PENDAHULUAN
Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya flora dan fauna yang
merupakan sumber daya alam hayati. Tanaman penghasil metabolit sekunder
merupakan sumber daya yang digunakan untuk obat - obatan. Selain dapat
diekstraksi langsung dari tanaman, juga dapat disintesis untuk mendapatkan
senyawa kimia atau turunannya, melalui pengembangan kultur sel. Tulisan ini
bertujuan untuk memberikan informasi tentang cara pembuatan simplisia dan
serbuk nabati daun tanaman sirsak (Annona murricata) untuk selanjutnya akan
diekstraksi.
1
Memberikan informasi tentang senyawa metabolit sekunder yang terdapat
dalam daun tanaman sirsak (Annona murricata)
Mengetahui dosis konversi pada serbuk simplisia daun tanaman sirsak
(Annona muricata).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
3
menempeldi dalamnya dengan menambahkan kata -osida. sebagai contoh,
glikosida yang mengandungglukosa disebut glukosida, yang mengandung
arabinosa disebut arabinosida dan seterusnya(Gunawan dan mulyani , 2004 ).
Banyak sistem penggolongan glikosida telah dilakukan. sebagian di antara
penggolongan tersebut didasarkan pada gugus gulanya dan sebagian lain
didasarkan padagugus aglikonnya. Namun ada pula penggolongan glikosida
dilakukan berdasarkan pada aktivitas farmakologinya seperti :
1. Glikosida steroid
2. Glikosida antarkuinon
3. Glikosida saponin
4. Glikosida resin
5. Glikosida tannin
6. Glikosida tannin
7. Glikosida sianopora
8. Glikosida isotiosianat
9. Glikosida flavonol
10. Glikosida sianhidrin
11. Glikosida alkohol , aldehida , lakton , fenol
(Gunawan dan mulyani , 2004 ).
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipakai sebagai obat yang belum
mengalami pengelolahan apapun juga atau yang baru mengalami proses setengah
jadi seperti pengeringan . Simplisia dapat berupa simplisia nabati , simplisia
hewani , dan simplisia pelican atau mineral . simplisia nabati adalah simplisia
yang berupa tanaman utuh , bagian tanaman atau eksudat tanaman atau gabungan
antara ketiganya ( Prasetyo & Entang , 2013 ).
4
pada saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaituditandai dengan
saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak.
2. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih
segar. Sortasidilakukan terhadap tanah dan krikil, rumput-rumputan, bahan
tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan
dan bagian tanaman yang rusak dimakan ulat dan sebagainya. Tanah
mengandung bermacam macam mikroba dalam jumlah yang tinggi. oleh
karena itu, pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat
mengurangi jumlah mikroba awal.
3. Pencucian
Pencucian bahan dilakukan untuk menghilangkan tanah dan
kotoran lain yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan
dengan air bersih misalnya dari mata ait, air sumur atau air PAM .
simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam air mengalir
pencuciannya harus dilakukan dengan waktu yang sesingkat mungkin .
Pencucian tidak dapat membersihkan simplisia dari semua mikroba karena
air pencucian yang digunakan biasanya terdapat pada permukaan bahan
simplisia . Cara sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan
jumlah mikroba awal simplisia .
4. Perajangan
Beberapa jenis simplisia perlu mengalami proses perajangan .
perajangan bahan simplisa dilakukan untuk mempermudah prses
pengeringan , pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil
jangan langsung dirajang tetapi dijemur lebih dalam keadaan utuh selama
satu hari hal ini diperlukan untuk mengurangi pewarnaan akibat reaksi
antara bahan dan logam pisau .
