OLEH :
KELOMPOK 4 :
TRANSFER B 2016
RUTH M V TAHALELE 16.01.298
MARIA ANA FEBI 16.01.299
AHMAD KHAIRUL 16.01.300
HENDRA EKO SAMJANI 16.01.301
ANSYARULLAH 16.01.302
JANDRI LAYUK 16.01.304
MUH. RAMLI 16.01.303
JANUAR IBNU SUDRAJAT 16.01.305
ARIANTO D SYAHPUTRA 16.01.306
ISNAINA F.G.M 16.01.307
PENDAHULUAN
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
baik sebagai bahan obat atau produk. Berdasarkan hal tersebut maka
1. Simplisia Nabati
yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dikeluarkan
dari selnya dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari
tanaman dengan cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia
murni.
2. Simplisia Hewani
3. Simplisia Mineral
diolah atau belum, tidak berupa zat kimia murni (Depkes, 1995).
makin efektif, efesien namun makin halus serbuk maka makin rumit
berikut ini:
1. Sortasi basah
seperti tanah, krikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak,
2. Pencucian
dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air sumur dari PAM.
Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam air
sesingkat mungkin.
3. Perajangan
4. Pengeringan
sel bila kadar airnya dapat mencapai kurang dari 10%. Hal-hal yang
6. Penyimpanan
lainnya.
Untuk persyaratan wadah yang akan digunakan sebagai
III.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah pisau,
gunting, baskom, koran, toples
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalahdaun sukun (Artocarpus altilis folium,
etanol 96%
III.3 Prosedur kerja
a. Pengambilan sampel dan Penyiapan sampel
1. Daun sukun(Artocapus altilis folium) diambil dari pohon sukun
yang tumbuh disekitar rumah warga. Daun sukun yang diambil
adalah daun yang berwarna hijau segar.
2. Daun sukun yang telah diambil kemudian di pisahkan dari
kotoran yang melekat
3. Daun di cuci bersih dengan air mengalir
4. Kemudian daun dipotong-potong kecil menggunakan gunting
5. Daun yang telah dipotong kecil kemudian dikeringkan
menggunakan alat pengering (oven).
6. Daun yang telah kering kemudian disimpan dalam wadah yang
tertutup baik.
b. Proses Ekstraksi
1. Daun sukun yang telah kering, kemudian dimasukkan ke dalam
bejana
2. Sampel dibasahi dengan etanol 96% selama 30 menit.
3. Setelah itu ditambahkan etanol 96% sampai menutupi
permukaan sampel.
4. Didiamkan selama 3-5 hari, sambil diaduk setiap 6 jam tiap hari.
5. Kemudian disaring, ambil hasil ekstrak pertama lalu dilakukan
penggantian pelarut hingga larutan menjadi bening.
6. Hasil ektrak yang telah didapatkan selanjutnya di uapkan
menggunakan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak
akhir.
c. Proses partisi/Ekstraksi cair-cair
1. Ekstrak etanol ditimbang sebanyak 1 gram
2. Ekstrak kemudian dilarutkan dengan 15 ml n-heksan dan
dimasukkan dalam corong pisah
3. Air dimasukkan kedalam corong pisah sebanyak 15 ml, lalu
dikocok dan didiamkan selama beberapa saat hingga terbentuk
2 lapisan pelarut
4. Lapisan n-heksan ditampung dan lapisan air dimasukkan
kembali dan ditambahkan 15 ml n-heksan yang baru
5. Lapisan n-heksan yang diperoleh kemudian diuapkan, ekstrak
heksan kemudian ditimbang dan sebagian dimasukkan kedalam
vial.
d. Identifikasi senyawa
1. Pemeriksaan alkaloid
1) Ekstrak kental dimasukkan kedalam tabung reaksi
2) Ditambahkan 2 ml HCl 2N kemudian dipanaskan
selama 2-3 menit dinginkan,lalu ditambahkan Nacl,
kemudian disaring
3) Filtrat ditambahkan HCl 2N
4) Dibagi menjadi 3 bagian dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi : tabung reaksi (1) ditambahkan pereaksi
dragendorf akan terbentuk endapan merah jingga
(+alkaloid) : tabung reaksi (2) ditambahkan pereaksi
mayer, akan terbentuk endapan putih (+alkaloid):
tabung reaksi (3) ditambahkan pereaksi wagner akan
terbentuk endapan coklat (+alkaloid).
2. Pemeriksaan kandungan saponin
1) Ekstrak kental dimasukkan kedalam tabung reaksi
2) Ditambahkan air panas lalu dikocok secara konstan
3) Didiamkan, apabila terbentuk busa ditambahkan HCl,
ukur ketinggian busa jika busa tidak lebih 1 cm maka
positif saponin.
3. Pemeriksaan kandungan flavanoid
1) Ekstrak kental dimasukkan kedalam tabung reaksi
2) Dilarutkan dengan pelarut awal
3) Ditambahkan HCl pekat,kocok
4) Kemudian ditambahkan Mg.
5) Lihat perubahan warna yang terjadi, jika warna merah
keunguan berarti positif flavanoid, merah pucat berarti
flavanon, dan warna orange untuk flavon.
4. Pemeriksaan kandungan steroid
1) Ekstrak kental dimasukkan kedalam tabung reaksi
2) Dilarutkan dengan pelarut awal, kocok
3) Kemudian ditambahkan HCl 2N dan pereaksi
Lieberman-Bouchardat 2-4 tetes
4) Dilihat perubahan warna yang terjadi, jika berwarna
merah atau merah jambu berartu positif steroid
5. Pemeriksaan kandungan tanin
1) Ektrak kental dimasukkan kedalam tabung reaksi
2) Ditambahkan air panas 5 ml, dikocok
3) Ditambahkan NaCl 5 tetes
4) Disaring , lalu filtratnya ditambahkan FeCl3 3-4 tetes
5) Jika berwarna hijau-biru (Hijau-hitam) berarti positif
adanya tanin katekol sedangkan jika berwarna biru hitam
berarti positif adanya tanin pirogalol.
e. Pegujian KLT
1. dibuat eluen etil asetat : N-heksan 4:1 sebanyak 5 ml,
dijenuhkan
2. totolkan cuplikan ekstrak heksan dan ekstrak etanol (awal) pada
lempeng KLT, tunggu sampai kering
3. kemudian dilihat noda yang tambak dengan mata langsung,
4. dilihat dengan menggunakan sinar UV 254 mm dan 366 mm
5. dihitung jarak RF
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL
IV.1.1 Data pengamatan
a. Hasil Ekstraksi
Sampel Basah Sampel Ekstraksi Hasil
Kering Maserasi
850 gram 500 gram 50 gram + 250 4 gram
ml etanol 96% ekstrak
b. Hasil Partisi
Metode Fraksi
Fraksi n-heksan
ECC (ekstrak cair-cair)
Fraksi air
V.2 Saran
Perlu dilakukan pengujian kembali untuk identifikasi senyawa
dan pengujian KLT karena hasil yang telah didaptkan tidak sesuai dengan
literatur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, C.D. 2005. Kimia Analitik Teori Dasar dan Penerapannya. Malang:
Universitas Islam Negeri.
Rohman, A., dan Gandjar, IG. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta::
Pustaka Belajar.Sastrohamidjojo.
.
LAMPIRAN
PENIMBANGAN SAMPEL
PERAJANGAN DAUN SUKUN BASAH
PENAMPAKAN LEMPENG DI
BAWAH SINAR UV