Kimia Pangan
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Mudirta 1606015104
Universitas Mulawarman
Samarinda
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mudirta 1606015104
Laporan praktikum ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Matakuliah Kimia
Pangan
Menyetujui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya kepada kami, sehingga pada kesempatan ini
kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya. Laporan
praktikum ini berjudul “Laporan Kimia Pangan” disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah tersebut.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini baik Dosen matakuliah terkait,
asisten praktikum serta teman- teman yang telah memberikan bantuan moral.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan serta masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Samarinda, 23 Mei 2019
Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. vi
I. PENDAHULUAN
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Manfaat ................................................................................................ 2
B. Protein ................................................................................................. 4
III. METODOLOGI
A. Hasil .................................................................................................... 11
iv
B. Pembahasan ......................................................................................... 11
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................... 13
LAMPIRAN ...................................................................................................... 16
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein merupakan bahan utama pembentuk sel tumbuhan, hewan dan
manusia (Subarkti, 2010). Protein memiliki fungsi utama bagi tubuh yaitu
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, pembentuk senyawa tubuh
yang esensial, regulasi keseimbangan air, mempertahankan netralitas
tubuh, pembentukan antibodi (Batubara, 2009). Protein ikan menyediakan
lebih kurang 2/3 dari kebutuhan protein hewani yang diperlukan manusia.
Protein ikan banyak mengandung asam amino esensial dan kandungan
asam amino ini sangat bervariasi tergantung pada jenis ikan. (Samsundari,
2007). Kandungan protein ikan erat sekali kaitannya dengan kandungan
lemak dan air (Hafiluddin et al, 2014)
Analisis protein dalam bahan pangan maupun analisa nitrogen
dalam sampel selain bahan pangan (pupuk, limbah, tanah) dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu metode kuantitatif dan kualitatif.
Analisis protein dapat dilakukan antara lain dengan metode Kjeldahl,
Lowry, Biuret, Bradford, turbidimetri dan titrasi formol. (Prayoga, et al.,
2015).
Analisia yang akan digunakan adalah metode Kjeldahl. Metode ini
paling banyak digunakan karena penggunaannya mudah dan
kesalahannya tidak terlalu besar. Protein yang diperoleh dengan cara ini
biasanya dinyatakan sebagai total Nitrogen (N, mg/kg bahan). Prinsip dari
metode Kjeldahl adalah destruksi bahan pangan maupun non pangan
dengan menggunakan asam sulfat dan katalis. Prosentase kandungan
protein dalam bahan dapat dinyatakan berdasar basis kering angin (born
dry basis) maupun basis kering oven (oven dry basis). (Prayoga, et al.,
2015)
Dalam berbagai ikan terdapat kandungan protein. Salah satunya pada
ikan bawis. Ikan Bawis (Baronang Lingkis) merupakan salah satu
jenis Ikan baronang termasuk dalam famili siganidae yang merupkan jenis
ikan demersal yang hidup di dasar atau dekat dengan dasar perairan. Ikan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.
(Andarwulan,et al., 2011)
1. Destruksi
Pada tahap ini sampel dipanaskan dengan asam sulfat pekat
sehingga terjadi dekstruksi menjadi unsur-unsurnya, dimana seluruh
N organik dirubah menjadi N anorganik yaitu elemen karbon (C)
teroksidasi menjadi karbondioksida (CO2) dan hidrogen (H)
teroksidasi menjadi air (H2O), sedangkan elemen nitrogennya akan
berubah menjadi ammonium sulfat (NH4)2SO4. Asam sulfat yang
dipergunakan untuk dekstruksi harus dalam jumlah yang cukup dan
diperhitungkan untuk dapat menguraikan bahan protein, lemak, dan
karbohidrat didalam sampel (Yazid, 2006).
Untuk mempercepat dekstruksi maka ditambahkan katalisator.
Gunning menganjurkan menggunakan kalium sulfat (K2SO4) dan
tembaga (II) sulfat (CuSO4). Dengan penambahan katalisator ini,
maka titik didih asam sulfat akan ditinggikan sehingga proses
dekstruksi akan berjalan dengan cepat. Tiap 1 gram kalium sulfat
akan mampu meningkatkan titik didih asam sulfat 3ºC. Suhu
dekstruksi berkisar antara 370ºC- 410ºC. Proses dekstruksi diakhiri
jika larutan telah menjadi warna hijau jernih (Yazid, 2006). Reaksi
yang terjadi pada proses dekstruksi adalah:
2. Destilasi
Pada tahap ini amonium sulfat (NH4)2SO4 yang terbentuk pada
tahap dekstruksi dipecah menjadi amonia (NH3) dengan penambahan
NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Amonia yang dibebaskan
selanjutnya akan ditangkap oleh larutan baku asam. Larutan baku
asam yang dipakai adalah asam sulfat (H2SO4). Agar supaya kontak
antara asam dan amonia berjalan sempurna, maka ujung selang
8
3. Titrasi
Banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat
diketahui dengan titrasi menggunakan asam klorida 0,1 N.
