Anda di halaman 1dari 6

Uji Aktivitas Enzim Amilase

Diki Hadiana - 1192060026


Program Studi Pendidikan Biologi
ABSTRAK
Enzim merupakan biokatalisator dalam semua sistem kehidupan. Enzim berperan penting dalam
semua reaksi biokimia yang berlangsung di dalam sel makhluk hidup. Sebagai biokatalisator
enzim mempercepat reaksi biokimia tanpa mengalami perubahan yang permanen. enzim
mempunyai fungsi diantaranya Pencernaan makanan di mana molekul nutrisi yang besar (seperti
protein, karbohidrat, dan lemak) dipecah menjadi molekul yang lebih kecil dan konservasi dan
transformasi energi kimia. Konstruksi makromolekul seluler dari prekursor yang lebih kecil.
Enzim mengkatalis semua reaksi yang berlangsung dalam sel makhluk hidup secara cepat,
efisien, dan spesifik. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kerja enzim α-Amylase dalam
hidrolisis pati dan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas atau kerja enzim α-Amylase.
Menggunakan bahan utamanya saliva sebagai penghasil enzim amilase untuk dibuktikan dengan
nasi yang dihaluskan dan diuji menggunakan uji Benedict. Uji Benedict ini untuk mengetahui
adanya kandungan glukosa yang dikatalis oleh enzim amilase pada nasi yang telah dihaluskan.
Amilase adalah enzim yang berfungsi memecah zat tepung dan polisakarida lainnya menjadi
monosakarida, bentuk gula yang dapat diserap tubuh. Adapun tujuan setelah melakukan
percobaan ini yaitu mampu mengetahui kerja enzim αAmylase dalam hidrolisis pati dan faktor-
faktor yang mempengaruhi aktivitas / kerja enzim α-Amylase. Manfaat dari uji aktivitas enzim
amilase ini yaitu dapat mengetahui dan mengidentifikasi kerja enzim amilase dan faktor-faktor
yang mempengaruhi aktivitas enzim amilase. Pada tabung yang kedua dan ketiga aktivitas kerja
dari enzim amilase terganggu oleh beberapa faktor yaitu suhu dan pH.
Kata Kunci : Enzim Amilase, Glukosa, pH, Suhu, Uji Benedict
PENDAHULUAN
Landasan Teori
Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat mengurangi dampak
pencemaran lingkungan dan pemborosan energi karena reaksinya tidak membutuhkan energi,
bersifat spesifik dan tidak beracun. Enzim telah dimanfaatkan secara luas pada berbagai industri
produk pertanian, kimia dan industri obat-obatan. Tiga sifat utama dari biokatalisator adalah
menaikkan kecepatan reaksi, mempunyai kekhususan dalam reaksi dan produk serta kontrol
kinetik (Akhdiya, 2003).
Enzim memegang peranan penting dalam proses pencernaan makanan maupun proses
metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh. Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi,
yaitu energi yang diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan tingkat energi
tertinggi) dalam suatu reaksi kimiawi. Suatu reaksi yang di katalisis oleh enzim mempunyai
energi aktivasi yang lebih rendah, dengan demikian membutuhkan lebih sedikit energi untuk
berlangsungnya reaksi tersebut. Enzim mempercepat reaksi kimiawi secara spesifik tanpa
pembentukan hasil samping dan bekerja pada larutan dengan keadaan suhu dan pH tertentu.
Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti konsentrasi enzim, konsentrasi
substrat, suhu dan pH (Pelczar dan Chan, 2005)
Pati merupakan cadangan makanan untuk tanaman yang terdapat di daun, umbi, biji, dan akar
banyak tanaman. Beberapa tanaman yang mengandung pati telah dibudidayakan sebagai
komoditas pertanian penting, antara lain terkenal adalah jagung, gandum, beras, kentang, dan
tapioka. Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa yang
hampir linear di mana residu glukosa dihubungkan melalui ikatan α-1,4-glikosidik (Sutrisno,
2017).
Amilase diklasifikasikan sebagai saccharidase (enzim yang memotong polisakarida). Amilase
merupakan enzim pencernaan terutama dilakukan oleh pankreas dan kelenjar ludah. Fungsi
utama dari enzim amilase adalah untuk memecah pati dalam makanan sehingga mereka dapat
digunakan oleh tubuh. Amilase adalah enzim yang mengkatalisis hidrolisis dari alpha-1,4-
glikosidik polisakarida untuk menghasilkan dekstrin, oligosakarida, maltosa, dan D-glukosa
(Ariandi, 2016).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengetahui kerja enzim α-Amylase
dalam hidrolisis pati dan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas atau kerja enzim α-
Amylase.
METODE
A. Waktu
Praktikum uji enzim amilase ini dilakukan pada hari ,Sabtu 23 Oktober 2021.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum uji enzim amilase diantaranya adalah Tabung
Reaksi berfungsi untuk tempat mereaksikan bahan yang akan diujikan, rak tabung reaksi
sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi, pipet tetes untuk memindahkan cairan dengan
volume kecil, dan merupakan alat ukur untuk memindahkan cairan dari wadah aslinya ke
wadah lain dalam jarak tertentu, Penjepit berfungsi untuk memindahkan cairan dengan volume
kecil, dan merupakan alat ukur untuk memindahkan cairan dari wadah aslinya ke wadah lain
dalam jarak tertentu, lampu Bunsen untuk memanaskan atau mensterilkan alat-alat,, korek api
untuk menyalakan lampu Bunsen, dan lumping untuk mengaluskan bahan yang akan diuji
2. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk uji enzim amilase ini diantaranya adalah air liur
(saliva) yang menjadi bahan utama dalam praktikum ini karena mengandung enzim amilase;
larutan HCl berfungsi untuk memberikan keadaan asam pada larutan; reagen Benedict
berfungsi untuk menguji kandungan glukosa dalam larutan; dan nasi berfungsi sebagai amilum
yang akan dikatalis oleh air liur yang mengandung enzim amilase.