5
5. Pengeringan
Tujuan di lakukannya pengeringan adalah untuk mendapatkan
simplisia yang tidak mudah rusak , sehingga dapat di simpan dalam waktu
yang lebih lama . dengan mengurangi kadar air kita dapat menghentikan
reaksi enzimatik akan dicegah dengan penurunan mutu atau perusakan
mutu atau perusakan simplisia .pengeringan dapat dilakukan menggunakan
sinar matahari atau menggunakan suatu alat pengering ha-hal yangperlu
diperhatikanselama proses pengeringan aealah suhu
pengeringan, kelembaban udara ,aliran udara waktu pengeringan dan luas
permukaan simplisia
6. Sortasi kering
Tujuan sortasi kering adalah memisahkan bahan-bahan asing,
seperti bagian tanamanyang tidak diinginkan dan kotoran lain, yang masih
ada dan tertinggal di simplisiakering
7. Pengemasan
Pengemasan simplisia menggunakan wadah yang inert, tidak berac
un, dapatmelindungi simplisia dari cemaran, dan mencegah kerusakan.
8.Penyimpanan
Penyimpanan simplisia sebaiknya di tempat yang kelembapannya
rendah, terlindungdari sinar matahari, dan terlindung dari gangguan
serangga dan tikus. Simplisia nabatiatau simplisia hewani harus
dihindarkan dari serangga, cemaran, atau mikroba
dengan penambahan kloroform, CCl2, eter, atau pemberian bahan dengan
cara yang sesuaisehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan
kesehatan.
9.Pemeriksaan mutu
Pemeriksaan mutu merupakan usaha untuk menjaga kestabilanmut
u simplisia.Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan
6
atau penyerahan dari pengumpul5pedagang simplisia. Simplisia yang
diterima harus berupa simplisia murnidan memenuhi persyaratan umum
untuk simplisia. Simplisia yang bermutu adalahsimplisia yang
memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia atau Materia M edica
Indonesia. Pemeriksaan mutu simplisia meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.Kebenaran simplisia
Pemeriksaan kebenaran simplisia dilakukan dengan cara organolep
tis,makroskopis, dan mikroskopis. Pemeriksaan organoleptis dan makrosk
opisdilakukan dengan menggunakan indra manusia melalui pengamatan te
rhadap bentuk, ciriciri luar, warna, dan bau simplisia. Pemeriksaan mutu o
rganoleptissebaiknya dilanjutkandengan mengamati ciri-
ciri anatomi histologi terutamauntuk menegaskan keaslian simplisia.
b.Parameter nonspesifik
Parameter nonspesifikterkait dengan faktor lingkungan dalam pem
buatansimplisia, seperti uji adanya pencemaran yang disababkan oleh
pestisida, jamur,aflatoksin, logam berat, dan benda asing lainnya.
c.Parameter spesifik
Parameter spesifik terkait langsung dengan senyawa yang terkandu
ng dalamtanaman. Pemeriksaan parameter spesifik meliputi !
•Pemeriksaan secara fisika, yang meliputi penetapan daya larut,
bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air, sifat
simplisia di bawahsinar ultra@iolet, pengamatan mikroskopis
dengan sinar polarisasi, dan lainsebagainya.
•Pemeriksaan secara kimia,yang meliputi pemeriksaan kualitatif d
ankuantitatif. Pemeriksaan yang bersifat kualitatif disebut
identifikasi danumumnya berupa reaksi warna atau pengendapan.
Sebelum reaksi-reaksitersebut dilakukan, zat yang dikehendaki
diisolasi terlebih dahulu.
Isolasidilakukan dengan cara pelarutan, penyaringan, dan mikrosub
limasi.Pemeriksaan yang bersifat kuantitatif disebut penetapan
kadar.
7
•Pemeriksaan secara biologi,yang umunya bersifat penetapan
potensi zat berkhasiat.
BAB III
METODE KERJA
3.1.1 Alat
Blender
Ember
Jar kaca
Nampan alumunium
Oven
Saringan
Toples plastik
3.1.2 Bahan
Air
Daun tanaman sirsak (Annona muricata)
8
Dilakukan dengan pemotongan menggunakan pisau atau alat
khusus.
4. Cara Pencucian
Dilakukan dengan menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya
yang melekat pada bahan baku menggunakan air bersih yang
mengalir.
5. Cara Pengeringan
Dilakukan dengan cara pemanasan langsung dibawah sinar
matahari, diangin-anginkan atau di oven.
