Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOKIMIA

“PROTEIN”

Oleh :

Kelompok 6

Kelas F

Tri Yulianti 200110180073

Siti Zahra Nurmalasari 200110180078

Virya Trifiana Sahar 200110180141

Sholihah Amrina Rosyada 200110180275

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, hingga penulis dapat

menyelesaikan laporan akhir praktikum Biokimia “Uji Protein” ini. Shalawat serta

salam tak lupa selalu tercurah kepada junjungan kita, Baginda Rasulullah SAW,

juga kepada para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir jaman, aamiin.

Adapun isi dari laporan akhir ini adalah hasil dari praktikum “Uji Protein”

kami pada tanggal 10 May 2019. Laporan akhir ini dibuat untuk memenuhi salah

satu tugas praktikum Biokimia.

Dalam penyusunan laporan akhir ini, penulis menyadari keterbatasan dan

kekurangan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen serta staf pengajar mata kuliah

praktikum Biokimia yang selalu membimbing dan mengajari kami dalam

melaksanakan praktikum.

Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik serta saran
yang membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan akhir

ini. Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan laporan akhir ini,

penulis ucapkan terimakasih.

Sumedang, 12 Mei 2019

i
DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................ ii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah.............................................................. 2

1.3 Maksud dan Tujuan............................................................... 2

1.4 Waktu dan Tempat................................................................. 3

II. ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan........................................................................ 4

2.1.1 Uji Komposisi Dasar.................................................... 4

2.1.2 Uji Biuret...................................................................... 4

2.1.3 Uji Ninhidrin................................................................. 5

2.1.4 Uji Ksanprotein.................................................………. 5

2.1.5 Asam dan Alkali............................................................ 6

ii
2.1.6 Garam dari Logam Berat.................................................. 6

2.1.7 Asam-asam Kompleks...................................................... 7

2.1.8 Pelarut Organik................................................................. 7

Bab Halaman

2.2 Prosedur Kerja.......................................................................... 7

2.2.1 Uji Komposisi Dasar.................................................... 8

2.2.2 Uji Biuret...................................................................... 8

2.2.3 Uji Ninhidrin................................................................. 8

2.2.4 Uji Ksanprotein.................................................……… 8

2.2.5 Asam dan Alkali............................................................ 9

2.2.6 Garam dari Logam Berat............................................... 9

2.2.7 Asam-asam Kompleks................................................... 10

2.2.8 Pelarut Organik.............................................................. 10

III. HASIL PENGAMATAN

3.1 Uji Komposisi Dasar................................................................. 11

3.2 Uji Biuret................................................................................... 14

3.3 Uji Ninhidrin............................................................................. 15

3.4 Uji Ksanprotein.................................................……………… 17

3.5 Asam dan Alkali........................................................................ 18

iii
3.6 Garam dari Logam Berat.............................................................. 19

3.7 Asam-asam Kompleks.................................................................. 21

3.8 Pelarut Organik............................................................................. 22

IV. PEMBAHASAN

4.1 Uji Komposisi Dasar.................................................................... 26

4.2 Uji Biuret...................................................................................... 28

4.3 Uji Ninhidrin................................................................................. 30

4.4 Uji Ksanprotein.................................................………………… 31

4.5 Asam dan Alkali............................................................................ 32

4.6 Garam dari Logam Berat............................................................... 32

4.7 Asam-asam Kompleks................................................................... 36

4.8 Pelarut Organik………………………………………………….. 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan................................................................................... 41

5.2 Saran........................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 43

LAMPIRAN........................................................................................ 44

iv
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah protein berasal dari kata Yunani, yaitu ‘Proteos’ yang berarti utama atau

yang didahulukan. Gerardus Mulder (1802-1880), berpendapat bahwa protein

merupakan zat yang paling penting dalam setiap organisme.

Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya

sangat kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam amino. Protein

merupakan polimer yang sangat panjang dari asam-asam amino yang bergabung

melalui ikatan peptida. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein

adalah karbon 55%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, dan kurang dari 1%

fosfor (Winarno, 1991; Taringan, 1983). Protein mempunyai fungsi khas yang tidak

dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan

jaringan tubuh. Fungsi dari protein secara garis besar dapat dibagi kedalam dua

kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada

tingkat molekular.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah pada albumin, gelatin, dan susu terdapat unsur protein, nitrogen dan

sulfur.

1
2. Apakah pada albumin 10%, albumin 20%, susu 20%, gelatin 5%, dan urea

mengandung ikatan peptida.

3. Apakah pada albumin 10%, albumin 20%, susu 20%, gelatin 5%, dan urea

mengandung asam amino bebas.

4. Apakah pada albumin 10%, albumin 20%, susu 10%, dan susu 20% terdapat

tirosin, triptofon, dan fenilalanin.

5. Apakah pada percobaan asam dan alkali terdapat endapan pada asam kuat, asam

lemah, basa kuat, dan basa lemah.

6. Apakah pada percobaan garam dari logam berat, asam amino dapat berikatan

dengan logam.

7. Apakah pada percobaan asam-asam kompleks, asam dapat mengendapkan

protein.

