Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang

Farmakognosi telah diciptakan meelalui penggolongan dan pada dalam bahasa


yunani. Farmakon (obat) dan gnosis (pengetahuan), yaitu pengetahuan tentang obat,
manusia selalu menggunakan tumbuhan dengan banyak cara dalam tradisi masa
evolusi manusia. Seleksi tumbuhan obat merupakan proses yang dilakukan secara
hati-hati sehingga sejumlah besar tumbuhan obat digunakan olej berbagai budaya di
dunia (Endarani, 2016).

Dalam bidang farmasi bahan alam setiap tanaman yang diduga dapat memberikan
efek terapi bagi kesehatan terlebih dahulu diolah dalam bentuk simplisia tanaman,
simplisia tanaman adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dengan kata lain berupa bahan yang
dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani, dan
simplisia pelican (mineral). Proses preparasi hewani dan simplisia merupakan proses
yang dapat menentukan mutu simplisia (dr. Setiawan, 2018).

Uji skrinning fitokimia adalah salah satu tahap awal untuk mengidentifikasi
kandungan dari suatu senyawa dalam bentuk simplisia atau tanaman yang akan diuji.
Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organic yang
dibentuk dan yang terkandung dalam suatu tanaman yaitu mengenai struktur
kimianya (meliputi zat-zat seperti alkaloid, saponin, glukosa, dan tannin),
biosintesisnya, penyebarab secara ilmiah suatu fungsi biologisnya dari suatu
tanaman (Arief hariana, 2017).

Pati merupakan salah satu polimer alami yang tersusun daris truktur bercabang yang
disebut amilopeptida fan struktur halus yang disebut amilosa. Pati diperoleh dengan
cara mengesktraksi tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti sagu, singkong,
jagung, gandum, dan ubu jalar. Pati juga dapat diperoleh dari hasil ekstraksi biji
buah-buahan seperti biji nagka, biji alpukat dan biji durian. Ekstrkasi pati merupakan
proses untuk mendapatkan pati dari komponen. Pati digunakan sebagai pengental
dan penstabil dalam alami yang mengandung yaitu 10,20% amilosa dna 80,90%
amilopektin. Amilosa tersusun dari molekul-molekul α denga ikatan x (1,41) yang
saling terikat membentuk cabang dengan ikatan glikosida × (1-6) (Sakinah, 2018).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu, seorang farmasis dapat menentukan,


memproses, dan membuat simplisia dari bahan alami dan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan dengan mengutamakan mutu, kebersihan, dan kualitas suatu simplisia
tersebut dan membersihkannya dengan hati-hati agar simplisia atau bahan
pembuatannya tidak mudah rusak, supaya dapat mempertahankan kualitas kesehatan
dan manfaat yang ada didalam simplisia bagi pasien atau orang yang
mengonsumsinya.
I.2. Maksud percobaan

I.2.1. Percobaan 1

1. Memahami cara pembuatan simplisia yang baik

2. Memahami cara mengidentifikasikan bahan baku simplisia

3. Memahami cara pembuatan herbarium yang baik

4. Memahami cara mengidentifikasikan bahan baku herbarium

I.2.2. Percobaan 2

1. Memahami cara mengidentifikasi simplisia yang mengandung amilum


secara organoleptik

2. Memahami cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis amilum

I.2.3. Percobaan 3

1. Memahami cara mengidentifikasi berbagai jenis simplisia secara


organoleptik

2. Memahami cara pemeriksaaan mikroskop pada berbagai jenis simplisia

I.2.4. Percobaan 4

1. Memahami kandungan kimia pada simplisia

2. Memahami identifikasi kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin,


glikosida, flavonoid, dan tannin yang terdapat pada simplisia

I.3. Tujuan percobaan

I.3.1. Percobaan 1

1. Mengetahui cara pembuatan simplisia yang baik

2. Mengetahui cara mengidentifikasi bahan baku simplisa

3. Mengetahui cara pembuatan herbarium yang baik

4. Mengetahui cara mengidentifikasikan bahan baku herbarium

I.3.2. Percobaan 2

1. Mengetahui cara mengidentifikasikan simplisia yang mengandung amilum


secara organoleptik
2. Mengetahui cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis amilum

I.3.3. Percobaan 3

1. Mengetahui cara mengidentifikasi berbagai jenis simplisia secara


organoleptik

2. Mengetahui cara pemeriksaaan mikroskop pada berbagai jenis simplisia

I.3.4. Percobaan 4

1. Mengetahui kandungan kimia pada simplisia

2. Mengetahui identifikasi kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin,


glikosida, flavonoid, dan tannin yang terdapat pada simplisia

I.4. Manfaat percobaan

I.4.1. Percobaan 1

Manfaat percobaan ini yaitu kita dapat mengetahui cara pembuatan simplisia
dan herbarium, dan identifikasi bahan baku simplisia dan herbarium.