Prosedur Kerja
Pertama, masukkan Air liur yang mengandung enzim amilase kedalam tabung 1 dan
tabung 2, Kemudian Masukkan Air liur yang sudah dipanaskan terlebih dahulu kedalam
tabung 3. Kedua Tambahkan HCI kedalam tabung 2 sebanyak 10 tetes Setelah itu nasi
dihaluskan menggunakan lumpang dan dimasukkan pada masing-masing tabung reaksi.
Setelah dimasukkan nasi, pada ketiga tabung reaksi diberikan reagen Benedict sebanyak 10
tetes menggunakan pipet lalu homogenkan. Terakhir, ketiga tabung reaksi dipanaskan di atas
bunsen hingga mengalami perubahan warna atau sampai mendidih.
HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Tabel Hasil Pengamatan Uji Enzim Amilase

No Larutan Sampel Hasil


1 Tabung Reaksi 1 (Saliva + Nasi) + (terjadi perubahan warna merah bata)
2 Tabung Reaksi 2 (Saliva + HCl + Nasi) - ( Tidak terjadi perubahan warna )
3 Tabung Reaksi 3 (Saliva yang dipanaskan - ( Tidak terjadi perubahan warna )
+ Nasi)

B. Pembahasan
Pada praktikum uji enzim amylase ini menggunakan tiga perlakuan yang berbeda
diantaranya pada tabung pertama saliva ditambahkan nasi dan juga reagen Benedict.
Tabung kedua berisi saliva, nasi, larutan HCl 10 tetes, dan juga reagen Benedict, serta
tabung ketiga berisi saliva yang telah dipanaskan, ditambahkan nasi, dan juga reagen
Benedict.

Pada tabung pertama, berisi air liur dan nasi, pada tabung pertama ini enzim amilase
akan memecah amilum pada nasi menjadi glukosa, sehingga pada saat dilakukan uji
glukosa tabung pertama mengalami perubahan menjadi warna kuning, artinya enzim pada
tabung yang pertama aktif bekerja sehingga amilum pun dipecah menjadi glukosa. Hal
tersebut sesuai dengan teori dasar dari Sugiatmajaya (2014: 91) bahwa Amilase adalah
enzim yang berfungsi memecah zat tepung dan polisakarida lainnya menjadi
monosakarida, bentuk gula yang dapat diserap tubuh. Sumber utama amilase adalah
pankreas, yang menyekresikan amilase dan enzim lain ke dalam duodenum. Selain itu, air
liur juga mengandung amilase yang memulai proses pencernaan saat makanan masuk ke
dalam mulut.