8. Apakah alkohol dapat mendehidrasi protein.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui bahwa pada albumin, gelatin, dan susu terdapat kandungan

protein, nitrogen, dan sulfur.

2. Untuk mengetahui bahwa pada albumin 10%, albumin 20%, susu 20%, dan

gelatin 5% terkandung ikatan peptida.

3. Untuk mengetahui bahwa pada albumin 10%, albumin 20%, susu 20%, dan

gelatin 5% terkandung asam amino bebas.

4. Untuk mengatahui bahwa pada albumin 10%, albumin 20%, susu 10%, dan

susu 20% terdapat tirosin, triptofon, dan fenilalanin.

2
5. Untuk mengetahui apakah protein dapat mengendap dalam suasana asam kuat,

asam lemah, basa kuat, dan basa lemah.

6. Untuk mengetahui apakah asam amino dapat berikatan dengan logam.

7. Untuk mengetahui apakah asam dapat mengendapkan protein.

8. Untuk mengetahui apakah alkohol dapat mendehidrasi protein.

1.4 Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Jumat, 10 May 2019

Waktu : 10.00-12.00 WIB

Tempat : Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

3
II

ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Uji Komposisi Dasar

1. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan suatu zat

di laboratorium.

2. Pembakaran bunsen berfungsi untuk pemanasan atau pembakaran dan

mensterilisasi alat-alat laboratorium.

3. Albumin murni sebagai sampel dalam percobaan.

4. Gelatine murni sebagai sampel dalam percobaan.

5. Susu murni sebagai sampel dalam percobaan.

6. Albumin padat sebagai penguji dalam percobaan.

7. Kristal NaOH sebagai penguji dalam percobaan.

8. Kertas lakmus berfungsi untuk menguji suatu zat apakah zat tersebut

basa atau asam.

9. NaOH 10% sebagai larutan penguji dalam percobaan.

10. Pb asetat 5% sebagai larutan penguji dalam percobaan.

11. HCl sebagai larutan penguji dalam percobaan.

2.1.2 Uji Biuret

1. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan suatu zat

di laboratorium.

2. Albumin 10% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

4
3. Albumin 20% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

4. Susu 10% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

5. Susu 20% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

6. Urea sebagai larutan sampel dalam percobaan.

7. Gelatine 5% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

8. NaOH 10% sebagai larutan penguji dalam percobaan.

9. CuSO₄ 0,2% sebagai larutan penguji dalam percobaan.

2.1.3 Uji Nindhidrin

1. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan suatu zat

di laboratorium.

2. Albumin 2% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

3. Albumin 10% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

4. Albumin 20% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

5. Susu 10% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

6. Susu 20% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

7. Urea sebagai larutan sampel dalam percobaan.

8. Gelatine 5% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

9. 0,1 M buffer asam asetat sebagai larutan penguji dalam percobaan.

10. 0,1% larutan Ninhidrin sebagai larutan penguji dalam percobaan.

11. Penangas air berfungsi untuk mendidihkan suatu zat.

2.1.4 Uji Ksanprotein

1. Tabung reaksi sebagai tempat untuk mereaksikan suatu zat di

laboratorium.

5
2. Susu 20% sebagai sampel dalam percobaan.

3. Susu 10% sebagai sampel dalam percobaan.

4. Albumin 20% sebagai sampel dalam percobaan.

5. Albumin 10% sebagai sampel dalam percobaan.

6. HNO₃ pekat sebagai larutan penguji dalam percobaan.

7. NaOH 10% sebagai larutan penguji dalam percobaan.

2.1.5 Asam dan Alkali

1. Tabung reaksi sebagai tempat untuk mereaksikan suatu zat di

laboratrium.

2. Albumin 5% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

3. Susu 5% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

4. HCl sebagai larutan penguji dalam percobaan.

5. Asam asetat glacial sebagai larutan penguji dalam percobaan.

6. NaOH 10% sebagai larutan penguji dalam percobaan.

2.1.6 Garam dari Logam Berat

1. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan zat di

laboratorium.

2. Albumin 5% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

3. Susu 5% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

4. 0,2% CuSO₄ sebagai larutan penguji dalam percobaan.

5. 2% pb asetat sebagai larutan penguji dalam percobaan.

6. 2% HgCl₂ sebagai larutan penguji dalam percobaan.

7. 2% FeCl₃ sebagai larutan penguji dalam percobaan.

6
2.1.7 Asam-asam Kompleks

1. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan zat di

laboratorium.

2. Albumin 2% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

3. Albumin 5% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

4. Susu 5% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

5. Asam pikrat jenuh sebagai larutan penguji dalam percobaan.

6. Larutan TCA sebagai larutan penguji dalam percobaan.

7. Larutan Phosphotungstat sebagai larutan penguji dalam percobaan.

8. Larutan phospomolibdat sebagai larutan penguji dalam percobaan.

2.1.8 Pelarut Organik

1. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan zat di

laboratorium.

