Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allh SWT karena berkat nikmat,
shalawat dihaturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan
para sahabat yang dengan setia memperjuangkan kebenaran agama Allah kepada
seluruh umat manusia yang pengaruh dan manfaatnya hingga kini masih terasa.
Tak lupa juga ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam penulisan dan penyusunan jurnal praktikum
dalam hal pemberian materi serta kasih sayang yang tak terhitung nilainya.
mahasiswa seangkatan yang ikut ambil andil dalam membantu penyusunan jurnal
kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
kami dalam rangka perbaikan laporan ini dalam masa yang akan datang.
1
DAFTAR ISI
3. BAB I PENDAHULUAN
4. Kandungan ...................................................................................... 11
5. Kegunaan ........................................................................................ 12
......................................................................................................... 13
D. Metode Identifiksai................................................................................ 13
2
5. BAB III METODE KERJA
B. Cara Kerja.............................................................................................. 16
B. Pembahasan ......................................................................................... 27
7. BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 34
B. Saran ......................................................................................................
............................................................................................................... 35
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat
tumbuhan liar (wild crop) tentu saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin
selalu ajeg (konstan) karena disadari adanya variabel bibit, tempat tumbuh,
iklim, kondisi (umum dan cara) panen, serta proses pascapanen dan preparasi
akhir. Walaupun ada juga yang berpendapat bahwa variabel tersebut tidak
berakibat besar pada mutu ekstrak nantinya. Variabel tersebut juga dapat
simplisia.
4
penggunaan jamu berdasarkan khasiat yang turun temurun semakin
Obat tradisional (jamu) adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
dipasaran, ada yang berbentuk rajangan, cacah, serbuk dan ekstrak. Bahkan
global terbuka namun produsen dituntut untuk bersaing dalam mutu yang
memenuhi standar. Salah satu syarat dari mutu jamu adalah komposisinya
harus benar dan tidak mengandung zat kimia/obat kimia. Oleh karena itu,
5
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud Percobaan
makroskopik pada jamu (kencing manis, darah tinggi dan rematik), uji
2. Tujuan Percobaan
e. Menetapkan kadar sari simplisia yang larut dalam air dan dalam etanol
destilasi
6
C. Prinsip Percobaan
terjadi
5. Penentuan kadar sari larut air dan kadar sari larut etenol dari simplisia X
yang telah dimaserasi salama 24 jam dan dikocok selama 6 jam kamudian
105°C dan dihitung persen kadar terhadap bahan yang telah dikeringkan
di udara
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tumbuhan
1. Klasifikasi Tumbuhan
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Subclass : Monochlamydeae
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Zingiber
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
8
c. Rimpang jahe (Zingiberis rhizoma)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Zingiber
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
2. Morfologi Tumbuhan
(Syukur. 2002 : 33 )
a. Rimpang Temulawak
1 meter tetapi kurang dari 2 meter, berwarna hijau atau coklat gelap.
9
berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2-9 helai dengan
bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau
coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31-84 cm dan lebar
tangkai 9-23 cm dan lebar 4-6 cm, berdaun pel indung banyak yang
berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25-2 cm dan lebar 1 cm.
(Matondang; PDF)
b. Rimpang jahe
lanset, tepi rata, ujung runcing, dan pangkalnya tumpul. Panjang daun
lebih kurang 20-40 cm dan lebarnya sekitar 2-4 cm. Bunga majemuk
coklat. Biji bulat berwarna hitam. Akar serabut, berwarna putih kotor.
10
silindris), berwarna kuning pucat. Bagian dalam rimpang berserat agak
warna rimpangnya dikenal, paling tidak, 3varietas jahe, yaitu jahe besar
(disebut juga jahe gajah atau jahe badak), jahe kecil (jahe emprit), dan
PDF)
3. Nama Daerah
b. Rimpang temulawak
Bugis: Tammulawak
4. Kandungan
11
b. Rimpang temulawak
warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 8.0% b/v.
c. Rimpang jahe
5. Kegunaan
dan ayan, masuk angin, obat kuat, membersihkan rahim dan sehabis
b. Rimpamg temulawak
antikolesterol.