Pada tabung yang kedua berisi air liur, nasi, dan HCl. Tabung kedua ini pada saat
dilakukan uji glukosa negatif karena tidak ada perubahan warna hijau, kuning, atau merah
bata. Sehingga enzim pada tabung kedua tidak aktif bekerja karena tidak ada pemecahan
nasi oleh enzim menjadi glukosa. Peristiwa ini terjadi karena dipengaruhi oleh pH. HCl
pada tabung kedua ini berfungsi untuk menurunkan pH awal. Hal tersebut sesuai dengan
dasar teori dari Soewoto (2000) bahwa Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak
enzim, namun enzim tidak dapat bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim
mulai bekerja sebagian dan mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu
ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami
denaturasi.

Pada tabung ketiga berisi air liur yang dipanaskan dan nasi. Pada tabung ketiga ini
aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu, sehingga aktivitas enzim pun tidak aktif bekerja
dan pada saat uji glukosa negatif karena tidak ada perubahan warna menjadi hijau,
kuning, atau merah bata. Hal tersebut sesuai dengan teori dari Soewonto (2000) bahwa
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Pada pH yang jauh di luar pH optimum, enzim
akan terdenaturasi. Selain itu pada keaadan ini baik enzim maupun substrat dapat
mengalami perubahan muatan listrik yang mengakibatkan enzim tidak dapat berikatan
dengan substrat.

KESIMPULAN
Enzim merupakan biokatalisator dalam semua sistem kehidupan, yang diharapkan
dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan pemborosan energi karena
reaksinya tidak membutuhkan energi, bersifat spesifik dan tidak beracun. . Sebagai
biokatalisator enzim mempercepat reaksi biokimia tanpa mengalami perubahan yang
permanen. enzim mempunyai fungsi diantaranya Pencernaan makanan di mana molekul
nutrisi yang besar (seperti protein, karbohidrat, dan lemak) dipecah menjadi molekul
yang lebih kecil dan konservasi dan transformasi energi kimia. Konstruksi makromolekul
seluler dari prekursor yang lebih kecil.
Pada praktikum kali ini dapat ditunjukkan bahwa pada tabung pertama berisi saliva,
nasi, dan reagen Benedict memperlihatkan adanya perubahan warna merah bata yang
artinya enzim amilase dapat bekerja optimum pada tabung reaksi pertama. Pada tabung
reaksi kedua yang berisi saliva, nasi, larutan HCl 10 tetes, dan reagen Benedict yang
diberi perlakuan pH asam ternyata enzim tidak dapat bereaksi sehingga tidak
menunjukkan perubahan warna. Terakhir, tabung reaksi ketiga yang berisi saliva yang
dipanaskan, nasi, dan reagen Benedict yang ternyata tidak juga menunjukkan perubahan
warna karena perlakuan suhu yang tidak optimum. Dapat disimpulkan dari praktikum ini
bahwa Aktivitas enzim amilase dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: suhu dan pH.

UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah swt., karena atas kehendak dan ridha-Nya dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini. Saya menyadari laporan ini tidak akan selesai
tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Adapun dalam kesempatan ini saya
ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada kedua orang tua, dosen pengampu mata
kuliah Biokimia yaitu Ibu Sri Hartati, S. Pd., M. Pd. dan Ibu Epa Paujiah, M. Si., asisten
praktikum mata kuliah Biokimia saudari Fitria Haryani, dan juga teman-teman sekelas
dan seperjuangan.

DAFTAR PUSTAKA
Akhdiya, A. 2003. Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Protease Alkalin Termostabil. Jurnal.
Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2
Ariandi. (2016). PENGENALAN ENZIM AMILASE (ALPHA-AMYLASE) DAN
REAKSI ENZIMATISNYA MENGHIDROLISIS AMILOSA PATI MENJADI
GLUKOSA. Jurnal Dinamika , Vol. 7 No. 1 Hal. 74-82.
Sugiatmajaya, Syafaat, dkk. 2014. Evaluasi Tingkat Stres Masinis Berdasarkan Aktivitas
Salivary α Amylase (Studi Kasus di PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 2
Bandung). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Vol 2. No 2.
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S., 2005, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jilid I Penerjemah
Hadiotomo, R.S., Imas, T., Tjitrosomo, S.S., dan Angka, S.L., UI-Press, Jakarta.
Sutrisno, A. (2017). TEKNOLOGI ENZIM. Malang: UB Press.
Soewoto, Hafiz, dkk. 2000. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta: Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai