PRAKTIKUM KIMIA
“Uji Protein Kualitatif”
Disusun oleh :
Nama : Muhammad Amarudin Suhaib
NPM : 2010701067
Kelas : Peternakan C/3
Asisten : Gumintang Nur Priya Utama
Dewi Fatmasari
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Daftar Tabel......................................................................................................................iii
Daftar Gambar..................................................................................................................iv
Bab 1 Pendahuluan............................................................................................................1
1. Latar Bealakang.....................................................................................................1
2. Tujuan Praktikum..................................................................................................2
3. Manfaat Praktikum................................................................................................2
Bab V Penutup.................................................................................................................12
1. Kesimpulan..........................................................................................................12
2. Saran....................................................................................................................12
Daftar Pustaka..................................................................................................................13
2
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1........................................................................................................6
Tabel 4.1.2........................................................................................................7
Tabel 4.1.3........................................................................................................8
3
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada beberapa istilah dalam peternakn diantaranya yaitu;
Peternakan adalah pengusahaan atau pembudidayaan ternak dengan segala
fasilitas penunjang bagi kehidupan ternak, Peternak adalah orang atau
badan hukum atau buruh yang mata pencaharianya bersumber pada sektor
peternakan, dan Ternak adalah hewan yang diawasi, dikelola dan diatur
khusus oleh manusia untuk diambil hasil produknya sebagai pemenuhan
kebutuhan manusia baik barang dan jasa. (UU pokok kehewanan, UU no
6 th 1967 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan
Hewan).
Dalam bidang peternakan banyak hal yang harus dipelajari, yang
mana itu dapat sebagai penunjang fasilitas bagi kehidupan hewan ternak
salah satunya pakan ternak. Pakan ternak adalah makanan atau asupan
yang diberikan kepada hewan ternak. Pakan merupakan sumber energi dan
materi bagi pertumbuhan dan kehidupan makhluk hidup. Pakan yang
berkualitas harus memiliki kandungan protein, karbohidrat, lemak,
mineral, dan vitamin yang seimbang.(Haryani,2015)
Pakan merupakan hal yang terpenting dalam bidang peternakan,
sebagai mahasiswa program studi peternakan kita perlu tahu mengenai
kandungan pakan ternak. Salah satunya kandungan protein pada pakan
ternak yangmana protein merupakan zat pembangun bagi sel dan
berpengaruh pada pertumbuhan ternak. Bagi ternak yang mengkonsumsi
pakan berprotein atau tidak pasti akan memiliki perbedaan entah dari
bobot badan ataupun kualitas hasil produksi. Maka dari itu kami harus bisa
membedakan bahan makanan yang mengandung protein atau tidak
mengandung protein baik pada makanan manusia ataupun pada pakan
ternak. Salah satunya dengan “Uji Protein Kualitatif”
1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein merupakan gabungan asamasam amino dengan cara ikatan peptida,
yaitu ikatan antara gugus amino. Protein berbentuk serat (fibrous), salah satunya
adalah: kolagen merupakan protein utama pada jaringan penghubung skeletal.
Umumnya collagen tidak larut dalam air dan tahan pada enzim pencernaan hewan,
tetapi berubah cepat dalam bentuk larutan, dalam bentuk gelatin lebih mudah
dicerna apabila dipanaskan dalam air atau larutan asam basa. Denaturasi protein
terjadi bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah.
Sebagian besar protein globuer mudah mengalami denaturasi. Jika ikatan-ikatan
yang membentuk konfigurasi molekul tersebut rusak, molekul akan mengembang.
