Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA I

REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO (UJI


MILLON)

Kelompok : 2 (Dua)
Nama : Dini Sri Octaviani
NIM : (06101181419021)

Dosen Pengasuh : Drs. Made Sukaryawan, M.Si


Desi, S.Pd., M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
I. Nomor Percobaan :1

II. Tanggal Percobaan : 22 Agustus 2016


III. Judul Percobaan : Reaksi Uji terhadap Asam Amino (Uji
Millon)
IV. Tujuan Percobaan : Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fun-
gsi yang terdapat dalam suatu asam amino
melalui reaksi dengan reagen tertentu.
V. Landasan Teori
Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil
penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu,
dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan
pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri atas 50 asam
amino, tetapi ada beberapa protein yang memiliki ribuan asam amino. Hal
yang terpenting adalah ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian satu
saja asam amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein
tersebut menjadi gumpalan molekul yang tidak berguna. Setiap asam amino
harus terletak pada urutan yang benar dan struktur yang tepat (Poedjiadi,
1994).
Suatu peptida adalah senyawa yang dibentuk dari asam -amino yang
terikat oleh suatu ikatan peptida. Asam-asam amino dalam peptida disebut
sebagai unit peptida atau residu asam amino. Suatu peptida yang dibentuk
dari dua residu asam amino dipeptida, sedangkan bila dari tiga residu asam
amino disebut tripeptida. Suatu polipeptida adalah suatu peptida dengan
banyak residu asam amino. Perbedaan antara suatu polipeptida dengan
protein adalah berdasarkan perjanjian, umumnya suatu polipeptida dengan
50 residu asam amino disebut sebagai protein. Asam amino mempunyai
sebuah asam karboksilat dan gugus -amino dalam sebuah molekul.
Akibatnya, suatu asam amino akan mengalami reaksi asam basa dalam
molekulnya, untuk membentuk suatu ion dipolar, yaitu suatu ion yang
mempunyai muatan positif dan negatif. Ion dipolar disebut juga sebagai
zwitter ion. Suatu ion dipolar mempunyai muatan positif dan negatif
sehingga muatan listriknya netral. Walaupun netral, tetapi ion dipolar masih
merupakan senyawa ion. Terlihat dari sifat-sifat fisiknya, misalnya: titik
didihnya tinggi, dapat larut dalam air, tetapi hampir tidak larut dalam pelarut
organik. Sifat-sifat ini tidak ada bila ion dipolar tidak memiliki muatan ion
(Fessenden, 1997).
Asam amino dapat digolongkan menjadi beberapa golongan
berdasarkan sifat kandungan gugus R, terutama polaritasnya yaitu
kecenderungan molekul untuk bereaksi dengan air pada pH biologi (dekat
pH 7). Gugus R pada asam amino bervariasi polaritasnya, mulai dari gugus
R yang tidak polar atau hidrofobik sampai dengan bersifat amat polar. Asam
amino yang mempunyai gugus R non polar ada 8, yaitu alanin, valin, leusin,
prolin, fenilalanin, triptofan, dan metionin. Gugus R didalam golongan asam
amino ini merupakan hidrokarbon dan bersifat hidrofobik. Asam amino
mempunyai gugus R polar tidak bermuatan ada 7 macam yaitu: glisin, serin,
threonin, alanin, tirosin, asparagin, glutamin (Page, 1989).
Reaksi Uji Asam Amino
Reaksi dimana asam amino membentuk suatu senyawa berwarna
sangat penting didalam analisis pemisahan. Asam amino sendiri tidak
berwarna dan tidak dapat dideteksi secara visual pada kromatografi atau cara
analisis lainnya. Dengan mengubahnya menjadi senyawa yang berwarna,
kita dapat melihatnya. Reaksi warna yang penting dari asam amino adalah
reaksinya dengan ninhydrin karena intensitas warna yang terbentuk pada
reaksi ninhydrin ini sebanding dengan konsentrasi asam aminonya maka
reaksi ini dapat dipakai untuk analisa kuantitatif. Contohnya: reaksi
ninhydrin ini dipakai pada alat analisa otomatik asam amino, suatu alat
untuk memisahkan asam amino dengan memakai kolom penukar ion dan
ditentukan konsentrasi relatifnya (Fessenden, 1997).
Reaksi Milon
Uji millon umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya asam
amino tirosin pada suatu zat. Uji millon bekerja terhadap derivat-derivat
monofenol seperti tirosin. Pereaksi yang digunakan merupakan larutan
merkuri (Hg) dalam asam nitrat (HNO3). Tirosin akan ter-nitrasi oleh asam
nitrat sehingga memperoleh penambahan gugus N=O, gugus tersebut secara
reversibel (bolak-balik) dapat berubah menjadi N-OH (hidroksifenil).
Merkuri dalam pereaksi millon akan bereaksi dengan gugus hidroksifenil
dari tirosin membentuk warna merah.