c. Rimpang jahe
12
B. Uraian Jamu
Komposisi:
C. Pemeriksaan Jamu
unsur anatomi jaringan yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui
D. Metode Identifikasi
Lapisan yang memisahkan, yang terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam),
ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang
13
cocok. Campuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak
atau pita (awal). Setelah pelat atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup
rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak), pemisahan
penjerap) dan system larutan pengembang harus dipilih dengan tepat karena
keduanya bekerja sama untuk mencapai pemisahan. Selain itu, hal yang juga
penting adalah memilh kondisi kerja yang optimum yang meliputi sifat
Lapisan dibuat dari salah satu penjerap yang khusus digunakan untuk KLT
bukan hanya spesifikasi umum penjerap yang harus disebutkan, tetapi juga
jenis dan perushaan pembuatanya. Bila dilihat dalam sinar jatuh dan sinar
200 mm dengan lebar 200 atau 100 mm. untuk analisis, tebalnya 0,1-0,3
lingkungan yang tidak lembab dan bebas dari uap laboratorium. Penjerap
yang umum ialah silika gel, aluminium oksida, kieselgur, selulosa dan
14
Fase gerak ialah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa
pelarut. Ia bergerak di dalam fase diam, yaitu suatu lapisan berpori, karena
tidak boleh lebih kecil dari yang ditetapkan. Secara sebanding, jumlah yang
lebih besar atau lebih kecil dari bobot atau volume yang ditetapkan dari bahan
ekivalen.
dari proses awal sampai diperoleh simplisia dan ekstrak baik yang berasal
dari tanaman secara alami maupun kontaminan selama proses, seperti pisau
15
BAB III
METODE KERJA
kompor listrik, botol 100 ml, cawan porselin, pipet tetes, tabung reaksi,
timbangan, botol putih 150 ml, labu bersumbat kaca/botol 100 ml, corong,
B. Cara Kerja
1. Pemeriksaan jamu
a. Pemeriksaan makroskopik
totalnya
16
3) Bandingkan hasil pengamatan dengan haksel yang ada
b. Pemeriksaan mikroskopik
2. Ekstraksi sampel
a. Penyiapan cuplikan
17
1) Diuapkan jamu sampai menjadi ekstrak kental yang kemudian
cair).
menggunakan pensil
masing 0,5 cm
18
d. Pengembangan
atas lempeng.
pembanding
eluen
19
4. Identifikasi golongan
a. Identifikasi Alkaloid
1) Alkaloid bebas
i) Amati
pengocokan berkali-kali
dipekatkan
20
I : untuk garam alkaloid
e) Tabung I
- Amati
Tabung II
HCl 10%
21
- Larutan bawah diasamkan dengan HCl 10% sampai pH 3
dragendorf
b. Identifikasi Glikosida
sampai pekat
menit
c. Identifikasi Saponin
d. Identifikasi Fenolik
22
1. 1 g serbuk simplisia dimasukkan dalam botol dan disari dengan eter
udara
23
sambil sekali-kali dikocok selama 6 jam, kemudian didiamkan
udara
24
BAB IV
A. Hasil Praktikum
jarak rambatan
Rf= panjang rambatan
a. Cabe jawa
5
Pembanding : 5 = 1 cm
4,7
Sampel : = 0,94 cm
5
b. Temulawak
5
Pembanding : = 1 cm
5
5
sampel : 5= 1 cm
2. Identifikasi golongan
3. Kadar sari
Batang X
Berat sari ekstrak : 34,342 g – 34,151 g = 0,191%
0,191 𝑔
Kadar sari (N) : 5𝑔
x 100% = 3,82%
Bunga X
Berat sari ekstrak : 49,606 g – 49,422 g = 0,184 g
0,184 𝑔
Kadar sari (N) : 5𝑔
x 100% = 3,68 %
Daun X
Berat sari ekstrak : 51,179 g – 50,941 g =0,283 g
25
0,283 𝑔
Kadar sari (N) : 5𝑔
x 100% = 4,76%
b. Penetapan kadar sari larut etanol
Batang X
Berat sari ekstrak : (Berat total penimbangan- berat cawan kosong)
Berat sari ekstrak : 36,378 g – 36,339 g = 0,039 g
0,039 g
Kadar sari (N) : x 100% = 0,78%
5g
Bunga X
Berat sari ekstrak : 50,095 g – 49,778 g = 0,317 g
0,0317 g
Kadar sari (N) : 5 g 𝑥100% = 0,634%
Daun X
Berat sari ekstrak: 41,344 g – 41,180g = 0,184 g
0,164 g
Kadar sari (N) : 5 g x 100% = 3,28%
26
B. Pembahasan
27
air dari buah cabe jawa (Piper retrofractum),rimpang temulawak (Curcuma
simplisia asli. Dalam hal ini jamu yang digunakan yaitu jamu kencing
mahkota dewa, adas, kayu kuning, pletekan, kumis kucing, merica bolong,
dan kunyit.