2. Albumin 2% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

3. Albumin 5% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

4. Susu 5% sebagai larutan sampel dalam percobaan.

5. Alkohol 95% sebagai larutan penguji dalam percobaan.

2.2 Prosedur Kerja

2.2.1 Uji Komposisi Dasar

1. Sediakan tiga tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Ketiga tabung reaksi diisi dengan sedikit contoh padat dan diberi tepung

albumin.

7
3. Tabung pertama, dipanaskan secara berangsur-angsur dan perhatikan baunya

hingga seperti rambut terbakar. Tabung kedua, ditambah dengan Kristal

NaOH sejumlah 3-4 butir. Tabung ketiga, tambahkan 5 ml NaOH 10%.

4. Pada tabung kedua, gantungkan kertas lakmus merah di bibir tabung, lalu

panaskan hati-hati dan lihat perubahan warna pada kertas lakmus. Pada tabung

ketiga, didihkan dan tambahkan 10 tetes larutan pb asetat 5%.

5. Pada tabung ketiga, tambahkan secara hati-hati 1 ml HCl pekat dan perhatikan

baunya.

2.2.2 Uji Biuret

1. Menyiapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Isilah dengan larutan albumin, kasein, gelatine sebanyak 2 ml.

3. Tambahkan pada setiap tabung 1 ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO₄ 0,2%

4. Lalu campurkan dengan baik, dan perhatikan perubahan warna.

2.2.3 Uji Ninhidrin

1. Menyediakan tabung reaksi dan diisi dengan 1 ml larutan contoh ditambah

dengan 1 ml 0,1 M buffer asam asetat (pH -5) dan 20 tetes 0,1% larutan

ninhidrin.

2. Panaskan diatas penangas air mendidih selama 10 menit dan perhatikan warna

biru yang terbentuk.

3. Lakukan uji ninhidrin dengan albumin 2%.

2.2.4 Uji Ksanprotein

1. Sediakan beberapa tabung reaksi.

8
2. Masukkan 2 ml alrutan contoh + 0,5 ml HNO₃ pekat, perhatikan endapat

putih yang terbentuk.

3. Lalu panaskan hingga terbentuk warna kuning.

4. Dinginkan dibawah air keran, lalu tambahkan hati-hati larutan NaOH 10%

atau NH₄OH hingga basa, yang ditandai dengan perubahan warna kuning

menjadi kuning tua atau jingga.

2.2.5 Asam dan Alkali

1. Sediakan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing masing tabung diisi

dengan larutan albumin, gelatine sebanyak 2 ml.

2. Tabung pertama teteskan dengan satu tetes HCl pekat, lalu catat

perubahanyang terjadi, lalu kocok secara perlahan-lahan dan panaskan hati-

hati.

3. Tabung kedua ditambahkan dengan asam asetat glacial.

4. Tabung ketigaditambah dengan larutan NaOH 10%.

2.2.6 Garam dari Alkali

1. Sediakan beberapa tabung reaksi yang berish dan kering.

2. Masukkan 2 ml larutan contoh + 1 tetes larutan 0,2% CuSO₄ hingga terjadi

endapan dan perhatikan perubahan setiap tetesnya. Perhatikan apakah endapan

yang terbentuk dan apakah endapan ini permanen atau lebih melarut kembali

pada penambahan reagen berlebih.

3. Ulangi percobaan 2 dengan menambahkan larutan 2%pb asetat, 2% CuSO₄,

2% HgCl₂ dan 2% FeCl₃.

2.2.7 Asam-asam Kompleks

9
1. Sediakan 4 tabung reaksi, diisi dengan 2 ml larutan contoh.

2. Tabung pertama + tetes demi tetes asam pikrat jenuh.

3. Tabung kedua + tetes demi tetes larutan TCA.

4. Tabung ketiga + tetes demi tetes larutan Phospotungstat (sebelumnya

diasamkan dulu dengan 2% larutan asam asetat).

5. Tabung keempat + tetes demi tetes larutan 2% asam Phosphomilibdat

(sebelumnya diasamkan dulu dengan 2 tetes larutan asam asetat 2%)

6. Perhatikan perubahan sedikit demi sedikit reagen terhadap pengendapan.

7. Ulangi pecobaan diatas dengan menggunakan 1 ml albumin 2%.

2.2.8 Pelarut Organik

1. Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Mengisi tabung reaksi dengan 1 ml larutan contoh.

3. Tambahkan 3 ml larutan alkohol 95% dan aduk baik-baik. Perhatikan apabila

terdapat endapan.

4. Bila terdapat endapan, buang pelarutnya ambil sedikit dan periksa

kelarutannya dalam air.

10
III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Uji Komposisi Dasar


Tabel 3.1.1 Komposisi Dasar I

Gambar Keterangan
 Gelatin murni = tercium bau
terbakar (positif).

 Albumin murni = tercium


bau terbakar (positif).

 Susu murni = tercium bau


terbakar (positif).

11
Tabel 3.1.2 Komposisi Dasar II

Gambar Keterangan
 Gelatin murni = tercium bau
amonia (positif).

 Albumin murni = tercium bau


amonia (positif).

 Susu murni = tercium bau


amonia (positif).