VI. Alat dan Bahan


Alat Bahan

Tabung reaksi Reagen Millon

Gelas ukur Tyrosin 1%

Beker gelas Larutan Susu 1-5%

Pipet tetes Larutan Putih telur 1-5%

Penangas/ water bath Larutan Kuning telur 1-5%

VII. Prosedur Percobaan


Reaksi uji millon

1. Pipet larutan sampel protein putih telur 1 %, 2 %, 3 %, 4 % dan 5%


sebanyak 3 mL kemudian masukkan kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan reagen millon sebanyak 5 tetes kedalam sampel tersebut
3. Masukkan tabung reaksi tersebut kedalam water bath kemudian
panaskan sampai terbentuk endapan berwarna merah bata.
4. Ulangi percobaan 2-5 untuk sampel protein (larutan kuning telur, dan
larutan susu 1 % - 5 %).
VIII. Tabel Hasil Pengamatan

Bahan Uji
Hasil Pengamatan Keterangan
Millon
3 ml Alanin 1% (lar.tak berwarna)+ 5 tetes
millon (lar.tak berwarna lar.tak berwarna
1. Alanin 1% Reaksi negatif
lar.tak berwarna

3 ml Asparagin 1% (lar.tak berwarna)+ 5


2. Asparagin tetes millon (lar.tak berwarna lar.tak
Reaksi Negatif
1% berwarna lar.tak berwarna

Reaksi Positif
3 ml Tirosin 1% (lar.tak berwarna)+ 5 tetes
karena
millon (lar.tak berwarna Endapan putih
3. Tirosin 1% mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
4. Putih telur
1% - 10%
Reaksi Positif
3ml Putih telur 1% (lar.tak berwarna)+ 5
karena
4.1 Putih telur tetes millon (lar.tak berwarna Endapan tak
mengandung
1% berwarna Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Putih telur 2% (lar.tak berwarna)+ 5
4.2 Putih telur karena
tetes millon (lar.tak berwarna Endapan
2% mengandung
tak berwarna Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
4.3 Putih telur 3ml Putih telur 3% (lar.tak berwarna)+ 5 Reaksi Positif
3% tetes millon (lar.tak berwarna Endapan karena
tak berwarna Endapan merah bata mengandung
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
4.4 Putih telur 3ml Putih telur 4% (lar.tak berwarna)+ 5 karena
4% tetes millon (lar.tak berwarna Endapan mengandung
tak berwarna Endapan merah bata gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Putih telur 5% (lar.tak berwarna)+ 5
4.5 Putih telur karena
tetes millon (lar.tak berwarna Endapan
5% mengandung
tak berwarna Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Putih telur 6% (lar.tak berwarna)+ 5
4.6 Putih telur karena
tetes millon (lar.tak berwarna Endapan
6% mengandung
tak berwarna Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Putih telur 7% (lar.tak berwarna)+ 5
4.7 Putih telur karena
tetes millon (lar.tak berwarna Endapan
7% mengandung
tak berwarna Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Putih telur 8% (lar.tak berwarna)+ 5
4.8 Putih telur karena
tetes millon (lar.tak berwarna Endapan
8% mengandung
tak berwarna Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
4.9 Putih telur 3ml Putih telur 9% (lar.tak berwarna)+ 5 karena
9% tetes millon (lar.tak berwarna Endapan mengandung
tak berwarna Endapan merah bata gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Putih telur 10% (lar.tak berwarna)+ 5
4.10 Putih karena
tetes millon (lar.tak berwarna Endapan
telur 10% mengandung
tak berwarna Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
5. Kuning
telur 1% -
10%
Reaksi Positif
3ml Kuning telur 1% (keruh)+ 5 tetes millon
5.1 Kuning karena