1.4.2. Percobaan 2

Manfaat dari percobaan kali ini yaitu mengetahui dan memahami cara
mengidentifikasikan simplisia yang mengandung amilum secara organoleptik
serta cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis amilum.

I.4.3. Percobaan 3

Manfaat percobaan ini yaitu kita dapat mengetahui cara mengidentifikasikan


simplisia secara organoleptik dan mengetahui cara pemeriksaan pada berbagai
jenis simplisia

I.4.4. Percobaan 4

Manfaat dari percobaan ini yaitu kita dapat mengetahui kandungan kimia
pada simplisia mengidentifikasi kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin,
glikosida, flavonoid, dan tannin yang terdapat pada simplisia.

I.5. Prinsip percobaan

I.5.1. Percobaan 1

Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah, pada pembuatan simplisia
dan herbarium yang baik dan mengidentifikasi bahan baku simplisia dan
herbarium. Sampel yang digunakan antara lain: Aren (Arenga pinnata),
Alang-alang (Imperate cylindrisa), Bandotan (Agerantum conyzoides), Akar
kuning (Arcangelisia Flava), dan Canadian horseweed (Conyza Canadensis).

I.5.2. Percobaan 2

Prinsip dari percobaan kali ini yaitu mengetahui dan memahami cara
mengidentifikasikan simplisia yang mengandung amilum secara organoleptik
serta cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis amilum. Sampel yagn
digunakan antara lain: Amylum Maydis, Amylum Oryzae, Amylum Solani,
dan Amylum Tritici.

I.5.3. Percobaan 3

Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah, pada cara


mengidentifikasikan berbagai simplisia secara organoleptik dan cara
pemeriksaan mikroskopik pada bagian jenis simplisia sampel yang akan
digunakan antara lain: Aren (Aranga pinnata), Alang-alang (Imperata
cylindrica), Bandotam (Agerantum conyzoides), Akar kuning (Arcangelisia
flava), Canadian horseweed (Conyza Canadensis), Kelor (Moringa oleifera
L.), dan Kunyit (Curcuma longa).

I.5.4. Percobaan 4

Prinsip dari percobaan ini yaitu kita dapat mengetahui kandungan kimia pada
simplisia mengidentifikasi kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin,
glikosida, flavonoid, dan tannin yang terdapat pada simplisia. Sampel yang
digunakan pada pecobaan ini antara lain: Aren (Aranga pinnata), Alang-alang
(Imperata cylindrica), Bandotam (Agerantum conyzoides), Akar kuning
(Arcangelisia flava), dan Canadian horseweed (Conyza Canadensis).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Dasar Teori

Idenfikasi simplisia dilakukan dengan cara memerikasa pemerian dan melakukan


pengamatan simplisia baik secra mikroskopis maupun makroskopis, penetapan kadar
air penetapan kadar sari laut dalam air, penatapan kadar sari laut dalam etanol,
penetapan kadar abu, penetapan kadar abu tidak larut dalam asam, selanjutnya
dilakukan skrinning fitokimia. Alat-alat yang digunakan alat-alat gelas (Erlenmayer,
beaker glass, corong, gelas ukur, corong pisah, tabung reaksi, labu bersumbat), krus
porselen bertutup, inaserator, timbangan analitik, mikroskop, chamber, oven, kertas
saring, pengayak mesh 40, lemari pengering, blender (Ulfayani & Melfin, 2018).

Serbuk simplisia dibuat dari simplisia utuh atau potongan-potongan halus simplisia
yang sudah dikeringkan melalui proses pembuatan serbuk dengan suatu alat tanpa
menyebabkan kerusakan atau kehilangna kandungan kimia yang dibutuhkan dan
diayak hingga diperoleh serbuk. Derajat kehalusan serbuk serbuk simplisia untuk
pembuatan ekstraksi merupakan simplisia halus dengan nomor pengayak 60 dengan
lebar nominal lobang 0,105 mm, garis tengahnya 0,064, dan ukurannya ukuran 250
µm (Harrizal, dkk., 2013).

