Anda di halaman 1dari 3

Kerangka Karangan

Tema: Politik

Judul: PB Djarum VS KPAI

Tesis:

Pengenalan isu terkait kasus antara PB Djarum dan KPAI yaitu tentang penggunaan nama,
logo, dan simbol PB Djarum dalam audisi yang dilakukan oleh PB Djarum. KPAI
beranggapan bahwa PB Djarum telah melakukan eksploitasi anak secara terselubung
dikarenakan PB Djarum dikenal sebagai brand produk rokok. Namun, PB Djarum dengan
tegas menolak anggapan tersebut.

Argumentasi:

1. KPAI menilai PB Djarum telah melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109
tahun 2012.
2. PB Djarum menegaskan PB Djarum, Djarum Foundation, dan Djarum sebagai
produsen rokok adalah hal yang berbeda.
3. PB Djarum pernah menyetujui tidak ada atribut 'djarum badminton club' di kaus
peserta audisi, tetapi tidak berlajut.
4. PB Djarum pun memutuskan untuk menghentikan audisi jalur umum untuk tahun
depan.

Penegasan Ulang:

Saran:

1. Pemerintah harus mengambil tanggung jawab atas pembinaan atlet sejak usia anak-anak.

2. Pemerintah haruslah memeperhatikan dampak dari tidak adanya audisi umum.

Harapan:

Semoga persoalan seperti ini dapat diselesaikan dengan sebaiknya agar Indonesia dapat terus
melahirkan atlet-atlet yang dapat mengharumkan nama Indonesia hingga kancah
internasional.
PB Djarum VS KPAI

Salah satu yang memiliki kiprah dalam melahirkan atlet terbaik di Indonesia adalah
Djarum Foundation. Namun, ajang tersebut terancam dihentikan. Hal tersebut karena Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang membuat audisi tersebut terancam dihentikan
oleh Djarum Foundation melalui PB Djarum. Hal ini berawal dari tudingan Komisioner
KPAI bidang Kesehatan dan NAPZA, Sitty Hikmawatty, menyatakan bahwa kegiatan audisi
beasiswa bulu tangkis Djarum Foundation termasuk dalam bentuk eksploitasi anak secara
terselubung. Ia menyatakan bahwa kegiatan yang melibatkan anak-anak dan disponsori oleh
industri rokok termasuk bentuk eksploitasi anak secara terselubung. Kemudian, KPAI segera
meminta Djarum Foundation untuk menghentikan kegiatan audisi yang masih akan
dilaksanakan di beberapa kota selain Bandung. KPAI menilai Djarum Foundation telah
memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan brand image Djarum dalam kegiatan audisi
bulu tangkis. Hal itu telah disepakati pula oleh sejumlah lembaga negara lain seperti
Kemenko PMK, Kemenpora, Kemenkes, Bappenas, dan BPOM seusai pertemuan di Kantor
KPAI. 

KPAI menilai PB Djarum telah melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109
tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk
Tembakau bagi Kesehatan. PP tersebut mengatur tentang perlindungan khusus bagian anak
dan perempuan hamil. Lembaga itu juga mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak. KPAI meminta, dalam penyelenggaraan audisi tidak boleh
menggunakan nama merek, logo, dan gambar produk tembakau yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 109 tahun 2012. KPAI beranggapan bahwa apabila niat tulus membangun
bulutangkis, PB Djarum tidak perlu branding.

PB Djarum menegaskan PB Djarum, Djarum Foundation, dan Djarum sebagai


produsen rokok adalah hal yang berbeda. Khusus untuk PB Djarum, nama klub ini memiliki
sisi historis yang panjang. PB Djarum pernah menyetujui tidak ada atribut 'djarum badminton
club' di kaus peserta audisi. Namun, untuk benar-benar tidak menyertakan nama Djarum
dalam gelaran audisi, hal itu tidak bisa dilakukan oleh PB Djarum karena dasar historis
tersebut. PB Djarum pun memutuskan untuk menghentikan audisi jalur umum untuk tahun
depan. Audisi Umum memudahkan anak-anak dari pelosok daerah untuk memotong jalur
agar bisa masuk ke PB Djarum. Dengan audisi umum, anak-anak hanya perlu tampil
memukau tim penilai yang ada dalam audisi umum tersebut.

Pemerintah harus mengambil tanggung jawab atas pembinaan atlet sejak usia anak-
anak. Pemerintah haruslah memeperhatikan dampak dari tidak adanya audisi umum. Tanpa
ada audisi umum, anak-anak butuh usaha lebih keras agar bisa dilirik PB Djarum. Mereka
harus bisa tampil rutin di turnamen agar 'terlihat' oleh pemandu bakat PB Djarum. Semoga
persoalan seperti ini dapat diselesaikan dengan sebaiknya agar Indonesia dapat terus
melahirkan atlet-atlet yang dapat mengharumkan nama Indonesia hingga kancah
internasional.

Anda mungkin juga menyukai