(lar.tak berwarna Endapan tak berwarna
telur 1% mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Kuning telur 2% (keruh)+ 5 tetes millon
5.2 Kuning karena
(lar.tak berwarna Endapan tak berwarna
telur 2% mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Kuning telur 3% (keruh)+ 5 tetes millon
5.3 Kuning karena
(lar.tak berwarna Endapan tak berwarna
telur 3% mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Kuning telur 4% (keruh)+ 5 tetes millon
5.4 Kuning karena
(lar.tak berwarna Endapan tak berwarna
telur 4% mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
5.5 Kuning 3ml Kuning telur 5% (keruh)+ 5 tetes millon Reaksi Positif
telur 5% (lar.tak berwarna Endapan tak berwarna karena
Endapan merah bata mengandung
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
5.6 Kuning
3ml Kuning telur 6% (keruh)+ 5 tetes millon karena
telur 6%
(lar.tak berwarna Endapan tak berwarna mengandung
Endapan merah bata gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
5.7 Kuning 3ml Kuning telur 7% (keruh)+ 5 tetes millon karena
telur 7% (lar.tak berwarna Endapan tak berwarna mengandung
Endapan merah bata gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Kuning telur 8% (keruh)+ 5 tetes millon
5.8 Kuning karena
(lar.tak berwarna Endapan tak berwarna
telur 8% mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Kuning telur 9% (keruh)+ 5 tetes millon
5.9 Kuning karena
(lar.tak berwarna Endapan tak berwarna
telur 9% mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Kuning telur 10% (keruh)+ 5 tetes
5.10 Kuning karena
millon (lar.tak berwarna Endapan tak
telur 10% mengandung
berwarna Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
6. Susu 1% -
10%
Reaksi Positif
3ml Susu 1% (putih)+ 5 tetes millon (lar.tak
karena
6.1 Susu 1% berwarna Endapan tak berwarna
mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Susu 2% (putih)+ 5 tetes millon (lar.tak
karena
6.2 Susu 2% berwarna Endapan tak berwarna
mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Susu 3% (putih)+ 5 tetes millon (lar.tak
karena
6.3 Susu 3% berwarna Endapan tak berwarna
mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Susu4% (putih)+ 5 tetes millon (lar.tak
karena
6.4 Susu 4% berwarna Endapan tak berwarna
mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Susu5% (putih)+ 5 tetes millon (lar.tak
karena
6.5 Susu 5% berwarna Endapan tak berwarna
mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Susu 6% (putih)+ 5 tetes millon (lar.tak
karena
6.6 Susu 6% berwarna Endapan tak berwarna
mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Susu 7% (putih)+ 5 tetes millon (lar.tak
karena
6.7 Susu 7% berwarna Endapan tak berwarna
mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Susu 8% (putih)+ 5 tetes millon (lar.tak
karena
6.8 Susu 8% berwarna Endapan tak berwarna
mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Susu 9% (putih)+ 5 tetes millon (lar.tak
karena
berwarna Endapan tak berwarna
6.9 Susu 9% mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
Reaksi Positif
3ml Susu 10% (putih)+ 5 tetes millon (lar.tak
6.10 Susu karena
berwarna Endapan tak berwarna
10% mengandung
Endapan merah bata
gugus hidroksi
fenil
IX. Persamaan Reaksi
Uji Millon