Pengertian simplisia menurut departemen kesehatan RI adalah bahan alami yang


digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali
dinyatakan lain umumnya bahan yang telah dikeringkan. Karakteristik bahan
pengolahan makanan herbal contohnya beras meran. Beras merah memiliki
kandungan gizi yang meliputi vitamin-B, niasin, magnesium, fosfor, dan serat,
sehingga beras merah yang layak dijadikan sebagai bahan makanan herbal tersebut
sangat bermanfaat didalam mengendalikan kadar gula dalam darah, mempermudah
kerja jantung, serta tepat untuk pembentukan dan penguatan tulang (Kementrian
pendidikan dan kebudayaan RI, 2013).

Simplisia adalah hasil pengolahan tanaman obat dalam bentuk yang paling sederhana
dan tidak merubah sifat asli simplisia bahan. Pengolahan hasil panen tanaman obat
menjadi simplisia menjadi sangat penting karena tidak semua hasil panen langsung
digunakan atau diolah, sehingga apabila sisa panen langsung dibiarkan akan cepat
mengalami kerusakan. Selain itu, pembuatan simplisia juga membantu menyediakan
bahan tanaman obat yang bersifat musiman atau tidak terjadi sepanjang musim,
seperti jenis temu-temuan yang sulit tersedia dalam bentuk rimpang basah pada saat
musim hujan karena jenis tanaman ini sedang dalam fase pertumbuhan vegetatif
selama musim hujan (Eko & Nur azizah, 2018).

Dalam ketentuan umum farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia


nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau spesies nama tanaman, diikuti
nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia
nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.
Tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai nilai sejarah dan tidak
mempunyai arti ekonomis (Tim MGMP Pati, 2015)

Amilum atau zat pati yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai zat pati atau
zat tepung, yang merupakam suatu glukosan dan cadangan persediaan makanan bagi
tanaman. Dalam tanaman, amilum terutama terdapat pada akar, umbi, atau biji
tanaman. Amilum praktis tidak larut dalam air dingin, tetapi apabila dipanaskan
dengan air yang cukup, ternyata zat ini disebut amilosa dan fraksi. Fraksi yang larut
disebut fraksi yang tidak larut disebut amilopektin. Kadar amilosa dalam berbagai
jenis amilum umumnya tidak sama sekitar 10-25%. Kadar dalam beras ketan sangat
kecil. Amilosa dengan perubahan iodin memberikan warna biru yang segera hilang
bila dipanaskan dan timbul kembali setelah didinginkan (Drs. Damin, 2009).

Pati (amilum atau zat tepung) adalah cadangan energy yang diismpan dalam umbi
(misalnya pada ubi jalar) adalah cadangan energy yang disimpan dalam umbi-umbi
akar (misalnya pada singkong), atau biji-bijian. Glokogen adalah molekul
penyimpanan energi yang banyak terdapat dalam otot, hati hewan, dan jamur.
Adapum selusosa banyak terdapat didinding sel tumbuhan manusia dapat memerah
ikatan molekul-molekul glokosa pada pati (amilum) oleh glikogen, tetapi tidak dapat
mencerna selulosa. Monosakarida adalah yang terdapat pada makanan adlah glikosa
dan fruktosa, glukosa banyak terdapat dlaam sayuran, sedangnkan fruktosa banyak
terdapat dalam buah-buahan (Fictor & Moekti, 2010).

Penggunaan tanaman obat sebagai obat, sangat berkaitan dengan kandungan kimia
yang terdapat dalam tanaman tersebut terutama zat bioaktif dalam tanaman. Senyawa
terdapat dalam tanaman atau tumbuhan biasanya merupakan golongan senyawa
metabolit sekunder seperti golongan alkaloid, flavonoid, tannin, dan saponin. Salah
satu kawasan yang banyak menyimpan keanekaragaman adalah Kalimantan tengah
(Suaibatul & Haryadi, 2014).

Saponin yang terkandung dalam tanaman telah lama digunakan untuk pengobatan
tradisional. Saponinmerupakan senyawa dalam bentuk glikosida tang tersebar luas
pada tanaman tingkat tinggi serta beberapa hewan laut dan merupakan kelompok
senyawa yang beragam dalam struktur. Sifat fisikokimia dan efek biologisnya. Pada
awalnya, para ahli nutrisi ternak secara umum spendapat bahwa saponin merupakan
senyawa yang dapat mengganggu pertumguhan fan kesehatan ternak. Namun
dengan, semakin berkembangnya ilmu pengentahuan, saat ini saponin telah diketahui
juga memiliki dampak psitif pada hewan ternak maupun Indonesia (Yanuartono,
dkk., 2017).