6. Sortasi kering
Dipisahkan kerikil , batu , dan bahan asing lainnya dari bahan yang
telah kering
7. Penserbukan
Dihaluskan menggunakan penggiling sampai tingkat kehalusan
tertentu.
8. Uji Organoleptik
Diamati bentuk fisik simplisia dengan panca indra
9. Pengemasan
Dikemas dalam wadah tertutup rapat.
10. Penyimpanan
Disimpan dalam wadah dan lingkungan yang sesuai.
9
BAB IV
4.1 Tabel
4.2 Perhitungan
1. % Susut Pengeringan
1.300 𝑔−283 𝑔
= × 100%
1.300 𝑔
= 78,231%
2. % Randemen
283 𝑔 125 𝑔
= 1.300 𝑔 × 100% = 1.300 𝑔 x 100%
= 21,769% = 9,61%
10
3. Dosis Konversi
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Dosis Konversi = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑜𝑟𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ × 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
5,6 𝑔
= 1.300 𝑔 × 125 𝑔
= 0,53 g
4. Dosis Konversi
𝐺𝑟𝑎𝑚
Dosis konversi = × 1 𝑐𝑡ℎ
𝐺𝑟𝑎𝑚
0,53 𝑔
= × 1 𝑐𝑡ℎ
2,5 𝑔
= 0,212 cth
3.3 Pembahasan
11
Tanaman siirsak memliliki daun berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus),
permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus), tepi daun rata (integer),
daging daun tebal dan kaku seperti kulit/belulang (coriaceus), pangkal daun
runcing daun ujung daun tumpul (obtusus). Daun sirsak memiliki banyak khasiat
seperti menyembuhkan batuk, rematik, mual, luka dan kanker karena memiliki
kandungan metabolit sekunder di dalamnya. Kandungan senyawa metabolit
sekunder dalam daun sirsak antara lain alkaloid, flavonoid, terpenoid, kumarin
danlakton, antrakuinon, tanin, glikosida, fenol,pitosterol, dan saponin.
Pada pembuatan simplisia daun sirsak, tahap pertama yang dilakukan
adalah pengumpulan bahan baku. Pengumpulan bahan baku merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi mutu simplisia,termasuk didalamnya
pemilihan bibit (untuk tumbuhan hasil budidaya) dan pengolahan maupun jenis
tanah tempat tumbuh tanaman obat. Sebagai sumber simplisia, tanaman obat dapat
berupa tumbuhan liar atau tanaman budidaya. Untuk bahan baku yang kami
gunakan, kami menggunakan daun tanaman sirsak yang berasal dari pekarangan
rumah warga di daerah Bogor yang ditanam secara Cuma-Cuma oleh pemiliknya
dan tidak mendapatkan perlakuan khusus, sehingga dapat dikatakan sumber
simplisia kami berasal dari tanaman liar dan hasil yang kami dapatkan dalam
pengumpulan bahan baku sebanyak 1,7 kg. Tanaman liar umumnya kurang baik
untuk dijadikan sumber simplisia jika dibandingkan dengan tanaman budidaya,
karena simplisia yang dihasilkan mutunya tidak tetap, hal ini terutama disebabkan
oleh usia tumbuhan atau bagian tumuhan yang dipanen tidak tepat dan berbeda-
beda, jenis tumbuhan yang dipanen sering kurang diperhatikan, dan lingkungan
tumbuh yang berbeda.Daun sirsak diambil pada saat siang hari saat matahari
sendang terik karena pada itu daun sedang melakukan proses fotosintetis,
pemilihan daun yang diambil pun berupa daun yang sudah tua karena memiliki
lebih banyak kandungan metabolit sekunder di dalam nya.
Tahapan kedua yang di lakukan adalah sortasi basah. Bahan-bahan
pengotor yang menempel pada daun sirsak seperti batu, pasir, debu, kotoran
hewan (sarang laba-laba) atau bahan pengotor lainnya dibersihkan agar tidak ikut
terbawa untuk proses selanjutnya. Sortasi basah ini diperlukan agar bahan-bahan
12
pengotor ini tidak mempengaruhi hasil akhir dari pembuatan simplisia. Diperoleh
berat hasil sortasi basah 1,3 kg.
