PENDAHULUAN
Amilum merupakan salah satu bentuk penyimpanan gula yang terdiri dari
unit-unit glukosa yang tersusun linier. Amilum terdiri dari dua macam
polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa
(kira-kira 20-28%) dibagian dalam dan sisanya amilopektin dibagian tepi
(Kumalawati, dkk, 2018)
TINJAUAN PUSTAKA
a. Sortasi basah, tahap ini perlu dilakaukan karena bahan baku simplisia harus
benar dan murni, artinya berasal dari tanaman yang merupakan bahan baku
simplisia yang dimaksud bukan dari tanaman lain. Dalam kaitannya dengan
ini perlu dilkakukan pemisahan dan pembuangan bahan organik asing atau
bagian tumbuhan lain yang terikut.
b. Pencucian, sebaiknya digunakan air dari mata air, sumur, dan ledeng
(PAM).
c. Perajangan, agar proses pengeringan berlangsung dengan cepat.
d. Pengeringan, merupakan proses pengawetan simplisia sehingga simplisia
tahan lama dalam penyimpanan.
e. Sortasi kering, untuk memisahkan kotoran, bahan organik asing, dan
simplisia yang rusak karena sebagai akibat proses sebelumnya.
f. Pengepakan dan penyimpanan, penyimpanan harus teratur, rapi, untuk
mencegah resiko tercemar atau saling mencemari satu sama lain, serta untuk
memudahkan pengambilan, pemeriksaan, dan pemeliharaannya.
Amilum merupakan salah satu bentuk penyimpanan gula yang terdiri dari
unit-unit glukosa yang tersusun linier. Amilum terdiri dari dua macam
polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa
(kira-kira 20-28%) dibagian dalam dan sisanya amilopektin dibagian tepi.
Amilosa merupakan molekul yang lurus terdiri, dari atas 250-300 unit D-
glukosa yang berkaitan dengan ikatan α 1,4 glikosidik yang cenderung
menyebabkan molekul tersebut dianggap berbentuk seperti uliran (helix),
sehingga molekulnya meyerupai rantai terbuka. Amilopektin terdiri atas
molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4 glikosidik dan
sebagai ikatan 1,6 glikosidik. Adanya ikatan 1,6 glikosidik menyebabkan
terjadinya cabang. Sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan
bercabang. Butir-butir amilum mempunyai bentuk dan ukuran yang bermacam-
macam. Perbedaan ini didasarkan pada letak hilus dalam butir amilum. Hilus
adalah titik permulaan terbentuknya amilum. Sedangkan lamella adalah garis-
garis halus yang mengelilingi hilus (Kumalawati, dkk, 2018)
Parameter mutu simplisia meliputi susut pengeringan, kadar air, kadar abu,
kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol. Sebagai
data pelengkap dilakukan pemeriksaan organoleptik, mikroskopik, makrokopik,
serta identifikasi kimia simplisia. Uji makroskopik bertujuan untuk menentukan
cirri khas simplisia dengan pengamatan secara langsung berdasarkan bentuk
simplisia dan cirri-ciranya. Uji mikroskopik dilakukan dengan cara meletakkan
serbuk simplisia daun diatas objek glass yang ditetesi klorahidrat dan diamati
dibawah mikroskop untuk melihat fragmen pengenal dalam bentuk sel, isi sel
atau jaringan tanaman serbuk simplisia (Mayasari & Laola, 2018).
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.2.1 Alat
1. Cutter
2. Parang
3. Gunting
4. Blender
5. Ayakan
6. Pot plastic 100 gram
7. Kamera
8. Mikroskop
9. Objek glass
10. Botol drop
11. Deck glass
12. Lap kasar
13. Lap halus
14. Pipet tetes
15. Neraca analitik
16. Labu ukur
17. Botol kaca
18. Penangas air
19. Stopwatch
20. Tabung reaksi
21. Rak tabung reaksi
22. Sendok tanduk
23. Gelas ukur
24. Korek Api
25. Gegep
III.2.2 Bahan
1. Kantong plastic
2. Etiket
3. Alcohol
4. Air
5. Karung
6. Kardus
7. Koran
8. Tissue
9. Kloralhidrat LP 10%
10. Masker
11. Handscoon
12. Label
13. HCl
14. Dragondorf
15. Magnesium
16. Fe Cl3
III.2.3 Sampel
III.3.1 Percobaan 1
1) Pembuatan Simplisia
a) Dipanen tanaman Kirinyuh ( Chromolaena odorata )
dimasukkan kedalam karung
b) Disortasi basah, dimana diambil hanya bagian daun dari
tanaman Kirinyuh ( Chromolaena odorata )
c) Dicuci dengan air hingga bersih
d) Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan untuk
menghilangkam kadar air dari pencucian
e) Dirajang daun Kirinyuh ( Chromolaena odorata ) dengan
gunting / cutter menjadi ukuran lebih kecil
f) Dikeringkan dengan cara tidak langsung / diangin-anginkan
hingga benar-benar kering
g) Disortasi kering dengan memilah daun yang baik
h) Dilakukan penimbangan pada sampel
i) Diblender sebagian sampel hingga halus lalu diayak
j) Dimasukkan kedalam pot salep simplisia haus dari simplisia
rajangan
2) Pembuatan Herbarium
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Dicuci tanaman Kirinyuh ( Chromolaena odorata )
c) Diangin-anginkan tanaman Kirinyuh ( Chromolaena odorata )
d) Disemprotkan etanol pada seluruh bagian tanaman Kirinyuh (
Chromolaena odorata )
e) Ditutup dengan kertas kuarto dan Koran
f) Ditutup dengan kardus dan diisolasi
g) Disimpan dibawah benda berat selama seminggu
h) Delaminating dan didokumentasikan
III.3.2 Percobaan II
1. Uji organoleptic
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Diambil serbuk simplisia secukupnya
c) Diuji secara organoleptic serbuk simplisia tersebut meliputi
waran, bau, rasa dan bentuk.