Tannin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui mempunyai


beberapa khasia yaitu sebagai astringen, anti diare, antibakteri dan antidioksian.
Tannin merupakan komponen zat organik yang sangat kompleks, terdiri dari
senyawa fenolik yang sukar yang sukar dipisahkan dan sukar mengkristal,
mengendapkan protein dari larutannya tersebut. Tanin dibagi menjadi dua kelompok
yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi (Nururrahma & Ilmiati, 2013).
II.3. Uraian Bahan

1. Alkohol (FI ed. III, 1979; 65)


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol, Alkohol
RM/BM : 𝐶2 𝐻5 OH / 116,07
Rumus bangun : H H
| |
H⸺C⸺C⸺OH
| |
H H

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan


mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberi nyala api baru
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam etes P
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai Antiseptik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari dari nyala api

2. Aquadest (FI ed. III, 1979; 96)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquadest/ Air suling
RM/BM : 𝐻2 O / 18,02
Rumus bangun : O
/ \
H H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Kelarutan :-
Khasiat :-
Kegunaan : Pembersih, memperjelas hasil preparat, dan sebagai
pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
3. Kloralhidrat (FI ed.III, 1979; 142)
Nama resmi : CHLORALHYDRAS
Nama lain : Kloralhidrat
RM/BM : 𝐶2 𝐻2 𝐶𝐻3 𝐶2 / 165,40
Rumus bangun :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam minyak zaitun
mudah larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform
P dan dalam eter P
Khasiat : Hipertikum, sidativum
Kegunaan : Memberikan warna pada saat pengamatan
Penyimpanan : Dalam wadah kaca tertutup rapat terlindungi dari
cahaya, ditempat sejuk
II.4. Uraian Sampel

1. Amylum Maydis (FI ed.III, 1979)


Nama resmi : AMYLUM MAYDIS
Nama lain : Pati Jagung
RM/BM :-
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin, etanol 95%
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Penentuan kadar : -

2. Amylum Oryzae (FI ed.III, 1979)


Nama resmi : AMYLUM ORYZAE
Nama lain : Roti beras
RM/BM :-
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup, ditempat sejuk
Penentuan kadar : -

3. Amylum Solani (FI ed.III, 1979)


Nama resmi : AMYLUM SOLANI
Nama lain : Pati Kentang
RM/BM :-
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, dan tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin, etanol 95%
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik ditempat sejuk
Penentuan kadar : -
4. Amylum Tritici (FI ed.IV, 1995)
Nama resmi : AMYLUM TRITICI
Nama lain : Pati Gandum
RM/BM :-
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin, etanol 95%
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering
Penentuan kadar : -
II.5. Klasifikasi Tanaman

1. Kentang
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.

2. Jagung
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Solanum
Spesies : Zea mays L.

3. Beras
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.

4. Gandum
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Triticum
Spesies : Triticum aestinum L.
5. Aren
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Aracales
Famili : Araceae
Genus : Aranga
Spesies : Aranga pinnata

6. Akar kuning
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Ranunculales
Famili : Manispermaceae
Genus : Arcangelisia
Spesies : Arcangelisia flava

7. Bandotan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Agerantum
Spesies : Agerantum conyzodes

8. Alang-alang
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheoophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata cirillo
Spesies : Imperata cylindrica L.

9. Canadian horseweed
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Conyza
Spesies : Conyza canadensis L.
10. Kelor
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Brassicales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.

11. Kunyit
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. Waktu dan tempat praktikum

III.1.1. Waktu

III.1.1.1. Percobaan 1

Jumat-Minggu, 11-13 Oktober 2019

III.1.1.2. Percobaan 2

Kamis, 31 Oktober 2019

III.1.1.3. Percobaan 3

Kamis, 7 November 2019

III.1.1.4. Percobaan 4

Kamis, 14 November 2019

III.1.2. Tempat

III.1.2.1. Percobaan 1

Palolo, Desa Kapiroe, Sulawesi Tengah

III.1.2.2. Percobaan 2

Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia

III.1.2.3. Percobaan 3

Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia

III.1.2.4. Percobaan 4

Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
III.2. Alat dan bahan

III.2.1. Alat

1. Cutter
2. Deck glass
3. Gelas kimia
4. Gunting
5. Gelas ukur
6. Gelas kimia
7. Kamera/hp
8. Lap kasar
9. Lap halus
10. Lumping dan alu
11. Mikoskop
12. Objek glass
13. Parang
14. Pipet tetes
15. Rak tabung reaksi
16. Sendok tanduk
17. Tabung reaksi