Ada dua macam denaturasi, pengembangan polipeptida dan pemecahan protein
menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul. Terjadinya
kedua jenis denaturasi ini tergantung pada keadaan molekul. Yang terjadi pada
rantai polipeptida, Ikatanikatan yang dipengaruhi oleh proses denaturasi ini adalah
ikatan hidrogen dan ikatan hidrofobik. (Roswati T, 2013)
Sabun merupakan campuran yang teridiri dari garam natrium, lemak hewani, lemak
nabati dan kalium.sabun dapat berbentuk caair, padat dan lunak. Sabun jika diaduk dalam
air akan membentuk buih dan bersifat basa karena berasal dari garam-garam alkali. Sabun
memiliki sifat pembersih dimana sabun bersifat hidofobik permukaan kotoran dikelilingi
dan di ikat.Sabun yang cair tidak akan mengental di suhu ruangan karena menggunakan
alkali KOH. ( Indah et al, 2020)
Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka adalah suatu senyawa berbau
menyengat, memiliki rasa asam yang tajam dan larut dalam air, alkohol, gliserol, dan
eter.Asam cuka memiliki pH antara 3,5 sampai 6,5.. Asam asetat memiliki titik didih
118.1 derajat Celcius. Asam asetat terdapat gugus asam karboksilat. Asam asetat sering
digunakan dalam menambah cita rasa makanan (Wushnah et al, 2018)
Garam merupakan bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan makanan
seperti ayam goreng, nasi gorneg, dan lain-lain. Garam umumnya tersusun dari
NaCl dan terkadang ada senyawa tambahan seperti MgC dan Kalium sulfat.
Setiap garam memiliki kandungan yang berbeda tergantung pada lokasi
tambangnya. Garam yang kita gunakan untuk memasak ada;lah garam dapur yang
terdiri dari air, NaCl, Iosium, Ca, Mg, dan Fe. (khoironni Devi Maulana et al,
3
2017)
4
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Materi
3.1.1 Alat
1. Gelas kaca
2. Suntikan
3. Cotton bud
3.1.2 Bahan
1. Susu Murni
2. Sari Apel
3. Ion Water
4. Pewarna Hijau
5. Pewarna Merah
3.2 Metode
1. alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan
2. Susu murni, Ion water dan Sari apel dimasukkan
kedalam gelas
3. susu ditetesi dengan pewarna makanan 3-4 tetes
4. langkah 3 diulangi terhadap ion water dan sari apel
5. cotton bud di olesi dengan sabun cuci piring
6. cotton bud kedalam susu
5
7. lakukan langkah 6 untuk bahan makanan air mineral dan sari jeruk
8. mengamati perubahan yang terjadi
9. melakukan langkah 6 hingga 8 pada indikator garam dan asam cuka
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
a. Indikator Sabun
Tabel. 4.1.1
7
setelah sebelum ditetesi setelah ditetesi asam
asam cuka cuka
8
ditaburi garam dapur garam dapur
4.2. Pembahasan
Berdasarkan Uji Protein Kualitatif terhadap beberapa sampel ada yang
Mengalami Denaturasi yang mana penggumpalan protein karena terkena
asam atau basa kuat. Derajat keasaman susu yaitu 6-8, akan teteapi ketika
ditetesi Sabun sunlight susu menggumpal.
a. Indikator Sabun
Perbedaan pH dari titik isoelektrik maka kelarutan protein akan
semakin meningkat. Kelarutan protein yang semakin meningkat
kerusakan yang diperoleh juga semakin besar karena laju reaksi
semakin besar. Pada kondisi basa maka akan terjadi reaksi antara gula
pereduksi dengan senyawa yang mempunyai gugus NH2 membentuk
meladonin yang berlangsung lebih cepat sehingga protein pada susu
menjadi rusak. Laju reaksi yang begitu cepat membuat dua warna pada
gelas tersebut menjadi tercampur. (Pratiwi, 2018)
Pada ion water terjadi gumpalan karena pada pembuatanmya
tidak menggunakan gugus senyawa yang berasal dari protein. Pada ion
water atau minuman isotonik terdapat air juga. Selain kandungan air
juga terdapat elektrolit diantaranya Magnesium (Mg), Kalium (K),
natrium (Na). Terhadap sel makhluk hidup cairan ini bersifat isotonik. Maka
dari itu ion water atau air isotonik tidak mengalami reaksi jika ditambahkan
9
