I. PENDAHULUAN
bersama dengan perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil
dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang
bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa; c) konsentrasi enzim
Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula.
Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama
masih ada substrat yang perlu diubah menjadi produk; d) activator dan inhibitor
Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah berikatan dengan
substrat. Inhibitor adalah substansi yang memiliki kecenderungan untuk
menghambat aktivitas enzim, inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda
mengganggu fungsi enzim berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi 2
kategori: Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul
substrat, inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi
pembentukan ikatan kompleks enzim-substrat dan inhibitor non-kompetitif dapat
melekat pada sisi enzim yang bukan merupakan sisi aktif, dan membentuk
kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini mengubah bentuk/struktur enzim, sehingga
sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan dengan
enzim tersebut (Eviyanti, 2004).
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan
anak kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi: a) Cara kerja enzim dapat
dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan teori
kecocokan yang terinduksi. Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk
kompleks, seperti kunci yang masuk dalam gembok dan di dalam kompleks,
substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah setelah bereaksi,
kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan enzim; b) Teori
kecocokan yang terinduksi. Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif
enzim merupakan bentuk yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim,
bentuk sisi aktif termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika
produk sudah terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas.
Sehingga, substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut (Girel, 2014).
Bromelin adalah salah satu enzim yang terdapat pada buah Nanas. Enzim yang
kadarnya cukup tinggi ini dipercaya memiliki banyak sekali manfaat untuk
3
3.2 Pembahasan
Berdasarkan Tabel 1. Hasil pengamatan pengujian daging sapi dengan enzim
bromelin didapatkan hasilnya sebagai berikut: a) Daging sapi dengan berat 5 gram
ditambahkan dengan enzim bromelin sebanyak 10 gram kemudian di diamkan
selama 60 menit akan berubah warna pada daging tersebut menjadi merah pucat
dan memiliki tekstur yang lebih empuk; b) daging sapi dengan berat 5 gram
ditambahkan dengan enzim bromelin sebanyak 3 gram kemudian di diamkan
selama 60 menit akan berubah warna pada daging tersebut menjadi merah pucat
dan memiliki tekstur yang empuk.
Terjadinya perubahan warna pada daging dikarena konsentrat enzim yang
berbeda di berikan pada daging, jika konsentrat enzim yang semakin banyak
diberikan maka warnanya akan pucat. Jika konsentrat enzim yang rendah maka
angka penyerapannya rendah, begitupun jika konstrat enzim yang tinggi maka
penyerapannya juga tinggi. Umur sapi juga dapat mempengaruhi warna dan tekstur
pada daging sapi, dan jika enzim bromelin yang di berikan semakin banyak pada
daging sapi muda maka teksturnya juga lebih empuk.
Sifat karakteristik dari sebuah enzim bromelin, enzim yang dapat
menghidrolisis ikatan peptida pada kandungan protein atau pada polipeptida
menjadi molekul yanglebih kecil atau asam amino. Enzim bromelain memiliki sifat
yang mirip dengan enzim proteolitik atau mempunyai sifat menghidolisa protein
lainnya, seperti enzim renin (renat), papain, dan fisin.
6
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis dalam sel hidup.
Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa adalah dapat meningkatkan produk
beribu kali lebih tinggi, bekerja pada pH yang relatif netral dan suhu yang relatif
rendah, dan bersifat spesifik dan selektif terhadap subtrat tertentu. Enzim telah
banyak digunakan dalam bidang industri pangan, farmasi dan industri kimia
lainnya. Dalam bidang pangan misalnya amilase, glukosa-isomerase, papain,
danbromelin. Sedangkan dalam bidang kesehatan contohnya amilase, lipase, dan
protease.
Dalam cara kerja bromelin, beberapa senyawa yang dapat digunakan
untuk presipitasi (pengendapan) enzim ini adalah amonium sulfat dan alkohol.
Beberapa kegunaan dari enzim ini adalah mengurangi rasa sakit dan pembengkakan
luka atau operasi, mengurangi radang sendi, menyembuhkan luka bakar,
meningkatkan fungsi paru-paru pada penderita infeksi saluran pernapasan, dan
untuk meningkatkan kelancaran pencernaan pada manusia. Pada enzim papain
merupakan suatu zat yang mampu memecah protein, khususnya pada daging agar
lebih empuk atau lunak. Sebagai enzim yang berkemampuan memecah molekul
protein, dewasa ini papain menjadi suatu produk yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, baik di rumah tangga maupun industri.
4.2 Saran
Saya berharap dalam memahami bahan kimia praktikum Enzim dan juga
fungsi-fungsi dan bahan kimia tersebut agar tidak terjadi kesalahan penggunaan
bahan dalam suatu proses penelitian dan selalu berhati-hati dalam melakukan
praktikum.
8
DAFTAR PUSTAKA
Eviyanti, 2004. Aktivitas enzim amilase, lipase, dan protease dari larva. Jurnal
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Vol 4 (3) Bogor
(http://jurnal.tip ipb.ac.id). Diakses pada 30 juni 2019.
Haryati, 2009. Kajian pemanfaatan getah buah untuk melunakkan daging. Jakarta:
Gramedia.
Girel, 2014. Aplikasi enzim papain dan bromelin dalam proses pengempukan pada
daging. DOC. (www.academia.edu). Diakses 2 juli 2019. Bandung:
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, UniversitasPendidikan
Indonesia.