III.2.2. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Aquadest
3. Dos
4. Fe𝐶𝑙3
5. Handscoon
6. HCl
7. Kantong plastik
8. Kapas
9. Karung
10. Klorolhidrat LP 10%
11. Kertas label
12. Kertas HVS
13. Lakban
14. Masker
15. Nacl
16. Pot salep
17. Tissue
III.2.3. Sampel

1. Bandotan (Agerantum conyzoides)


2. Aren (Aranga pinnata)
3. Akar kuning (Arcangelisia flava)
4. Alang-alang (Imperata cylindrica L.)
5. Canadian horseweed (Conyza canadensis L.)
6. Kelor (Moringa oleifera L.)
7. Kunyit (Curcuma longa)
8. Kentang (Solanum tuberosum L.)
9. Tepung beras dari padi (Oryza sativa L.)
10. Tepung terigu dari gandum (Triticum aestinum L.)
11. Maizena dari jagung (Zea mays L.)
III.3. Cara Kerja
III.3.1. Percobaan 1
III.3.1.1. Simplisia
1. Dikumpulkan bahan baku yang akan digunakan simplisia
dan siapkan alat dan bahan
2. Disortasi basah bahan baku agar terpisah dari benda-benda
asing
3. Dicuci bahan hingga bersi
4. Dirajang bahan agar memperluas permukaan pengeringan
5. Dikeringkan bahan simplisia dengan cara diangin-anginkan
6. Disortasi kering bahan untuk memisahkan benda atau
kotoran yang terdapat dibahan baku
7. Dikepak bahan simplisia didalam wadah yang terlindungi
dari sinar matahari dan kering
8. Disimpan pada termperatur suhu yang tepat

III.3.1.2. Herbarium
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ambil tanaman bandotan
3. Cuci tanaman lalu bersihkan dari tanah
4. Diletakkan tanaman atau herbarium diatas kertas HVS
5. Dioleskan dengan alkohol 70%
6. Tutup herbarium menggunakan kertas
7. Ditindih herbarium dengan benda berat kurang lebih 3 kg
selama 4-5 hari
8. Dibuka herbarium dan oleskan dengan alkohol 70%
9. Ditutup kembali hebarium hingga kering
10. Dibuat etiket dan press herbarium

III.3.2. Percobaan 2

III.3.2.1. Amylum Oryzae

1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.


2. Diletakkan oryzae di deck glass dan ditetesi dengan aquadest,
dan ditutup dengan cover glass.
3. Diletakan dibawah mikroskop dan diamati dengan perbesaran
4x10 dan 10x10.
4. Didokumentasikan.
III.3.2.2. Amylum Solani

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan


2. Diletakkan amilum solanum di deck glass dan ditetesi dergan
aquadest
3. Ditutup dangan cover glass dan pastikan tidak bergelembung
4. Diletakkan dibawah mikroskop dan diamati dangan
perbersaran 4x10 dan l0x10
5. Didokumentasikan

III.3.2.3. Amylum Maydis

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan


2. Diletakkan amilum maydis di deck glass dan ditetesi dergan
aquadest
3. Ditutup dangan cover glass dan pastikan tidak bergelembung
4. Diletakkan dibawah mikroskop dan diamati dangan
perbersaran 4x10 dan l0x10
5. Didokumentasikan

III.3.2.4. Amylum Tritici

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan


2. Diletakkan amilum tritici di deck glass dan ditetesi dergan
aquadest
3. Ditutup dangan cover glass dan pastikan tidak bergelembung
4. Diletakkan dibawah mikroskop dan diamati dangan
perbersaran 4x10 dan l0x10
5. Didokumentasikan

III.3.3. Percobaan 3

III.3.3.1. Secara organoleptik

1. Siapkan alat dan bahan


2. Siapkan bahan yang ingin diuji yaitu meliputi simplisia kasar
dan simplisia halus
3. Buka tutup pot salep tiap simplisia
4. Identifikasikan rasa, bantuk, warna, dan bau
5. Catat pada tabel pembahasan
III.3.3.2. secara mikroskopik

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Bersihkan kaca preparat dengan alcohol 70%
3. Letakkan simplisia dikaca preparat.
4. Teteskan klorolhidrat 10%
5. Tutup menggunakan cover glass
6. Amati dibawah mikroskop
7. Dan didokumentasikan

Anda mungkin juga menyukai