sabun karena air isotonik dapat bersifat asam maupun basa. (Muhyi, 2015)
Pada sari buah apel terdapat asam sitrat. Pada sari apel tidak
mengandung protein sehingga ketika bereaksi dengan basa kuat atau sabun
tidak terdapat gumpalan. Penambahan sabun (NaOH) hanya berfungsi
sebagai penetralisir asam. Dengan demikian hanya membuat sari apel
menjadi wangi. Dua pewarna pada sari buah apel tidak tercampur karena
tidak ada laju reaksi yang begitu cepat seperti air susu. ( Rahmatullah,2018 )
b. Indikator Asam cuka (asam asetat)
Asam asetat memiliki pH dibawah 6,5. Protein pada susu tersebut
bernama kasein yang memiliki gugus R yang cenderung tidak
bermuatan dan bersifat hidrofilik atauj menyerap air sehigga kasein
menyatu dengan susu sehingga disebut susu. Penggumpalan protein
pada susu tersebut terjadi karena koagulasi dan denaturasi. Denaturasi
dapat diartikan sebagai perubahan atau modifikasi terhadap struktur
nya tanpa terjadi pemecahan ikatan kovalen sehingga memecah ikatan
hidrogen, ikatan garam dan terbentuknya lipatan. Denaturasi tersebut
mengubah protein menjadi sukar larut dalam air. dalam suasana asam
menyebabkan ikatan peptida tetrputus yang bereaksi dengan gugus
COOH^- dan membentuk COOH dan sisanya (asam) dan akan akan
berikatan dengan gugus amino. Sehingga peptida yang larut dalam
keadaan isoelktris akan membentuk afinitas terhadap air. Semakin
banyak konsentrasi H^+ maka semakin banyak penurunan pH dari
susu tersebut sehingga titik isoelektriknya semakin dekat. Pada
keadaan isoelektris yang mana pH dibawah 6,5 asam amino akan
berada keadaan dipolar atau ion zwitter (amfoter) protein memiliki
kelarutan dalam air yang kecil sehingga protein menggumpal.
(Atriyono,2010)
Sari apel merupakan zar yang bersifa asam karena salah satu
penyusunya adalah asam malat dan beberapa antioksidan lainya.
Dalam penabahan asam cuka pada sari apel tersebut tentulah tidak ada
gumpalan karena sari apel tidak terususun dari protein dan
penambahan cuka pada sari apel tidak terjadi rekasi karena
ditambahkan sesama asam, yaitu asam cuka. Begitu juga dengan air
10
isotonik (ion water yang mana tida terdapat kandungan protein. Pada
air isotonik tersebut tidak terjadi rekasi.(Novisari et al, 2019)
c. Indikator Garam
Pada saat penambahan garam pada susu susu tidak mengalami
denaturasi protein justru sebaliknya salah santu fungsi garam adalah
mengeluarkan protein dari koagulan atau memperbaiki ikatan
hidrofiliknya. Jadi pada susu tersebut tidak terjadi gumpalan.( Purnama
et al, 2019)
Pada ion water tidak terjadi gumpalan karena pada
pembuatanmya tidak menggunakan gugus senyawa yang berasal dari
protein. Pada ion water atau minuman isotonik terdapat air juga. Selain
kandungan air juga terdapat elektrolit diantaranya Magnesium (Mg),
Kalium (K), natrium (Na). Maka dari itu garam dengan rumus senyawa NaCl
tidak akan membentukk gumpalan melainkan hanya membentuk campuran
baru yaitu ait garam+ ion water. (Muhyi, 2015)
Pada sari buah apel memiliki pH mencapai 4. Pada minuman sari
buah apel tersebut ditambahkan asam asetat yang dapat menekan pH sari
buah apel tersebut. Sari buah apel tersebut sama sekali tidak mengandung
protein. Pada garam memiliki pH kisaran 6-7 yang berarti ketika
ditambahkan pada sari buah apel hanya tercampur saja. ( Estiasih, 2015)
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam Pembahasan kali ini saya tidak bisa lebih detail dalam
penjelasan denaturasi protein serta masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan tersebut. Pada praktikum daring ini sulit untuk mendapatkan referensi
hanya dari google saja. Banyak kendala baik dari eksternal maupun internal
dalam mengerjakan praktikum daring ini, Semoga pandemi ini cepat berakhir
dan pembelajaran bisa dilakukan tatap muka. Mohon maaf apabila ada
kesalahan.
Daftar Pustaka
14