X. Analisa Data
1. Alanin 1 %
Massa = % x Volume
Massa = 1 % x 100 ml
Massa = 1 gram

2. Asparagin 1 %
Massa = % x Volume
Massa = 1 % x 100 ml
Massa = 1 gram

3. Tirosin 1 %
Massa = % x Volume
Massa = 1 % x 100 ml
Massa = 1 gram
4. Susu 1 % 9. Susu 6 %
Massa = % x Volume Massa = % x Volume
Massa = 1 % x 100 ml Massa = 6 % x 100 ml
Massa = 1 gram Massa = 6 gram

5. Susu 2 % 10. Susu 7%


Massa = % x Volume Massa = % x Volume
Massa = 2 % x 100 ml Massa = 7 % x 100 ml
Massa = 2 gram Massa = 7 gram

6. Susu 3 % 11. Susu 8 %


Massa = % x Volume Massa = % x Volume
Massa = 3 % x 100 ml Massa = 8 % x 100 ml
Massa = 3 gram Massa = 8 gram

7. Susu 4 % 12. Susu 9 %


Massa = % x Volume Massa = % x Volume
Massa = 4 % x 100 ml Massa = 9 % x 100 ml
Massa = 4 gram Massa = 9 gram

8. Susu 5 % 13. Susu 10 %


Massa = % x Volume Massa = % x Volume
Massa = 5 % x 100 ml Massa = 10 % x 100 ml
Massa = 5 gram Massa = 10 gram

Untuk larutan telur, buat terlebih dahulu larutan induk, yang dibuat dengan
perbandingan putih telur dan air , kuning telur dan air 1 : 10 untuk konsentrasi
1%-10%. Lalu baru dibuat larutan 1%-10% dari larutan induk masing-masing
100 ml.
14. Putih Telur 1% = 6

Volume = %
1 20. PutihTelur 7%
Volume = 100
100 Volume = %
Volume = 1 7
Volume = 100
100
15. PutihTelur 2% = 7

Volume = %
2 21. PutihTelur 8%
Volume = 100
100 Volume = %
Volume = 2 8
Volume = 100
100
16. PutihTelur 3% = 8
Volume = %
x
Volume = 100 22. PutihTelur 9%
100
Volume = %
= 3
9
Volume = 100
17. PutihTelur 4% 100
= 9
Volume = %
4
Volume = 100 23. PutihTelur 10%
100
= 4 Volume = %
10
Volume = 100
18. PutihTelur 5% 100
Volume = % = 10
5
Volume = 100
100 24. Kuning Telur 1%
= 5 Volume = %
1
19. PutihTelur 6% Volume = 100
100
Volume = % = 1
6
Volume = 100
100
25. Kuning Telur 2% 30. Kuning Telur 7%
Volume = % Volume = %