ukuran sel sehingga lebih mudah diamati, adapun yang ingin diamati yaitu
epidermis, perenkim, sel tanduk, rambut penutup, sel batu dan lain-lain.
kandungan pati dan sel minyak dalam sampel. Dari pengamatan yang
28
simplisia asli ditemukan adanya kesamaan secara anatomi yang
pembanding yaitu buah cabe jawa, rimpang temulawak dan rimpang jahe.
pertama yang dilakukan adalah menentukan eluen dan pelarut dari masing-
batas penotolan serta batas jarak tempuh eluen. Setelah itu lempeng KLT
dimasukkan dalam chamber yang telah diisi dengan eluen (sesuai ekstrak)
kemudian diamati pergerakan eluen pada lempeng KLT hinga batas jarak
diamati pada pendetksi lampu UV 254 dan 366. Setelah itu lem[peng
29
serta dihitung nilai Rf (Rate Of Flow) pada noda dengan membandingkan
Setelah itu larutan dibagi tiga dalam tabung reaksi, tabung I sebagai
dengan 2-3 tetes larutan mayer jika terbentuk endapan putih kekuningan
etanol 70% kurang lebih 30 mL dan diuapkan sampai pekat. Setelah itu
Setelah itu didinginkan dan disari dengan heksan sebanyak tiga kali
Lieberman Bouchard dan apabila terjadi warna biru atau hijau berarti
30
dengan menggunakan sampel temulawak tidak terjadi perubahan warna
terbentuknya buih yang mantap selama tidak kurang dari 10 menit setinggi
1-10 cm dan pada penambahan HCl 2 N buih tersebut tidak hilang. Dari
dan dilakukan pengocokan berkali-kali. Setelah itu disaring dan sari yang
mengandung fenolik jika terbentuk warna hijau, ungu, biru sampai hitam.
dalam etanol dan larut dalam air, pada percobaan ini digunakan sampel X
yang meliputi batang, bunga dan akar. Untuk kadar sari larut etanol
31
etanol (95%) selama 24 jam menggunakan labu bersumbat kaca sambil
disaring. Setelah itu filtrat diuapkan dalam porselin yang telah ditara di
atas tangas air hingga ekstrak kering. Setelah itu ekstrak dipanaskan pada
bahan yang telah dikeringkan di udara. Dari hasil percobaan yang telah
dilakukan diperoleh kadar sari larut etanol untuk batang sebesar 0,78%,
daun 3,28% dan bungan sebesar 0,643% . Untuk kadar sari larut air sampel
jam, kemudian didamkan selam 18 jam dan disaring. Setelah itu filtrate
diupkan dalam cawan porselin yang telah ditara di atas tangas air hingga
ekstrak kering. Setelah itu dipanaskan ekstrak pada suhu 105°C hingga
kadar sari larut air untuk batang sebesar 3,28%, daun 4,76% dan bunga
sebesar 3,68%.
yang dilakukan adalah merangkai alat destilasi. Setelah itu dibuat toluen
jenuh air dengan cara memasukkan toluen sebanyak 200 mL dalm corong
32
pisah kemudian ditambahkan 50 mL aquadest dan dikocok dengan searah,
kemudian didiamkan dan akan terbentik dua lapisan di mana lapisan air
dikeluarkan dan toluen dimasukkan dalam labu alas bulat dan dipanaskan
untuk menguapkan airnya. Uap air yang terbentuk dari hasil pemanasan
berskala. Setelah diyakini tidak ada lagi air dalam toluen sampel
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
batang, bunga dan buah diperoleh kadar sari masing yang larut air yaitu
untuk batang sebesar 3,83%, untuk bunga sebesar 3,68%, untuk buah
sebesar 4,76%. Untuk penetapan kadar sari larut etanol diproleh masing-
masing untuk batang sebesar 0,78%, untuk bunga sebesar 0,634% dan
5. Untuk penetapan kadar air sampel pakis haji (Cycas rumphii) dan diproleh
34
B. Saran
Untuk asisten
praktikan
Untuk laboratorium
35