PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam bidang farmasi bahan alam setiap tanaman yang diduga dapat memberikan
efek terapi bagi kesehatan terlebih dahulu diolah dalam bentuk simplisia tanaman,
simplisia tanaman adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dengan kata lain berupa bahan yang
dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani, dan
simplisia pelican (mineral). Proses preparasi hewani dan simplisia merupakan proses
yang dapat menentukan mutu simplisia (dr. Setiawan, 2018).
Uji skrinning fitokimia adalah salah satu tahap awal untuk mengidentifikasi
kandungan dari suatu senyawa dalam bentuk simplisia atau tanaman yang akan diuji.
Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organic yang
dibentuk dan yang terkandung dalam suatu tanaman yaitu mengenai struktur
kimianya (meliputi zat-zat seperti alkaloid, saponin, glukosa, dan tannin),
biosintesisnya, penyebarab secara ilmiah suatu fungsi biologisnya dari suatu
tanaman (Arief hariana, 2017).
Pati merupakan salah satu polimer alami yang tersusun daris truktur bercabang yang
disebut amilopeptida fan struktur halus yang disebut amilosa. Pati diperoleh dengan
cara mengesktraksi tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti sagu, singkong,
jagung, gandum, dan ubu jalar. Pati juga dapat diperoleh dari hasil ekstraksi biji
buah-buahan seperti biji nagka, biji alpukat dan biji durian. Ekstrkasi pati merupakan
proses untuk mendapatkan pati dari komponen. Pati digunakan sebagai pengental
dan penstabil dalam alami yang mengandung yaitu 10,20% amilosa dna 80,90%
amilopektin. Amilosa tersusun dari molekul-molekul α denga ikatan x (1,41) yang
saling terikat membentuk cabang dengan ikatan glikosida × (1-6) (Sakinah, 2018).
I.2.1. Percobaan 1
I.2.2. Percobaan 2
I.2.3. Percobaan 3
I.2.4. Percobaan 4
I.3.1. Percobaan 1
I.3.2. Percobaan 2
I.3.3. Percobaan 3
I.3.4. Percobaan 4
I.4.1. Percobaan 1
Manfaat percobaan ini yaitu kita dapat mengetahui cara pembuatan simplisia
dan herbarium, dan identifikasi bahan baku simplisia dan herbarium.
1.4.2. Percobaan 2
Manfaat dari percobaan kali ini yaitu mengetahui dan memahami cara
mengidentifikasikan simplisia yang mengandung amilum secara organoleptik
serta cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis amilum.
I.4.3. Percobaan 3
I.4.4. Percobaan 4
Manfaat dari percobaan ini yaitu kita dapat mengetahui kandungan kimia
pada simplisia mengidentifikasi kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin,
glikosida, flavonoid, dan tannin yang terdapat pada simplisia.
I.5.1. Percobaan 1
Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah, pada pembuatan simplisia
dan herbarium yang baik dan mengidentifikasi bahan baku simplisia dan
herbarium. Sampel yang digunakan antara lain: Aren (Arenga pinnata),
Alang-alang (Imperate cylindrisa), Bandotan (Agerantum conyzoides), Akar
kuning (Arcangelisia Flava), dan Canadian horseweed (Conyza Canadensis).
I.5.2. Percobaan 2
Prinsip dari percobaan kali ini yaitu mengetahui dan memahami cara
mengidentifikasikan simplisia yang mengandung amilum secara organoleptik
serta cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis amilum. Sampel yagn
digunakan antara lain: Amylum Maydis, Amylum Oryzae, Amylum Solani,
dan Amylum Tritici.
I.5.3. Percobaan 3
I.5.4. Percobaan 4
Prinsip dari percobaan ini yaitu kita dapat mengetahui kandungan kimia pada
simplisia mengidentifikasi kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin,
glikosida, flavonoid, dan tannin yang terdapat pada simplisia. Sampel yang
digunakan pada pecobaan ini antara lain: Aren (Aranga pinnata), Alang-alang
(Imperata cylindrica), Bandotam (Agerantum conyzoides), Akar kuning
(Arcangelisia flava), dan Canadian horseweed (Conyza Canadensis).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Dasar Teori
Serbuk simplisia dibuat dari simplisia utuh atau potongan-potongan halus simplisia
yang sudah dikeringkan melalui proses pembuatan serbuk dengan suatu alat tanpa
menyebabkan kerusakan atau kehilangna kandungan kimia yang dibutuhkan dan
diayak hingga diperoleh serbuk. Derajat kehalusan serbuk serbuk simplisia untuk
pembuatan ekstraksi merupakan simplisia halus dengan nomor pengayak 60 dengan
lebar nominal lobang 0,105 mm, garis tengahnya 0,064, dan ukurannya ukuran 250
µm (Harrizal, dkk., 2013).
Simplisia adalah hasil pengolahan tanaman obat dalam bentuk yang paling sederhana
dan tidak merubah sifat asli simplisia bahan. Pengolahan hasil panen tanaman obat
menjadi simplisia menjadi sangat penting karena tidak semua hasil panen langsung
digunakan atau diolah, sehingga apabila sisa panen langsung dibiarkan akan cepat
mengalami kerusakan. Selain itu, pembuatan simplisia juga membantu menyediakan
bahan tanaman obat yang bersifat musiman atau tidak terjadi sepanjang musim,
seperti jenis temu-temuan yang sulit tersedia dalam bentuk rimpang basah pada saat
musim hujan karena jenis tanaman ini sedang dalam fase pertumbuhan vegetatif
selama musim hujan (Eko & Nur azizah, 2018).
Amilum atau zat pati yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai zat pati atau
zat tepung, yang merupakam suatu glukosan dan cadangan persediaan makanan bagi
tanaman. Dalam tanaman, amilum terutama terdapat pada akar, umbi, atau biji
tanaman. Amilum praktis tidak larut dalam air dingin, tetapi apabila dipanaskan
dengan air yang cukup, ternyata zat ini disebut amilosa dan fraksi. Fraksi yang larut
disebut fraksi yang tidak larut disebut amilopektin. Kadar amilosa dalam berbagai
jenis amilum umumnya tidak sama sekitar 10-25%. Kadar dalam beras ketan sangat
kecil. Amilosa dengan perubahan iodin memberikan warna biru yang segera hilang
bila dipanaskan dan timbul kembali setelah didinginkan (Drs. Damin, 2009).
Pati (amilum atau zat tepung) adalah cadangan energy yang diismpan dalam umbi
(misalnya pada ubi jalar) adalah cadangan energy yang disimpan dalam umbi-umbi
akar (misalnya pada singkong), atau biji-bijian. Glokogen adalah molekul
penyimpanan energi yang banyak terdapat dalam otot, hati hewan, dan jamur.
Adapum selusosa banyak terdapat didinding sel tumbuhan manusia dapat memerah
ikatan molekul-molekul glokosa pada pati (amilum) oleh glikogen, tetapi tidak dapat
mencerna selulosa. Monosakarida adalah yang terdapat pada makanan adlah glikosa
dan fruktosa, glukosa banyak terdapat dlaam sayuran, sedangnkan fruktosa banyak
terdapat dalam buah-buahan (Fictor & Moekti, 2010).
Penggunaan tanaman obat sebagai obat, sangat berkaitan dengan kandungan kimia
yang terdapat dalam tanaman tersebut terutama zat bioaktif dalam tanaman. Senyawa
terdapat dalam tanaman atau tumbuhan biasanya merupakan golongan senyawa
metabolit sekunder seperti golongan alkaloid, flavonoid, tannin, dan saponin. Salah
satu kawasan yang banyak menyimpan keanekaragaman adalah Kalimantan tengah
(Suaibatul & Haryadi, 2014).
Saponin yang terkandung dalam tanaman telah lama digunakan untuk pengobatan
tradisional. Saponinmerupakan senyawa dalam bentuk glikosida tang tersebar luas
pada tanaman tingkat tinggi serta beberapa hewan laut dan merupakan kelompok
senyawa yang beragam dalam struktur. Sifat fisikokimia dan efek biologisnya. Pada
awalnya, para ahli nutrisi ternak secara umum spendapat bahwa saponin merupakan
senyawa yang dapat mengganggu pertumguhan fan kesehatan ternak. Namun
dengan, semakin berkembangnya ilmu pengentahuan, saat ini saponin telah diketahui
juga memiliki dampak psitif pada hewan ternak maupun Indonesia (Yanuartono,
dkk., 2017).
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam minyak zaitun
mudah larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform
P dan dalam eter P
Khasiat : Hipertikum, sidativum
Kegunaan : Memberikan warna pada saat pengamatan
Penyimpanan : Dalam wadah kaca tertutup rapat terlindungi dari
cahaya, ditempat sejuk
II.4. Uraian Sampel
1. Kentang
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
2. Jagung
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Solanum
Spesies : Zea mays L.
3. Beras
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
4. Gandum
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Triticum
Spesies : Triticum aestinum L.
5. Aren
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Aracales
Famili : Araceae
Genus : Aranga
Spesies : Aranga pinnata
6. Akar kuning
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Ranunculales
Famili : Manispermaceae
Genus : Arcangelisia
Spesies : Arcangelisia flava
7. Bandotan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Agerantum
Spesies : Agerantum conyzodes
8. Alang-alang
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheoophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata cirillo
Spesies : Imperata cylindrica L.
9. Canadian horseweed
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Conyza
Spesies : Conyza canadensis L.
10. Kelor
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsia
Ordo : Brassicales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.
11. Kunyit
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. Waktu dan tempat praktikum
III.1.1. Waktu
III.1.1.1. Percobaan 1
III.1.1.2. Percobaan 2
III.1.1.3. Percobaan 3
III.1.1.4. Percobaan 4
III.1.2. Tempat
III.1.2.1. Percobaan 1
III.1.2.2. Percobaan 2
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
III.1.2.3. Percobaan 3
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
III.1.2.4. Percobaan 4
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
III.2. Alat dan bahan
III.2.1. Alat
1. Cutter
2. Deck glass
3. Gelas kimia
4. Gunting
5. Gelas ukur
6. Gelas kimia
7. Kamera/hp
8. Lap kasar
9. Lap halus
10. Lumping dan alu
11. Mikoskop
12. Objek glass
13. Parang
14. Pipet tetes
15. Rak tabung reaksi
16. Sendok tanduk
17. Tabung reaksi
III.2.2. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Aquadest
3. Dos
4. Fe𝐶𝑙3
5. Handscoon
6. HCl
7. Kantong plastik
8. Kapas
9. Karung
10. Klorolhidrat LP 10%
11. Kertas label
12. Kertas HVS
13. Lakban
14. Masker
15. Nacl
16. Pot salep
17. Tissue
III.2.3. Sampel
III.3.1.2. Herbarium
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ambil tanaman bandotan
3. Cuci tanaman lalu bersihkan dari tanah
4. Diletakkan tanaman atau herbarium diatas kertas HVS
5. Dioleskan dengan alkohol 70%
6. Tutup herbarium menggunakan kertas
7. Ditindih herbarium dengan benda berat kurang lebih 3 kg
selama 4-5 hari
8. Dibuka herbarium dan oleskan dengan alkohol 70%
9. Ditutup kembali hebarium hingga kering
10. Dibuat etiket dan press herbarium
III.3.2. Percobaan 2
III.3.3. Percobaan 3