Disusun oleh :
Adinda Intan Hardiningsih
P07131219026
2. Praktikum B
a. Alat B. Bahan
Tabung reaksi - 1 ml ekstrak pankreas netral
Pipet tetes - 1 ml akuades
Inkubator - 10 ml amilum 1%
Gelas ukur - Iodium
- Larutan benedict
F. Prosedur
1. Praktikum A
a. Kumurlah mula-mula dengan air bersih, kemudian dengan 20
ml 0,2% NaCl.
b. Kumuran tersebut ditampung dalam sebuah labu, gojok dam
saringlah (Saliva encer).
c. Isilah tiga buah tabung reaksi yang tersedia dengan 5 ml
saliva encer tersebut. Kemudian perlakukanlah ketiga tabung
dengan perlakuan sebagai berikut:
Tabung 1 : didihlah lalu dinginkan segera
Tabung 2 : diberi 5 ml HCL encer
Tabung 3 : -
d. Pada tabung lain, ambil 15 ml amilum 1% lalu teteskan larutan
iodium sampai berwarna biru. Tambahkan campuran itu
kedalam tiga tabung sebanyak 5 ml.
e. Ketiga tabung dipanaskan melalui penangas dengan suhu
37ºC. Amati dan catat hasil pengamatan I.
f. Kerjakan uji Benedict pada tabung yang tidak lagi
menunjukkan hasil positif (tidak berwarna biru).
g. Amati dan catat hasil pengamatan II.
2. Praktikum B
a. Ke dalam dua tabung reaksi masing-masing dituangkan:
Tabung 1 : 1 ml ekstrak pankres netral
Tabung 2 : 1 ml akuades
b. Pada tabung lain, ambil 10 ml amilum 1% lalu teteskan larutan
iodium sampai berwarna biru. Tambahkan campuran itu
kedalam dua tabung sebanyak 5 ml.
c. Inkubasikan pada suhu 37ºC. Amati dan catat hasil
pengamatan I.
d. Kerjakan uji Benedict pada tabung yang tidak lagi
menunjukkan hasil positif (tidak berwarna biru). Amati dan
catat hasil pengamatan II.
G. Hasil (Tabel Pengamatan)
Praktikum A
Praktikum B
Tabung Pengamatan I Pengamatan II
Tabung 1 Positif (tidak berwarna) Terdapat endapan merah bata
Tabung 2 Negatif (warna tetap biru)
H. Pembahasan
Praktikum A
Sesuai teori, enzim bekerja optimum pada suhu 37ºC, ketika
suhu terlalu tinggi (lebih dari 50°C) maka enzim akan rusak. Pada
tabung 1, warna biru pada percobaan tersebut menandakan masih
adanya amilum yang disebabkan rusaknya enzim amilase karena
perlakuan dididihkan sehingga tidak dapat bekerja menghidrolisis
amilum.
Begitupun pada tabung 2, enzim bekerja optimum pada pH
netral. Ketika diberi HCL maka suasananya akan bersifat asam,
padahal ketika suasana asam enzim akan mengalami denaturasi
sehingga tidak dapat bekerja menghidrolisis amilum. Warna biru pada
tabung menunjukkan masih adanya amilum karena tidak terhidrolisis
oleh enzim amylase tersebut.
Pada tabung 3, tidak ada perlakuan khusus, enzim amilase
dapat bekerja dengan baik untuk menghidrolisis amilum sehingga
hasilnya positif (amilum terhidrolisis). Lalu hasil positif dilanjutkan
dengan uji benedict (uji benedict dilakukan untuk gula pereduksi selain
polisakarida, amilum merupakan polisakarida, namun pada tabung
positif ini sudah tidak mengandung amilum karena sudah terhidrolisis
oleh enzim amylase), hasilnya menunjukkan terdapat endapan merah
bata, hal ini menunjukkan terdapat kandungan glukosa yang tinggi
pada sampel.
Praktikum B
Pada tabung 1, diisi ekstrak pancreas netral dan ditambah dengan
amilum+iodium. Suasana netral membuat enzim amylase pada
pancreas dapat bekerja optimum untuk menghidrolisis amilum
sehingga hasil percobaan positif (amilum terhidrolisis). Dan ketika
dilanjutkan dengan uji benedict, menghasilkkan endapat merah bata
yang menunjukkan terdapat kandungan glukosa yang tinggi pada
sampel.
Pada tabung 2, pengamatan menunjukkan hasil uji negative (amilum
tidak terhidrolisis), karena pada akuades tidak mengandung enzim
amylase yang bekerja menghidrolisis amilum.
I. Kesimpulan
Kerja enzim dipengaruhi oleh pH dan suhu lingkungan. Enzim
dapat bekerja dengan baik pada pH netral, pH terlalu asam/terlalu
basa dapat membuat enzim mengalami denaturasi. Suhu lingkungan
yang optimum yaitu 37ºC, pada suhu rendah aktivitas kerja enzim
akan menurun sedangkan suhu terlalu tinggi dapat membuat enzim
mati.
Saliva encer dan ekstrak pankreas netral mengandung kadar
glukosa tinggi, hal ini dibuktikan ketika melakukan uji benedict
terdapat endapan merah bata.
J. Daftar Pustaka
Dr. Darmadi Goenarso. Bahan Makanan dan Enzim Pencernaan,
Modul 1. http://repository.ut.ac.id/4516/1/BIOL4450-M1.pdf
diakses pada 22 September 2020