BIOKIMIA
Disusun Oleh:
NIM : 1503086004
PENDIDIKAN BIOLOGI
SEMARANG
2017
AKTIVITAS BROMELIN DAN PAPAIN
A. TUJUAN
1. Aktivitas papain
Untuk praktikum aktivitas papain ini bertujuan untuk dapat membandingkan
dan mengidentifikasi kerja enzim, serta untuk mengetahui cara kerja papain.
2. Aktivitas bromelin
Untuk praktikum aktivitas papain ini bertujuan untuk dapat membandingkan
dan mengidentifikasi kerja enzim, serta untuk mengetahui cara kerja bromelin.
B. DASAR TEORI
Daging dapat dideskripsikan sebagai sekumpulan otot yang melekat pada
kerangka. Daging juga dapat didefinisikan sebagai otot tubuh hewan atau manusia
termasuk tenunan pengikatnya (Syarif dan Dradjat, 1977).
Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia sebagai sumber protein hewani yang kandungan gizinya lengkap.
Adapun komposisi kimia daging secara umum yaitu : air 75 % (68 – 80 %) ; protein 19
% (16 – 22 %) ; substansi non protein yang larut 3,5 % dan lemak 2,5 %. Pelunakan
daging secara fisika melalui pemasakan, merupakan proses perubahan struktur serat
protein dari yang rigid menjadi amorf. Pengempukan daging terkadang disertai dengan
melarutnya sebagian protein artinya keempukan daging dapat dilihat dari dua parameter,
yakni berdasarkan uji fisik atas serat daging dan atau berdasarkan uji biokimia protein
terlarut (Silaban, 2009).
Sesuai dengan hal tersebut pelunakan daging secara fisik dapat dilakukan dengan
memberi perlakuan panas pada daging agar otot-otot daging melunak. Sedangkan
pelunakan daging secara kimia dapat dilakukan melalui dua cara yakni secara enzimatis
dan non enzimatis. Secara enzimatis menggunakan enzim protease sedangkan non
enzimatis menggunakan asam (Nurfadhilah,tt).
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup.
Sampai saat ini kira-kiralebihdari 2000 enzim telah teridentifikasi yang masing-masing
berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam sistem hidup. Enzim yang bekerja
sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis protein disebut enzim proteolitik atau protease.
(Yasid dan Nursanti, 2005).
Aktivitas dari enzim dalam mengkatalis reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah:
3. Suhu Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, pada suhu tinggi
secara umum reaksi kimia berlangsung cepat. Pada suhu optimum kecepatan reaksi
enzimatis adalah maksimum. Pada suhu melewati suhu optimumnya dapat
menyebabkan terjadinya denaturasi enzim sehingga menurunkan kecepatan reaksi.
Bromelin adalah enzim yang dapat diisolasi dari sari atau batang nanas dan banyak
digunakan dalam proses chilled proofing bir seperti halnya enzim papain. Pada umumnya
bir yang tidak mengalami chilled proofing akan menjadi keruh bila didinginkan.
Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh protein yang terdapat dalam bir. Dengan
menggunakan papain atau bromelain, protein tersebut dapat habis terhidrolisis menjadi
bagian-bagian yang larut, sehingga bila bir didinginkan tidak lagi menjadi keruh. Seperti
papain dan fisin, bromelain tergolong kelompok enzim protease sulfhidril. Bedanya
dengan papain dan fisin, enzim bromelin merupakan glukoprotein sedangkan molekul
papain dan fisin merupakan protein (Winarno, 1983).
Bromelin adalah salah satu enzim proteolitik atau protease yaitu enzim yang
mengkatalisasi penguraian protein menjadi asam amino dengan membangun blok
melalui reaksi hidrolisis. Hidrolisis (hidro = air; lysis = mengendurkan atau
gangguan/uraian) adalah penguraian dari molekul besar menjadi unit yang lebih kecil
dengan kombinasi air. Dalam pencernaan protein, ikatan peptide terputus dengan
penyisipan komponen air, -Hdan -OH,pada rantai akhir (William, 2002).
Buah nanas (Ananas comosus) biasanya tumbuh di daerah tropis. Buah ini
mengandung enzim proteolitik, yang disebut dengan bromelin. Bromelin sebagian besar
terdiri dari protease sistein. Enzim ini mampu memecah ikatan peptida pada protein dan
mengubah protein tersebut menjadi lebih sederhana. Enzim bromelin dengan
konsentrasi tinggi terdapat pada buah nanas yang matang. Enzim bromelin ini dapat
bekerja optimum pada suhu antara 50oC sampai 60oC, dengan pH optimum 3-8
(Simaronjan, 2012).
Penambahan HCl dapat membuat daging semakin empuk, karena asam kuat (HCl)
dapat menghidrolisis jaringan sel pada daging sehingga daging menjadi empuk. Faktor
yang sangat mempengaruhi aktifitas kerja enzim yaitu waktu dan suhu. Apabila
penggunaan enzim papain dan enzim bromelin dalam suhu tinggi, maka enzim tidak
dapat berfungsi dengan baik sehingga enzim akan terdenaturasi, dan bila digunakan
dalam suhu yang dingin (rendah) maka enzim tidak aktif (Nurfadhilah,tt)
D. LANGKAH KERJA
1. Aktivitas bromelin
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah yang pertama
disiapkan 4 buah gelas beker yang masing-masing diisi dengan 20 gram potongan
daging. Yang kedua, yaitu gelas beker pertama dan kedua diisi dengan 30 ml jus
nanas satu jam sebelum pengamatan dimulai. Yang ketiga, yaitu gelas beker
dimasukkan ke dalam lemari pendingin, sedangkan gelas beker kedua disimpan
pada suhu kamar. Yang keempat, yaitu gelas beker ketiga dan empat diisi dengan
30 ml jus nanas setengah jam sebelum pengamatan dimulai. Selanjutnya gelas
beaker ketiga dimasukkan kedalam pendingin, sedangkan gelas beaker keempat
disimpan pada suhu kamar. Yang terakhir diamati perubahan yang terjadi.
2. Aktivitas papain
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah yang pertama
disiapkan 4 buah gelas beker yang masing-masing diisi dengan 20 gram
potongan daging. Yang kedua, yaitu gelas beker pertama dan kedua diisi dengan
papain satu jam sebelum pengamatan dimulai. Yang ketiga, yaitu gelas beker
dimasukkan ke dalam lemari pendingin, sedangkan gelas beker kedua disimpan
pada suhu kamar. Yang keempat, yaitu gelas beker ketiga dan empat diisi
dengan papain setengah jam sebelum pengamatan dimulai. Selanjutnya gelas
beaker ketiga dimasukkan kedalam pendingin, sedangkan gelas beaker keempat
disimpan pada suhu kamar. Yang terakhir diamati perubahan yang terjadi.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Aktivitas bromelin
Tabel 1.1 hasil pengamatan aktivitas enzim bromelin
2. Aktivitas papain
Tabel 1.2 hasil pengamatan aktivitas enzim papain
F. PEMBAHASAN
1. Bromelin
Dari pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa proses pengempukan
daging dengan menggunakan enzim bromelin yang berasal dari jus nanas
menyebabkan daging lebih empuk dari sebelumnya. Pada perlakuan pemberian
jus nanas pada suhu kamar selama 30 menit menghasilkan daging yang empuk (+
+), bau amis pada daging hilang dan daging menjadi bau nanas, selain itu warna
pada daging juga menjadi lebih pudar dan pucat. Pada perlakuan pemberian jus
nanas pada suhu kamar selama 60 menit menghasilkan daging yang empuk (++++
+), daging yang dihasilkan lebih empuk daripada perlakuan suhu kamar selama 30
menit.
Selain pada suhu kamar, perlakuan juga dilakukan pada suhu dingin,
pada perlakuan daging dengan jus nanas pada suhu dingin selama 30 menit
menghasilkan daging yang empuk (+), keempukan daging ini tidak seempuk pada
perlakuan suhu kamar. Pada perlakuan terhadap suhu dingin selama 60 menit
menghasilkan daging yang empuk (++++). Daging pada perlakuan suhu dingin
selama 60 menit ini lebih empuk daripada daging pada perlakuan 60 menit, baik
pada suhu dingin maupun pada suhu kamar. Namun daging pada perlakuan ini
masih kurang empuk jika dibanding pada perlakuan suhu kamar selama 60 menit.
2. Papain
Pada pengamatan aktivitas papain terhadap pengempukan daging
memperoleh hasil yaitu pada daging yang diberi jus daun pepaya pada perlakuan
suhu kamar selama 30 menit menghasilkan daging yang empuk (+), sedangkan
pada suhu kamar yang dilakukan selama 60 menit menghasilkan daging yang
empuk (+++). Daging pada suhu kamar dengan waktu yang lebih lama
menghasilkan keempukan yang lebih baik daripada perlakuan terhadap waktu
yang lebih singkat. Selain pada tingkat keempukan daging, pengamatan juga
dilakukan terhadap tekstur dan warna daging. Sebelum perlakuan daging
berwarna merah dan berbau amis, setelah perlakuan warna daging menjadi lebih
pucat, yaitu berwarna merah pucat kehijauan dan tidak berbau amis. Perubahan
warna yang terjadi pada daging sapi disebabkan sari nanas yang diserap oleh
daging dalam proses perendaman, dengan semakin tinggi konsentrasi sari nanas
yang ditambahkan pada daging sapi maka akan membuat warna daging sapi akan
berwarna putih terang.
Sama halnya dengan pengamatan yang dilakukan pada uji aktivitas
bromelin, pada pengamatan aktivitas enzim papain juga selain dilakukan dengan
menggunakan suhu kamar juga dilakukan dengan menggunakan suhu dingin.
Hasil yang diperoleh dari perlakuan ini adalah pada waktu 30 menit menghasilkan
daging yang empuk, keempukan daging ini tidak seempuk pada perlakuan suhu
kamar. Pada perlakuan terhadap suhu dingin selama 60 menit menghasilkan
daging yang empuk (++). Meskipun tidak seempuk pada perlakuan suhu kamar 60
menit, tapi pada perlakuan ini daging lebih empuk dari pada perlakuan 30 menit
pada suhu dingin dan juga suhu kamar.
Pada pengamatan tersebut terlihat bahwa pada pengamatan dengan suhu kamar
baik pada uji bromelin maupun pada uji papain sama-sama menunjukkan hasil tingkat
keempukkan daging lebih empuk dibandingkan pada perlakuan suhu dingin. Hal ini
disebabkan suhu sangat mempengaruhi kerja enzim, enzim akan bekerja lebih lambat
pada suhu rendah. Menurut Wuryanti (2004) Suhu sangat erat berhubungan dengan
energi aktivitas dan kestabilan enzim. Peningkatan suhu dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan reaksi dan secara bersamaan meningkatkan kecepatan inaktivasi
enzim. Temperatur mempengaruhi aktivitas enzim. Pada temperatur rendah, reaksi
enzimatis berlangsung lambat, kenaikan temperatur akan mempercepat reaksi, hingga
suhu optimum tercapai dan reaksi enzimatis mencapai maksimum. Kenaikan temperatur
melewati temperatur optimum akan menyebabkan enzim terdenaturasi dan menurunkan
kecepatan reaksi enzimatis.
Dari pengamatan terhadap aktivitas enzim bromelin dan enzim papain, hasil yang
diperoleh tidaklah sama. Pada uji bromelin daging yang diperoleh lebih empuk
dibandingkan pada uji papain. Menurut Murtini (2002), hal ini dikarenakan perbedaan
mekanisme kerja enzim papain dan bromelin yaitu terletak pada, enzim papain dalam
proses pengempukkan daging menyerang protein pada serat-serat otot (muscle fiber)
dan menghidrolisisnya menjadi peptide yang lebih kecil sedangkan enzim bromelin
lebih menyerang pada jaringan ikat protein, mendegradasinnya dan selanjutnya
memberikan efek empuk pada daging. Oleh karena itu, daging yang direndam dengan
jus nanas pada uji bromelin lebih empuk dibandingkan dengan daging yang direndam
dengan jus daun pepaya pada uji papain.
KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu mempengaruhi kerja
enzim, semakin rendah suhu maka semakin lambat pula kerja enzim. Tingkat
keempukan daging dipengaruhi oleh enzim dan lama perendaman. Semakin lama waktu
perendaman maka daging akan semakin empuk. Perbedaan cara kerja enzim bromelin
dan papain terletak pada tempat penyerangan protein. Enzim papain dalam proses
pengempukkan daging menyerang protein pada serat-serat otot (muscle fiber) dan
menghidrolisisnya menjadi peptide yang lebih kecil sedangkan enzim bromelin lebih
menyerang pada jaringan ikat protein, mendegradasinnya dan selanjutnya memberikan
efek empuk pada daging.
DAFTAR PUSTAKA
Fogle D.R., R.F. Plimton, H.W. Ockerman, L. Jarenback And T. Persson. 1982.
Tenderization Of Beef. Effect Of Enzyme, Level Enzyme And Cooking Method.
Journal Of Food Science.
Haryati; dkk. tt. Aplikasi Enzim Papain Dan Bromelin Dalam Proses Pengempukan
Daging. Bandung: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Murtini, E.S Dan Qomarudin. 2003. Pengempukan Daging Dengan Enzim Protease
Tanaman Biduri (Calotropis Gigantea). Jurnal Teknoogi. Dan Industri Pangan.
Nurfadhilah, Agnes; dkk. tt. Aplikasi Enzim Papain Dan Bromelin Pada Proses
Pengempukan Daging. Bandung: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Poejiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Silaban, R. (2009). Kajian Pemanfaatan Getah Buah Untuk Melunakkan Daging. Media
Prima Sains.
Simaronjan, Eviayanti; dkk. 2012. Pengaruh Penggunaan Enzim Papain Dengan
Kosentrasi Yang Berbeda Terhadap Karakteristik Kimia Kecap Tutut. Jurnal
Perikanan Dan Kelautan Vol 3 No. 4. Universitas Padjadjaran : FPIK
William Vg & Ms Hargrove. 2002. Using Bromelain In Pineapple Juice To Investigate
Enzyme Function. On Line At. http://www.ableweb.org/volumes/vol23/
Winarno, 1983. Enzim Pangan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia,.
Wuryanti, W. 2004. Isolasi Dan Penentuan Aktifitas Spesifik Enzim Bromelin Dari
Buah Nanas (Ananas comosus L). Skripsi. Jurusan Kimia Fmipa Undip.
Yasid E & L Nursanti. 2005. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
Pertanyaan Aktivitas Bromelin
1. Sebutkan pengelompokkan enzim berdasarkan gugus tempat enzim teersebut
bekerja!
Enzim berdasarkan tempat kerjanya, ditinjau dari sel yang membentuknya dibagi
menjadi dua, yaitu eksoenzim dzn endoenzim. Eksoenzim ialah enzim yang
aktivitasnya diluar sel. Endoenzim ialah enzim yang aktivitasnya didalam sel.
2. Aktivitas papain