2. Uji mikroskopik
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Diambil serbuk simplisia secukupnya
c) Diletakkan diatas objek glass dan ditetesi kloralhidrat LP 10%
d) Difiksasi dengan pemanasan diatas nyala api Bunsen
e) Ditutup dengan cover glass
f) Diamati serbul simplisia diatas mikroskop dengan perbesaran
4×10
g) Didokumentasikan hasil pengamatan
3. Pembuatan Kloralhidrat
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Disiapkan kloralhidrat
c) Ditimbang sebanyak 10gram
d) Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
e) Ditambahkan aquadest sampai tanda batas
f) Dikocok hingga homogeny
g) Dimasukkan dalam botol kaca dan diberi label pada botol
III.3.4 Percobaan IV
1. Identifikasi Alkolid
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Ditambahkan H2O pada simplisia
c) Disaring menggunkan kertas saring
d) Diambil 1-2 ml filtrat ke tabung reaksi
e) Diteteskan 1-2 ml tetes dragondref
f) Diamati perubahan warna merah, orange dan kuning.
2. Identifikasi Saponin
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Ditambahkan 10 ml aquadest pada simplisia
c) Dikocok selama 10 menit dan didiamkan selama 10 menit.
d) Diamati adanya buih.
3.Identifikasi Flavanoid
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Ditambahkan H2O dan serbuk Mg pada simplisia
c) Dibagi menjadi 2 taubung A dan tabung B
d) Ditambahkan HCl pekat pada tabung 2
e) Diamati perubahan warna
4.Identifikasi Tannin
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Ditambahkan H2O panas pada simplisia
c) Dibagi menjadi 2 tabung pada A dan tabung B
d) Ditambahkan sedikit Fe Cl3
e) Diamati warna hitam kehijauan atau hitam kecoklatan
III.4 Skema Kerja
III.4.1 Percobaan I
1) Simplisia
Sortasi basah
Pengeringan
Sortasi kering
Penimbangan
Penyimpanan
Etiket
III.4.2 Percobaan II
Letakkan
Objek Glass
Aquadest
Ditetesi
Deck Glass
Ditutupi
Mikroskop
Amati
Catat hasil
III.4.3 Percobaan III
1. Organoleptik
-Diambil
-Diuji organoleptik
Warna, bau, rasa dan bentuk
2. Mikroskopik
-Diambil
-Diletakkan
-Di tetesi Kloralhidrat LP 10%
Objeck glass
-Difiksasi
Nyala api Bunsen
-Ditutup
Cover glass
-Diamati
Mikroskop perbesarana 4 kali 10
Dokumentasikan
III.4.4 Percobaan 4
A. Identifikasi Alkolid
Simplisia + H2O
Saring
- diambil
1-2 ml filtrate ke tabung reaksi
B. Identifikasi Saponin
- Dikocok 10 menit
- Diamkan 10 menit
Tabung Reaksi
Amati Buih
C. Identifikasi Flavanoid
Alat dan Bahan
Tabung 1 Tabung 2
- ditambahkan
HCl pekat
D. Identifikasi Tannin
- 3 tetes
FeCl3
- diamati
- terkondensasi
terhidrolisis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.3 Percobaan I
1. Tabel Pengamatan
Nama
Nama Bobot Bobot % %
No Tanaman dan Nama
Simplisia Awal Akhir Rendamen Residu
Latin
1. 600 90
Saliara Lantana 15 % 85%
gram gram
(Lantana camara L) folium
4. Tabernae
Mondokaki 3500 800
montana 22,85 % 97,71%
(Tabernaemontana gram gram
folium
divaricate)
2300 900
6. Jambu (Psidium Psidium 39,23 % 96,08%
gram gram
guajava) folium
2. Analisis Data
a. Tanaman Saliara (Lantana camara L)
90
% Rendamen = 600 x 100 % = 5 %
600−90
% Residu = x 100 % = 5 %
600
Pengambilan bahan
Daun
baku di Desa Sibedi
1 kirinyuh(Charomolaena
Kec. Marawola Kab.
