidur, 5 menit sebelum pemeriksaan.
2. Pakaian probandus di daerah dada di buka
3. Menentukan ruang interkostal (RIK) II dengan meraba penonjolan tulang kosta di
lateral sternum dan garis parasternal kiri dan kanan
4. Letakkan stetoskop di RIK II parasternal kiri-kanan, perhatikan suara yang muncul
5. Menentukan ruang interkostal (RIK) V dan garis mid klavikula kiri. Letakkan
stetoskop di RIK V, 1 cm medial midklavikula kiri & perhatikan suara yang timbul
6. Bandingkan suara yang terdengar di RIK II dengan RIK V.
7. Letakkan telapak tangan setentang RIK V dan rasakan denyutan yang timbul. Geser
telapak tangan perlahan sampai denyutan dapat teraba dengan 1 jari.
8. Letakkan jari II,III,IV tangan di lateral atau medial pergelangan tangan probandus,
rasakan denyut nadi yang timbul.
9. Hitung frekuensi denyutan selama 1 menit.
Pertanyaan:
1. Bagaimana mekanisme timbulnya bunyi jantung I dan II?
2. Bagaimana mekanisme timbulnya denyut jantung dan denyut nadi?
C. Mendengar bunyi jantung dan meraba denyut jantung pada saat latihan
1. Probandus diminta naik-turun bangku setinggi 40 cm dengan kecepatan 30x/menit,
selama 2 menit.
2. Ulangi kembali langkah 2-9A.
3. Bandingkan frekuensi denyutan yang didapat di percobaan A dengan percobaan C
4. Lanjutkan dengan percobaan D
Pertanyaan:
1. Berbedakah hasil yang didapat pada percobaan A dan C?
2. Mekanisme apa yang mendasari perbedaan tersebut?
10
SISTEM RESPIRASI
PRAKTIKUM 1. VENTILASI PULMONAL DAN TES KEBUGARAN JASMANI
PRINSIP PERCOBAAN
Ventilasi pulmonal adalah peristiwa pertukaran aliran udara masuk dan keluar antara
atmosfer dan alveoli paru. Laju ventilasi pulmonal diregulasi oleh sistem saraf dan
dipengaruhi oleh proses respirasi jaringan.
DASAR TEORI
Respirasi terdiri dari tiga tahapan, yaitu: ventilasi pulmonal, respirasi pulmonal
(eksternal) dan respirasi jaringan (internal). Ventilasi pulmonal adalah peristiwa masuk
(inhalasi), keluar (ekshalasi) dan bertukarnya aliran udara atmosfer dengan udara alveoli
paru. Respirasi pulmonal adalah peristiwa pertukaran gas antara alveoli paru dengan darah
kapiler paru melalui membran respiratorik (darah kapiler paru mengikat O2 dan melepas
CO2). Respirasi jaringan adalah pertukaran gas antara darah kapiler sistemik dengan sel
jaringan (darah melepas O2 dan menerima CO2). Respirasi sel adalah penggunaan O2 dan
pelepasan CO2, dari dan ke ekstraselular oleh sel selama proses metabolisme.
Pada ventilasi pulmonal, aliran udara antara atmosfer dan alveoli paru terjadi
karena adanya perubahan gradien tekanan akibat kontraksi dan relaksasi otot-otot
pernafasan. Kecepatan aliran dan jumlah energi (besarnya usaha) yang dibutuhkan untuk
bernafas dipengaruhi oleh tegangan permukaan alveoli, komplians paru, dan resistensi
jalan nafas.
Proses ventilasi paru ditunjukkan oleh berbagai volume dan kapasitas paru
sebagai berikut:
1. Volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernafas normal disebut
dengan volume alun nafas (volume tidal). Besarnya kira-kira 500 mL pada rata-rata
orang dewasa.
2. Volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume alun nafas
normal disebut volume cadangan inspirasi . Biasanya mencapai 3000 mL.
3. Volume udara ekstra yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi
alun nafas normal disebut volume cadangan ekspirasi. Jumlah normalnya sekitar 1100
mL.