Tabel 3.1.3 Komposisi Dasar III

Gambar Keterangan

12
 Gelatin murni = larutan
berwarna kuning (negatif).

 Albumin murni = larutan


berwarna hitam (positif).

 Susu murni = larutan


berwarna hitam (positif).

3.2 Uji Biuret


Tabel 3.2.1 Uji Biuret

Gambar Keterangan
 Albumin 10% = larutan
berwarna ungu (positif).

13
 Albumin 20% = larutan
berwarna ungu (positif).

 Gelatin 5% = larutan
berwarna ungu (positif).

 Susu 10% = larutan


berwarna ungu (positif).

 Susu 20% = larutan


berwarna ungu (positif).

 Urea = larutan berwarna biru


(negatif).

14
3.3 Uji Ninhidrin
Tabel 3.3.1 Uji Ninhidrin

Gambar Keterangan
 Albumin 2% = larutan
berwarna ungu tua (positif).

 Albumin 10% = larutan


berwarna ungu tua (positif).

 Albumin 20% = larutan


berwarna ungu tua (positif).

 Gelatin = larutan berwarna


ungu muda (positif).

15
 Susu 10% = larutan
berwarna ungu muda
(positif).

 Susu 20% = larutan


berwarna ungu muda
(positif).

 Urea = larutan berwarna


bening (negatif).

3.4 Uji Ksanprotein


Tabel 3.4.1 Uji Ksanprotein

Gambar Keterangan
 Albumin 10% = larutan
berubah menjadi warna
jingga dan terbentuk cincin
(positif).

16
 Albumin 20% = larutan
berubah menjadi warna
jingga dan terbentuk cincin
(positif).

 Susu 10% = larutan berubah


menjadi warna jingga
(positif).

 Susu 20% = larutan berubah


menjadi warna jingga
(positif).

3.5 Uji Asam dan Alkali


Tabel 3.5.1 Uji Asam dan Alkali

Gambar Keterangan
 Albumin 5% + asam asetat
glasial = tidak ada endapan
(negatif).

17
 Albumin 5% + HCl =
terdapat endapan (positif).

 Albumin 5% + NaOH 10% =


tidak ada endapan (negatif).

 Susu 5% + asam asetat


glasial = tidak ada endapan
(negatif).

 Susu 5% + HCl = terdapat


endapan (positif).

 Susu 5% + NaOH 10% =


tidak ada endapan (negatif).

18
3.6 Uji Garam dari Logam Berat
Tabel 3.6.1 Uji Garam dari Logam Berat

Gambar Keterangan
 Susu 5% + pb asetat 2% =
terdapat endapan putih
(positif).

 Susu 5% + CuSO₄ 0,2% =


terdapat endapan putih
(positif).

 Susu 5% + CuSO₄ 2% =
terdapat endapan putih
(positif).

 Susu 5% + FeCl 2% =
terdapat endapan putih
(positif).

 Susu 5% + HgCl 2% =
terdapat endapan putih
(positif).

19
 Albumin 5% + HgCl 2% =
terdapat endapan putih
(positif).

 Albumin 2% + pb asetat 2%
= terdapat endapan putih
(positif).

 Albumin 5% + CuSO₄ 0,2%


= terdapat endapan putih
(positif).

 Albumin 5% + FeCl 2% =
terdapat endapan putih
(positif).

 Albumin 5% + CuSO₄ 2% =
terdapat endapan putih

20
(positif).

3.7 Uji Asam Pekat Jenuh


Tabel 3.7.1 Uji Asam Pekat Jenuh

Gambar Keterangan
 Albumin 2% = terdapat
endapan (++).
 Albumin 5% = terdapat
endapan (++).
 Susu 5% = terdapat endapan
(++).

3.8 Uji Larutan T.C.A


Tabel 3.8.1 Uji Larutan T.C.A

Gambar Keterangan
 Susu 5% = terdapat endapan
(+++).

21
 Albumin 5% = terdapat
endapan (+++).

 Albumin 2% = terdapat
endapan (+++).

3.9 Uji Larutan Phospstungstat


Tabel 3.9.1 Uji Larutan Phospotungstat

Gambar Keterangan
 Albumin 2% = terdapat
endapan (+).

 Susu 5% = terdapat endapan


(+).

22
 Albumin 5% = terdapat
endapan (+).

3.10 Uji Larutan Phospomolibdat


Tabel 3.10.1 Uji Larutan Phospomolibdat

Gambar Keterangan
 Susu 5% = terdapat endapan
(+).

 Albumin 5% = terdapat
endapan (+).

 Albumin 2% = terdapat
endapan (+).

3.11 Uji Alkohol

23
Tabel 3.11.1 Uji Alkohol

Gambar Keterangan
 Susu 5% = terdapat endapan
(+).

 Albumin 2% = terdapat
endapan (+).

 Albumin 5% = terdapat
endapan (+).