odorata)
Sigi
Pemisahan tanaman
dari tanah,
2 Sortasi basah kerikil,rumput dan
bagian tanaman yang
tidak diggunakan
Agar proses
pengeringan
4 Perajangan
berlangsung dengan
cepat
Untuk menurunkan
kadar air pada sampel
5 Pengeringan
Untuk memisahkan
bagian tanaman yang
6 Sortasi kering rusak , gososng dan
kotoran yang melekat
saat pengeringan
Penghalusan dilakukan
7 Penghalusan
dengan cara diblender
1 2. Lamela
( 4 x 10 ) ( 10 x 10 ) ( Mulyani, 2006 )
Amilum Maydis
1. Hilus
( 4 x 10 ) ( 10 x 10 ) ( Mulyani, 2006 )
Amilum Tritici
1. Hilus
2. Lamela
(
4 x 10 ) ( 10 x 10 ) ( Mulyani, 2006 )
1. Uji Organoleptik
No. Sampel Gambar Keterangan
1. Tapak Liman Warna : Hijau
(Elephantopus Rasa : Tidak berasa
scaber L.) Bau : Tidak berbau
Bentuk : Daun jorong,
runcing dan berbulu
2. Mondokaki Warna : Hijau
(Tabernaemontana Rasa : Asam
divaricata) Bau : Harum
Bentuk : Tebal, bentuk
elips memanjang
3. Sambiloto Warna : Hijau
(Andrographis Rasa : Sangat pahit
paniculata) Bau : Tidak enak
Bentuk : lanset dan
pangkal meruncing
4. Saliara Warna : Hijau
(Lantana camara Rasa : Pahit, Sejuk
L.) Bau : Berbau
Bentuk : oval,
runcing, tepi bergerigi
5. Kirinyuh Warna : Hijau
(Chromolaena Rasa : pahit
odorata) Bau : Khas
Bentuk : Segitiga, dan
meruncing
6. Jambu biji Warna : Hijau
(Psidium guajava Rasa : Pahit
L.) Bau : Berbau
Bentuk : Bulat oval
dan ujung tumpul
2. Uji Mikroskopik
2. Mondokaki
(Tabernaemontana
divaricata)
3. Sambiloto
(Andrographis
paniculata)
4. Saliara
(Lantana camara
L.)
5. Kirinyuh
(Chromolaena
odorata)
6. Jambu biji
(Psidium guajava
L.)
IV.4.4 Percobaan IV
Identifikasi Pendahuluan
No Sampel
Alkaloid Saponin Flavonoid Tanin
1. Kirinyuh
(Chomolaena
Odorata)
+ + + +
IV.2 Pembahasan percoban
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah yang pertama pada
pembuatan larutan kloralhidrat Lp 10% disiapkan alat dan bahan, dan
disiapkan kloralhidrat lalu ditimbang sebanyak 10 gram, masukan ke
dalam labu ukur 100 ml dan di tambah aquadest 100ml lalu dikocok
hingga homogen dan dimasukan dalam botol kaca dan diberi label
pada botol. Yang kedua pada pengamatan secara organoleptik yaitu
disiapkan alat dan bahan, diambil serbuk simplisia dan diamati warna,
bentuk, rasa sari bau dengan menggunakan panca indra keudian dicatat
data yang diperoleh dari yang ketiga adalah pengamatan secara
mikroskopik, ditiapkan alat dan bahan. Diambil serbuk simplisia dan
diletakan diatas objeck glas, lalu ditetesi dengan kloralhidrat
Pada uji mikroskopik hasil yng diperoleh yaitu pada Tapak Liman
(Elephantopus scarber) hasil yang diperoleh yaitu pada Tapak Liman
terlihat dari epidermis atas, epidermis bawah, sisik-sisik kelenjar dan
parenkim. Pada Kirinyuh (Chromolaena odorata) terlihat epidermis
dan sisik-sisik. Pada Mondokaki (Tabernaemontana divaricata)
terlihat stomata, trikoma, dan jaringan palisade. Pada Salira (Lantana
camara) terlihat epidermis, parenkim, dan sisik-sisik kehitaman. Pada
uji mikroskopik Sambiloto (Andrographis paniculata) terlihat
epidermis, kutikula, dan sisik-sisik hitam. Pada Jambu Biji (Psidium
guajava) terlihat sel epidermis, stomata, dan trikoma.
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dalimartha dan Adrian. 2018. Ramuan herbal tumpas penyakit. Jakarta : Pustaka
Swadaya
Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia 1979 Farmakope Indonesia Edisi
Ellis, H. 2013. Clinical Anatomy : Applied Anatomy for Student & Junior
Doctors.Blackwell Publishing: USA.
Fried, G.H & Hademonas, G.J. 2010. Schaum’s Outlines Biologi Edisi
Kedua.Erlangga: Jakarta.
Jaya, 2008. Uji Organoleptik dan Lindungan Vitamin C Pada Jus Jambu.
Surakarta.UMS Press
Saifuddin. A. 2014, Senyawa alam metabolit sekunder. Yogyakarta : Deepublish
Sudewo. B. 2009. Buku pintar hidup sehat cara mas Dewo. Jakarta : Agromedia
Supriyatna. 2012. Prinsip obat herbal. Yogyakarta : Deepublish
James, J. 2008. Prisip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Mulyani, S. 2008. Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Yogyakarta.