Kemudian dilakukan pencucian untuk menghilangkan tanah atau kotoran
lainnya yang melekat pada simplisia. pada percobaan ini, pencucian dilakukan
dengan menggunakan air PAM yang mengalir, sehingga dapat mengurangi
cemaran mikroba karena air merupakan sumber atau tempat hidup bagi mikroba
yang juga dapat mempengaruhi hasil akhir dari perbuatan simplisia daun sirsak.
Dalam pencucian dihindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa
aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air dan ikut terbuang. Pemakaian
air sungai juga harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan
banyak mengandung bakteri penyebab penyakit.
Simplisia daun tidak mengalami tahapan rajangan karena bentuknya yang
tipis dan pipih serta ukuran yang pas sekitar 3-7 cm sehingga dapat langsung di
lanjutkan ke tahapan selanjutnya.
Tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah pengeringan pengeringan
yang bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada daun sirsak
sehingga dapat menjamin mutu dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan
jamur dan mencegah proses atau reaksi enzimatik yang dapat menurunkan mutu.
pengeringan daun sirsak dilakukan di sinar matahari langsung selama 4 jam dari
jam 10 sampai jam 14.00 dengan sushu lingkungan 31°C sebagai proses pelayuan
karena pelayuan bertujuan untuk mengurangi air yang terkandung dalam bahan
dan dapat mempersingkat waktu pengeringan dan di dalam oven yang
berlangsung selama 20 menit dengan suhu 40-60°C.Hal- hal yang perlu
diperhatikan dalam proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban
udara, aliran udara, waktu pengeringan dan luas permukaan bahan. Faktor-faktor
tersebut harus diperhatikan sehingga diperoleh heral kkering yang tidak mudah
mengalami kerusakan selama penyimpanan. Kadar air bahan aawal dan kadar air
akhir yang diinginkan tergantung pada lamanya pengeringan. Jika kadar awal
terlalu tinggi dan kadar air akhir yang diinginkan sangat rendah maka waktu
pengeringan akan berlangsung lebih lama.
13
Kemudian simplisia kering di sortasi kering untuk memisahkan bahan
bahan asing, seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan (daun rusak), ranting
atau kotoran lain yang masih tertinggal di simplisia kering. Selanjutnya simplisia
dihaluskan dengan menggunakan blender sampai dan di ayak menggunakan
ayakan dengan mesh 40. Diperoleh berat sortasi kering 283 g. Sehingga
didapatkan %susut pengeringan 78,231%, %randemen 21,769%, dosis konversi
(g) 0,56 g, dan dosis konversi (cth) 0,224 cth. Nilai %susut pengeringan dan
%randemen yang didapatkan besar karena pengambilan bahan baku dilakukan
selesai hujan reda sehingga terdapat butiran-butiran air yang menempel di daun.
Simplisia rajangan dan serbuk di simpan pada wadah wadah tertutup rapat
agar terhindar dari cemaran benda padat dan cair, syarat wadah harus tidak
beracun dan dapat melindungi simplisia dari cemaran sehinggga mencegah
kerusakan, hal ini perlu di perhatikan karena cemaran seperti debu,
mikroorganisme dan cemaran lainnya dapat merusak mutu simplisia.
Ditambahkan silica gel untuk menyerap kadar air yang ada pada simplisia
rajangan ataupun serbuk agar simplisia tidak lembab dan tahan lama sehingga
mengurangi tumbuhnya jamur atau mikroorganisme. Diberi label pada wadah
yang menjelaskan nama bahan, nama tanaman penghasil, dan tanggal
produksiSebaiknya simplisia di simpan di tempat yang sejuk, tidak lembab dan
tidak terkena sinar matahari langsung.
Pemeriksaan mutu simplisia daun tanaman sirsak (Annona muricata)
hanya dilakukan tes organoleptik yang meliputi warna hijau tua, rasa tidak berasa,
dan bau khas lemah.
14
BAB V
KESIMPULAN
15