24
IV

PEMBAHASAN

4.1 Uji Protein I

4.1.1 Uji Komposisi Dasar

Uji komposisi dasar dilakukan untuk mengetahui adanya unsur-unsur

penyusun protein. Menurut teori, protein tersusun dari karbon (C), hidrogen

(H), oksigen (O), dan nitrogen (N), serta mengandung sedikit belerang (S) dan

fosfor (P). Uji komposisi dasar dilakukan dengan cara pembakaran atau

pengabuan.untuk memperoleh C, H, O, dan N.

a) Uji Komposisi Dasar I

Uji komposisi dasar I dilakukan dengan cara menambahkan sedikit larutan

conto padat dan albumin padat (tepung albumin), kemudian dipanaskan diatas

bunsen. Bau rambut terbakar menunjukan adanya senyawa nitrogen (N).

Kegosongan atau warna hitam menunjukan adanya karbon (C), dan

kondensasi air pada dinding tabung menunjukan adanya hidrogen (H) dan

oksigen (O).

Hasil dari uji komposisi dasar I adalah sebagai berikut :

25
Sampel Hasil Pengamatan Kesimpulan

Albumin (+) tercium bau Terdapat unsur penyusun protein yaitu C, O,

murni terbakar. H, dan N.

Gelatin (+) tercium bau Terdapat unsur penyusun protein yaitu C, O,

murni terbakar. H, dan N.

Susu murni (+) tercium bau Terdapat unsur penyusun protein yaitu C, O,

terbakar. H, dan N.

b) Uji Komposisi Dasar II

Uji komposisi dasar II dilakukan dengan cara menambahkan sedikit conto

pada tepung albumin dan ditambah dengan kristal NaOH yang jumlahnya 2

kali lebih banyak, kemudian menggantungkan kertas lakmus. Perubahan

lakmus merah menjadi biru serta mengeluarkan bau amonia menunjukan

adanya nitrogen dan hidrogen.

Hasil dari uji komposisi dasar II adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Kesimpulan

Albumin (+) tercium bau Larutan mengandung unsur nitrogen (N)

murni amonia, lakmus dan hidrogen (H).

berubah menjadi

warna biru.

Gelatin (+) tercium bau Larutan mengandung unsur nitrogen (N)

murni amonia, lakmus dan hidrogen (H).

berubah menadi

warna biru.

26
Susus murni (+) tercium bau Larutan mengandung unsur nitrogen (N)dan

amonia, lakmus hidrogen (H).

berubah menjadi

warna biru.

c) Uji Komposisi Dasar III

Uji komposisi dasar III dilakukan dengan menambahkan tepung conto pada

tepung albumin, lalu ditambahkan dengan NaOH 10% sebanyak 5ml.

Kemudian dididihkan dan ditambah pb asetat 5% yang menyebabkan larutan

menjadi gelap dan tambahkan 1ml HCL pekat lalu cium bau yang dihasilkan.

Larutan yang berubah menjadi warna hitam dan mengeluarkan bau menyengat

menandakan adanya kandungan sulfur.

Hasil dari uji komposisi dasar III adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Kesimpulan

Albumin (+) larutan berwarna Larutan mengandung sulfur.

murni hitam dan berbau

menyengat.

Gelatin murni (-) larutan berwarna Larutan tidak mengandung sulfur.

kuning.

Susu murni (+) larutan berwarna Larutan mengandung sulfur.

hitam dan berbau

menyengat.

27
4.1.2 Uji Biuret

Uji biuret dilakukan untuk membuktikan adanya molekul-molekul peptida

dari protein. Uji biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang

terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Percobaan dilakukan dengan

membuat larutan albumin kasein ditambah gelatin sebanyak 2 ml, lalu 1ml

NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 1,2 %. Larutan yang berubah menjadi warna

ungu menandakan adanya ikatan peptida dalam larutan tersebut.

Hasil dari uji biuret adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Kesimpulan

Albumin 10% (+) larutan berwarna Larutan mengandung ikatan peptida.

ungu.

Albumin 20% (+) larutan berwarna Larutan mengandung ikatan peptida.

ungu.

Susu 10% (+) larutan berwarna Larutan mengandung ikatan peptida.

ungu.

Susu 20% (+) larutan berwarna Larutan mengandung ikatan peptida.

ungu.

Urea (-) larutan berwarna Larutan tidak mengandung ikatan

biru. peptida.

Gelatin 5% (+) larutan berwarna Larutan mengandung ikatan peptida.

ungu.

Percobaan ini pada dasarnya menggunakan prinsip bahwa ion Cu²+ dari

pereaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida, dan ikatan-

28
ikatan peptida penyusun protein membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu

(voilet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah peptida atau lebih, tetapi negatif

untuk asam amino bebas atau peptida. Reaksi juga akan positif terhadap senyawa-

senyawa yang mengandung dua gugus.

4.1.3 Uji Ninhidrin

Uji ninhidrin dilakukan pada percobaan ini untuk membuktikan adanya asam

amino bebas dalam protein. Ninhidrin (triketohidrinden hidrat) merupakan

pengoksidasi kuat, bereaksi dengan semua α-asam amino diantara pH 4-8 ,

akan menghasilkan senyawa berwarna ungu. Uji ini dilakukan dengn cara

menambahkan 1ml larutan conto dengan 1 ml 0,1M buffer asam asetat (pH-5)

dn 20 tetes 0,1 % pereaksi ninhidrin. Selanjutnya, larutan dipanaskan hingga

mendidih.

