DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kita diberi kesempatan kepada penyusun makalah ini,sehingga dapat
tersusun dengan baik sesuai dengan yang diharapkan nantinya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang mikroskop dan
metode mikrobiologi. Makalah ini tersusun masih banyak kekurangan dari segi manapun,
oleh sebab itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya atas bantuan
teman-teman yang memberi sumber materi penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen-dosen pembimbing yang telah banyak memberi kesempatan dalam
penyelesaian makalah ini.
Penyusun
Kelompok VI
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Mikroskop dan mikroskopik............................................................................2
II.2 Reagen pewarnaan mikroorganisme...............................................................6
II.3 Pewarnaan sederhana...................................................................................7
II.4 Pewarnaan negatif..................................................................................9
II.5 Pewarnaan diferensial, pewarnaan gram, tahan asam, kapsul, spora dan dan
flagel.........................................................................................................10
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan..............................................................................................17
III.2 Saran......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1. Mengetahui mikroskop dan mikroskopik
2. Mengetahui reagen pewarnaan mikroorganisme
3. Mengetahui pewarnaan sederhana
4. Mengetahui pewarnaan negatif
5. Mengetahui pewarnaan diferensial, pewarnaan gram, tahan asam, kapsul, spora
dan flagel.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.
Mikroskop ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek, dimana sebelumnya sudah
ada Robert Hook dan Marcello Malphgi yang mengadakan penelitian melalui
lensa yang sederhana. Lalu Antony Van Leuwenhoek mengembangkan lensa
sederhana itu menjadi lebih kompleks agar dapat mengamati protozoa, bakteri
dan berbagai makhluk kecil lainnya.
Mikroskop terdiri atas kaki mikroskop yang dibuat berat dan kokoh agar
mikroskop dapat berdiri stabil. Mikroskop memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa
obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Fungsi lensa-lensa tersebut yaitu :
2
a. Lensa okuler adalah lensa yang letaknya di bagian ujung atas tabung dekat
dengan mata pengguna, pengamat. Fungsi utama lensa okuler ini adalah
untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif.
b. Komponen-komponen mikroskop
1. Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini
berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari
lensa objektif
2. Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini
membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur
oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
3
4. Makrometer (Pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik -
turunkan tabung mikroskop secara cepat.
7. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin
cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke
meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata
pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan
terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung
karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
10. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan
diamati.
11. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi
objek agar tidak mudah bergeser atau tidak mudah jatuh.
c. Macam-macam mikroskop
1. Mikroskop cahaya
5
2. Mikroskop elektron
6
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun
1884. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri
gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat
bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh
komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bias dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. Pada
umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri
yang tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2004).\
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk
sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel
bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat
fisik atau kimia jazad dapat diketahui. Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat
ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur
biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah
garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif
dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua,
yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Langkah-langkah utama teknik
pewarnaan pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau
tipis, fiksasi dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia
seperti sabun, formalin, fenol dan aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari satu
zat warna.
7
Pada pewarnaan sederhana hanya menggunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Menggunakan satu
macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat bentuk sel.
Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Prosedur
pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan
untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikroorganisme bakteri. Pada
bakteri dikenal bentuk yang bulat (coccus), batang (basil), dan dengan
pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat terlihat
pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah anggur ( stafilococcus), pasangan
(diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae) (Lay 1994).
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan
sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu
mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan
bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya
bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya
bermuatan positif).
Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam
bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat
morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak
digunakan adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-
karbol (5 detik).
Prinsip dasar dari pewarnaan sederhana adalah adanya ikatan ion antara
komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang
disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada
komponen seluler maupun pada pewarna.
Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan
pewarna basa. Pewarnaan asam merupakan pewarnaan yang menggunakan satu
macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna
yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen biru dan air furksin.
Sedangkan pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk
mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada
pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini
berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel.
8
II.4 Pewarnaan negative
Pewarnaan negatif atau pengecetan negatif adalah pewarnaan yang dilakukan
bukan pada mikrobanya melainkan pewarnaan tersebut ditunjukan pada latar
belakang dari sel-sel mikroba menjadi gelap, zat warna tidak akan mewarnai sel
melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga bakteri tampak transparan
dengan latar belakang hitam. Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai
bakteri tetapi latar belakngnya menjadi hitam gelap. Teknik ini berguna untuk
menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami
pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi
penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat
diperoleh dengan lebih tepat. Pada pewarnaan negatif, lingkungan yang berwarna
hitam disebabkan oleh pewarna yang digunakan adalah nigrosin atau tinta cina yang
memiliki warna dasar hitam. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri
cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan
ditolak oleh dinding sel bakteri. Oleh karena itu dinding sel menjadi tidak berwarna
(Alcamo,1996).
Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam
pikrat dan eosin. Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel.
Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras
dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar
penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat
nigrosin atau tinta cina (Hadiotomo, 1990).
9
II.5 Pewarnaan diferensial : pewarnaan gram, tahan asam, kapsul, spora dan
flagel
Pewarnaan differensial
a. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan
paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan
tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada
tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya
lapisan lemak pada membran sel bakteri (Manurung, 2010). Metode ini diberi
nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–
1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat
bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh
komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti
Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari
genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia.
Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat
lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel
tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga
sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti
pewarnaan sederhana atau Gram.
10
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna
penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat
semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada
komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel
dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan
penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan
pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif
memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm)
sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting
untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang
dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
11
1. Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
12
2. Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
13
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan
bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis . Ada
beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang paling banyak adalah
cara menurut Ziehl-Neelsen (,2009).
Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru)
c. Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan
biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah
pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Menurut Volk & Wheeler (1988), dalam pengamatan spora bakteri
diperlukan pewarnaan tertentu yang dapat menembus dinding tebal spora.
Contoh dari pewarnaan yang dimaksudkan oleh Volk & Wheeler tersebut
adalah dengan penggunaan larutan hijau malakit 5%, dan untuk
memperjelas pengamatan, sel vegetative juga diwarnai dengan larutan
safranin 0,5% sehingga sel vegetative ini berwarna merah. Dengan demikian
ada atau tidaknya spora dapat teramati, bahkan posisi spora di dalam tubuh
sel vegetative juga dapat diidentifikasi. Namun ada juga zat warna khusus
untuk mewarnai spora dan di dalam proses pewarnaannya melibatkan
treatment pemanasan, yaitu; spora dipanaskan bersamaan dengan zat warna
tersebu tsehingga memudahkan zat warna tersebut untuk meresap ke dalam
dinding pelindung spora bakteri.
14
d. Pewarnan kapsul
Kapsul dan lendir tidaklah esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat
berfungsi sebagai makanan cadangan, perlindungan terhadap fagositosis (
baik dalam tubuh inang maupun dialam bebas ) atau perlindungan terhadap
dehidrasi. Kemampuan menghasilkan kapsul merupakan sifat genetis, tetapi
produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi medium tempat
ditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan. Komposisi medium juga dapat
mempengaruhi ukuran kapsul. Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis
bakterinya dan juga dapat berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam
satu spesies.
Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk virulensi.
Semua kapsul bakteri tampaknya dapat larut dalam air. Komposisi kimiawi
kapsul ada yang berupa glukosa ( misalnya dektrosa pada leokonostok
mesendteroides), polimer gula amino (misalnya asam hialuronat pada
Staphylococcus piogenik), polipeptida (misalnya polimer asam D-glutamat
pada Bacillus antraksis) atau kompleks polisakarida protein ( misalnya B
disentri). Simpai biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau
modifikasi dari cara itu. Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini ( metode
Welch) meliputi pemberian larutan kristal ungu panas disusul kemudian
dengan pencucian dengan larutan tembaga sulfat. Tembaga sulfat ini
digunakan untuk menghilangkan zat warna berlebihan karena pencucian biasa
dengan air akan melarutkan simpai. Garam tembaga memberi pula warna
pada latar belakang, sehingga sel dan latar belakang akan tampak biru tua dan
simpai berwarna biru yang lebih muda. Pewarnaan ini menggunakan
larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan
menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan
air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada
latar belakang. Yang berwarna biru gelap.
15
e. Pewarnaan flagel
Flagel merupakan organel sel yang tidak dapat dilihat dengan pewarnaan
biasa. Untuk itu pewarnaan khusus atau dengan mikroskop electron. Pewarnaan
flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil,
sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel. Dikenal 4 jenis
flagel :
16
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
2.) Mikroskop merupakan sebuah alat untuk melihat obyek atau benda-
benda yang terlalu kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat
dengan mata. Teknik perwarnaan bakteri yaitu Pewarnaan sederhana,
Pewarnaan Negatif, Pewarnaan Diferensial: pewarnaan gram, tahan
asam, kapsul, spora dan flagel
III.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan agar pembaca dapat
mengambil manfaat dan pengetahuan dari makalah ini serta dapat berbagai
macam teknik dalam pewarnaan mikroorganisme.
17
DAFTAR PUSTKA
Grafindo Persada.