11
4. Volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat
disebut volume residu. Volume ini besarnya kira-kira 1200 mL.
5. Kapasitas inspirasi adalah jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai
dari tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum
Kapasitas inspirasi (IC) = volume alun nafas (VT) + volume cadangan inspirasi (IRV)
6. Kapasitas residu fungsional adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir
ekspirasi normal.
Kapasitas residu fungsional (FRC) = Volume cadangan ekspirasi (ERV) + volume
residu (RV)
7. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari
paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan mengeluarkan
sebanyak-banyaknya.
Kapasitas vital (VC) = volume cadangan inspirasi (IRV) + volume alun nafas (VT) +
volume cadangan ekspirasi (ERV)
8. Kapasitas paru total adalah volume maksimum di mana paru dapat dikembangkan
sebesar mungkin dengan inspirasi paksa
Kapasitas paru total (TLC) = kapasitas vital (VC) + volume residu (RV)
Spirometri merupakan suatu metode sederhana untuk mencatat volume udara
yang masuk dan keluar paru-paru. Spirometer ini terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan
di atas bak air, dan drum tersebut diimbangi suatu beban. Dalam drum terdapat oksigen
untuk bernafas, dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan ruang gas (O2).
Apabila seseorang bernafas dari dan ke dalam ruang ini, drum akan naik turun dan terjadi
perekaman yang sesuai diatas gulungan kertas yang berputar.
Spirometer akan menghasilkan rekaman seperti gambar berikut ini:
12
TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Menjelaskan mekanika dan perubahan tekanan yang mendasari terjadinya ventilasi
pulmonal
2. Menghitung dan menjelaskan volume dan kapasitas paru serta faktor yang
mempengaruhinya
3. Menghitung laju pernafasan dan menjelaskan tentang faktor yang
mempengaruhinya
4. Menghitung indeks kebugaran jasmani dan menjelaskan mekanisme kardio-
respirasi yang mendasarinya.
CARA KERJA
A. Menghitung laju pernafasan saat istirahat
1. Probandus berbaring telentang di atas tempat tidur, 5 menit sebelum pemeriksaan.
2. Letakkan tangan pemeriksa di atas dada probandus. Minta probandus untuk relaks bila
perlu menutup matanya. Hitung frekuensi nafas probandus selama 1 menit, dan
perhatikan pula pola pernafasannya.
Pertanyaan:
- Bagaimana mekanisme terjadinya inspirasi dan ekspirasi?
- Bagaimana volume paru saat bernafas biasa di fase istirahat?
- Dinamakan apa volume paru saat bernafas biasa di fase istirahat?
B. Menghitung laju pernafasan saat latihan dan tes kebugaran jasmani dengan
Harvard step up test
1. Latihan naik turun bangku dilakukan dalam 4 hitungan:
1: kaki kiri naik; 2: kaki kanan naik, lutut lurus; 3: kaki kiri turun; 4: kaki kanan turun,
atau sebaliknya.
13
2. Probandus diminta naik-turun bangku setinggi 40 cm dengan kecepatan 30x/menit,
selama maksimal 5 menit. Sebelumnya pemegang stopwatch memberi aba-aba untuk
memulai, dan menghitung satu..dua..tiga..empat.. dengan frekuensi tertentu sehingga
didapatkan kecepatan naik-turun probandus 30x/menit.
3. Hentikan probandus untuk naik-turun bangku jika probandus merasa pusing, nyeri
dada, lelah, langkah sudah tidak teratur atau terjatuh.
4. Catat lamanya probandus naik-turun bangku dalam hitungan detik
5. Hitung frekuensi nafas probandus selama 1 menit, segera setelah latihan, dan
perhatikan pula pola pernafasannya (probandus dalam posisi duduk). Bandingkan
dengan percobaan A.
6. Setelah duduk selama 1 menit, hitung denyut nadi selama 1 menit
7. Hitung indeks kebugaran jasmani probandus
PERHITUNGAN:
14