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktikum tentang Organoleptik Ikan dilaksanakan pada :
hari / tanggal : Rabu, Jum’at/ 8, 17 Mei 2019
waktu : 09.00 – 11.00. WITA
tempat : Laboratorium Mikrobiologi Perairan, Gedung FOA Lt.3
Universitas Mulawarman
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan selama praktikum ini berlangsung adalah sebagai
berikut :
a. Labu Kjeldalh
b. Pipet Volume
c. Pipet Ukur
d. Pipet Tetes
e. Labu Erlenmeyer
f. Gelas Beaker
g. Pipet Filler
h. Kertas Saring
i. Labu Ukur
j. Kompor Listrik
k. Labu Destil
l. Kondensor
2. Bahan
Bahan yang dipergunakan pada acara praktikum ini adalah sebagai
berikut:
a. Ikan Bawis Kering
b. H2SO4
c. Kjeldahl Katalisator
d. Aquadest
e. Asam Borat
10
f. NaOH
g. HCL
h. Indikator PP
C. Prosedur Kerja
1. Menimbang sampel ikan bawis yang telah dihaluskan sebanyak ± 1 gram
dan dibungkus dengan kertas saring, lalu dimasukkan ke dalam labu
kjeldahl.
2. Menambahkan kjeldahl katalisator untuk mempercepat proses pemanasan.
3. Kemudian tambahkan larutan H2SO4 sebanyak 15 ml.
4. Semua bahan dalam labu kjeldahl dipanaskan dengan menggunakan
kompor listrik sampai berasap dan diteruskan hingga mendidih. Hal ini
dilakukan hingga cairan sampel menjadi jernih.
5. Dinginkan labu kjeldhal dan masukkan kedalam labu ukur untuk
diencerkan dengan aquadest sebanyak 100 ml.
6. Tutup labu ukur dan homogenkan sampel.
7. Kemudian ambil sampel dan asam borat 4 % sebanyak 15 ml dengan
menggunakan pipet volume dan masukkan kedalam erlenmeyer.
8. Beri indikator PP sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes.
9. Selanjutnya ambil sampel sebanyak 10 ml dengan pipet volume dan
masukkan ke dalam corong destilasi
10. Kemudian ambil larutan NaOH 40 % sebanyak 10 ml kedalam beaker
glass dan sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam corong destilasi dan
panaskan diatas kompor listrik.
11. Destilat yang terbentuk ditampung dalam erlenmeyer yang berisi asam
borat. Destilasi dilakukan hingga volume destilat diperoleh 40 ml.
12. Selanjutnya, titrasi sejumlah destilat yang diperoleh dengan menggunakan
HCL sebanyak 25 ml hingga larutan sampel berubah warna menjadi
kekuningan.
13. Hitung kadar protein dalam sampel dengan data yang diperoleh.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pengujian protein pada sampel
keripik ikan bawis menggunakan metode kjeldhal, maka didapatkan hasil
sebagai berikut :
Perhitungan protein produk keripik ikan bawis :
Diketahui : berat sampel = 1000,8 mg = 1,0008 gr
V = 1,6 ml
N = 0,02
𝑉 𝑥 𝑁 𝑥 14,007 𝑥 10
% protein = 𝑥 6,25 𝑑𝑎𝑛 𝑥 100
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
1,6 𝑥 0,02 𝑥 14,007 𝑥 10
=
1,0008 𝑥 1000
4,48224
=
1000,8
= 0,0044 x 6,25
= 0,02 x 100
= 2%
Tabel 2. Hasil Perhitungan Protein Keripik Ikan Bawis
No Sampel Berat sampel Kadar N (%) Kadar Protein
(gram) (%)
1. Keripik ikan bawis 1,0008 0.02 2
B. Pembahasan
Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam
bahan makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara
ini adalah kadar nitrogennya. Dengan mengalikan hasil analisis tersebut
dengan angka konversi 6,25, diperoleh nilai protein dalam produk keripik
ikan bawis. Angka 6,25 berasal dari angka konversi serum albumin yang
biasanya mengandung 16% nitrogen.
12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN