Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Farmakognosi merupakan bagian, biokimia, dan kimia sintesis sehingga


ruang lingkupnya menjadi luas yaitu penggunaan secara serentak seperti
cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui
tentang obat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui bahwa sebagian dari
tanaman ini adalah obat. Sering kita lihat bahwa sebagian dari masyarakat
memanfaatkan tanaman sebagai makanan, sedangkan pada bidang farmasi
mengenal bahwa sebagian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan
(Adhyatma, 2009).

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai bahan baku obat
yang mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah
dikeringkan. Permintaan bahan baku simplisia sebagai bahan baku obat-
obatan semakin meningkat dengan bertambahnya industry jamu. Selain itu,
efek samping penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu penyakit
lebih kecil dibandingkan obat sintesis. Proses pembuatan simplisia diperlukan
beberapa tahapan yaitu pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian,
perajangan, pengeringan, sortasi kering , pengepakan dan penyimpanan
(Widyaningrum.2011).

Pati atau amilum merupakan simpanan energy didalam sel-sel tumbuhan,


berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara
5-50 nm. Di alam, pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-
bjian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung
dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi. Di
dalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua
polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopeptin. Amilosa merupakan
polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin
merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang
(Fatmawaty,A. dkk. 2015)

Uji mikroskopik dilakukan dengan mikroskop yang derajat perbesarannya


disesuaikan dengan keperluan uji mikroskopis tidak hanya dapat dilakukan
untuk melihat bentuk anatomi jaringan dan sel tetapi dapat pula mengetahui
uji histokimia dengan penambahan reaksi tertentu dan zat simplisia uji akan
memberikan warna spesifik, hal yang perlu diketahui dari tanaman obat
adalah daun, bunga, buah atau rimpang (Widaryanto, E. 2018).

Simplisia dilakukan identifikasi menurut medika Indonesia dan pemisahan


fitokimia yang meliputi pemeriksaan farmakognosi antara lain adanya
flavonoid, saponin, alkaloida, tannin total, tannin gelar, tannin ketekat, dan
steroid, terpenoid serta dilakukan penetapan kadar abu dan kadar air
simplisia. Ekstraksi simplisia dilakukan dengan makrosi menggunakan
pelarut n – heksan, etil asetat, etanol dan air lalu ereksikan, belusi dan
pemurnian yang melibatkan berbagai teknik pemisahan (Najib, A.2018)

Aplikasi dalam bidang farmasi seorang farmasis dapat mengetahui cara


pembuatan simplisia yang baik dan benar, pengamatan makroskopik dan
mikroskopik hingga identifikasi pendahuluan serta pengamatan amilum pada
simplisia agar kita dapat mengetahui tanaman apa saja yang mengandung
amilum dan berapa banyak dengan cara membuat obat sintesis berbahan dasar
herbal yang baik dan praktis untuk kesehatan masyarakat. Karena peran
simplisia yang cukup luas dalam bidang pengobatan-pengobatan herbal
terutama bagi masyarkat yang tidak terlalu mempercayai obat sintesis
sehingga hal tersebut yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini.
I.2 Maksud Praktikum
I.2.1 Maksud percobaan 1
Memahami cara pembuatan simplisia yang baik dan serta memahami
identifikasi bahan baku simplisia.

I.2.1 Maksud percobaan 2


1. Memahami cara identifikasi simplisia yang mengandung amilum
secara organoleptik.
2. Memahami cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis
amilum.

I.2.3 Maksud percobaan 3


1. Memahami berbagai jenis simplisia secara organoleptik.
2. Memahami cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis
simplisia.

I.2.4 Maksud percobaan 4


1. Memahami kandungan kimia simplisia.
2. Memahami cara mengidentifikasi kandungan senyawa
aktifalkaloid, saponin, glikosida antarkunion yang terdapat pada
simplisia.
I.2 Tujuan Praktikum
I.2.1 Tujuan percobaan 1
Mengetahui cara pembuatan simplisia yang baik dan serta memahami
identifikasi bahan baku simplisia.

I.2.1 Tujuan percobaan 2


1. Mengetahui cara identifikasi simplisia yang mengandung amilum
secara organoleptik.
2. Mengetahui cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis
amilum.

I.2.3 Tujuan percobaan 3


1. Mengetahui berbagai jenis simplisia secara organoleptik.
2. Mengetahui cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis
simplisia.

I.2.4 Tujuan percobaan 4


1. Mengetahui kandungan kimia simplisia.
2. Mengetahui cara mengidentifikasi kandungan senyawa aktif
alkaloid, saponin, glikosida antarkunion yang terdapat pada
simplisia.
I.4 Prinsip Praktikum
I.4.1 Prinsip percobaan 1
Prinsip percobaan pada praktikum kali ini yaitu membuat simplisia dan
tumbuhan Bandotan (Ageratum conyzoides .L) yang baik dengan
tahapan yang benar yaitu pengumpulan bahan baku, sortasi basah,
pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan atau
pengemasan. Selain itu dilakukan pembuatan herbarium dari tumbuhan
saliara (Lantana camara L.) yang akan dibuat herbarium, bersihkan
tanaman di air menngalir, semprotkan alkohol 70% tunggu hingga
kering, letakkan diatas kertas putih, tutup dengan koran sampai
terbungkus dan tutup lagi dengan kardus kemudian disolasi.

I.4.2 Prinsip percobaan 2


Prinsip percobaan pada praktikum kali ini yaitu dengan melakukan
pengamatan amilum oryzae, amylum solani, amylum tritici, dan
amylum maydis yang diletakkan diatas objek glass dan diteteesi dengan
aquadest. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 4x10 dan 10x10.

I.4.3 Prinsip percobaan 3


Prinsip percobaan pada praktikum kali ini yaitu melakukan uji
organoleptik meliputi warna, bentuk, bau dan rasa serta melakukan
pengamatan pada mikroskop dengan menggunakan perbesara 4x10 dan
10x10 dari sampel bandotan (Ageratum conyzoides .L) , aren (Arenga
pinnata), alang-alang (imperata cylindrica .L), akar kuning
(Arcangelisia flava merr.), dan cananian canada (Conyza canandensis
varpussila merr.) dan menunjukkan sel sel dan jarringan apa saja yang
terdapat pada sampel.
I.4.4 Prinsip percobaan 4
Prinsip pada percobaan ini dilakukan yaitu dengan melihat kandungan
kimia pada simplisia tanaman, lalu mengidentifikasi kandungan
senyawa aktif alkaloid, saponin, tanin, dan flavonoid pada masing-
masing simplisia tanaman.
I.5 Manfaat praktikum
I.5.1 Manfaat percobaan 1
Memahami dan mengetahui cara pembuatan simplisia yang baik dan
serta memahami identifikasi bahan baku simplisia.

I.5.2 Manfaat percobaan 2


Memahami dan mengetahui cara identifikasi simplisia yang
mengandung amilum secara organoleptik dan cara pemeriksaan
mikroskopik pada berbagai jenis amilum.

I.5.3 Manfaat percobaan 3


Memahami dan mengetahui berbagai jenis simplisia secara organoleptik
dan cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis simplisia.

I.5.4 Manfaat percobaan 4


Memahami dan mengetahui kandungan kimia simplisia dan cara
mengidentifikasi kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin,
glikosida antarkunion yang terdapat pada simplisia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


Simplisia adalah bentuk sajian tanaman obat yang belum tercampur dan
belum diolah. Namun, wujudnya sudah dalam keadaan bersih dan telah
dikeringkan. Selain itu, bentuk seperti ini telah siap direbus sesuai dengan
kebutuhan. Bentuk simplisia lebih banyak dipakai dalam pengobatan dari
pada bentuk tanaman obat yang segar atau kering. Hasil pengobatan dengan
simplisia yang berkhasiat obat ini tampak lambat. Namun sebenarnya
simplisia ini sedang merekonstruksi atau membangun jaringan tubuh yang
rusak menjadi normal kembali. (Utami, P. 2009).

Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organism


pathogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organism, serangga dan
binatang lain maupun kotoran hewan. Simplisia tidak boleh menyimpan bau
dan warna, tidak boleh mengandung lender, atau menunjukan adanya
kerusakan. Sebelum diserbukan simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir,
debu atau pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik
asing. Dalam perdagangan, jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau
tercampur bagian lain, maupun bagian asing yang biasanya tidak
memengaruhi simplisia sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung benda
asing atau sisa yang beracun atau membahayakan kesehatan. Bahan asing
termasuk bagian lain tanaman yang tidak dinyatakan dalam paparan
monografi (Tim MGMPati.2018).

Amilum merupakan bahan alam sehingga dalam formulasi perlu ditambahkan


pengawet. Amilum harus dalam keadaan kering, jika fungsinya sebagai
penghancur. Saat akan digunakan, amilum yang ada harus dikeringkan
terlebih dahulu dalam oven. Jika bercampur dengan air maka sifat
penghancurnya akan berkurang. Amilum kering yang biasa digunakan adalah
amprotab. Sifat amilum kering : kompresibilitas kecil, waktu hancur granul
lama sehingga menyebabkan waktu hancur tablet menjadi lama jika amilum
tidak dikeringkan terlebih dahulu. Mekanisme penghancuran tablet yaitu
mengembang saat berada dalam air sehingga kekerasan, porositas dan daya
kapilaritas tablet mempengaruhi kerja amilum sebagai penghancur
(Fatmawaty, A. dkk. 2015).

Identifkasi komponen kimia atau yang juga dikenal sebagai screening


komponen kimia pada simplisia secara umum terbagi atas dua metode, dua
metode tersebut adalah dengan pemeriksaan organoleptik dan identifikasi
menggunakan reagen dengan melibatkan suatu reaksi tertentu. Metode
organoleptik yaitu dengan memanfaatkan deteksi indra. Sedangkan untuk
identifiksasi dengan reagen adalah dengan penambahan reaksi kimia untuk
melihat golongan komponen kimia yang terdapat pada sampel (Najib, A.
2018)

Alkaloid adalah senyawa – senyawa organic yang terdapat dalam tumbuh –


tumbuhan, bersifat basa dan struktur kimianya mempunyai system lingkar
heterosiklis dengan nitrogen sebagai hatero atomnya. Unsure-unsur penyusun
alkaloid adalah karbon, hydrogen, nitrogen dan oksigen (Sumardjo, D. 2009)

Saponin merupakan glukosa tanaman yang dapat membentuk busa sabun, dan
banyak digunakan sebagai obat tradisional, untuk makan dan untuk bidang
pertanian. Saponin bersifat racun bagi ikan saponin dari tanaman juga sudah
dimanfaatkan dalam system pengangkutan obat dilisosom. Contoh nyata
kegunaan saponin adalah obat tradisional china ‘ginseng’ yang berguna untuk
kesehatan dan terkenal dapat memperpanjang umur (Firdaus dkk. 2013).
II.2 Deskripsi Tanaman
1. Tanaman bandotan (Ageratum congiddes)
Tanaman bandotan (Ageratum congiddes) tergolong kedalam tumbuhan
ternase musim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya
sekitar30- 90 cm, bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika
menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai, letaknya
saling berhadapan dan bersilang (Compositae), helaian daun bula ttelur
dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang1-10
cm, lebar 0,5 -6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan
kelenjar yang terletak dipermukaan bawah daun, warnanya hijau. a-
lukapada hatidanmenumbuhkan tumor.Tumbuhaninimengandung alkaloid
pirolizidin.

2. Tanaman aren (Arenga pinnata),


aren (Arenga pinnata), tumbuh ditempat tempat yang lembab dan teduh.
Jenis tanaman ini juga dapat ditemukan tumbuh lir i tepi parit, tepi jurang,
tanah kosong atau ditanam sebagai tanamanhias dipekarangan rumah.
Tanaman berupa tumbuhan tegak, tinggi kuarng lebih 2 meter. Batang
lunak, kuat, licin beeruas ruas, tertutup pelepah daun, hijau keunnguan.
Daun tunggal, lanset memanjang, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi
rata, mengkilat, permukaan bawah berbulu lembut, panjang 1-28 cm, lebar
8-11 cm, tangkai pendek, keunguan, duduk melingkar pada batang,
perttulangan atas beralur, hijau. Bunga majemuk, benttuk bulir, daun
pelindng bulat telur dengan ujung runcing, mahkkota benttuk tabung,
panjang kurang lebih 1 cm, diameter kurang lebih 5 mm, benang sari
kurang lebih 6 ccm, ujung runcing, hijau, bulat telur, merah. Biji keras,
kecil, diameteer kurang lebih 2 mm, hitam. Akar serabut, putih atau
kuning kotor. Kandungan kimianya terdapatsaponin, flavonoid, poifenol,
tanin dan alakaloid. Berkhasiat sebagai obat kencing nanah, obat sipilis,
obat trachoma dan bahan baku kontraseps. Herbanya sebagai obat luka
bekas gigitan serangga.
3. Tanaman alang-alang (imperata cylindrica .L)
alang-alang (imperata cylindrica .L)adalah tumbuhan yang berada
dihutan belantara, termasuk semak belukar. Hidupnya pada ketinggian 1-
1200 meter diatas permukaan laut. Namun akan tumbuh baik pada
ketinggian 300-500 meter diatas permukaan laut. Dengan naungan,
tanaman dapat tumbuh bak pada ketinggian 1-300 meter diatas permukaan
laut.Tanaman berbentuk perdu tegak apabila masih muda, dapat merambat
setelah cukup tua. Batangnya segi empat beruas ruas, panjang ruas dari
pangkal sampai ke ujung semakin pendek, ruas berwarna hijau. Daun
tunggal bentuk ellips memanjang atau bulat telur terbalik tersebar, tepi
daun bertoreh dan berambut halus. Tangkai daun panjang 1/2 – 3½ cm,
helaian daun panjang 3 ½-12 ½ cm, lebar 1-5 ½ cm. Helaian daun bagian
atas berwarna hijau muda dan mengkilap. Daun menyirip dan menonjol
pada permukaan daun bagian bawah. Pada tiap pangkal ruas terdapat tunas
kecil berwarna hijau kekuningan.. Tiap tangkain daun dan helai daunnya
mempunyai banyak sel kelenjar minyak.Bila daunnya diremas bau
aromatic. Tumbuhan ini mempunyai bunga bongkol, didalam bongkol
terdapat bunga tabung berwarna kuning oranye coklat kemerahan panjang
1-1 ½ cm, berbau tidak enak. Senyawa flavonoid, sterol tak jenuh,
triterpen, polifenol dan minyak atsiri, tanin, saponin, steroid, asam kafeat,
asam vanilat, asam para kumarat.Menurunkan tekanan darah, membantu
pengobatan ginjal, menjaga saluran pencernaan, mengatasi asofagitis,
membantu mengatasi tonsillitis, mengatasi gejala sinusitis, menghentikan
pendarahan, mengatasi wasir, pengobatan infeksi kulit.

4. Tanaman akar kuning (Arcangelisia flava merr.)


Akar kuning (Arcangelisia flava merr.) mempunyai akar dan daun yang
kaya akan manfaat. Tanaman perdu sembung ini merupakan salah
satu tanaman obat asli Indonesia yang manfaatnya ampuh bagi manusia.
Daun dan akarnya mempunyai banyak khasiat bagi kesehatan
manusia.Tanaman sembung tumbuh mulai dari dataran rendah hingga
ketinggian 2.200 dpl. Dapat tumbuh baik di tempat terbuka maupun yang
terlindung tanaman lain. Berkembang biak dengan menggunakan biji.
Sembung cenderung tumbuh sebagai rumput liar. Tumbuhan sembung
merupakan perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi pohon mencapai 4
meter. Batangnya berambut tipis. Daun sembung berselang-seling,
berbentuk bulat telur hingga lonjong, tepi daun bergerigi dengan panjang
daun berukuran panjang 8 cm – 40 cm dan lebar 2 cm–20 cm, serta
terdapat 2–3 daun tambahan pada tangkai daunnya. Permukaan daun
berambut. Bunga sembung berkelompok berwarna kuning, berupa malai
yang keluar pada ujung-ujung cabang. Buahnya longkah sedikit
melengkung dengan panjang sekitar 1 mm. Tanaman ini memiliki
kandungan kimia antara lain: borneol, cineole, limonene, dan di-methyl
ether phloroacetophenone. Juga mengandung glukosida, alkohol
sesquiterpen, asam palmitin, minyak siri, dan zat bergetah. Khasiat daun
dan akar sembung bagi kesehatan antara lain untuk mengobati penyakit
reumatik, nyeri haid, haid yang berlebihan dan datang bulan yang tidak
teratur, influenza, kembung, masuk angin, diare, sakit tulang, cacingan,
kurang nafsu8 makan, demam dan sesak nafas, sariawan hingga kencing
manis.

5. Tanaman cananian canada (Conyza canandensis varpussila merr.)


Cananian canada (Conyza canandensis varpussila merr.)adalah
sekelompok tumbuhan yang memiliki sistem pembuluh sejati
(Tracheophyta), meskipun tumbuhan ini tidak pernah menghasilkan biji
untuk berkembang biak. Tumbuhan paku disebut juga sebagai paku-
pakuan atau pakis-pakisan. banyak tumbuh di tempat-tempat yang teduh
dan lembab, sehingga di tempat yang terbuka dapat mengalami kerusakan
akibat penyinaran yang terlalu intensif Batang mengeluarkan banyak akar,
tetapi jika tidak dapat masuk kedalam seakan-akan akar-akar
menyelubungi batang. Kekuatan batang diperoleh dari berkas-berkas
pengangkut yang masing-masing mempunyai susunan konsentris,
lempeng-lempeng sklerenkim, dan kadang-kadang akar itu diselubungi
oleh akar- akar pendek yang kaku. Kebanyakan tumbuhan paku berupa
terna dengan rimpag yamg mendatar dan biasanya jarang bercabang. Daun
yang masih muda dan selalu mengulung. Tergulungnya daun itu
disebabkan karena sel-selpada sisi bawah daun lebih cepat
pertumbuhannya. Daun pakis mengandung beberapa komponen nongizi
yang penting bagi kesehatan. Komponen nongizi yang utama pada pakis
adalah flavonoid dan polifenol.
Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol yang mempunyai dua peran
utama, yaitu sebagai antioksidan dan antibakteri. Sebagai antioksidan,
flavonoid dalam daun pakis berperan untuk menetralkan radikal
bebas.Flavonoid sebagai antioksidan dapat mencegah munculnya penyakit
yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Contohnya, penuaan dini, kanker,
dan berbagai penyakit degeneratif lainnya.
II.3 Uraian Bahan
1. Aquadest ( FI Edisi III, 1979:96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling/Aquades
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih , tidak berwarna , tidak


berbau, tidak mempunyai rasa
Kelarutan :-
Kegunaan :Sebagai pelarut
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar :-
2. Alkohol (FI Edisi III,1979 : 65)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol
RM/BM : C2H6O/46,07
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap


dan mudahberbau khas, rasa panas mudah
terbakardengan menyalakan nyala biru.
Kelarutan :Berasap sangat mudah larut dalam air dalam
kloroform P dan eter P
Khasiat :Zat Tambahan
Kegunaan :-
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari
cahaya ditempat sejuk jauh dari cahaya api.
Persyaratan kadar :Mengandung tidak kurang dari 94% v/v atau 92,0 %
dan tidak lebih dari 95,2 % atau 92,7% C2H6O
3. Magnesium Oksida (FI III,1979 : 353)
Nama Resmi : MAGNESII OXYDUM
Nama Lain : Magnesium Oksida
RM/BM : MgO/40,30
Rumus Struktur : Mg-O
Pemerian : Magenesium Oksida ringan serbuk sangat ringan:
putih : tidak berbau : rasa agak basa. Volump 5 g
antara 40 ml hingga 50 ml. Magnesium berat
serbuk bergumpal : Putih : tidak berbau rasa agak
basa Volume 5g antara 10 ml sampai 20 ml.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air praktis tidak larut
dalam etanol (95%) P: larut dalam asam encer.
Khasiat : Zat Tambahan
Kegunaan : Sebagai Sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak
lebih dari 100,5 %
4. Asam Klorida (FI III,1979 : 53)
Nama Resmi :ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain :Asam Klorida
RM/BM :HCL/36,46
Rumus Struktur :H-CL
Pemerian :Cairan tidak berwarna berasap,bau merangsang
Jika diencerkan dengan 2 bagian air,asap dan
bau hilang.
Kelarutan :-
Khasiat :Zat tambahan
Kegunaan :Sebagai Pereaksi
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar :Mengandung tidak kurang dari 35,0% dan tidak
lebih dari 38,0% HCL
5. Besi Klorida (FI III,1979 : 53)
Nama Resmi :FERII CHLORIDUM
Nama Lain :Besi Klorida
RM/BM :FeCL3/162,2
Rumus Struktur :
Cl
Fe
Cl Cl
Pemerian :Hablur atau serbuk hablur, hitamkehijauan bebas
warna jingga dari garam hidrat uang telah
terpengaruh oleh kelembapan
Kelarutan :Larut dalam air, larutanberupa lesensi berwarna
jingga
Khasiat :Zat tambahan
Kegunaan :Sebagai pereaksi
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar :-
6. Kloralhidrat (FI edisi III : 142)
Nama Resmi : CHORALIAYDRAS
Nama Lain : Kloralhidrat
RM/BM : C2H3Cl3O2 / 162,40
Rumus Struktur : CCl3– CHCOH12
Pemerian : Hablur, transparan, tidak meleleh basah, agak
pahit, melebur pada suhu lebih kurag 95o dan \
perlahan-lahan menguap.
Kelarrutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam minyak
Zaitun , mudah larut dalam etanol ( 95 %)
dalam kloroform dan dalam eter).
Khasiat : Sedativum
Kegunaan : Pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

7. Dragondraf (Pudjaatmaka, 659)


Terbuat dari : 1,5 gram Bismuth Subnitrat
20 ml air panas
7 gram kalium iodida
20 sam Klorida\

a. Bismuth subnitrat (FI edisi III, 1979)


Nama Resmi : BISMUTH SUBNITRAT
Nama Lain : Bismut Subnitrat
Pemerian : Serbuk halus putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut
organik,
larut dalam asam klorida p. dan asam sitrat p.
Khasiat : Astrigen
Kegunaan : Bahan pereaksi dragendraf.
b. Kalium Iodida ( FI edisi III : 330)
Nama Resmi : KALIUM IODIDUM
Nama Lain : Kalium Iodida
RM/BM : KI / 166,00
Pemerian : Hablur heksahidrat transparan atau tidak berwarna
opak dan putih atau serbuk butiranputih
higroskopik.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudahlarut
dalam air mendidih. Larut dalam etanol 95% P
mudah larut dalam etanol.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Bahan pereaksi dragendraf
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

c. Asam Klorida ( FI III : 53)


Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
RM/BM : HCl / 36,46
Pemerian : Cairan; tidak berwarna, berasap, bau
merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air,
Kelarutan : Larut dalam air
Khasiat : Zat Tambahan
Kegunaan : Bahan Pereaksi dragen dragendorf.
II.4 Uraian Sampel
1.Pati Padi (FI Edisi III, 1979: 93)
Nama Resmi : AMYLUM ORYZAE
Nama lain : Pati padi
RM/BM : -/-
Rumus struktur :-
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau, tidak
berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol (95%)P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar :-

2.Pati Jagung (FI Edisi III, 1979: 93)


Nama Resmi : AMYLUM MAYDIS
Nama lain : Pati jagung
RM/BM : -/-
Rumus struktur :-
Pemerian : Serbuk sangat hablur putih
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol (95%)P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar :-
3.Pati Kentang (FI Edisi III, 1979: 93)
Nama Resmi : AMYLUM SOLANI
Nama lain : Pati kentang
RM/BM : -/-
Rumus struktur :-
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol (95%)P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar :-

4. Pati Gandum (FI Edisi III, 1979: 93)


Nama Resmi : AMYLUM TRITICI
Nama lain : Pati gandum
RM/BM : -/-
Rumus struktur :-
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol (95%)P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar :-
II.5 Klasifikasi Tanaman
1. 1.Aren (Aranga pinnata merr) (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Aracales
Family : Araceae
Genus : Arenga
Spesies : Arenga pinnata merr.

2. Bandotan (Ageratum conyzoides L.) (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.

3. Akar kuning (Arcangelisia flava merr.) (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ranunculales
Family : Manispermaceae
Genus : Arcangelisia
Spesies : Arcangelisia flava merr.
4. Alang-alang (Imperata cylindrical L.) (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrical L.

5. Cananian Canada (Conyza Canadensis varpussila merr.)


(www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Conyza
Spesies : Conyza Canadensis varpussila merr.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat


III.1.1 Waktu dan tempat Praktikum 1
Prakttikum ini dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
Waktu : 09.00-Selesai
Tempat : Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia

III.1.2 Waktu dan tempat Praktikum 2


Prakttikum ini dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2019
Waktu : 13.00-Selesai
Tempat : Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia

III.1.3 Waktu dan tempat Praktikum 3


Prakttikum ini dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 07 November 2019
Waktu : 13.00-Selesai
Tempat : Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia

III.1.4 Waktu dan tempat Praktikum 4


Prakttikum ini dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 14 November 2019
Waktu : 13.00-Selesai
Tempat : Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat
1. Cutter
2. Parang
3. Gunting
4. Blender
5. Ayakan
6. Pot plastik 100 gram
7. Kamera
8. Mikroskop
9. Objek glass
10. Bottol drop
11. Deck glass
12. Lap kassar
13. Lap halus
14. Pipet tetes
15. Neraca analitik
16. Labu ukur
17. Bunsen
18. Penangas air
19. Stopwatch
20. Tabung reaksi
21. Rak tabung reaksi
22. Sendok tanduk
23. Gelas ukur
24. Korek api
25. Gegep
III.2.2 Bahan
1. Kantong plastik
2. Etiket
3. Alkohol
4. Air
5. Karung
6. Kardus
7. Koran
8. Ttissue
9. Klorahidrat LP 10%
10. Handscoon
11. Masker
12. Label
13. HCL
14. Dragondrorf
15. Magnesium
16. FeCl3

III.2.3 Sampel
1. Tanaman Pacing Tawar (Costus specious)
2. Tanaman Sambung Nyawa (Gynaru procumbens)
3. Tanaman Sambung lancur (Blumea balsamifera)
4. Tanaman Bandotan (Ageratum congiddes)
5. Tanaman Paku sayur (Diplazium esculentum Swartz)
6. Tanaman Kunyit (Curcuma longa.L)
7. Tanaman Kelor (moringa oleifera)
8. Amilum Kentang (Solanum tuberosum)
9. Amilum Padi (Oryza sativa)
10. Amilum Gandum(Triticum aestivum)
11. Amilum Maydis (Zea Mays)
III.3 Cara Kerja
III.3.1 Percobaan 1
1. Simplisia
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Diambil bahan baku yang akan dijadikan simplisia
c. Disortasi basah kemudian dicuci
d. Dirajang lalu dikeringkan
e. Disortasi kering dan ditimbang
f. Diblender simplisia dsampai halus lalu diayak setelah itu
ditimbang kembali
g. Disimpan didalam pot plastik 100 gram

2. Herbarium
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diaambil tanaman yang akan dijadikan sampel secara lengkap
yaitu terdiri atas daun,batang, dan akar
c. Dicuci bersih lalu di oleskan dengan alkohool 70%
d. Dilapisi sampel dengan kertas dan koran, lalu ditindih
menggunakan beban berat
e. Didiamkan selama beberapa hari
f. Ditempel pada kertass hvs dengan rapi
g. Diberi etiket dan dilaminating

III.3.2 Cara Kerja Percobaan II


A. Pengamatan pada kentang (Solanum tuberosum)
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil sari pada kentang dengan cara ditusuk
menggunakan pisau cutter.
3. Diletakkan sari pada objek glass.
4. Ditetesi sari menggunakan deck glass.
5. Ditutup menggunakan deck glass.
6. Diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x
dan 100x.

B. Pengamatan pada maizena dari jagung (Zea mays)


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil tepung maizena secukupnya menggunakan sendok
tanduk.
3. Diletakkan tepung maizena di atas objek glass.
4. Ditetesi tepung maizena dengan aquades secukupnya.
5. Ditutup menggunakan deck glass.
6. Diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x
dan 100x.

C. Pengamatan pada tepung beras pada padi (Oryza sativa)


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil tepung beras secukupnya menggunakan sendok
tanduk.
3. Diletakkan tepung beras diatas objek glass.
4. Ditetesi tepung beras dengan aquades secukupnya.
5. Ditutupi menggunakan deck glass.
6. Diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x
dan 100x.

D. Pengamatan pada tepung terigu dari gandum (Titricum


oestivum)
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil tepung terigu secukupnya menggunakan sendok
tanduk.
3. Diletakkan teoung terigu diatas objek glass.
4. Ditetesi dengan aquades.
5. Ditutup menggunakan deck glass.
6. Diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x dan
100x.
III.3.3 Cara Kerja Percobaan III

A. Pengamatan secara organoleptik


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil serbuk simplisia tanaman.
3. Dicum bau, dirasakan, diperhatikan warna, diamati
teksturnya dan dilihat khasiatnya pada etiket.
4. Dicatat hasil uji organoleptik untuk satu kelompok.
5. Didokumentasi serbuk simplisia.

B. Pengamatan mikroskopik
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil sedikit serbuk simplisia dan diletakkan pada gelas
objek.
3. Ditetesi kloralhidrat secukupnya.
4. Dipanaskan diatas bunsen.
5. Ditutup dengan gelas deck.
6. Diletakkan pada meja preparat mikroskop.
7. Diamati.
8. Didokumentasi.
III.2.4 Cara kerja Percobaan IV

A. Identifikasi Alkaloid
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil 0,1-0,5 gr simplisia.
3. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Dimasukkan aquades 5-10 ml.
5. Disaring menggunakan corong.
6. Diteteskan 5 tetes dragendraff.
7. Diamati perubahan warna yang terjadi.
8. Didokumentasikan.

B. Identifikasi Flavonoid
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil 0,1-0,5 gr simplisia.
3. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Dimasukkan aquades 5-10 ml, dikocok.
5. Dimasukkan 0,1 gram serbuk magnesium, dikocok.
6. Dimasukkan 3 ml HCl pekat, dikocok.
7. Diamati perubahan warna yang terjadi.
8. Didokumentasikan.

C. Identifikasi Saponin
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil 0,1-0,5 gr simplisia.
3. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Dimasukkan 5-10 ml aquades.
5. Dikocok dan diamati.
6. Didokumentasikan.
D. Identifikasi Tanin
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil 0,1-0,5 gr simplisia.
3. Dimasukkan kedalam tabung reaksi.
4. Dimasukkan 5-10 ml aquades, dikocok.
5. Disaring menggunakan corong.
6. Ditempatkan pada cawan porselin.
7. Ditetesi FeCl3.
8. Diamati perubahan warna yang terjadi.
9. Didokumentasikan.
III.4 SKEMA KERJA

III.4.1. Percobaan I (Pembuatan Simplisia Tanaman)

A. Pembuatan Simplisia

Alat dan Bahan

- Diambil

Pengambillan
bahan baku

- Dipisahkan kotoran

Sortasi basah

- Dibersihkan

Pencucian

- Diubah bentuknya

Perajangan

- Dihilangkan airnya

Pengeringan

- Dibersihkan ulang

Sortasi kering

- Disimpan dalam kemasan

Penyimpanan
B. Pembuatan Herbarium

Alat dan Bahan

- Diambil

Pengambilan Bahan
Baku

- Dibersihkan

Pencucian

- Dioleskan
Alkohol

- ditutup

Kertas Koran

- Ditindis

Pemberat

- Ditempel

Kertas HVS

- Diibuatkan
-
Etiket
-

- Ditempel

Laminating
III.4.2 Percobaan II (Pengamatan amilum secara mikrokopik)

Alat dan Bahan


Diambil sampel, diletakkan

Cover glass Cover glass Cover glass

Letakkan
Objek Glass
Ditetesi

Aquadest

Ditutupi
Deck Glass
Amati

Mikroskop

Catat hasil

III.4.3 Percobaan III (Pengamatan Simplisia secara Mikroskopik)


1. Organoleptik

S
k
u
b
r
e
t
l
p
i
A
a
da
m
s a
n
-
D
i
m
a
n
h
a
p
k
u
c
e
B
s b
l
i
a
y
n

2. Mikroskopik

S
k
u
b
r
e
t
l
p
i
A
a
da
m
s a
n
-
D
i
m
a
n
h
a
p
k
u
c
e
B
s b
l
i
a
y
n

-Difiksasi
Nyala api Bunsen
-Ditutup
Cover glass
-Diamati
Mikroskop perbesarana 4 kali 10

Dokumentasika
III.4.4 Percobaan IV (Identifikasi pendahuluan)
A. Identifikasi Alkolid

Alat dan Bahan

Simplisia + H2O

Saring

- diambil

1-2 ml filtrate ke tabung reaksi

1-2 tetes
dragondorf

Amati warna merah,


orange dan kuning

B. Identifikasi Saponin
Alat dan Bahan

Simplisia + 10 ml aquadest
panas
- Dikocok 10 menit
- Diamkan 10 menit

Tabung Reaksi

Amati Buih

C. Identifikasi Flavanoid

Alat dan Bahan

- Diambil

Simplisia + H2O + serbuk Mg

Tabung 1 Tabung 2 - ditambahkan

HCl pekat

Warna merah kuat, orange dan kuning

D. Identifikasi Tannin
Alat dan Bahan

simplisia

Tabung 1 blanko Tabung 2

- Tambahkann
3 tetes FeCL 3

t - diamati

Hijau kehitaman atau


hijau kecoklatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


IV.1.1 Hasil pengamatan percobaan II
No Sampel Gambar Gambar Keterangan
Hasil Literatur
1. Pati beras Berbentuk
(Amylum bulatan kecil
oryzae) yang saling
menyatu.

2. Pati kentang Bulatan yang


(Amylum terlihat jelas
solani) dengan
warna
bening
3. Pati gandum Terdapat
(Tritici bintik-bintik
aesativum) kecil yang
tidak merata
4. Pati Jagung Berbentuk
(Zea mays) bulatan kecil
yang
bersebar
IV.I.2 Hasil Pengamatan Percobaan III
A.Uji Organoleptik
N Sampel Bentu Warna Aroma Rasa
o k
1 Cananian Serbuk Coklat Arom Tidak
canada halus muda a ada/
(Conyza yang hambar
canandensis khas
varpussila
merr.)

2 Aren (Arenga Serbuk Hijau Seperti hambar


pinnata) halus kecoklatan aroma teh

3 Alang-alang Serbuk Hijau army Aroma Agak


(imperata halus yang khas pahit
cylindrica .L)

4 Bandotan Serbuk Hijau tua Bau yang pahit


(Ageratum agak khas
conyzoldes) halus

5 Akar kuning Serbuk Hijau tua Aroma Agak


(Arcangelisia kasar khas Pahit
flava merr.)

B.Uji Mikroskopik
Sampel
No Gambar Ket
1 Cananian Perbesar
canada an 4x10
(Conyza dan
canandensis
10x10
varpussila
merr.)

2 Aren Perbesar
(Arenga an 4x10
pinnata) dan
10x10

3 Alang-alang Perbesar
(imperata an 4x10
cylindrica dan
.L)
10x10
4 Bandotan Perbesar
(Ageratum an 4x10
conyzoldes) dan
10x10

5 Akar kuning Perbesar


(Arcangelisi an 4x10
a flava dan
merr.)
10x10

IV.I 3. Hasil Pengamatan Percobaan IV


N Pengujian
Sampel
o Alkaloid Flavonoid Saponin Tanin
1 Cananian
canada
(Conyza
canandensis
varpussila (+) (+) (+)
(+)
merr.)

2 Aren
(Arenga
pinnata)

(+) (+) (+)


(-)
3 Alang-alang
(imperata
cylindrica
.L)

(-) (+) (+) (+)


4 Bandotan
(Ageratum
conyzoldes)

(-) (-) (+) (+)


5 Akar kuning
(Arcangelisi
a flava
merr.)

(+) (+) (+)


(+)

IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Pembahasan percobaan 1
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai bahan
baku obat yang mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi
sudah dikeringkan (Widyaningrum.2011).

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami dan mengetahui


cara pembuatan simplisia yang baik dan benar dan juga untuk
mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi bahan baku simplisia.

Prinsip pada percobaan ini yaitu membuat simplisia dari tanaman


sembung yang baik dengan tahapan yang benar yaitu dimulai dari
pengumpulan bahan baku, kemudian sortasi basah, pencucian,
pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan
penyimpanan. Selain itu, dilakukan juga pembuatan herbarium dari
tanaman sembung ini. Tanaman yang akan dibuat simplisia dipilih
yang lengkap bagian-bagiannya kemudian dibersihkan tanaman
dengan air mengalir, disemprot dengan alkohol 70% secukupnya lalu
tunggu hingga kering. Letakkan di atas kertas koran, bagian atas
tutup dengan kertas koran juga sampai terbungkus dan tutup lagi
menggunakan kardus kemudian diberi solasi pada setiap pinggiran
kardus.

Cara kerja pada percobaan ini yaitu dilakukan dengan pengambilan


sampel di desa kapiroe, Palolo. Sampel yang diambil yaitu Bandotan
(Ageratum conyzoldes). pengambilan sampel tanaman sebaiknya
dilakukan pada pagi hari karena waktu itu zat aktif yang ada di
dalam tanaman akan diproduksi dan aktif.sampel yang telah
terkumpul selanjutnya dilakukan sortasi basah dan penimbangan
untuk mengetahui berat awal sampel. Dilakukan pencucian pada
menggunakan air mengalir agar kotoran kotoran pada sampel bersih,
selanjutnya dilakukan perubahan bentuk sampel dan pengeringan.
Tahap selanjutnya setelah sampah dikeringkan dilakukan serta
screen untuk menghilangkan kotoran atau bahan asing yang mungkin
masih ada pada sampal, kemudian sampel dihaluskan menggunakan
blender Inggris simpan pada pot plastik 100 gram.

Alasan perlakuan pada tahap-tahap pembuatan simplisia yaitu


pengambilan bahan baku untuk mengumpulkan tanaman yang akan
dijadikan simplisia. Dilakukan sortasi basah bertujuan untuk
dilakukan sortasi basah bertujuan untuk memisahkan kotoran atau
bagian tanaman yang tidak dibutuhkan. Dilakukan pencucian untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada sampel seperti.
Perubahan bentuk pada sampel bertujuan untuk mempercepat
pengeringan sampel. Pengeringan sampel dilakukan untuk
mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat
disimpan dalam waktu lama. Sortasi kering bertujuan untuk
memisahkan sampel dari kotoran atau benda asing yang mungkin
masih tertinggal pada simplisia dan kemudian yang terakhir yaitu
pengepakan atau penyimpanan simplisia yang bertujuan untuk
melindungi simplisia dari kotoran yang berasal dari luar (Mulyani.
2009)

Adapun cara kerja pada pembuatan herbarium yaitu pertama-tama di


siapkan alat dan bahan kemudian dilakukan pemilihan tanaman yang
akan digunakan sebagai herbarium dengan memperhatikan
kelengkapan bagian-bagian tanaman seperti daun, batang dan akar.
Tanaman kemudian dicuci untuk menghilangkan kotoran yang
menempel lalu diangin-anginkan hingga kering. Diberi alkohol 70%
pada seluruh bagian tanaman untuk membunuh bakteri yang dapat
menyebabkan jamur tumbuh pada tanaman pada waktu penyimpanan
dan untuk mengawetkan tanaman. Dibungkus menggunakan kertas
koran bertujuan untuk mempercepat pengurangan kadar air tanaman
dan kemudian dibungkus lagi dengan kardus dan setiap sisinya diberi
sesuatu yang bertujuan agar udara tidak masuk, karena udara
mengandung bakteri yang mungkin dapat menyebabkan jamur
tumbuh pada tanaman. Dilakukan penindasan dengan bahan berat
bertujuan agar tanaman tidak mengkerut dan dibiarkan beberapa hari
setelah itu bungkusan sampel dibuka dan sampel kemudian ditempel
pada HVS yang disertai ketika melalui dilaminating.

Pada percobaan ini didapatkan hasil pada sampel Aren (Arenga


pinnata) % rendemennya = 0,016% dan % residu= 0, 83%. Pada
sampel Cannadian % rendamannya = 0,02% dan % residu = 0,97%.
Pada sampel bendotan % rendamannya = 0,06% dan % residunya =
0,93%. Pada sampel alang - alang % rendamannya = 0,06 % dan %
residunya = 0,97% dan terakhir pada sampel akar kuning %
rendamannya = 0,04% dan % residunya = 0,93%.

Menurut Setijati (2012). Ciri simplisia yang baik adalah :


1. Kering (kadar air < 10%) dengan ciri :
a. Simplisia daun bila diremas bergemerisik dan berubah menjadi
serpihan
b. Simplisia bunga bila diremas dari pemeriksaan dan berubah
menjadi serpihan atau mudah dipatahkan.
c. Tidak berjamur.
d. Berbau khas berdasarkan bahan segarnya.

Berdasarkan literatur di atas hasil yang kami dapatkan sesuai,yaitu


simplisia daun yang telah kami buat ketika diremas maka daun
tersebut hancur menjadi serpihan dan juga pada simplisia yang kami
buat tidak terdapat jamur atau bulukan di sekitarnya.

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu praktikan dapat mengetahui


cara pembuatan simplisia dan herbarium yang baik dan juga dapat
mengetahui berbagai macam tanaman yang dapat dibuat simplisia
beserta khasiatnya untuk mengobati suatu penyakit.
IV.2.2 Pembahasan percobaan 2
Pati atau amilum merupakan simpanan energy didalam sel-sel
tumbuhan, berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan
diameter berkisar antara 5-50 nm. (Fatmawaty, A. dkk. 2015)

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara


mengidentifikasi simple simplisia yang mengandung amylum secara
mikroskopis serta mengetahui cara pemeriksaan mikroskop pada
berbagai jenis Amylum.

Prinsip percobaan ini yaitu melakukan pengamatan dengan


mikroskop untuk mengidentifikasi sampel Amylum oryzae, Amylum
tritici, Amylum solani dan Amylum maydis yang diletakkan di atas
objek glass dan ditetesi dengan aquadest lalu ditutup dengan cover
glass. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 4,0 × 10 dan 10 × 10.

Prinsip kerja mikroskop cahaya: menggunakan cahaya (matahari


atau lampu), objek terlihat lebih gelap dari beckground atau latar
nya. Lensa objektif pada mikroskop membentuk bayangan yang
bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Lensa okuler menerima
bayangan dari indonesia objektif dan menghasilkan bayangan yang
bersifat semu, terbalik dan diperbesar (Setianingsih, 2017).

Cara kerja pada percobaan ini yaitu pertama-tama disiapkan alat dan
bahan lalu diambil masing-masing sampel yang digunakan yaitu
Amylum oryzae, Amylum tritici, Amylum solani dan Amylum
maydis dengan sendok tanduk, lalu diletakkan masing-masing di atas
objek glass dan diteteskan aquadest pada amylum lalu ditutup
dengan cover glass hingga tidak terdapat gelembung udara. Amati
masing-masing menggunakan perbesaran 4,0 × 10 dan 10 × 10
kemudian dokumentasikan.
Pada hasil pengamatan amilum solani didapatkan bentuknya butir
agak lonjong, tidak terlihat Lamela pada amilum. Pada literatur
Rohman Q.A.(2015), bentuk amylum solani berbentuk butir tunggal,
tidak beraturan atau bulat telur, terdapat juga lamela pada butir pati
tetapi tidak terlihat jelas. Candy pada pengamatan ini telah sesuai
literatur.

Pada hasil pengamatan tritici didapatkan amilum bulat telur, penggal


besar, jelasnya terletak di tengah lamela dan tidak jelas. Pada
literatur Setijati (2012), bentuk butir cakram besar seperti ginjal
ukuran 10 mm santai 15 mm, bentuk bulat telur, hillus dan lamela
sulit terlihat.jadi pengamatan ini telah sesuai dengan literatur.

Pada hasil pengamatan amilum maydis didapatkan hasil bentuknya


bulat butir crystal dan bergerigi. Pada literatur Setijati (2012)
amilum maydis ini bentuknya butir bersedih banyak, berjudul atau
butir bulat, kemudian terdapat hilus pada butir pati. Jadi hasil
pengamatan ini sudah sesuai dengan literatur.

Pada hasil pengamatan amilum oryzae didapatkan hasil bentuknya


bulat persegi banyak atau bola telur, tunggal. Pada literatur Setijati
(2012), amilum oryzae memiliki bentuk yang kecil, tunggal atau
majemuk, bentuk bulat telur, hilus berada di tengah tetapi tidak jelas
dan tidak terdapat lamela. Candy perawatan ini telah sesuai dengan
literatur.Hillus adalah titik permukaan terbentuknya butir amilum,
sedangkan lamela adalah garis-garis halus yang mengelilingi hillus.
Pada amylum maydis hillus di tengah terdiri dari rongga yang nyata
atau celah istirahat dua sampai lima, tidak ada lamela. Pada amilum
oryzae, hillus di tengah, tidak terlihat jelas, tidak ada lamela
konsentris. Amilum solani hillus berdiri titik titik pada ujung yang
sempit dengan lamela konsentris. Amilum tritici hillus dan lamela
nya suka terlihat.
Stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang berada
di antara oleh dua sel kulit ari khusus yang disebut sel penutup
Setijati (2012). Bentuk stomata amilum solani berapa butir tunggal
dan tidak beraturan. Amilum maydis berupa butir bersedih banyak
dan bersujud. Amilum oryzae berbentuk butir persegi dana amilum
tritici tidak beraturan.

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu dengan mempelajari bentuk


amilum seorang farmasis dapat mengetahui bagaimana ciri khas sel
suatu amilum sehingga dalam pembuatan obat yang menggunakan
bahan amilum baik untuk pengisi tablet, bahan pemanis, bahan
pengikat atau bahan lainnya dapat meminimalisir kesalahan yang
terjadi karena seorang farmasis telah mengetahui perbedaan tiap-tiap
sel amilum.

IV.2.3 Pembahasan Percobaan 3


Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai bahan
baku obat yang mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi
sudah dikeringkan (Widyaningrum.2011).

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami


cara identifikasi berbagai jenis simplisia secara organoleptik dan
pemeriksaan secara mikroskopik pada berbagai jenis simplisia.
Adapun prinsip pada percobaan ini yaitu melakukan uji organoleptik
yang meliputi pengamatan terhadap warna, badan rasa pada simplisia
serta melakukan pengamatan simplisiadengan menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 40 kali dan 100 kali terhadap sampel
bandotan(Ageratumconyzoides.L),aren(Arengapinnata),alang-alang
(imperatacylindrica.L),akar kuning (Arcange lisiaflava merr.),dan
cananian canada (Conyzacanandensisvarpussilamerr.) baik dalam
bentuk harus maupun dalam bentuk kasar dia mati warna, bentuk,
badan rasanya kemudian dicatat. Tujuannya untuk mengetahui
kualitas simplisia dengan indra manusia atau peneliti. Kelebihan uji
organoleptik ini yaitu merupakan uje kualitas sederhana karena data
dapat langsung diperoleh dengan mudah tanpa banyak prosedur yang
dilakukan. Kekurangan uji organoleptik iniyaitu keterbatasan indra
manusia yang tidak mampu mengidentifikasi langsung sifat atau zat
kimia dari simplisia.

Pada pengamatan mikroskopis dilakukan dengan menyiapkan alat


dan bahan terlebih dahulu, lalu diambil serbuk simplisia siang telah
disiapkan dan diletakkan di atas objek glass. Ditetesi dengan
kloralhidrat 10% lalu fiksasi di atas nyala api bunsen beberapa saat
kemudian ditutup dengan deck glass dan diamati pada mikroskop.
Fungsi dari kloralhidratadalah untuk memperjelas pengamatan pada
mikroskop karena larutan ini memisahkan fragmen fragmen yang
ada kemudian melisiskan sel. Untuk mempermudah pemisahan
fragmen perlu dilakukan fiksasi di atas api bunsen tujuannya agar sel
lebih terpisah sehingga mudah untuk diamati.

Hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu pada pengamatan uji


organoleptik didapatkan hasil yaitu cananian canada
(Conyzacananden sisvarpussila merr.) tidak memiliki rasa, warna
coklat, bentuk serbuk asap dan bau seperti teh. Pada sampel ,aren
(Arenga pinnata) warna kecoklatan, bentuk serbuk kasar, bau khas
dan tajam serta tidak memiliki rasa. Sample alang-alang (imperata
cylindrica.L) berwarna hijau tua, bentuk serbuk kasar, bau seperti
daun kering, tidak memiliki rasa. Pada sampel sembung memiliki
warna hijau, bentuknya serbuk halus, bau khas dan tajam serta rasa
agak sedikit pahit. Sampel bendotan memiliki warna hijau tua,
bentuk serbuk kasar, bau menyengat dan rasa sedikit pahit. Sampe
akar kuning (Arcange lisiaflava merr.) berwarna hijau, bentuk
serbuk halus, bau khas dan menyengat, rasa agak sedikit pahit.
Sample kunyit memiliki warna kuning, bentuk serbuk halus, bau
khas dan tajam, memiliki rasa agak sedikit pahit. Hal ini sesuai
dengan literatur menurut (Mulyani 2009), Jaringan tumbuhan terdiri
atas dua jaringan yaitu meristem dan jaringan dewasa.

Pada uji mikroskopis ditemukan epidermis, endodermis, xilem dan


floem, serta stomata pada simplisia bandotan( Ageratum
conyzoides.L), aren (Arenga pinnata), alang-alang (imperat
acylindrica.L), akar kuning (Arcange lisiaflava merr.),dan cananian
canada (Conyza canandensis varpussila merr.). Hal ini sesuai
dengan literatur Mulyani (2009), uji mikroskopik mencakup
terhadap bagian simplisia dan fragmen pengenal dalam bentuk sel,
isi sel atau jenis tanaman simplisia.

Prinsip kerja mikroskop cahaya : menggunakan cahaya (matahari


atau lampu), objek terlihat lebih gelap dari background nya atau
latarnya. Lensa objektif pada mikroskop membentuk bayangan yang
bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Lensa okuler menerima
bayangan dari lensa objektif dan menghasilkan bayangan yang
bersifat semu, terbalik dan diperbesar.

Tujuan dilakukan fiksasi untuk mencegah atau menahan proses


degeneratif yang dimulai segera setelah jaringan kehilangan pasokan
darah.

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat


mengetahui cara mengidentifikasi bahan obat baik secara
organoleptik maupun mikroskopis sehingga mutu sediaan terjamin
dan dapat digunakan sebagai bahan obat.
IV.2.4 Pembahaan percobaan 4
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai bahan
baku obat yang mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi
sudah dikeringkan (Widyaningrum.2011).

Tujuan dari percobaan iniyaitu untuk memahami dan mengetahui


kandungan kimia pada simplisia dan cara identifikasi kandungan
senyawa aktif alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid yang terdapat
pada simplisia.

Prinsip pada percobaan ini yaitu melakukan identifikasi kandungan


kimia pada simplisia yang meliputi senyawa alkaloid, saponin, tanin
dan flavonoid yang terdapat pada sampel tanaman simplisia
bandotan (Ageratum conyzoides .L) , aren (Arenga pinnata), alang-
alang (imperata cylindrica. L), akar kuning (Arcange lisiaflava
merr.),dan cananian canada (Conyza canandensis varpussil amerr.)
Dengan penambahan pereaksi HCl pekat dan FeCl3.

Cara kerja pada percobaan ini yaitu pertama-tama di siapkan alat dan
bahan. Untuk uji alkaloid,diambil sampel secukupnya kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan aquades
setelah itu disaring dengan kertas saring dan diambil filtratnya
sebanyak 1 sampai 2 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi dragendorf. Diamati
perubahan warna yang terbentuk (merah/orange/kuning), lalu
didokumentasikan. Untuk identifikasi flavonoid diambil dua tabung
reaksi kemudian diberi kode 1 dan 2,tabung reaksi 1 diisi dengan
sampel serbuk simplisia secukupnya kemudian ditambahkan aquades
dan serbuk mg secukupnya sebagai blanko, sedangkan pada tabung
reaksi 2 diisi dengan sampel serbuk simplisia, aquades, serbuk mg
dan ditambahkan HCl pekat lalu dikocok dan diamati terbentuknya
warna merah tua atau orange atau kuning pada sampel. Uji tanin,
diambil dua buah tabung reaksi yang diberi kode 1 dan 2. Pada
tabung 1 diisi dengan sampel simplisia dan aquades panas untuk
dijadikan blanko, sedangkan pada tabung 2 diisi dengan sampel
simplisia, aquades panas dan ditambahkan 3 tetes FeCl, dikocok
Diamati perubahan warna yang terbentuk, hijau kekuningan
atau hijau kecoklatan, lalu didokumentasikan. Uji
saponin,diambil tabung reaksi kemudian diisi dengan sampel
simplisia secukupnya lalu ditambahkan air panas secukupnya,
dikocok selama 10 menit lalu didiamkan selama 10 menit it setelah
itu diamati buih dan busa yang terbentuk dan terakhir
didokumentasikan.

Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa


pada sampel Cananian canada(Conyza canandensis varpussila merr.)
memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin.
Hal ini sesuai dengan literatur Peruadi (2018), bahwa Cananian
canada mengandung flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid. Pada
sampel Aren (Arenga pinnata) didapatkan kandungan senyawa
flavonoid, tanin dan saponin. Hal ini sesuai dengan literatur
Fatmawaty, A. dkk (2015), bahwa Aren memiliki kandungan
senyawa tanin, saponin dan flavonoid. Pada sampel bandotan
(Ageratum conyzoides) diperoleh kandungan tanin dan saponin. Hal
ini sedikit berbeda dengan literatur mulyaningsih (2010), yang
menyatakan bahwa tumbuhan ini banyak mengandung tanin, saponin
dan flavonoid. Pada sampell Alang-alang (imperatacylindrica.L)
didapatkan kandungan senyawa saponin, tanin, alkaloid dan
flavonoid. Hasil ini sesuai dengan literatur menurut Savitri, A
(2016), bahwa alang-alang memiliki kandungan senyawa alkaloid,
tanin, saponin dan flavonoid. Pada
sampelAkarkuning(Arcangelisiaflavamerr.) diperoleh kandungan
flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Hal ini sesuai dengan literatur
Yuniarti (2009), kandungan senyawa alkaloid, tanin,saponin dan
flavonoid juga terdapat pada tanaman Akar kuning (Arcange lisiaflav
amerr.).

Adapun alasan perlakuan dari percobaan ini, yaitu penambahan


pereaksi dragendorff bertujuan untuk menunjukkan adanya alkaloid
pada simplisia.penambahan aquades panas agar memudahkan dalam
proses reaksi yang terjadi dan mempercepat pembentukan buih.
Penambahan HCl pekat bertujuan agar dapat menunjukkan warna
merah kuat akibat proses reduksi. Dilakukan pengocokan selama 10
menit untuk mengetahui adanya saponin pada sampel yang ditandai
dengan an-naba dan buih pada permukaan sampel. Penambahan
pereaksi FeCl3 bertujuan untuk mengetahui keberadaan senyawa
tanin pada simplisia.

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat


mengetahui cara mengidentifikasi senyawa-senyawa yang terdapat
pada simplisia yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk
pembuatan obat.
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
V.1.1 Kesimpulan Percobaan I
1. Cara pembuatan simplisia yang baik yaitu pemilihan bahan baku,
pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan
(perubahan bentuk), pengeringan sortasi kering, bhan dihaluskan
dan penyimpanan disertai pemberian label.
2. Mengidentifikasi bahan baku simplisia dengan mengetahui bahwa
pada bagian tumbuhan terbentuk memiliki anti diare.

V.1.2 Kesimpulan Percobaan II


1. Amilum (pati) merupakan hasil sintesis dari tanaman hijau melalui
proses fotosintesis. Pati memiliki bentuk Kristal bergranula yang
tidak larut dalam air pada terperatur ruangan yang memiliki ukuran
dan bentuk tergantung jenis tanamannya.
2. Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu tepung beras
(Oryza sativa), tepung maizena (Zea mays), tepung terigu
(Titricum aestivum), dan kentang (Solanum tuberosum).
3. Hasil pengamatan yang diperoleh :
Tepung beras berbentuk bulatan-bulatan kecil, tersebar da nada
yang terkumpul, perbesaran 10x.
4. Tepung maizena, membentuk bulatan-bulatan lebih kecil seperti
bentuk-bentuk kecil yang tersebar tidak merata, perbesaran 4x
kentang, terbentuk bulatan-bulatan berbentuk oval jelas dengan
warna bening perbesaran 10x.
V.1.3 Kesimpulan Percobaan III
1. Cara mengidentifikasi simplisia secara organoleptik dilakukan
dengan mengaamati warna, bentuk, rasa dan bau menggunakan indra
manusia.
2. Cara pemeriksaan mikroskopik simplisia yaitu dilakukan dengan
menggunakan mikroskop dan difiksasi dengan klorohidrat Lp 10%
3. Hasil pengamatan uji mikroskop padda sampel ditentukan adanya
epidermis, endodermis, xilem, floem dan stomata
4. Hasil pengamatan organoleptik pada semua sampel memiliki warna,
bau, bentuk, dan rasa yang berbeda beda.

V.1.4 Kesimpulan Percobaan III


Dari uji yang telah dilakukan bahwa masing masing sampel yaitu
pakbandotan(Ageratumconyzoides.L),aren(Arengapinnata),alang-
alang(imperatacylindrica.L),akarkuning(Arcangelisiaflavamerr.),danca
naniancanada(Conyzacanandensisvarpussilamerr.)ada yang positif
mengandung alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid dan ada juga yang
negatif.

V.1.5 Kesimpulan Percobaan IV


Pada tumbuhan aren mengandung alkaloid dengan ditandai perubahan
warna merah, orange, kuning. Yang mengandung flavonoid ditandai
dengan warna merah, kuning, akan tetapi kami tidak berhasil. Yang
mengandung saponin ditandai dengan munculnya buih. Yang
mengandung tannin ditandai dengan hijau kehitaman atau hijau
kecoklatan.

V.2 Saran
Diharapkan alat dan bahan yang ada di laboratorium dapat dilengkapi
lagi. Serta sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan bisa
lebih tenang agar praktikum dapat berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Adyatma. (2009). Farmakognosi Jilid III. Deepublish : Jakarta

Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi


III. Depkes : Jakarta

Fatmawaty, A. dkk.Teknologi Sediaan Farmasi. UB Presh : Jakarta

Mulyani. (2009). Anatomi Tumbuhan. EGC : Jakarta

Najib, A. (2018). Ekstraksi Senyawa Bahan Alam. Deepublish : Jakarta

Setijati. (2012). Perjalanan Panjang Tanaman Indonesia. Agremedia Pustaka :


Malang

Tim MGMP Pati. (2018). Farmakognosi I. Deepublish : Jakarta

Widartyanto, E., Nur, A. (2018). Tanaman Obat Berkhasiat. UB Presh : Malang

Widyaningrum. (2011). Ramuan Herbal Tumpas Penyakit. UB Presh :


Malang

www.Plantamor.com

Anda mungkin juga menyukai