Setelah diamati, perubahan warna yang terjadi adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Kesimpulan

Albumin 2% (+) larutan berwarna ungu Larutan mengandung asam amino

muda. bebas.

Albuminn10 (+) larutan berwarna ungu Larutan mengandung asam amino

% tua. bebas.

Albumin 20% (+) larutan berwarna ungu Larutan mengandung asam amino

tua. bebas.

Susu 10% (+) larutan berwarna ungu Larutan mengandung asam amino

muda. bebas.

29
Susu 20% (+) larutan berwarna ungu Larutan mengandung asam amino

muda. bebas.

Gelatin 5% (+) larutan berwarna ungu Larutan mengandung asam amino

muda. bebas.

Urea (-) larutan tidak berwarna Larutan tidak mengandung asam

(bening). amino bebas.

Setelah melakukan percobaan, hasil percobaan diatas sesuai dengan prinsip

teori yaitu bahwa semua asam amino atau peptida yang mengandung asam α-amino

bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru

(ungu tua) namun protein dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna

kuning.

Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu

atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH₃ dan CO₂. Ninhidrin yang telah

bereaksi akan membentuk hidrindantin.

4.2 Uji Protein II

4.2.1 Uji Ksanprotein

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa hasil dari uji Ksanprotein

adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Keterangan

Susu 20% (+) larutan berwarna jingga. Terdapat asam tirosin, triptofan,

30
atau fenilalanin dalam protein.

Susu 10% (+) larutan berwarna jingga. Terdapat asam tirosin, triptofan,

atau fenilalanin dalam protein.

Albumin 10% (+) larutan berwarna jingga Terdapat asam tirosin, triptofan,

dan terbentuk cincin. atau fenilalanin dalam protein.

Albumin 20% (+)larutan berwarana jingga Terdapat asam tirosin, triptofan,

dan terbentuk cincin. atau fenilalanin dalam protein.

Reaksi pada uji Ksanprotein didasarkan pada nitrasi inti benzene yang

terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin benzene (tirosin,

triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan dengan asam nitrat pekat, maka terbentuk

endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa

nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya berubah

menjadi jingga.

Uji Ksanprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk

menunjukkan adanya gugus benzena. Asam amino yang menunjukkan reaksi positif

adalah tirosin, fenilalanin, dan triptofan. Reaksi positif uji Ksanprotein adalah

munculnya gumpalan atau cincin warna kuning. Pada uji ini digunakan larutan HNO₃

yang berfungsi memecah protein menjadi gugus benzene. Uji Ksanprotein akan

menghasilkan warna orange pada reaksi yang menghasilkan turunan benzena dengan

penambahan basa. Fungsi penambahan HNO₃ pekat untuk memecah protein

membentuk derivat nitro karena HNO₃ bersifat eksoterm.

31
Dari hasil percobaan, semua sampel yakni albumin dan susu bereaksi positif

karena terjadi endapan putih dan menjadi endapan kuning saat dipanaskan. Maka

dapat disimpulkan seluruh sampel yaitu albumin dan susu mengandung cincin fenil

benzene.

4.2.2 Uji Asam dan Alkali

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa hasil dari uji asam dan alkali

adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Keterangan

Susu 5% + HCL (+) terdapat endapan. Terbentuk endapan protein

dalam suasana asam kuat.

Susu 5% + asam (-) tidak terdapat Tidak terbentuk endapan

asetat glacial endapan. protein dalam suasana asam

lemah.

Susu 5% + NaOH (-) tidak terdapat NaOH adalah asam kuat,

10% endapan. namun karena konsentratnya

rendah, maka tidak terbentuk

endapan.

Albumin 5% + HCL (+) terdapat endapan. Terbentuk endapan protein

dalam suasana asam kuat.

Albumin 5% + asam (-) tidak terdapat Tidak terbentuk endapan

asetat glasial endapan. protein dalam suasana asam

lemah.

32
Albumin 5% + (-) tidak terdapat NaOH adalah asam kuat,

NaOH 10% endapan. namun karena konsentratnya

rendah, maka tidak terbentuk

endapan.

Asam dan alkali dapat menyebabkan pengendapan pada protein. Pengendapan

protein terjadi ketika berubahnya susunan rantai polipeptida suatu protein, yang

prosesnya disebut denaturasi. Adanya gugus amino bebas dan karboksil bebas pada

ujung-ujung molekul rantai protein menyebabkan protein bersifat amfoter, atau dapat

bereaksi dengan basa dan mengalami koagulasi.

Dari hasil percobaan, albumin dan susu bereaksi positif (penggumpalan) saat

ditetesi asam (HCl) , tapi bereaksi negatif saat ditetesi oleh basa (NaOH dan asetat).

Seharusnya, protein mengalami penggumpalan pada penetesan alkali, tapi pada uji

praktikum kali ini tidak terjadi, karena konsentrasi alkali yang diberikan kurang

cukup.