2 7
Volume = 100 Volume = 100
100 100
= 2 = 7

26. Kuning Telur 3% 31. Kuning Telur 8%


Volume = % Volume = %

3 8
Volume = 100 Volume = 100
100 100
= 3 = 8

27. Kuning Telur 4% 32. Kuning Telur 9%


Volume = % Volume = %

4 9
Volume = 100 Volume = 100
100 100
= 4 = 9

28. Kuning Telur 5% 33. Kuning Telur 10%


Volume = % Volume = %

5 10
Volume = 100 Volume = 100
100 100
= 5 = 10

29. Kuning Telur 6%


Volume = %
6
Volume = 100
100
= 6
XI. Pembahasan
Uji Millon dilakukan dengan menggunakan sample tirosin, alanin dan
arparagin. Uji Millon bertujuan untuk menentukan gugus fenol yang terdapat pada
asam amino yang ditandakan dengan terbentuknya endapan putih yang akan
berubah merah bata melalui pemanasan. Dari sample yang kami gunakan yaitu
tirosin dan larutan protein menunjukan hasil positif dengan uji milon, kecuali
alanin dan asparagin. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat gugus fenol pada
alanin dan asparagin.
Pereaksi Millon melibatkan penambahan senyawa Hg ke dalam protein
sehingga pada penambahan logam ini akan menghasilkan endapan putih dari
senyawa merkuri. Ketika percobaan, semua sampel larutan protein yang
ditambahkan reagen Millon langsung membentuk gumpalan putih. Hal ini
disebabkan karena Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein, maka akan
terjadi peristiwa koagulasi (penggumpalan), dimana protein akan menggumpal
karena peristiwa denaturasi (perubahan struktur awal). Dan setelah dipanaskan,
warna merah dari endapan semakin tampak jelas. Pemanasan bertujuan agar
larutan protein dengan reagen Millon semakin bereaksi secara sempurna sehingga
warna endapan menjadi lebih jelas. Endapan warna merah ini merupakan garam
merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Hal ini menyatakan bahwa asam amino tirosin
yang mengandung gugus hidroksi fenil terdapat pada sampel larutan protein
tersebut.
Banyaknya endapan yang tebentuk berbanding lurus terhadap konsentrasi
larutan. Semakin besar konsentrasi larutan semakin banyak endapan yang
terbentuk. Selain itu tidak semua sampel menghasilkan endapan yang sama
jumlahnya meskipun memiliki konsentrasi yang sama. Banyaknya endapan yang
tebentuk juga bergantung pada banyaknya protein yang terkandung pada sampel.
Sampel yang mengandung banyak protein dan konsentrasinya tinggi akan
menghasilkan banyak endapan, karena semakin banyak kandungan protein dan
konsetnrasi maka semakin banyak pula asam amino tirosin pada sampel sehingga
endapan yang terbentuk lebih banyak.
XI. Kesimpulan
1. Tyrosin, larutan susu, larutan putih telur dan kuning telur bereaksi positif
terhadap reagen Millon.
2. Reaksi positif terhadap uji Millon terjadi karena adanya gugus hidroksi
fenil.
3. Banyaknya endapan yang terbentuk bergantung pada banyaknya protein
yang terkandung pada sampel dan konsentrasi larutan.
4. Endapan warna merah merupakan garam merkuri dari tirosin yang
ternitrasi yang menyatakan bahwa asam amino tirosin yang mengandung
gugus hidroksi fenil terdapat pada sampel larutan protein.
Pertanyaan :
1. Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein?
2. Mengapa larutan albumin terkoagulasi?
3. Larutan protein mana yang memberikan uji negatif ?

Jawaban :
1. Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein, maka akan terjadi
peristiwa koagulasi (penggumpalan), dimana protein akan menggumpal
karena peristiwa denaturasi (perubahan struktur awal).
2. Albumin (putih telur) terkoagulasi atau mengalami penggumpalan karena
terjadinya denaturasi pada strukturnya, dimana jembatan sulfida S-S,
direduksi untuk mendapatkan residu asam amino penyusun albumin.
3. Tidak ada larutan protein yang memberikan uji negatif
DAFTAR PUSTAKA

Colby, D. S. 1985. Ringkasan Biokimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta.

Masiring, Gideon Yones. 2011. Reaksi Uji Terhadap Asam Amino. (Online)
(http://gideonyonesmasiring.blogspot.com/2011/02/percobaan-ii-reaksi-uji-
terhadap-asam.html). Diakses 22 September 2016.

Lehninger, A. L. 1990. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga : Jakarta.

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta.


LAMPIRAN

Uji Millon pada susu

Anda mungkin juga menyukai