4.2.3 Uji Garam dan Logam Berat

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa hasil dari percobaan uji garam

dari logam berat adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Keterangan

Susu 5% + CuSO4 0.2% (+) terdapat endapan Asam amino berikatan

putih. dengan logam.

33
Susu 5% + CuSO4 2% (+) terdapat endapan Asam amino berikatan

putih. dengan logam.

Susu 5% + Pb asetat 2% (+) terdapat endapan Asam amino berikatan

putih. dengan logam.

Susu 5% + HgCl2 2% (+) terdapat endapan Asam amino berikatan

putih. dengan logam.

Susu 5% + FeCl3 2% (+) terdapat endapan Asam amino berikatan

putih. dengan logam.

Albumin 5% + CuSO4 (+) terdapat endapan Asam amino berikatan

0.2% putih. dengan logam.

Albumin 5% + CuSO4 (+) terdapat endapan Asam amino berikatan

2% putih. dengan logam.

Albumin 5% + Pb asetat (+) terdapat endapan Asam amino berikatan

2% putih. dengan logam.

Albumin 5% + HgCl2 (+) terdapat endapan Asam amino berikatan

2% putih. dengan logam.

Albumin 5% + FeCl3 (+) terdapat endapan Asam amino berikatan

2% putih. dengan logam.

Dari percobaan ini, dapat diketahui bahwa protein dapat terkoagulasi sebagai

akibat dari denaturasi protein. Denaturasi protein dapat terjadi karena adanya

pengaruh dari logam-logam berat. Jika terjadi denaturasi protein, akan terjadi pula

34
penurunan kelarutan protein dalam air, sehingga terbentuklah gumpalan-gumpalan

putih.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya endapan protein oleh logam berat

adalah pada titik isoelektriknya, protein akan berikatan antara muatannya sendiri

membentuk lipatan ke dalam sehingga terjadi pengendapan yang relatif cepat,

sedangkan saat telah lewat titik isoelektriknya, protein akan kembali ke kondisi

semula (Triyono, 2010).

Reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan. Protein

dapat diendapkan oleh ion-ion logam berat. Pengendapan ini terjadi karena ion-ion

logam berat membentuk garam protein yang tidak larut dalam air. Pengendapan ini

terjadi karena adanya reaksi penetralan muatan antara ion logam berat dengan anion

dari protein. Pengendapan dapat terjadi apabila protein berada dalam bentuk

isoelektrik yang bermuatan negatif. Dengan adanya muatan positif dari logam

beratakan terjadi netralisasidari protein dan dihasilkan garam netral proteinat yang

mengendap. Endapan protein ini akan larut kembali dalam penambahan alkali (NH₃,

NaOH, dan lain-lain). Sifat pengendapan protein ini adalah reversibel.

Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa albumin dan susu bereaksi

positif (penggumpalan/denaturasi) saat ditetesi logam berat (CuSO₄, pb Asetat,

HgCl₂, FeCl₃).

4.3 Uji Protein III

4.3.1 Pengendapan Protein oleh Asam-asam Kompleks

35
a) Uji Asam Pekat Jenuh

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa hasil dari uji asam pekat jenuh

adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Keterangan

Albumin 2% (++) terdapat Asam mengendapkan protein.

endapan.

Albumin 5% (++) terdapat Asam mengendapkan protein.

endapan.

Susu 5% (++) terdapat Asam mengendapkan protein.

endapan.

Uji protein pada asam pekat jenuh akan dikatakan positif apabila pada

larutan terdapat endapan berwarna putih. Hal tersebut menandakan bahwa

asam mengendapkan protein. Pengendapan larutan dilakukan dengan

meneteskan larutan asam pekat jenuh sebanyak 4-6 tetes pada setiap sampel.

b) Uji Larutan T.C.A

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa hasil dari uji larutan T.C.A

adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Keterangan

Albumin 2% (+++) terdapat Asam mengendapkan protein.

endapan.

36
Albumin 5% (+++) terdapat Asam mengendapkan protein.

endapan.

Susu 5% (+++) terdapat Asam mengendapkan protein.

endapan.

Uji protein pada larutan T.C.A akan dikatakan positif apabila pada
larutan terdapat endapan berwarna putih. Hal ini menandakan bahwa asam
dapat mengendapkan protein. Pengendapan larutan dilakukan dengan
meneteskan larutan T.C.A sebanyak >6 tetes pada setiap sampel.

c) Uji Larutan Phospotungstat

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa hasil dari uji larutan

phospotungstat adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Keterangan

Albumin 2% (+++) terdapat Asam mengendapkan protein.

endapan.

Albumin 5% (+) terdapat endapan. Asam mengendapkan protein.

Susu 5% (+) terdapat endapan. Asam mengendapkan protein.

Uji protein pada larutan phospotungstat akan dikatakan positif apabila


pada larutan terdapat endapan berwarna putih. Hal ini menandakan bahwa
asam dapat mengendapkan protein. Pengendapan larutan dilakukan
dengan meneteskan larutan phospotungstat pada sempel albumin 2%

37
sebanyak lebih dari 6 tetes, pada albumin 5% sebanyak 3 tetes, pada susu
5% sebanyak 3 tetes. Sebelumnya larutan diasamkan dengan 2% asam
asetat sebelum penambahan larutan phospotungstat.

d) Uji Larutan Phospomolibdat

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa hasil dari uji larutan

phosphomolibdat adalah sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Keterangan

Albumin 2% (+) terdapat endapan. Asam mengendapkan protein.

Albumin 5% (+) terdapat endapan. Asam mengendapkan protein.

Susu 5% (+) terdapat endapan. Asam mengendapkan protein.

Uji protein pada larutan phosphomolibdat akan dikatakan positif


apabila pada larutan terdapat endapan berwarna putih. Hal ini menandakan
bahwa asam dapat mengendapkan protein. Pengendapan larutan dilakukan
dengan meneteskan larutan phospomolibdat sebanyak 3 tetes pada setiap
sampel. Sebelumnya larutan diasamkan dengan 2% asam asetat sebelum
penambahan larutan phospomolibdat.

e) Uji Alkohol

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa hasil dari uji alkohol adalah

sebagai berikut :

Sampel Hasil Pengamatan Keterangan

38
Albumin 2% (+) terdapat endapan. Alkohol mendehidrasi

protein.

Albumin 5% (+) terdapat endapan. Alkohol mendehidrasi

protein.

Susu 5% (+) terdapat endapan; Alkohol mendehidrasi

protein.

Menurut Khoiriah (2012), pengendapan dengan alkohol adalah


pembentukan senyawa tak larut antara protein dan alkohol. Penambahan
alkohol yang merupakan pelarut organik akan menurunkan kelarutan protein,
karena kelarutan suatu protein tergantung dari kedudukan dan distribusi dari
gugus hidrofil polar dan hidrofob polar pada molekul. Mampu mengendapkan
logam dalam suasana asam dan pada pH 4,7 yang merupakan titik isoelektrik.
Titik isoelektrik merupakan pH dimana kelarutan protein minimum
karena jumlah ion positif dan ion negatif sama, sehingga penambahan
senyawa organik seperti aseton dan alkohol yang bersifat nonpolar (muatan =
0) cenderung menurunkan kelarutan protein. Berdasarkan sifat protein yang
amfoter (protein dalam suasana pelarut yang bersifat asam akan bertindak
sebagai basa dan dalam suasana pelarut yang bersifat basa akan bertindak
sebagai asam).

39
V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pada albumin, gelatin, dan susu terdapat kandungan unsur penyusun protein,
yaitu C, H, O, dan N.
2. Pada albumin murni, gelatin murni, dan susu murni, terdapat kandungan
nitrogen (N).
3. Albumin murni dan susu murni mengandung sulfur (S). Sedangkan, gelatin
murni tidak mengandung sulfur (S).
4. Albumin 10%, albumin 20%, albumin 2%, susu 10%, susu 20%, dan gelatin
5% mengandung asam amino bebas. Sedangkan, pada urea tidak terkandung
asam amino bebas.

40
5. Pada susu 10%, susu 20%, albumin 10%, dan albumin 20%, terdapat
kandungan asam tirosin, triptofan, dan fenilalanin.
6. Terbentuk endapan protein dalam suasana asam kuat.
7. Tidak terbentuk endapan protein dalam suasana asam lemah.
8. NaOH adalah basa kuat yang dapat mengendapkan protein. Namun, karena
pada praktikum ini konsentrasi yang diberikan rendah, tidak terbentuk
endapan protein.
9. Asam amino dapat berikatan dengan logam, sehingga terdapat endapan
protein.
10. Asam dapat mengendapkan protein.
11. Alkohol dapat mendehidrasi protein.

5.2. Saran

Saran untuk praktikum ini, seharusnya lebih di tekankan untuk memakai sarung
tangan dan masker, dan dilarang untuk berlalu-lalang jika tidak memiliki keperluan,
serta tidak berkumpul untuk menghalangi jalan, dan lebih ditegaskan lagi untuk
mengocok terlebih dahulu larutan sampel yang akan digunakan.

41
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.BAB II. Tinjauan Pustaka.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38246/Chapter

%20II.pdf;jsessionid=39941949DCDCF2BE91F132F9B0B3D5F0?

sequence=4 diakses pada tanggal 12 May 2019.

Aditia, Lasinrang. 2013. Makromolekul Protein. Makasar: Universitas Islam Negeri

Alauddin Makasar.

Himawan, Hendy. Mutia, Luthfi. Sifat dan Peranan Protein Bagi Makhluk Hidup.

Bandung: Universitas Padjadjaran.

42
LAMPIRAN

Pembagian Tugas
NPM Nama Tugas
200110180275 Sholihah Amrina Rosyada Hasil Pengamatan,
Pembahasan Uji Protein
III.
200110180141 Virya Trifiana Sahar Bab 1, 2, 3.
200110180078 Siti Zahra Nurmalasari Pembahasan Uji Protein
II.
200110180073 Tri Yulianti Pembahasan Uji Protein
I.

43

Anda mungkin juga menyukai